SINOPSIS MOHABBATEIN episode 128 bagian 1 by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 128 bagian 1 by. Sally Diandra Malam itu Raman memang sengaja membuat Ishita cemburu dengan kisah cintanya yang palsu, Raman memegang tangan Ishita dan berkata “Aku melihat matanya berkaca kaca, maka aku tahu kalau dia memang mencintai aku” Ishita langsung melepaskan tangannya dari genggaman tangan Raman “Ini tanganku bukan tangannya Sona !” ujar Ishita kesal “Aku tahu, kenapa kamu merasa terganggu ?”, “Kenapa aku harus terganggu, aku benar benar tidak peduli !” Raman tersenyum penuh arti dan berkata “Kamu seharusnya belajar berbohong dari aku, karena sebenarnya tidak ada Sona dalam hidupku, lihat wajahmu terbakar seperti jagung bakar, aku hanya bercanda, aku hanya tahu satu Sona yaitu istrinya temanku, dia seorang penulis !” ujar Raman sambil tertawa geli karena berhasil membuat Ishita cemburu 

“Kalian para perempuan memang begitu mudah dibodohi, aku hanya ingin membuat kamu tidak bosan dengan keadaan ini, tapi aku mengarang kisah cinta yang indah bukan ?”, “Omong kosong ! Paling tidak Subbuku itu nyata, bukan sebuah khayalan belaka seperti Sona” ujar Ishita sambil berdiri dan melangkah pergi dari sana, Raman merasa senang sambil berkata “Dia cemburu rupanya, dasar Madrasan !” gumam Raman senang “Apa ini bohong diatas bohong !” ujar Ishita sambil berjalan mondar mandir, Raman lalu menelfon Mihir sambil berkata “Apakah kliennya masih menunggu ?” saat itu Mihir sedang makan malam dengan Trisha, Mihir tidak mengangkat telfonnya “Mihir, kenapa kamu tidak mengangkat telfonmu ? Itu kan dari Raman” tanya Trisha heran “Dia pasti akan menegurku karena aku telah mengirimkan mereka ke kencan romantis dengan berbohong kalau ada pesta makan malam para investor, jadi dia pasti akan menegurku, untuk itulah aku tidak akan mengangkat telfonnya” ujar Mihir 

Saat itu Raman menelfon tuan Mehta, salah satu investor kantornya “Tuan Mehta, aku menelfon anda untuk meminta maaf, karena aku tidak bisa datang on time”, “Memangnya dimana, tuan Raman ? Tidak ada seorangpun yang memberitahu aku” Raman lalu memegang ponselnya dengan tangannya menjauhkannya dari mulutnya “Mihir rupanya sudah bohong padaku !” gumam Raman “Aku minta maaf, tuan Mehta ,,, sepertinya aku salah menelfon”, “Iyaa, tidak apa apa, tuan Raman ,,, kita akan bertemu minggu depan” Raman kemudian mengakhiri telfonnya dan berkata “Dasar bodoh ! Mihir rupanya membodohi aku !” ujar Raman kesal, sementara itu Ishita sedang berdiri di balkon menunggu siapapun yang datang, 

Raman bergegas beralih ke dapur sambil berkata “Aku lapar ! Apakah tidak ada yang bisa dimakan disini ?” ujar Raman sambil membuka lemari es “Apakah aku boleh membuatkan sesuatu ?” sahut Ishita “Sekarang inilah hidupku, makan makanan yang kamu masak, hidup seperti apa ini ?”, “Kenapa kamu begitu banyak mengeluh ?” tanya Ishita heran, tiba tiba listriknya mati “Wow ! Hari yang buruk dalam hidupku !”, “Raman, tenanglah, aku akan mengambil lilin” ketika Ishita melangkah tiba tiba sepatunya tergelincir, Raman langsung memegangnya, mereka berdua saling memandang satu sama lain cukup lama, lalu Raman berkata “Berdiri baik” ujar Raman sambil menegakkan Ishita “Maafkan aku”, “Aku akan mengambil lilinnya” ujar Raman “Apakah tadi aku bilang tidak jelas ?”, “Aku punya senter di ponselku“ ujar Raman sambil menyalakan senter di ponselnya “Hati hati, Raman”, “Ini adalah rumahku, aku bisa berjalan dengan mata tertutup” tapi tiba tiba Raman tersandung sesuatu dan terjatuh, 

Ishita berteriak “Raman, ada apa ?”, “Tidak ada apa apa, ponselku saja yang jatuh !” teriak Raman dari kejauhan “Tapi kenapa begitu berisik ?”, “Aku jatuh diatas ponselku juga” Ishita tertawa geli begitu mendengarnya, tak lama kemudian Raman menyalakan lilin “Sekarang apa yang mau kita masak ?”, “Makanan vegetarian” ujar Raman kesal “Kalau begitu kamu bisa memesannya”, “Bagaimana bisa aku memesannya, rumahnya terkunci” sahut Raman “Hanya ada suji sekarang”, “Itu lebih baik daripada mati kelaparan” Raman membantu Ishita memasak, ketika Ishita hendak mengambil pisau, tanpa sengaja jemarinya teriris pisau “Waah darahnya keluar”, “Aku harus mati kelaparan sekarang” sindir Raman kesal 

“Darahmu keluar banyak sekali, jika terus mengalir, kamu bisa mati” Raman lalu memegang tangan Ishita dan mengeluarkan saputangannya kemudian mengikatkannya ditangan Ishita yang terluka “Sekarang apa ?”, “Kamu seharusnya bertanya yang lainnya, sekarang aku akan membimbing kamu dan kamu yang masak” ujar Ishita “Ya sudah, minggir, katakan padaku apa yang harus aku lakukan ?” tak lama kemudian Raman mulai memotong motong sayuran dan bawang merah, Ishita tersenyum melihat suaminya memasak, Ishita mencoba membantunya dengan tangan kirinya, mereka kemudian memasak bersama sama, mereka membuat Suji ka Ukma 

Sementara itu seorang pencuri sedang melintas di apartemen tersebut sambil berkata “Listrik selalu mati di Delhi, mari kita mulai” pencuri itu pura pura menjadi pemulung dengan memunguti botol botol plastik, saat itu ada beberapa orang sedang ngobrol dengan penjaga gedung, dia mendengar kalau keluarga Bhalla sedang keluar semua jadi tidak ada siapapun di apartemen 302, sedangkan di apartemen keluarga Bhalla, Raman dan Ishita sedang menikmati makan malam mereka berdua “Aku tidak suka Ukma ini”, “Hmm rasanya enak sekali” ujar Ishita senang “Aku mau menaruh mentega di dalamnya” Raman sangat kesal “Heei jangan ditambah dengan bumbu Punjabi ! Sudah taruh saja disitu kalau kamu tidak suka”, “Iya benar ! Aku akan sekarat karena kelaparan” ujar Raman dengan raut mukanya yang jengkel

Saat itu pencuri ke dalam apartemen mereka melalui jendela yang terbuka di salah satu kamar “Raman, apakah kamu mendengar sesuatu ?”, “Mungkin sesuatu terjadi diluar sana, sudah makan saja” namun sesaat kemudian mereka mendengar lagi suara itu di kamar nyonya Bhalla “Raman, itu mungkin pencuri !”, “Mungkin juga !” bisik Raman “Kalau begitu pergi sana dan lihat apa itu ?”, “Jika dia menyerang aku bagaimana ?” Ishita tertegun “Jadi kamu takut ? Kalau dia mungkin lebih tinggi dari kamu ?” sindir Ishita “Apakah kamu lupa kalau aku telah menyelamatkan kamu dari para preman itu ?” kemudian Raman bergumam pada dirinya sendiri “Aku lebih takut pada dirinya ketimbang seorang pencuri, ada baiknya kalau aku memberinya uang dan menyuruhnya untuk membawa kamu pergi juga bersamanya” gumam Raman kesal “Raman, ayoo pergi dan lihat !”, “Iya iya aku ini kesana !” bentak Raman kesal sambil perlahan lahan menuju ke kamar ibunya SINOPSIS MOHABBATEIN episode 128 bagian 2 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top