SINOPSIS MAHAPUTRA episode 218 (03 Juni 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 218 (03 Juni 2014) by. Sally Diandra Di sebuah gua, Bhairam Khan sedang mencambuki Haji Khan dengan keras, Haji Khan mengerang kesakitan sementara Jalal hanya menunggu di luar, tak lama kemudian Bhairam Khan keluar dan menemui Jalal dengan perasaan kesal “Jalal, kamu tahu dia memang kalah tapi dia tidak ingin berjabat tangan dengan kita, dia tidak mau tunduk dengan kita, Jalal !” ujar Bhairam Khan kesal “Apakah aku harus membunuhnya saja ?” Jalal menolak permintaan Bhairam Khan “Jangan Khan Baba, jika kita membunuhnya maka penduduk Alwar akan mengkhianati kita dan kita tidak akan bisa mengambil alih Ajmer, biarkan dia hidup !” Bhairam Khan tersenyum sinis begitu mendengar ucapan Jalal 

Sementara itu Raja Maldev Singh (kakek Phool) di sambut oleh anggota keluarga kerajaan Kherba,, Raja Kherba dan putrinya menyambut Raja Maldev Singh dan istri mudanya, Shobagyawati, Raja Maldev Singh tanpa terpukau dengan kecantikan adik istrinya itu “Shobagyawati, lihat adikmu ternyata sudah benar benar dewasa sekarang dan tidak ada berita mengenai hal itu” ujar Raja Maldev Singh dengan tatapannya yang liar ke arah adik Ratu Shobagyawati 

Pratap, Phool dan Ajabde meminta restu pada Raja Udai Singh dan Ratu Jaiwanta yang saat itu hendak pergi ke tempat Raja Maldev Singh untuk mengajukan lamaran untuk Phool Kanwar “Pratap, kamu harus menjaga perbatasan kita, kami akan segera kembali” ujar Raja Udai Singh, tak lama kemudian Raja Udai Singh dan Ratu Jaiwanta pergi meninggalkan kerajaan Mewar, semua anggota keluarga kerajaan pun memasuki istana “Pangeran Pratap, aku akan beristirahat sebentar kemudian menghabiskan waktuku dengan nenekku” ujar Phool kemudian berlalu memasuki istana, ketika Ajabde juga hendak berbalik masuk ke istana tiba tiba Pratap memanggilnya “Tunggu, Ajabde !” Ajabde berbalik menatap ke Pratap “Ada apa, pangeran Pratap ?”, “Maukah kamu melayani tamu kami ?” Ajabde menyanggupi permintaan Pratap kemudian masuk ke dalam istana, begitu memasuki istana ketika Ajabde sedang berjalan di sepanjang koridor, tiba tiba Ajabde mendengar pembicaraan Ratu Bhatyani dan Ratu Umma Ji “Aku yakin, Raja Maldev Singh, suamiku pasti akan menghina habis habisan Raja Udai Singh” Ajabde tertegun mendengarnya dari balik jendela kamar 

Sementara itu Raja Jait Singh (Raja Kherba) sedang memerintah para prajuritnya untuk melayani tamu tamunya dengan baik, tak lama kemudian salah satu prajuritnya mengabarkan padanya kalau Raja Udai Singh telah datang ke benteng mereka, Raja Jait Singh segera berlari dan menyambut Raja Udai Singh dan Ratu Jaiwanta “Ini benar benar sebuah berita baik untuk kami, kalian mau datang ke benteng kami” kemudian Raja Jait Singh mengabarkan pada Raja Maldev Singh kalau Raja Udai Singh datang ingin menemuinya “Maharaja Maldev Singh, kamu seharusnya menyambut mereka” pinta Raja Jait Singh “Kamu tahu kan kalau aku ini seorang Raja maka aku akan memutuskan bagaimana aku akan memperlakukannya” ujar Raja Maldev Singh sombong, tak lama kemudian Raja Udai Singh dan Ratu Jaiwanta memasuki ruangan dimana Raja Maldev Singh sedang duduk disana, Raja Maldev Singh berusaha menghina Raja Udai Singh, Ratu Jaiwanta yang tidak suka dengan perlakuan Raja Maldev Singh pada suaminya segera menyela pembicaraan mereka “Maharaja Maldev Singh, kamu tahu kalau kami datang kesini ingin mengajukan lamaran untuk cucumu, Phool Kanwar dengan anak kami pangeran Pratap” Raja Maldev Singh sedikit tertegun “Beraninya kalian datang kesini hanya untuk permasalahan itu ?” ujar Raja Maldev Singh geram “Pangeran Pratap dan Phool Kanwar sudah menyetujui hubungan ini” Raja Maldev Singh semakin murka mendengarnya 

Di kerajaan Mewar, Phool sedang ngobol dengan Ajabde dan Pratap, mereka bertiga membahas soal ucapan Ratu Umma Ji tentang apa yang akan di lakukan oleh Raja Maldev Singh pada Raja Udai Singh “Aku tidak tahu apa yang akan terjadi nanti antara kakekku dan Maharaja Udai Singh” ujar Phool cemas “Jangan khawatir, Phool ,,, pangeran Pratap pasti akan sampai disana tepat waktu”, “Kalau begitu aku akan bicara dengan nenekku” Ajabde segera mencegah Phool “Jangan ! Kamu jangan melakukan itu, Phool ! Percayalah pada pangeran Pratap ! Aku yakin pangeran Pratap pasti bisa” pinta Ajabde, 

Sementara pada saat itu Pratap memacu kudanya begitu kencang menuju ke kerajaan Kherba untuk mencegah pertikaian antara ayahnya dan kakek Phool, Pratap memikirkan ucapan Ajabde dan memuji idenya untuk membawa patung Dewi Khorba agar di berikan pada Raja Maldev Singh agar Raja Maldev Singh merasa senang 

Di kerajaan Kherba, nampak Raja Udai Singh dan Raja Maldev Singh sedang bersitegang satu sama lain, keadaan semakin memanas “Kami telah melupakan tradisi kami sendiri dan datang kesini menghadap ke hadapanmu untuk hubungan ini, jika kita semua tidak bisa mengerti tentang mereka satu sama lain, maka bagaimana kita bisa tahu tradisi bangsa yang lain ?” bela Ratu Jaiwanta, Raja Maldev Singh kembali menghina Raja Udai Singh, Raja Maldev Singh tidak terima dengan ucapan Raja Udai Singh, ketika Raja Udai Singh berteriak ke arah Raja Maldev Singh, Raja Maldev Singh segera mengeluarkan pedangnya. SINOPSIS MAHAPUTRA episode 219 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top