SINOPSIS MAHAPUTRA episode 300 (22 Oktober 2014) by. Sally Diandra
Di rumah Fatta, ketika Pratap mengenalkan dirinya, Pratap menyebutkan namanya ‘Pratap !’ Ajabde dan Fatta yang mendengarnya langsung tersentak dan terkejut “Kamu jangan becanda !” ujar Ajabde cemas namun Pratap tetap mengatakan demikian “Namaku benar adalah Pratap !” tepat pada saat itu Chakrapani bergabung bersama mereka sambil berkata “Jika ada seorang tukang kuda yang bernama Pratap maka dunia akan menganggapnya sebagai sebuah gurauan, jangan berfikiran yang macam macam, ini hanya sebuah permainan takdir semata” Ajabde kemudian beralih melihat Fatta ketika Chakrapani berbisik di telinga Pratap “Kebiasaanmu mengucapkan hal yang benar, akan melibatkan kita dalam sebuah masalah suatu hari nanti, pangeran” Ajabde langsung beralih kearah mereka “Apa yang kalian bicarakan ?” Ajabde mulai curiga,
Chakrapani kemudian berbohong pada Ajabde “Aku hanya menyarankan padanya kalau tidak akan ada seorangpun yang memanggilnya dengan nama Pratap atau dia akan mendapatkan sebuah masalah tapi sebenarnya tidak seperti itu, tidak ada seseorang disini yang bisa pergi dan melaporkan hal ini pada pangeran Pratap, jadi kalian bisa memanggilnya Pratap kalau begitu !” Fatta menganggukkan kepalanya “Lebih baik kalian berdua segera meninggalkan Bijolia secepat mungkin, kamu telah menolong adikku dan pembawa pesan Bijolia jadi aku bisa mengontrol keragu raguanku untuk sementara waktu, tapi aku masih tidak mengerti kenapa kamu memilih untuk menjadi seorang pengkhianat Chittor, hanya untuk menyelamatkan Bijolia ?” kemudian Ajabde menyuruh Fatta untuk lebih menghormati kedua tamunya ini, Fatta mengiyakan, lalu Ajabde melirik ke arah Pratap lagi kemudian meninggalkan tempat itu
Begitu Ajabde pergi, Chakrapani berkata “Inilah seorang gadis yang cerdas yang memperlihatkan etika dan rasa kemanusiaannya didepan kita, kita harus pergi dari sini, Pratap !” Pratap tidak menggubrisnya dan segera menyusul Ajabde memasuki rumah, Pratap segera menghentikan langkah Ajabde “Tunggu !" Ajabde berbalik menoleh ke arah Pratap "Memang benar kalau aku telah menghadapi begitu banyak masalah ketika datang kesini dan telah membuat banyak orang marah (dalam hati Pratap memikirkan ayahnya, Raja Udai Singh) karena harus menerima keputusanku, aku telah menerima berbagai macam saran dari orang orang yang sangat aku sayangi dan aku hormati tapi aku masih saja berfikir kalau aku telah mengambil sebuah keputusan yang tepat, aku adalah seorang patriot yang mempunyai tugas utama untuk menjaga tanah dan rakyatnya, aku mempercayai Bijolia sama seperti aku mempercayai keluargaku, aku setuju mereka adalah patriot sama seperti aku, jika mereka telah memutuskan untuk melawan Chittor maka pasti ada sebuah alasan, aku datang kesini untuk mencari permasalahan tertentu !” Pratap berusaha menjelaskan maksud kedatangannya,
Ajabde tahu kalau Pratap tidak akan bisa mengerti tentang permasalahan mereka yang sebenarnya sampai hari ini, Pratap telah cinta buta terhadap Rajanya, Chakrapani merasa ngeri melihat reaksi Pratap “Raja yang hanya terikat dengan tugasnya di masa lalu sudah tidak ada lagi, dia hanya menjadi seorang Raja yang tidak mempunyai apapun untuk dilakukan dengan rakyatnya di daerah kekuasaannya” Pratap mulai marah mendengar ucapan Ajabde “Pikirkan terlebih dahulu sebelum kamu mengatakan tentang dia !” Fatta mencoba ikut campur dalam pembicaraan mereka namun Ajabde langsung mencegahnya sambil menatap tajam ke arah Pratap dengan tatapan yang sama seperti Pratap, penuh dengan kemarahan
Di kerajaan Mewar, Jagmal sedang bermain main dengan seekor kalajengking, saat itu Ratu Bhatyani juga sedang berada di ruangan itu, Ratu Bhatyani ingin memanggil Pratap untuk pulang kembali ke Chittor dari Bijolia secepat mungkin “Jika dia bertemu dengan Ajabde maka dia akan tahu kalau kita tidak pernah memberikan bantuan apapun untuk Bijolia selama beberapa tahun ini” ujar Bhatyani cemas, Jagmal hanya tertawa tawa sambil bermain main dengan kalajengking tersebut “Kalau begitu bunuh saja Pratap di Bijolia, ibu ! Dan kita bisa menyalahkan Ajabde akan hal ini, gampang kan ? Kedua permasalahan itu akan di selesaikan dengan mudah dan aku akan menjadi Yuvraj (pangeran mahkota) Mewar sementara ibu akan menjadi Patrani dari Mewar, Dewa tahu mengapa kamu membuat sesuatu hal yang mudah menjadi sulit” ujar Jagmal senang namun Ratu Bhatyani tidak ingin Pratap menjadi seorang yang abadi ketika mati “Kehormatannya akan menjadi lebih banyak lagi dalam sejarah, kamu hanya akan hidup dalam bayangannya, apakah itu yang kamu inginkan ?” ujar Ratu Bhatyani geram “Aku ingin rakyat Chittor tunduk padaku dan takut padaku !” ujar Jagmal marah “Jangan berikan ibu sebuah ide yang tanpa tujuan dan sembarangan seperti ini, kita tidak harus membunuh Pratap tapi pikirannya ! Cinta dan rasa hormat yang diberikan rakyat itulah yang harus kita akhiri, jika kita bisa mencapai hal ini maka Pratap akan mati seketika” Jagmal ingin melakukan sesuatu pada Pratap karena selama ini dia hanya bisa terjebak di tempat tidurnya saja
Di Bijolia, Ajabde memuji rasa patriotisme seorang tukang kuda, sementara Pratap mengatakan bagaimana rasa patriotisme itu tidak peduli dengan posisi apapun “Seorang raja atau seorang rakyat biasa itu sama saja dalam soal rasa patriotisme” ujar Pratap lagi, sementara Ajabde mulai berfikir tentang hari hari dimana dia terpisah dari Mewar dan sebagai pengagum berat Raja Udai Singh “Aku punya rasa hormat padanya dulu, namun sayangnya, itu semua terjadi pada masa yang lampau, rasanya aku bisa melihat ada sesuatu yang disembunyikan saat ini” Ajabde ingin menunjukkan pada Pratap tentang masalah yang sebenarnya tapi Fatta meminta Ajabde untuk membiarkan Pratap dan Chakrapani pulang ke Chittor “Bagaimanapun juga, kamu jangan mudah percaya pada mereka, kak ,,, tapi Bai ji lal mempercayai semua keputusanmu” ujar Fatta cemas “Baiklah, aku memang belum bisa mempercayai mereka tapi aku punya keyakinan penuh, kedatangannya kesini untuk mengetahui kenyataan yang harus dia ketahui” Pratap memikirkan hal itu, sementara Ajabde memohon pamit sementara waktu, Pratap masih terus memikirkan apa yang Ajabde katakan
Di kerajaan Mewar, Ratu Bhatyani sangat senang dengan rencana Jagmal “Kamu benar, Jagmal ,,, seluruh orang akan menyalahkan Ajabde” ujar Ratu Bhatyani senang, saat itu Dhaman Singh juga bersama mereka, Jagmal kemudian menyuruhnya untuk memenuhi tugas tersebut, Dhaman Singh hanya bisa mengangguk “Dhaman Singh ! Hati hati ketika kamu menggunakan prajurit yang tepat, kita membutuhkan sebuah pasukan yang besar untuk menangkap Pratap !” Dhaman Singh menyetujui ide mereka untuk melakukan misi rahasia ini,
Sementara itu di rumah Fatta, Ajabde menemui Fatta kembali, kali ini Ajabde kembali mengenakan pakaian laki laki dengan sorban putihnya, Fatta keluar dari rumahnya diikuti oleh Pratap dan Chakrapani, Pratap segera memberikan kode ke kudanya sambil menepuk nepukkan tangannya, mereka semua terkejut begitu melihat seekor kuda yang begitu patuh pada majikannya sesegera mungkin “Apakah kamu tahu kalau kuda ini adalah kudamu ?” Pratap langsung menganggukkan kepalanya “Ini adalah kuda milik Mewar, dia bisa mengenaliku dari sudut mana saja” ujar Pratap bangga, kemudian Ajabde meminta Pratap untuk mengikutinya “Jangan mengira kalau kamu akan berkeliaran di sekitar sini, tukang kuda ,,, rasanya lebih baik aku memanggil namamu seperti itu, supaya aku bisa mengingat namamu lebih baik” Pratap tidak keberatan kalau Ajabde memanggilnya dengan sebutan tukang kuda “Aku ingin tahu mengapa semua orang yang berada di sini sangat marah pada ayahku” ujar Pratap pada dirinya sendiri “Pangeran, fokus saja pada tugasmu saat ini !” ujar Chakrapani
Di kerajaan Mewar, saat itu Chand hendak menunjukkan dupatta buatannya yang telah dibuatnya pada ibunya, Maharani Bhatyani, begitu sampai di depan pintu kamar ibunya, Chand berhenti sambil bersembunyi dan mendengarkan semua pembicaraan mereka, Ratu Bhatyani memuji Jagmal dengan senang hati, tidak seperti ketika dia memuji Pratap, Ratu Bhatyani menyetujui usulan Jagmal, sedangkan Chand merasa sangat prihatin melihat kelakuan ibu dan kakaknya sendiri.
Di kerajaan Bijolia, Pratap sedang mengisi air dari sungai, Pratap sangat penasaran dengan Bai ji lal karena begitu Rao Mamrak Ji meninggal dunia, anak laki lakinya lah yang kemudian menggantikannya menjadi Raja di Bijolia, lalu siapa Bai ji lal ini ? “Dia adalah guru kami, kekuatan kami bahkan tulang punggung Bijolia, hanya karena dia bersama kami, kami merasa suatu hari nanti impian kami akan menjadi sebuah kenyataan” Pratap bisa merasakan ada perasaan cinta dalam nada bicara Fatta ketika menjelaskan siapa itu Bai ji lal ini “Bagaimana jika dia itu mengelabui kalian hanya karena untuk tujuan pribadinya semata ? Bagaimana jika dia mengumumkan Bijolia sebagai negara yang merdeka, hanya untuk memenuhi keinginannya untuk menguasai kalian semua ?” sesaat Fatta hendak menghardik Pratap, setelah mendengarkan ucapan Pratap tentang Bai ji lal yang tak lain adalah Ajabde, namun Ajabde segera menghentikan Fatta “Fatta, orang ini tidak tahu tentang sejumlah pesan pesan kita yang telah kita kirimkan ke Chittor yang ternyata di abaikan oleh Maharana Udai Singh, pandangannya tidak penting bagi Bai ji lal, pandangannya akan berubah ketika dia tahu tentang situasi yang sebenarnya disini”
Pratap semakin tidak mengerti dengan ucapan Ajabde “Tukang kuda, kamu bisa menunggu dan melihat apa yang akan terjadi nanti” ujar Ajabde lagi
Tak lama kemudian, Ajabde membawa Pratap ke perbatasan Bijolia dimana orang Afghanistan merebut sebagian besar tanah Bijolia untuk mendirikan tenda bagi pasukan mereka, Pratap benar benar kaget dan tidak percaya “Bagaimana bisa mereka melakukan ini semua ?” tanya Pratap heran “Kami terima kalau kami tidak bisa menghentikan mereka, kamu harus menghadapi mereka meskipun mereka menyerang kami, rumah kami atau ternak kami, dengan berani dengan pasukan yang terbatas yang kami miliki, kami pernah berhasil dan pernah juga tidak berhasil beberapa kali”
Kemudian Ajabde menunjukkan pada Pratap sebuah lahan yang terbakar “Ini adalah lahan pertanian dimana dibakar oleh mereka, kamu juga masih bisa melihat mayat mayat yang bergelimpangan dan ternak ternak kami yang mati disana, aku menunjukkannya padamu semua ini maka kamu bisa mengerti betapa berharganya kegagalan kami, kami mempunyai sebuah jalan keluar yaitu dengan memberikan mereka balasan yang setimpal dimana kami membutuhkan banyak sumber pendanaan, itulah mengapa kami ingin bantuan dari Chittor tapi ternyata mereka tidak melakukan apa apa” Pratap hanya terdiam mendengarkan ucapan Ajabde sambil melihat kesibukan yang dilakukan oleh pasukan Afghanistan “Kamu bicara tentang rasa kecintaan pada tanah air (patriotisme), ini adalah tumpah darah kami juga sejak beberapa generasi yang lalu, Chittor tidak seperti ini sebelumnya”
Ajabde menceritakan tentang bagaimana dulu Raja Udai Singh dan Pratap mengalahkan Shams Khan yang berusaha menguasai tanah mereka “Hari ini Badshaah Khan, anak dari Shams Khan telah kembali lagi kesini dengan tujuan yang sama jahatnya, Maharana Udai Singh telah benar benar memberikan pada mereka sebuah kesempatan untuk mencuri di Bijolia secara terang terangan dengan tidak membantu kami !” Pratap kembali terkejut mendengar semua cerita Ajabde “Kapan kamu terakhir kali mengirimkan pesan ini ke Chittor ?” tanya Pratap “Aku telah melakukannya beberapa kali sejak enam bulan yang lalu tapi kami tidak menerima bahkan sedikitpun jawaban dari Chittor, kami tidak mempunyai pilihan, kami harus bertarung dengan orang orang Afghanistan itu sekarang !” ujar Ajabde sengit SINOPSIS MAHAPUTRA episode 301 by. Sally Diandra