SINOPSIS MAHAPUTRA episode 273 part. 1 (08 September 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 273 part. 1 (08 September 2014) by. Sally Diandra Di kerajaan Mewar, Pratap mencoba untuk menghilangkan bau dari tangannya tapi sia-sia, Pratap merasa kesal dengan hal itu, Chakrapani memberinya solusi untuk menghilangkan bau itu dengan kelopak mawar, Pratap penasaran “Bagaimana bisa kamu menemukan mawar di musim ini ?” Chakrapani memberitahu Saubhagyawati tentang bau busuk di tangan Pratap, kemudian Saubhagyawati memberitahu Ajabde tentang hal ini, Pratap menyimpulkan kalau Ajabdelah yang menghancurkan hadiah yang dia berikan “Apakah begini caranya menghormati hadiahku ?” Chakrapani berdoa kepada Dewa untuk memberikan Rajput kesabaran “Dia telah membuat dirinya kuat dan telah membagi hadiah yang tak ternilai ini hanya untuk kamu, pangeran ,,, sehingga kamu bisa berdamai, kamu selalu marah soal ini” ujar Chakrapani “Kamu “Kamu ini tidak boleh mendukung pihak Ajabde karena kamu ini adalah temanku selama ini” ujar Pratap kesal sambil menggosok gosokkan kelopak mawar di tangannya dan akhirnya bau itupun hilang, Pratap ingin Chakrapani melakukan sesuatu untuknya “Chakrapani, coba cari tahu berapa banyak nelayan yang datang kesini untuk memberikan aku doa dari Chittor” Chakrapani merasa khawatir karena tugas itu benar-benar sulit, Pratap mengetahui hal itu tapi hal itu tetap bercokol dikepalanya, Pratap tidak bisa melupakan begitu saja “Aku harus mencari tahu siapa dia” Ratu Jaiwanta menyela dan berkata pada Chakrapani agar mengatakan tidak “Chakrapani, apapun yang dia minta padamu, katakan tidak !” Pratap mencoba untuk mengatakan sesuatu tapi Ratu Jaiwanta memintanya untuk menyerahkan diri sepenuhnya di depan anggota keluarganya karena dia akan menikah “Kita semua ingin kamu bersiap-siap untuk itu” Chakrapani memberikan isyarat ke Pratap dan pergi dari sana. 

Phool mempersiapkan Ajabde berdandan untuk tilak tersebut, Adjabe protes ke Phool karena membuatnya mengenakan perhiasan dan barang-barang yang mewah padahal Pratap suka kesederhanaan tapi Phool tetap bersikeras memakaikannya, tak lama kemudian Saubhagyawati datang, Ajabde bertanya padanya tentang kelopak mawar “Saubhagyawati, apakah Chakrapani sudah memberikan kelopak bunga mawar itu pada pangeran Pratap ? Pastinya dia mengucapkan terima kasih padaku” namun Saubhagyawati tidak menjawabnya, Saubhagyawati malah bingung mau bilang apa pada Ajabde “Aku tahu, kalau pangeran Pratap tidak mengucapkan terima kasih ! Aku tahu dia memang sukanya seperti itu !” ujar Ajabede kesal, Phool setuju dengan pendapat Ajabde, kemudian Ajabde ingin memakai perhiasan yang mewah dan banyak “Aku akan memakai perhiasan yang banyak karena pangeran Pratap tidak peduli apa yang aku sukai ataupun yang tidak aku sukai” ujar Ajabde kesal sambil menyuruh pelayannya untuk mengambil semua perhiasannya, Phool berusaha menjelaskan pada Ajabde tentang pandangan Pratap “Mungkin saja pangeran Pratap tidak ingin berbagi perasaannya dengan orang lain, Ajadbe ,,, aku yakin dia akan berbagi denganmu ketika dia bertemu denganmu” Ajabde menyadari kalau Phool tahu banyak tentang Pratap, Phool menyangkal pendapat Ajabde “Tidak Ajabde, aku hanya tahu kamu dengan baik ! Ayooo cepat kita bersiap-siap” ujar Phool 

Ratu Veer Bai telah mendapat pagdi untuk Pratap, Ratu Veer Bai yang telah membuatnya sendiri, Ratu Bhatyani berupaya mempengaruhi Pratap untuk tidak memakainya karena sudah tua tapi Pratap tahu bahwa cinta seorang ibu tidak bisa menjadi tua, Pratap segera mengenakan pagdi buatan Ratu Veer Bai “Kami bertiga sangat mencintaimu, Pratap” ujar Ratu Bhatyani, Ratu Jaiwanta juga mengangguk membenarkan ucapan Ratu Bhatyani, tiba tiba Ratu Bhatyani menghentikan Pratap ketika dia mencoba mengambil pedangnya, Ratu Bhatyani mengingatkan Pratap kalau hari ini adalah upacara tilaknya “Pangeran Pratap, kamu tidak membutuhkan pedang ini karena ayah mertuamu akan memberikan kamu pedang” ujar Ratu Bhatyani, Ratu Jaiwanta juga menambahkan kalau Pratap akan mendapatkannya karena dia adalah seorang Rajput “Ini merupakan penghinaan terhadap ksatria Rajput jika dia tidak mendapatkan pedang di hari tilaknya” ujar Ratu Jaiwanta “Apakah ayah percaya akan hal ini ?” Raja Udai Singh menegaskan pertanyaan Pratap “Seorang Rajput sejati selalu mencari sebuah kehormatan, kamu dapat menyebutnya sebagai ritual tetapi kita telah hidup karena ritual ini, kita percaya hidup atau mati untuk mereka, seorang Rajput benar-benar menganggap hal ini dengan sangat serius” Pratap mengangguk “Pratap, Raja Mamrak ji dan Rawat ji akan datang untuk memenuhi tradisi ini” Ratu Bhatyani sudah tidak sabar menunggu acara ini karena dirinya yakin kakaknya, Ratu Uma Devi akan melakukan tugasnya sekarang, 

Sementara pada saat itu Ratu Uma Devi mengawasi para pelayan yang mengambil barang-barang yang akan diberikan untuk tilak di dalam ruangan, salah seorang pelayan menutup pintu setelah mereka semua pergi, Ratu Uma Devi terlihat kebingungan. Raja Mamrak ji dan Ratu Hansa Bai memberitahu para pelayannya untuk segera turun, mereka berdua ingin Ratu Uma Devi melihat dulu barang barang yang akan mereka bawa, karena bagaimanapun juga posisi Ratu Uma Devi lebih tinggi daripada mereka, Ratu Hansa Bai benar-benar bahagia melihat perubahan perilaku Ratu Uma Devi “Ratu Uma Devi telah melupakan semuanya dan ikut bergabung dengan kita dalam perayaan kita, Rana Ji ,,, dia tinggal kembali di Bijolia dan datang ke Chittor bersama sama dengan kita, bahkan dia juga telah memberikan gelang berharga untuk Ajabde sebagai hadiah, selamanya aku akan berhutang budi padanya” Raja Mamrak Ji hanya tersenyum mendengar ucapan istrinya itu, 

Akhirnya Ratu Uma Devi dan Rawat ji bergabung bersama mereka, Raja Mamrak Ji meminta Ratu Uma Devi untuk memeriksa barang barang untuk tilak sekali lagi “Kami akan mengirimkannya setelah kamu bilang ok untuk barang barang kami ini” Ratu Uma Devi kemudian menyetujuinya Raja Mamrak ji berbicara tentang karunia khusus untuk Pratap, salah seorang pelayan datang sambil membawa pedang, Ratu Uma Devi memuji pedang tersebut “Sepertinya pedang itu terbuat dari emas, ini adalah simbol penghormatan untuk seorang Rajput” Raja Mamrak Ji membenarkan dengan menganggukkan kepalanya “Pedang ini akan membuat kehidupan baru ketika diberikan kepada menantu laki laki kami yang berani, pedang ini akan menulis sejarah bukan hanya untuk Pratap tapi juga untuk seluruh Rajputan” ujar Raja Mamrak Ji bangga “Orang tua melakukan begitu banyak hal untuk anak-anak mereka, ketika mereka sedang bahagia, kamu adalah seorang Samant yang biasa dan kamu membawa pedang yang sangat mahal seperti ini hanya untuk Pratap” 

Semua orang merasa kurang enak hati ketika Ratu Uma Devi melanjutkan pembicaraannya “Aku tidak pernah mendengar atau melihat sesuatu seperti ini” ejek Ratu Uma Devi secara halus, Raja Mamrak Ji membicarakan tentang cintanya untuk anak perempuannya “Sebentar lagi Ajabde akan menikah dengan pangeran Pratap, aku tidak ingin dia merasa kekurangan dibandingkan putri raja yang lain, aku tidak ingin meninggalkan kerikil karena mendapatkan menantu laki laki seperti pangeran Pratap” Ratu Hansa Bai meminta suaminya untuk berhenti memuji menantu laki lakinya setinggi langit, karena mereka harus melakukan banyak hal “Rana Ji, kita harus mengirim barang ini ke istana Chittor” ujar Ratu Hansa Bai “Kita tidak bisa mengirimkan barang barang ini sebelum Ajabde datang dan menyentuh semua barang barang ini terutama pedang ini, hanya dia yang akan melakukan pemujaan ini” 

Tak lama kemudian Ajabde datang ke sana bersama Phool dan Saubhagyawati, Ratu Hansa Bai dan Raja Mamrak Ji merasa bahwa putri mereka telah benar-benar dewasa sekarang, sementara itu di tempat Pratap, Pratap juga telah siap untuk tilak tersebut, Raja Udai Singh terus menerus menatapnya “Dia nampak seperti seorang pangeran besar sekarang” ujar Raja Udai Singh, kembali ke tempat Ajabde, saat itu semua orang menutup mata mereka kecuali Ratu Uma Devi, Ajabde melakukan doa untuk pedang yang diberikan pada Pratap, pendeta berdoa bahwa pedang ini akan mengakhiri semua adharma, orang jahat dan mempertahankan dharma, juga selalu melindungi kebenaran dan dharma, pendeta meminta Ajabde untuk memberikannya pada ayahnya sehingga dia bisa memberikannya pada Pratap dengan rasa hormat, ketika Ajabde berbalik, dilihatnya Pratap sedang berdiri di sana, kemudian Pratap mengambil pedang darinya dan menyentuhkannya di dahinya, Ajabde menyadari kalau dirinya sedang berkhayal, kemudian dia memberikannya pada ayahnya, Raja Mamrak Ji  SINOPSIS MAHAPUTRA episode 273 part. 2 (08 September 2014) by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top