SINOPSIS BEINTEHAA episode 101 (16 Mei 2014)

SINOPSIS BEINTEHAA episode 101 (16 Mei 2014) by. Sally Diandra Malam itu Aaliya dan Zain sedang menikmati ice cream di pinggir jalan sambil membahas soal permintaan Fahad agar tuan Usman membagi harta warisannya “Kak Fahad, meminta ayah untuk membagi harta warisan” Zain tertegun mendengarkan ucapan Aaliya, sementara itu di rumah tuan Usman, Barkath Villa, Shaziya sangat senang begitu mendengar kalau Fahad meminta pembagian harta warisan tuan Usman “Itu artinya kalau aku akan mendapatkan 51% bagian dari harta warisan itu besok bersama sama dengan pembagian harta milik Barkath” Shaziya sangat antusias membayangkan apa yang akan dilakukannya nanti bila sudah mendapatkan itu semua “Aku pasti akan sangat menikmati hidupku seperti layaknya di surga” Shaziya membayangkan kalau nanti Surayya akan tinggal bersamanya seperti layaknya pembantu, Surayya akan mencuci rambutnya, menyuapinya kue jalebi, memijat kakinya dan lain sebagainya, namun kemudian Shaziya membayangkan dirinya sedang bertengkar dengan Nafisa, saat itu Surayya sedang mengipasi Nafisa dengan kipas para raja, Shaziya tidak terima kalau hanya Nafisa yang dilayani, Shaziya segera menegur Surayya untuk mengipasi dirinya juga, tapi Nafisa juga tidak terima kalau Surayya hanya melayani Shaziya, maka pertengkarang diantara mereka berdua kembali terjadi, Shaziya merasa heran “Kenapa di dalam mimpinya, kita berdua juga selalu bertengkar” tepat pada saat itu Nafisa memasuki kamar Shaziya dan membangunkan Shaziya 

“Heiii murahan ! Bangun !” Shaziya langsung bangun begitu mendengar suara Nafisa yang melengking tinggi “Heeii ! Kenapa kamu memanggil aku dengan sebutan murahan ?” bentak Shaziya yang tidak terima dengan ucapan Nafisa, mereka berdua akhirnya kembali bertengkar, dari kejauhan di depan kamar Shaziya, Surayya melihat kedua menantunya ini sedang bertengkar, Surayya segera masuk ke kamar Shaziya dan menegur keduanya “Kalian berdua seharusnya malu, karena Barkath berusaha menyatukan semua orang di rumah ini tapi kalian berdua selalu saja berusaha saja memisahkan mereka” Surayya kemudian memperingati kedua menantunya ini untuk tidak bertengkar lagi 

Tak lama kemudian, di ruang tengah, Usman mengumpulkan semua keluarganya, Usman juga mengundang pengacaranya untuk membuatkan surat wasiat, pengacara itu memberikan surat wasiat tersebut pada Usman, Usman membacanya dengan seksama, sementara Surayya menemani Usman disebelahnya dengan tatapan sedih, kemudian Usman menandatangani surat wasita itu, dari tempatnya berdiri kedua menantu Usman, Shaziya dan Nafisa juga Barkath merasa senang karena surat wasiat itu telah di tandatangani, artinya harta benda Usman sudah dibagi untuk ketiga anak anaknya “Fahad, ayah sudah menandatangani surat wasiat ini” Fahad hanya bisa terdiam sambil berdiri menatap kedua orangtuanya dengan sedih, Aaliya dan bibi Chand yang juga berada disana sangat sedih melihat kejadian ini, tiba tiba dari dalam rumah, Zain muncul dengan surat saham miliknya, Zain segera menghampiri Fahad dan memberikan bagian sahamnya pada Fahad, Fahad terperangah dengan perbuatan adiknya “Kak Fahad, aku juga sudah menyiapkan surat sahamku ini untuk kamu, aku harap aku bisa memberikan bagianku 51% tapi aku hanya punya 49%” semua orang terharu dengan apa yang dilakukan oleh Zain “Ayah tidak perlu mengambil bagian siapapun, karena bagaimana bisa ayah melakukan hal ini pada anak anaknya” Fahad hanya bisa terdiam dan terharu mendengar ucapan Zain “Sekarang kamu bisa pergi, kak ,,, tapi untuk membangun hubungan, kepercayaan itu adalah kebutuhan utama” Fahad menangis 

“Zain, kenapa kamu begitu bodoh dengan memberikan bagianmu sendiri padaku ? Ayah, ibu katakan pada Zain untuk tidak melakukan hal ini” Zain hanya tersenyum “Aku telah mengambil keputusan yang tepat, kak ,,, karena aku mempunyai keponakan yang akan mengurusi aku nanti ketika aku sudah tua” ujar Zain tenang “Ayah, jika ayah menyayangi aku seperti Zain menyayangi aku, dan jika ayah menyayangi kami semua, maka seharusnya ayah tidak menandatangani keinginanku ini dan membebaskan aku, apa yang akan aku lakukan dengan semua kekayaan ini jika aku tidak bisa menghabiskan waktuku dengan saudaraku yang telah memberikan bagian sahamnya padaku” semua orang semakin terharu dengan ucapan Fahad namun tidak untuk Nafisa, Shaziya dan Barkath “Ayah, ibu ,,, aku minta maaf karena aku telah meminta saham bagianku sendiri” Usman dan Surayya semakin terharu kemudian memeluk anak sulung mereka erat, “Rumah kita ini akan penuh dengan kebahagiaan dengan seluruh keluarga yang bersatu bersama sama” ujar Fahad sambil memeluk Zain kemudian “Ayah, ibu ,,, aku dan kak Fahad tidak membutuhkan pembagian saham itu” ujar Zain “Bahkan Barkath juga tidak memerlukan pembagian saham itu, bukan begitu Barkath ?” sela Aaliya, Barkath hanya bisa mengangguk “Surat wasiat adalah tersangka terbesarnya disini” tambah Aaliya lagi, tiba tiba Fahad mengambil surat wasiat itu lalu merobeknya menjadi berberapa bagian dan menebarkannya ke udara, Usman dan Surayya langsung memeluk kedua anak laki lakinya ini penuh haru, sementara Barkath, Nafisa dan Shaziya sangat marah melihat perbuatan Fahad, sedangkan Aaliya dan bibi Chand tersenyum senang 

Malam harinya, ketika Zain hendak pergi tidur, dilihatnya dikamar Aaliya sudah tertidur pulas, Zain teringat ketika Aaliya meminta padanya untuk memberikan bagian sahamnya untuk Fahad, Zain juga teringat ketika Fahad merobek surat wasiat tersebut, sambil duduk di sebelah Aaliya, Zain berkata “Dia memang selalu menolong aku dan hari ini aku akan mengatakan padanya agar dia mau membantuku” kemudian Zain berjalan menuju meja kerjanya yang berada di kamar dan mulai menulis sebuah surat cinta untuk Aaliya dengan perasaannya yang di curahkan semuanya di kertas putih tersebut, Zain menulis "I love U ,,, aku mencintai Aaliya bukan Aaliya Bhatt tapi Aaliya Zain Abdullah, aku mencintai kamu, Aaliya ,,, aku benar benar sangat mencintai kamu” SINOPSIS BEINTEHAA episode 102 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top