SINOPSIS BEINTEHAA episode 102 (19 Mei 2014)

SINOPSIS BEINTEHAA episode 102 (19 Mei 2014) by. Sally Diandra Di rumah tuan Usman, di Barkath Villa, Zain sedang menulis surat cinta untuk Aaliya di meja kerjanya sementara Aaliya masih tertidur pulas “Aku mencintaimu Aaliya” ujar Zain sambil melihat foto close up Aaliya dengan baju pengantin merahnya yang terletak diatas meja “Besok pagi, dia pasti akan tahu apa yang ingin aku katakan padanya” bathin Zain dalam hati kemudian di letakkannya surat itu di atas selimut Aaliya di dekat wajahnya, tak lama Zain pun tertidur. Keesokan harinya, Aaliya bangun terlambat karena saat itu sudah pukul 6 pagi, Aaliya kaget namun tidak melihat surat Zain yang berada di atas selimutnya, Aaliya segera membuka selimutnya dan surat cinta Zain melayang jatuh ke lantai, Aaliya tidak menyadarinya, Aaliya bergegas menuju ke kamar mandi, tak lama kemudian Zain terbangun dan mendapati Aaliya sudah tidak ada di tempat tidur, Zain segera mencari surat cintanya itu sambil berfikir “Apakah Aaliya sudah membaca surat cinta itu atau belum ya ?” saat itu Aaliya keluar dari kamar mandi dan bertanya “Zain, apa yang sedang kamu lakukan ? Kamu menyari apa ?”, “Aku mencari sebuah surat, apakah kamu sudah membaca surat itu ?” Aaliya tertegun “Surat ? Aku ini sudah terlambat Zain, aku akan membacanya nanti” ujar Aaliya sambil mengambil pakaiannya dari dalam lemari kemudian masuk lagi ke kamar mandi sambil menendang surat cinta Zain yang tergeletak di lantai “Kapan yaa Aaliya bisa mengerti tentang perasaanku ini ?” bathin Zain dalam hati 

Di rumah Meer Khan, Meer Khan menegur Bobby alias Barkath yang telah gagal melaksanakan rencananya “Ada satu lagi surat wasiat yang akan bisa dibuat secara otomatis jika Usman mati !” ujar Barkath geram, Meer Khan tersenyum senang dengan pemikiran anak tunggalnya ini 

Pagi itu di ruang makan, Usman berserta keluarganya sedang menikmati sarapan pagi, Usman dan Surayya memuji anak anak mereka karena bisa bersatu kembali “Sanjungan itu seharusnya di tujukkan pada Aaliya” sela Fahad sambil melirik kearah Aaliya, Surayya langsung terperangah sambil teringat ketika Barkath menangis dan mengatakan kalau Aaliya telah menegurnya dan membuatnya marah, Usman memuji Aaliya untuk perbuatannya yang baik “Aaliya ini memang sangat rendah hati dan berbudi luhur, aku harus mengatakan tentang perasaanku ini padanya” bathin Zain dalam hati sambil menatap ke arah Aaliya, sementara Aaliya juga menatap ke arah Zain sambil berkata dalam hati “Zain telah memberikan bagian sahamnya pada Fahad, setelah aku memintanya, aku harus mengatakan padanya tentang perasaanku ini” Aaliya kemudian menulis kata I LOVE U pada rawa, sementara Zain juga menulis kata I LOVE U pada parantha (semacam telur dadar/omelet) dengan saus cabai, tiba tiba Shaziya mengambil parantha Zain, Zain kaget namun Shaziya bersikeras hendak memberikan parantha itu untuk Saif, anaknya yang saat itu duduk di sebelah Aaliya, sementara seorang pelayan mengambil rawa yang ada di dekat Aaliya, Aaliya juga kaget kemudian pelayan itu menaruhnya di dekat Zain, Zain memberikan kode dengan gestur tubuhnya ke Aaliya agar Aaliya melihat ke paranthanya, Aaliya juga memberikan kode ke Zain untuk melihat ke rawa disebelahnya, namun ketika mereka berdua hendak melihatnya, tiba tiba parantha itu diambil lagi oleh Shaziya dan pelayan juga mengambil rawa itu Tak lama kemudian, Barkath datang menemui mereka sambil membawa beberapa gelas jus jeruk untuk keluarga besar tuan Usman sambil berkata dalam hati “Rumah ini dipenuhi oleh banyak kebahagiaan di sekelilingnya tapi Usman akan tidak ada lagi selama lamanya tidak lama lagi !” Barkath kemudian membagikan jus jeruk itu pada semua orang dan memberikan segelas jus jeruk yang berisi racun didalamnya “Ayah, ini jus jeruk untuk ayah, aku membuatkannya sangat special untuk ayah” tanpa rasa curiga Usman langsung meminum jus jeruk buatan Barkath tersebut, dan dari tempatnya duduk, Aaliya memperhatikan semuanya secara diam diam “Aku telah menyiapkan jus jeruk ini tanpa pengawet karena aku tidak akan membunuh Usman dengan begitu mudah” bathin Barkath dalam hati 

Di koridor rumah, Zain melihat Rizwan sedang membawa sarapan pagi di dalam kereta makan untuk Aayath, Zain segera menghentikannya “Heiii heiii heiii ,,, apakah kamu akan membawa semua ini untuk Aayath ?” Rizwan tersipu malu dan meminta Zain untuk meninggalkannya namun Zain terus menggoda Rizwan “Kalau begitu aku akan mengatakan padanya”, “Zain, aku dan Aayath hanya berteman” Zain tidak percaya dengan ucapan Rizwan “Sebagai seorang sahabat baik, kamu tidak melakukan apa apa sampai sekarang tapi untuk Aayath, kamu telah membawakan sarapan pagi dengan sebuket rangkaian bunga” Rizwan kembali tersipu malu “Zain, Aayath itu sangat egois”, “Kalau begitu, kamu harus mengatakan kalau kamu mencintai dirinya” Rizwan kaget “Tidak !” bergegas Rizwan segera mendorong kereta makan itu ke kamar Aayath, Zain hanya tersenyum melihat tingkah temannya. 

Di dalam kamar Aayath, saat itu Aayath sedang sibuk dengan tab-nya hingga tidak menyadari kedatangan Rizwan, Rizwan segera mempersiapkan semuanya, mulai dari menaburkan kelopak mawar merah di meja kemudian menata semua sarapan pagi dan buket rangkaian bunga, sambil membawa jus jeruk, Rizwan mendekati Aayath yang masih sibuk dengan tab-nya mdan memanggilnya lirih “Aayath ,,,” Aayath sangat kaget ketika mendengar namanya di sebut dan berteriak sekencang mungkin, tanpa sengaja Rizwan yang juga kaget mendengar teriakan Aayath, menjatuhkan sebagian jus jeruknya di kertas kertas pekerjaan milik Aayath, Aayath langsung marah dan mengomel tidak karuan pada Rizwan, Rizwan berusaha untuk menjelaskan namun Aayath terus nyerocos marah, akhirnya Rizwan berlalu dari sana, di luar kamar Aayath, Zain segera menggoda Rizwan lagi, Rizwan langsung membalas “ Kamu sendiri, bahkan sampai saat ini kamu juga belum mengatakan kalau kamu mencintai Aaliya” Zain langsung menantang Rizwan kalau dia akan segera mengatakan cintanya pada Aaliya. 

Siang itu, Usman dan Surayya sengaja mengundang Barkath untuk menemui mereka berdua, Surayya memberikan sebuah kotak kecil berpita merah pada Barkath, Barkath sangat terkejut ketika dilihatnya ternyata sebuah kunci mobil, saat itu Zain dan Aaliya juga ikut bergabung dengan mereka dan ikut senang begitu melihat hadiah Barkath berupa kunci mobil “Barkath, itu adalah kunci mobil kamu” Barkath sangat senang dengan hadiah yang diterimanya, Barkath langsung mengucapkan terima kasih pada kedua orangtua gadungannya sambil memeluk mereka berdua erat, dalam hati Barkath berkata “Saat ini aku sedang memikirkan bagaimana caranya membunuh Usman tapi Usman sendiri malah memberikan aku sebuah rencana untuk membunuh dirinya” bathin Barkath sambil tersenyum sinis “Kalau begitu, pertama tama aku harus belajar mengendarai mobil sekarang, jadi siapa yang akan mengajari aku ?” Zain dan Aaliya saling memandang satu sama lain, mereka berdua mempunyai keinginan yang sama hendak mengajari Barkath mengendarai mobil. SINOPSIS BEINTEHAA episode 103 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top