SINOPSIS MAHAPUTRA episode 272 part. 2 (04 September 2014) by. Sally Diandra
Di kerajaan Mewar, Raja Udai Singh dan keluarga besarnya telah kembali ke Chittor, semua orang dari negara mereka menyanyikan pujian untuk Pratap, seolah-olah Pratap telah kembali dari medan perang “Itu adalah hal yang sama” ujar Raja Udai Singh yang membenarkan anggapan sebagian orang tentang kedatangan Pratap kali ini, Ratu Jaiwanta berkata “Pratap, kamu harus menerima keinginan semua orang, ibu aku akan pergi dan ingin melihat sampai dimana persiapannya” saat itu istana telah diatur untuk para tamu, Ratu Uma Devi juga ikut bersama mereka juga kemudian Ratu Jaiwanta dan Ratu Veer Bai meninggalkan tempat itu, Ratu Bhatyani meyakinkan kakaknya, Ratu Uma Devi kalau dirinya akan melakukan segalanya untuk memastikan pernikahan ini tidak akan terjadi
Rawat ji menyambut Raja Mamrak ji dan keluarganya di istana, Ratu Uma Devi menawarkan diri untuk melakukan aarti untuk Ajabde, Rawat ji mengambil peran sebagai paman Ajabde, Rawat JI juga memberikan Rakhi ke Hansa Bai atas alasan yang sama “Seorang paman adalah orang yang melakukan ritual tilak dari sisi gadis” Ratu Hansa Bai mengangguk, Rawat Ji menyambut semua orang untuk masuk ke dalam istana.
Pratap mengucapkan terimakasih pada semua orang dengan melipat tangannya didepan dada dan berjalan di depan mereka dengan rasa syukur., pada saat yang bersamaan seorang pria berjalan di dalam istana dengan menutupi dirinya dengan selimut, laki laki itu merasakan kehadiran seseorang, Pratap terus menyapa semua orang saat Changezi juga terus mengawasinya dengan berbaur dengan banyak orang, Changezi melihat semua orang menyentuh tangan Pratap dan bergerak maju, Pratap terasa tersengat oleh arus listrik (oleh sentuhannya) dan melihat ke sekeliling tapi Changezi bersembunyi lagi, Raja Udai Singh melihat Pratap sedang melamun “Pratap, kamu harus fokus pada orang orang ini yang telah datang untuk memberikan doanya untukmu”, “Ayah, aku merasakan ada seseorang disini, aku bisa merasakan hal itu dengan baik” Raja Udai Singh tertegun “Mereka semua ini adalah orang orang kita sendiri, Pratap ,,, kamu akan mengecewakan mereka, jika kamu tidak membalas sapaan mereka dengan baik, pergilah dan bicaralah dengan mereka” Pratap menuruti ucapan ayahnya, Pratap mengatakan pada semua orang untuk tidak bersedih “Kalian adalah kekuatanku, secara pribadi aku mengundang kalian semua untuk datang di pesta pernikhanku nanti” semua orang mengelu elukan nama Pratap, sementara Changezi sedang berdiri di ujung jauh dari Pratap dan berulang ulang berkata pada dirinya sendiri “Pratap akan tamat riwayatnya !”
Pratap dan Raja Udai Singh sedang berjalan bersama di sepanjang koridor “Pratap, kamu dapat membawa siapa pun ke sisimu dalam hitungan detik, tapi apa yang terjadi pada mu di sana ? sepertinya kamu telah melihat hantu” Prataphanya terdiam mendengarkan ucapan ayahnya sambil melihat kearah tangannya dan mengingat apa yang telah dialaminya tadi “Aku tidak tahu, ayah ,,, tapi aku merasakan sentuhan yang sangat aneh di tanganku yang tidak bisa aku jelaskan, aku merasa seolah-olah tanganku masuk dan menyentuh beberapa helai rambut dan ular” Ratu Udai Singh merasa bingung, Pratap mencium tangannya dan terasa asam, Raja Udai Singh juga mencium tangan Pratap dan kaget, Pratap mencoba mencari tahu siapa dia sebenarnya “Aku akan mencari tahu siapa dia, ayah ,,, apa yang dia lakukan dan mengapa !” Raja Udai Singh menenangkan anak sulungnya itu “Mungkin bisa jadi ada beberapa nelayan yang datang, bau ini pasti berasal dari tangan mereka dan mereka mungkin telah menyentuh tanganmu” ujar Raja Udai Singh “Ayah harus pergi untuk berbicara dengan ibumu” ujar Raja Udai Singh, sementara Pratap masih merenungkan dari mana bau itu berasal.
Ratu Hansa Bai sedang menempatkan Chunri yang indah di atas kepala Ajabde “Rakyat Chittor telah mengirimkannya untuk calon istri pangeran Pratap dengan penuh cinta dan kasih sayang, mereka semua sangat mencintai pangeran Pratap” Ratu Uma Devi memberikan pujian padanya, saat itu Phool menghampiri Ajabde dan memberikan penangkal roh jahat untuk Ajabde sambil berkata “Beberapa orang berada di sekeliling kita dengan cara menyamar menjadi orang yang sangat menyayangi kita padahal tidak, jadi duduklah dan jangan berpindah dari tempatmu” Ratu Uma Devi terkejut mendengar ucapan Phool, sementara itu Ratu Jaiwanta juga melakukan hal sama pada Pratap “Kita harus melihat semua mata jahat disekitar kita” Ratu Bhatyani juga menimpali dengan mengatakan hal yang sama “Pratap, musuh bisa di mana saja” Pratap yakin hal itu bisa saja dari Bijolia atau dari Chittor, Ratu Veer Bai menyetujui ucapan Pratap “Tapi bagaimana jika seseorang itu adalah musuhku ?” Pratap merasa bingung saat semua orang tertawa, mereka mulai menggoda Pratap lagi dengan mengatakan kalau sekarang dirinya akan menjadi milik dua keluarga sehingga mereka melakukan hal itu untuk memastikan bahwa keluarga lainnya tidak dapat merebut dia dari mereka, semua orang yang hadir disana tersenyum sambil melihat Ratu Jaiwanta melakukan ritual, sedangkan Ratu Bhatyani berpikir kalau rencananya telah siap “Aku akan melakukan apa pun yang harus aku dilakukan sehingga kamu tidak bisa diselamatkan !” bathin Ratu Bhatyani dalam hati
Saat itu Phool sedang mengisi seluruh ruangan dengan asap sambil mengajak Ratu Hansa Bai ngobrol tentang Ajabde “Rani Hansa Bai, sekarang ini Ajabde telah benar-benar berubah setelah pertunangannya, ketika aku bertanya tentang pakaiannya dia malah lebih peduli dengan pakaian Maharani Jaiwanta, aku mencoba untuk menjelaskan padanya kalau semua itu sudah disiapkan karena beliau adalah Maharani Chittor tapi dia tetap saja memikirkannya, juga tentang bagaimana caranya berterima kasih pada rakyat Chittor untuk cinta dan harapan terbaik mereka, aku jadi takut jika Ajabde mulai memikirkan bagaimana pangeran Pratap dan keluarganya akan beristirahat setelah perjalanan panjang mereka kembali ke rumah, Ajabde selalu mengkhawatirkan soal itu” Phool merasa sangat khawatir sementara Ratu Hansa Bai hanya tersenyum mendengar keluh kesahnya “Seseorang pasti telah melakukan ilmu sihir pada sahabatku, dia itu biasanya tidak pernah begitu memikirkan orang lain kecuali aku dan sapi kesayangannya, Lakshmi” Ratu Hansa Bai bisa mengerti kegelisahan Phool “Phool, saat ini hati Ajabde adalah bersama pangeran Pratap dan keluarganya” mendengar ucapan ibunya seperti itu, Ajabde merasa malu sementara Phool merasa kalau itu adalah sebuah tantangan yang lain, kemudian Phool menyuruh salah seorang pelayan untuk membawakan lebih banyak cabai.
Ratu Uma Devi sedang memperhatikan barang barang yang akan dibawa untuk melakukan tilak untuk keluarga pengantin laki laki, pelayan telah di berikan perintah yang jelas kalu dia tidak boleh mengatakan pada siapapun diistana ini, Ratu Uma Devi ingin menambahkan sesuatu ke dalam hadiah itu, namun si pelayan meminta maaf padanya dan membawa Ratu Uma Devi ke dalam kamar tersebut, Ratu Uma Devi langsung menutup pintunya begitu si pelayan pergi, Ratu Uma Devi teringat ketika dirinya dan Ratu Bhatyani sedang membicarakan hal ini, mereka berdua akan tinggal ditempat yang terpisah mulai sekarang, salah satu diantara mereka akan bersama dengan pihak keluarga pengantin laki laki sementara yang lainnya bersama pihak keluarga pengantin perempuan, mereka berdua telah memutuskan untuk menciptakan kekacauan diantara kedua keluarga ini sehingga mereka akan menjadi musuh satu sama lain, Ratu Uma Devi mulai mengecek semuanya
Ajabde sedang berjalan sementara Phool mengikutinya dari belakang sambil membawa cabai, Ajabde sangat kesal pada sahabatnya ini, Ajabde juga terbatuk batuk karena asap yang berasal dari cabai yang dibawa Phool, Ajabde mencoba berbohong pada Phool “Phool, lihat ada seseorang di sana” ujar Ajabde sambil berlari dengan maksud untuk menghindari Phool “Ajabde ! Tidak ada siapa siapa disana !” Phool berteriak memanggil Ajabde, pada saat yang bersamaan
Ratu Uma Devi tidak dapat menemukan apa yang dia cari, Ratu Uma Devi merasa kesal, saat itu Ajabde datang dan memasuki kedalam ruang yang sama dan berjalan ke arahnya, Ratu Uma Devi tidak ingin bersembunyi dari Ajabde “Ajabde, kamu suka dengan gelangku ini ?” Ajabde memuji gelang Ratu Uma Devi “Mereka adalah milikmu sekarang” namun Ajabde menolaknya, Ratu Uma Devi berbohong dengan mengatakan “Aku sudah tahu sebelumnya jadi aku memang sengaja masuk kesini untuk menambahkannya ke barang barang kamu secara diam diam tanpa mengatakan pada siapapun, kamu akan bisa mengenakan mereka dengan mudah kerumah mertuamu” Ajabde kemudian meminta pada Ratu Uma Devi untuk membantu mengenakannya kalau memang itu yang dia inginkan, Ratu Uma Devi kaget tapi kemudian menuruti permintaan Ajabde, dalam hati Ratu Uma Devi berkata “Seluruh perhiasan yang dibawa oleh kedua orangtuamu itu tidak ada apa apanya kalau dibandingkan gelangku ini tapi aku telah kehilangan gelangku untuk anak perempuan seorang Samant ini”
Tepat pada saat itu Phool bisa menemukan Ajabde, Ajabde dan Ratu Uma Devi terbatuk batuk karena Phool kembali menyebarkan asap cabai itu ke arah Ajabde, Ajabde tersenyum sambil memperhatikan tingkah Ratu Uma Devi, Ajabde segera memegang kedua telinganya karena Phool pura pura marah padanya, Phool segera mengajak Ajabde bersamanya karena itu adalah saatnya untuk Ajabde berdandan, Ratu Uma Devi yang tidak suka dengan Ajabde langsung memantapkan hatinya untuk mengubah senyuman Ajabde menjadi deraian airmata “Dia itu seolah olah telah menjadi Maharani Mewar, aku akan membuat sebuah permainan sehingga kedua keluarga ini akan menghunuskan pedang mereka satu sama lain” bathin Ratu Uma Devi
SINOPSIS MAHAPUTRA episode 273 by. Sally Diandra