SINOPSIS MAHAPUTRA episode 267 part. 2 (27 Agustus 2014) by. Sally Diandra
Ajabde menunjukkan beberapa perhiasan pada Phool “Lihat, Phool ,,, semua ini akan nampak cantik di tubuhmu, semua ini sesuai seperti kesukaanmu dan akan cocok di tubuhmu” Phool segera berjalan ke arah tempat tidur sehingga Ajabde bisa menunjukkan padanya pakaian pakaiannya, Ajabde mempunyai impian besar tentang pernikahan Phool dan Pratap “Orang orang pasti akan membicarakan tentang kalian yang bagaikan pasangan Rama dan Shinta” ujar Ajabde senang “Aku harap kamu melupakan semua orang sementara waktu, lupakan apa yang akan mereka pikirkan dan katakan, apa yang akan kamu rasakan ketika kamu melihat aku duduk di sebelah pangeran Pratap ?” Ajabde berbohong dengan mengatakan kalau dirinya akan berada di langit ke tujuh “Aku telah menyiapkan sebuah tarian yang special untuk kalian berdua, aku akan mewarnai semua gambar ketika seluruh Chittor akan menyala menyambut kedatanganmu dan pangeran Pratap” Phool langsung menampar pipi Ajabde keras,
Sementara itu Raja Maldev Singh sedang ngobrol dengan Raja Udai Singh tentang bagaimana nanti Raja Udai Singh melamar Phool untuk pernikahan Phool dengan Pratap “Jadi gadis Samant itu menolak kamu dengan mengatakan tidak ? Aku merasa sangat prihatin, aku bisa mengerti bagaimana kamu mengontrol kemarahanmu, hanya seorang Raja yang tahu kehormatan atau penghinaan raja yang lain, bagaimanapun juga kita harus mulai sebuah babak baru dalam persahabatan, cinta dan kebahagiaan saat ini juga yaitu dengan mengumumkan pertunangan Phool dan Pratap” ujar Raja Maldev Singh sambil tersenyum senang
Di kamar Ajabde, Ajabde saat itu tertegun begitu Phool menampar pipinya “Kamu tidak mempunyai hak untuk membuat sebuah impian yang seperti itu dan merasa bahagia karenanya, kamu tidak mempunyai hak untuk bahagia diatas semua rasa keegoisanmu terhadap impianmu itu, aku tidak akan membiarkan kamu merasa bahagia karenanya, aku akan menghancurkan semua itu ! Kamu ingin menjadi hebat kan ? Kamu bisa melakukannya ! Tapi jangan lakukan hal itu dengan biayaku !” Ajabde tahu kalau Phool sangat mencintai Pratap dimana Phool menyatakannya pada Ajabde “Memang benar kalau aku mencintai pangeran Pratap” Phool teringat masa masa bahagianya ketika bersama Pratap “Untuk sekali ini aku melupakan kalau aku ini adalah cucu Maharana Maldev Singh atau putri raja Marwar ketika aku bertemu dengannya, aku tidak bisa mengontrol perasaanku dan aku juga tidak bisa mengerti tentang semua hal tapi semua ini bisa berubah karena pada kenyataannya pangeran Pratap lebih mencintai kamu bukan aku ! Kenapa kamu melakukan semua ini, Ajabde ?” Ajabde berusaha menolak tapi Phool sudah tahu semuanya dengan baik “Kesalahan apa yang telah aku buat ? Apakah karena aku mengatakan padamu kalau aku mencintai dia ? Siapapun bisa mencintainya tapi kamu ini bukanlah seorang gadis biasa, kamu adalah seseorang yang bisa menyentuh hatinya, tapi kamu telah melukai perasaannya lagi dan lagi dan kamu juga telah menghina keluarganya, kamu membuat aku jadi kelihatan sangat kecil untuk menjadi seorang yang hebat ! Kamu memang orang yang sangat jahat, Ajabde ! Kamu ini bukanlah seorang gadis yang baik ataupun seorang teman yang baik, kamu ini memang tidak berharga untuk pangeran Pratap !” Ajabde semakin tertegun dengan ucapan sahabat dekatnya ini, tiba tiba saja angin bertiup sangat kencang hingga menjatuhkan sebuah vas kuningan besar dimana surat Phool tersimpan di dalamnya, mereka berdua melihat ke arah surat itu dengan kebingungan
Raja Maldev Singh ingin menunjukkan pada Raja Mamrak Ji kalau raja terkuat se - Rajputana telah datang ke istananya untuk pengantin laki laki yang lamarannya telah di tolak oleh anak perempuan Raja Mamrak Ji “Maharana Udai Singh, batalkan kepulanganmu ke Chittor dan katakan ya untuk hubungan pernikahan ini antara Phool dan Pratap, aku akan mengatur semuanya” ujar Raja Maldev Singh dengan bangga
Di kamar Ajabde, Ajabde segera mengambil surat yang terjatuh dari vas kuningan besar tersebut, semuanya menjadi semakin membingungkan sementara Phool semakin marah padanya karena dia telah meminta maaf pada Ajabde di surat tersebut “Aku telah memohon padamu tapi kamu malah benar benar menghina pangeran Pratap dan keluarganya” Ajabde mulai membaca surat itu, Ajabde teringat sebuah kebohongan yang dikatakan oleh Ratu Bhatyani padanya “Aku tidak bisa lebih spesifik dari pada ini, pangeran Pratap bisa mengerti tentang perasaanmu tapi kamu tidak menghargai perasaannya, kamu hanya memikirkan tentang aku, Marwar, Mewar karena kamu ingin menjadi hebat kan ? Aku tidak bisa berteman dengan orang egois seperti itu ! Kamu akan meratapi dua hal hari ini ! Pangeran Pratap akan pergi menjauh dari kehidupanmu dan akan menjadi milikku tentu saja, kamu bisa terus menerus menangis untuk nasibmu karena kamu memang pantas mendapatkannya !” Ajabde segera menghentikan ucapan Phool seraya berkata “Berikan padaku satu kesempatan, Phool !”
Pada saat yang bersamaan Ratu Uma Devi dan Ratu Bhatyani mendatangi kamar Ajabde, saat itu ternyata Ratu Hansa Bai, Ratu Jaiwanta dan Ratu Veer Bai sudah berada di depan kamar Ajabde, Ratu Bhatyani langsung mengejek Ratu Jaiwanta “Kak Jaiwanta, tidak usah khawatir karena Ajabde itu adalah bayanganmu, dia sudah memutuskan kalau dirinya tidak akan menikah dengan pangeran Pratap maka dia akan tetap bertahan dengan hal itu” Ratu Uma Devi juga menambahkan hal yang sama mendukung adiknya “Phool telah membuat keputusannya untuk menikahi pangeran Pratap, aku fikir dia tidak akan menentang kakeknya, Maharana Maldev Singh” Ratu Jaiwanta hanya tersenyum dan berkata “Kalau begitu buatlah persiapan untuk pernikahan Phool dengan Pratap jika kalian berdua sangat yakin dengan hal itu” tak lama kemudian Phool keluar dari kamar Ajabde, Ratu Uma Devi sangat cemas dan ingin mengetahui apakah semuanya baik baik saja, sementara itu Ratu Bhatyani memastikan kalau mereka berdua pasti saling bertengkar diantara mereka sendiri “Phool dan Ajabde adalah sahabat baik dan akan selalu bersama sama selamanya dan aku juga tahu kalau Ajabde pasti tidak akan menentang Phool” Phool saat itu hendak pergi meninggalkan kamar Ajabde namun Ratu Hansa Bai segera mencegahnya dan bertanya tentang keadaan anaknya “Aku kira kamu akan mengatur semuanya menjadi baik” Phool tersenyum senang “Ajabde berdiri tegak seperti sebuah dinding meskipun aku mencoba untuk berkata padanya, maafkan aku Rani Hansa Bai, aku telah gagal, tidak ada apapun yang akan terjadi sekarang” Phool langsung meninggalkan mereka semua
Sementara itu Pratap dan Chakrapani sedang berada di kandang, Chakrapani baru menyadari siapapun yang menjadi temannya Pratap tidak akan pernah bisa merasa damai tanpa dirinya “Kudamu hanya memakan makanannya dari tanganmu saja, pangeran ,,, aku heran dengan satu hal karena bagaimana bisa Ajabde tidak menyukai kamu” Chakrapani langsung menghentikan ucapannya ketika Pratap menatap kearahnya tajam, Pratap sedang menyiapkan kudanya, Phool menemui mereka dan menyapa mereka berdua “Sekarang kita akan bertemu di Chittor saja” ujar Phool “Ya ! Eh tidak ! Oh tidak tahu !” Pratap merasa kikuk, Phool tidak masalah dengan apapun yang dikatakan oleh Pratap, Chakrapani juga berfikir untuk melupakan semuanya yang telah dikatakannya sampai sekarang “Chakrapani, masuklah kedalam dan cari tahu kenapa semua orang masih berada didalam ? Kita harus pulang ke Chittor sekarang juga”
Saat itu Shaubhagyawati datang menemui mereka dan mengatakan sesuatu pada Chakrapani sambil berbisik bisik di telinga suaminya itu, Chakrapani langsung terkejut begitu mendengar berita itu “Pangeran Pratap, keluargamu tidak akan pulang ke Chittor hari ini” Phool sangat senang mendengarnya namun Pratap mulai menunggangi kudanya sambil berkata “Aku tahu jalanku sendiri” Phool mencoba mencegah Pratap namun Pratap tetap menjalankan kudanya hingga akhirnya kuda Pratap benar benar berhenti karena Ajabde berdiri didepannya, Pratap dan Ajabde saling memandang satu sama lain “Chakrapani, katakan pada kedua gadis itu untuk minggir ke samping !” ujar Pratap lantang namun Chakrapani langsung mundur sambil mengatupkan kedua tangannya di depan Pratap dan meminta maaf kalau saat ini dirinya tidak bisa membantu temannya itu “Tidak baik menghentikan jalanku seperti ini !” Saubhagyawati menyebutnya sebagai sebuah situasi yang sulit sama seperti perang, Phool setuju dengan ucapan Saubhagyawati, Chakrapani juga setuju karena itu adalah apa yang harus di lakukan oleh seorang suami “Aku akan mendengarkan istriku saja tanpa bertanya apapun darinya”
Kemudian Chakrapani segera pergi dari sana bersama Saubhagyawati, Pratap kesal dan juga tidak menginginkan bantuannya, saat itu Ajabde memegang tali kokang kuda Pratap “Phool, apa yang temanmu ini lakukan ? Apa yang terjadi padanya ?” ujar Pratap kesal
Phool hanya tersenyum dan teringat pada apa yang terjadi di dalam kamar Ajabde, Ajabde meminta maaf padanya dan mereka menjadi sahabat lagi, bahkan Phool juga meminta maaf pada Ajabde karena dirinya telah menjadi orang yang egois “Kamu dan pangeran Pratap di ciptakan untuk saling memiliki satu sama lain, aku bisa melihat semuanya dengan jelas tapi kamu tidak bisa mundur lagi, Ajabde ,,, akhirnya aku menyadari kalau aku ini adalah seorang teman yang jahat, aku telah mengorbankan persahabatan kita hanya untuk sebuah alasan keegoisanku semata, pangeran Pratap sendiri yang meminta padamu tapi kamu berkata tidak untuknya demi persahabatan kita, aku tidak akan pernah bisa melakukan hal ini, aku tidak seberani itu, kamu itu seseorang yang sangat berani, Ajabde ,,, jadi kamu sangat berharga untuk menikah dengan pangeran Pratap” ujar Phool penuh haru “Kamu selalu bersamaku sejak kita berdua masih kecil ketika aku tidak mempunyai siapa siapa di sisiku” balas Ajabde haru “Yang lalu biarlah berlalu, sekarang pergilah dan hentikan pangeran Pratap ! Minta maaflah padanya tanpa keragu raguan, aku hanya mempunyai kesempatan ini untuk menjadi hebat ! Jangan rebut itu dariku, Ajabde ! Hentikan dia karena kita semua tahu kalau dia itu benar benar seorang penunggang kuda yang sangat cepat !” Ajabde tersenyum mendengar ucapan Phool
Phool hanya tersenyum dan teringat pada apa yang terjadi di dalam kamar Ajabde, Ajabde meminta maaf padanya dan mereka menjadi sahabat lagi, bahkan Phool juga meminta maaf pada Ajabde karena dirinya telah menjadi orang yang egois “Kamu dan pangeran Pratap di ciptakan untuk saling memiliki satu sama lain, aku bisa melihat semuanya dengan jelas tapi kamu tidak bisa mundur lagi, Ajabde ,,, akhirnya aku menyadari kalau aku ini adalah seorang teman yang jahat, aku telah mengorbankan persahabatan kita hanya untuk sebuah alasan keegoisanku semata, pangeran Pratap sendiri yang meminta padamu tapi kamu berkata tidak untuknya demi persahabatan kita, aku tidak akan pernah bisa melakukan hal ini, aku tidak seberani itu, kamu itu seseorang yang sangat berani, Ajabde ,,, jadi kamu sangat berharga untuk menikah dengan pangeran Pratap” ujar Phool penuh haru “Kamu selalu bersamaku sejak kita berdua masih kecil ketika aku tidak mempunyai siapa siapa di sisiku” balas Ajabde haru “Yang lalu biarlah berlalu, sekarang pergilah dan hentikan pangeran Pratap ! Minta maaflah padanya tanpa keragu raguan, aku hanya mempunyai kesempatan ini untuk menjadi hebat ! Jangan rebut itu dariku, Ajabde ! Hentikan dia karena kita semua tahu kalau dia itu benar benar seorang penunggang kuda yang sangat cepat !” Ajabde tersenyum mendengar ucapan Phool
Dari atas kudanya, Pratap melihat Phool sedang tersenyum manis “Phool, aku ini bertanya padamu tapi kenapa kamu malah tersenyum ?”, “Aku sangat tahu bagaimana Ajabde, sekarang dia telah menangkap tali kokang kudamu karena dia tidak ingin membiarkan kalian berdua pergi dari sini” Pratap merasa heran “Aku tahu itu, Phool ,,, itulah mengapa aku meminta bantuanmu, dia itu tidak pernah mendengarkan aku” Phool kembali tersenyum dan berkata “Aku tidak ingin mencampuri urusan kalian berdua, lebih baik aku masuk ke dalam untuk memberitahukan kabar baik ini pada semua orang kalau Ajabde telah setuju dengan pernikahan ini” Pratap sangat terkejut mendengar ucapan Phool,
Phool segera berlari ke dalam istana, saat itu Pratap juga ingin pergi karena dia merasa kalau ini mungkin saja hanya sebuah skenario belaka, sementara Ajabde ingin menunjukkan padanya bagaimana seorang gadis Rajput bisa sangat keras kepala “Aku tidak akan membiarkan kamu pergi hari ini !”, “Aku ingatkan padamu, kalau kamu ini menantang pangeran Pratap !” tapi ucapan Pratap tidak di gubris sama sekali oleh Ajabde “Apakah yang dikatakan oleh Phool itu benar ?” Ajabde berpura pura lupa kalau dirinya sedang menggodanya, Pratap kembali mengulang pertanyaannya “Itu semua tergantung padamu, apakah kamu mau menikahi aku atau tidak” ujar Ajabde, Pratap teringat pada ucapan Ajabde sebelumnya SINOPSIS MAHAPUTRA episode 268 by. Sally Diandra