SINOPSIS MAHAPUTRA episode 268 part. 1 (28 Agustus 2014) by. Sally Diandra
Di kerajaan Bijolia, Ratu Veer Bai bertanya pada Chakrapani tentang apa yang terjadi di luar “Kalian berdua seharusnya tidak meninggalkan tempat itu, jika mereka berdua bertengkar kali ini maka mereka tidak akan saling melihat satu sama lain” Chakrapani meminta maaf pada Ratu Veer Bai “Anda juga harus datang kesana jika anda ingin melihat bagaimana wajah Phool” tiba tiba Phool berlari dari sana dan menyebut nama Pratap dan Ajabde, Ratu Veer Bai langsung menegur Chakrapani sambil berfikir “Semuanya menjadi kacau sekarang !” namun Phool segera menyela pembicaraan mereka dan membagikan kabar baik pada mereka semua, Chakrapani membanggakan prediksinya “Aku tahu kalau semua ini akan terjadi” mereka semua kemudian masuk ke dalam istana untuk mengatakan pada semua orang
Sementara itu Pratap sedang berjalan, Ajabde mengikutinya di belakang, Ajabde tahu kalau Pratap sedang marah padanya tapi dia tidak mau mengalah, kemudian Ajabde menghentikan langkah Pratap dan berdiri di depannya “Jika kamu membuat aku berjalan cukup lama maka aku tidak akan kelihatan menarik di acara pertuanangan kita dan jika itu terjadi maka Phool tidak akan membiarkan aku pergi dari sini” ujar Ajabde sambil memegang kedua telinganya dan meminta maaf “Aku siap untuk hubungan pernikahan ini, pangeran” Pratap ingin jawaban yang tepat atau dia akan terus berjalan dan berjanji padanya kali ini kalau ini Ajabde tidak akan menangkap dirinya, Ajabde menggerutu terlebih dahulu tapi kemudian mengiyakan ucapan Pratap dan berkata “Aku ingin menikah denganmu” Pratap tersenyum bahagia, mereka berdua saling memandang satu sama lain dengan mesra
Raja Udai Singh akhirnya setuju untuk tinggal lagi satu hari di kerajaan Bijolia, Raja Maldev Singh benar benar bahagia mendengarnya dan berterima kasih pada Raja Udai Singh “Kita berdua tahu alasan dibalik ini semua yaitu untuk pertunangan Pratap dan Phool, kita harus memulai persiapannya, aku tahu kalau kamu telah siap membuat persiapan pertunangan Ajabde dan Toranmal tapi persiapan akan lebih besar dan megah untuk cucuku Phool, bagaimanapun juga dia adalah putri raja !” ujar Raja Maldev Singh bangga, sementara itu Chakrapani menemui Pratap dan Ajabde
“Pangeran, saat ini Phool sudah masuk ke dalam istana dan mengatakan pada semua orang kalau kalian telah setuju dengan hubungan pernikahan ini” Pratap dan Ajabde kaget, Ajabde segera masuk ke dalam istana tapi Ajabde tidak tahu bagaimana caranya Phool mengatakan pada semua orang namun kemudian Ajabde berhenti, Ajabde kecewa karena Chakrapani tidak mencegah Phool “Bagaimana aku akan bicara dengan semua orang tentang pertunanganku sendiri ?” Chakrapani merasa iba “Ketika pangeran Pratap tidak mengatakan apa apa maka bagaimana bisa aku mengatakan sesuatu ?”, “Aku juga tidak mengatakan apapun” bela Ajabde “Jadi semua ini adalah bohong belaka ! Aku sudah bilang kan sama kamu semuanya !” Pratap dan Ajabde mulai bertengkar lagi satu sama lain, Chakrapani segera berlari dari sana karena memang itulah pilihan terbaik untuknya saat ini, Ajabde dan Pratap membicarakan tentang apa yang bisa mereka bagi bersama satu sama lain, hingga akhirnya dia tertangkap ketika dia mengucapkan kalau dia tidak perlu tahu segalanya, Pratap memperhatikan Ajabde yang kehabisan kata kata
Di ruang tengah, Raja Udai Singh meminta pada Raja Maldev Singh untuk tidak menghina Raja Mamrak Ji “Dia tidak hanya saudaraku tapi juga sahabat baikku” Raja Mamrak Ji mendukung ucapan Raja Maldev Singh “Maharaja Maldev Singh tidak bermaksud untuk melukai perasaan Maharana Udai Singh” saat itu Ratu Uma Devi sangat senang dan ingin melihat bagaimana reaksi Phool bila mendengar semua ini, kemudian Phool datang ke ruangan itu sambil berlari lari, Phool tidak membiarkan semua orang berbicara, Ratu Uma Devi mengingatkan Phool untuk tidak berbicara seperti itu di depan semua orang yang lebih tua “Phool, tunggulah sampai kakekmu selesai mengutarakan pembicaraannya” sela Ratu Bhatyani namun Raja Maldev Singh memberikan kebebasan pada Phool “aku selalu mendengarkan dia dulu” kemudian Raja Maldev Singh menyuruh Phool untuk berbicara, Phool segera memberitahukan tentang kabar baik tersebut pada semua orang, Raja Maldev Singh sangat marah begitu mendengarnya
“Kamu sendiri mengatakan pada kakek kalau kamu ingin menikah dengan Pratap, itulah mengapa kakek membawa kamu kesini, Phool ! Ketika kakek berusaha untuk memenuhi harapanmu, agar kamu benar benar bahagia tapi pada kenyataannya Pratap dan Ajabde telah menyetujui pernikahan ini, kamu sendiri juga menyetujuinya karena kamu itu masih anak anak tapi sebuah pernikahan bukanlah sebuah permainan dimana orang orang bisa merubah keputusan mereka, mulai dari sekarang dan nanti, keputusan Maharana Maldev Singh tidak dapat dirubah ! Hanya Phool yang bisa menikah dengan pangeran Pratap !” Raja Maldev Singh segera meninggalkan ruangan itu dengan perasaan marah, Raja Udai Singh juga merasa kesal namun Phool mencoba meyakinkan Raja Udai Singh “Maharana Udai Singh aku tahu semuanya dengan baik karena aku juga tahu bagaimana caranya mengatasi kakek, aku juga tahu kalau kakek tidak akan mengatakan tidak padaku untuk segalanya” ujar Phool tenang
Phool menemui kakeknya di kamarnya “Phool, selama ini kakek selalu memenuhi harapanmu dan kamu telah membalasnya dengan cara seperti ini ? Dulu kamu menunjukkan sebuah keinginan untuk menikah dengan seseorang yang benar benar milik musuh kita, kakek akhirnya menyetujuinya meskipun Maharana Udai Singh menikahi gadis yang ingin kakek nikahi dulu, kakek setuju demi kamu dan mengabaikan penghinaanku, kakek datang kesini ke Bijolia dan bertekut lutut di depan musuh kakek demi kamu sedangkan kamu sendiri benar benar merencanakan sesuatu untuk membuat Ajabde menikah dengan pangeran Pratap ? Apakah kakek ini tidak ada lagi artinya buat kamu ?” Phool bisa memberikan alasan atas kemarahan kakeknya karena memang kakeknya benar “Tapi kakek juga tahu kan kalau mereka berdua itu memang di ciptakan untuk saling memiliki satu sama lain, kakek sendiri sadar kan pada apa yang terjadi pada sandiwara yang kami mainkan di Chittor dulu ?” Raja Maldev Singh ingat pada insiden itu
“Kakek mengabaikannya hanya demi aku dengan mengira kalau kakek bisa mendapatkan cinta pangeran Pratap untukku, dengan berjalannya waktu tidak ada yang tidak mungkin untukmu selamanya, apakah kakek ingin Phool mu melawan cinta seseorang dengan bantuanmu ?” Ratu Uma Devi yang sedari tadi hanya terdiam langsung terkejut melihat ke arah cucunya ini, Raja Maldev Singh sangat yakin kalau Pratap akan melupakan Ajabde jika dia menikah dengan Phool sementara Phool lebih yakin lagi kalau semua itu tidak akan terjadi “Kakek sangat tahu tentang pangeran Pratap dengan baik, dia itu tidak akan seperti itu, aku tahu kalau kakek merasa sangat terhina karena aku tapi apa yang telah aku lakukan ini tidak mudah juga bagiku, kakek ,,, aku merasa bimbang tapi ketika aku melihat mereka bersama sama mereka berdua sama sama memiliki senyum yang tulus dan murni di wajah mereka masing masing, hal itu menyingkirkan semua kebimbanganku, kakek” Raja Maldev Singh mendengarkan penjelasan cucu kesayangannya “Aku mungkin mencintai pangeran Pratap tapi dia hanya mencintai Ajabde dan Ajabde juga merasakan hal yang sama, maka jalan terbaik adalah mereka berdua akan bersama sama dalam tali pernikahan, rasanya sangatlah menyenangkan ketika aku bisa memahami semuanya pada saat yang tepat” ujar Phool tulus “Kakek, aku mohon ,,, restuilah mereka berdua”
Ratu Uma Devi berusaha membuat suaminya mengerti kalau saat ini perasaan Phool sedang tidak menentu “Dia ini masih anak anak, dia tidak akan mengerti tapi kita tahu apa untuk apa hubungan ini yaitu untuk Marwar dan Mewar, apalagi Maharana Udai Singh juga telah berjanji padamu, aku ingin kamu menggunakannya untuk kepentinganmu dan pangeran Pratap akan mematuhi semua itu dengan baik, ini adalah waktu yang tepat untuk membuat Phool bertunangan dengan Pratap” namun Raja Maldev Singh tidak bisa memaksa Phool jika dia telah memutuskan kalau Ajabdelah yang akan bertunangan dengan Pratap, Ratu Uma Devi semakin terkejut sementara Phool sangat senang mendengarnya “Kamu telah mengubah kakek tepat pada waktunya tapi tidak dengan cara yang seperti ini bagi siapapun yang bisa mengubah atau menantang keputusanku, khususnya juga bukan kamu Maharani Uma Devi" Ratu Uma Devi tertegun mendengar ucapan suaminya “Kakek tidak peduli dengan perasaan siapapun, jadi kakek harap kamu tidak akan menyesal dengan keputusanmu ini selama lamanya” ujar Raja Maldev Singh
Di kerajaan Mughal, Agra ,,, Jalal sedang membicarakan tentang hukuman untuk Bhairam Khan “Seorang pengkhianat harus di hukum di depan seluruh pasukannya, pesanku ini harus di sebarkan ke semua orang dengan jelas ! Aku akan menghancurkan siapapun yang tidak patuh padaku !” Jalal teringat pada apa yang terjadi di Ajmer dan Alwar dan bagaimana Bhairam Khan berbohong padanya selama ini “Pedang itu seharusnya kasar sehingga si pengkhianat akan merasakan perasaan sakit hatinya, dia harus merasakan penderitaannya meskipun setelah kematiannya !” ujar Jalal
Di kerajaan Bijolia, Pratap meminta restu pada calon mertuanya, Raja Mamrak Ji dan Ratu Hansa Bai, mereka semua langsung memberikan restu pada Pratap sebagai menantu laki laki mereka, Raja Mamrak Ji tidak pernah bermimpi kalau Pratap akan menjadi menantunya sementara Ratu Hansa Bai teringat kalau ini semua adalah impiannya sejak awal mula ketika Ratu Hansa Bai melihat Pratap dan Ajabde bersama sama, sedangkan Raja Udai Singh memberikan sedikit nasehat pada Pratap bagaimana seorang suami dan istri sering bertengkar setelah mereka menikah, mereka kadang juga sering tidak sependapat untuk hampir semua hal “Ini bukan apa apa tapi kamu akan mengerti semuanya setelah kamu menikah nanti, Pratap” Chakrapani juga mendukung Pratap dan berkata “Tidak ada masalah yang lebih besar dalam hidup selain pernikahan, pangeran”
Pratap hanya tersenyum mendengarnya, Ratu Jaiwanta jadi ingin mengetahui alasan dibalik senyum Pratap itu “Hal ini tidak pernah terjadi sebelumnya” ujar Ratu Jaiwanta, Pratap langsung tidak bisa berkata apa apa dan semua orang tersenyum senang melihat kecanggungan Pratap, kemudian Ratu Hansa Bai meminta bantuan Chakrapani untuk menyiapkan semua persiapan untuk pernikahan Pratap dan Ajabde “Chakrapani harus pergi ke Kashi, aku telah mengambil sebuah sumpah kalau Ajabde dan pangeran Pratap setuju dengan pernikahan mereka maka aku akan mengambil air dari air suci sungai Ganga dan berdoa untuk kehidupan kebahagiaan pernikahan mereka” akhirnya mereka semua menyetujui hal itu “Aku fikir aku harus terburu buru sebelum mereka mengubah pikiran mereka lagi” Pratap sangat tersentuh kemudian memeluk sahabat dekatnya itu, Chakrapani berjanji akan pulang secepat mungkin
Dari arah luar ruangan, Phool mengumumkan kedatangan Ajabde sebagai menantu perempuan dari Mewar, Pratap sangat malu, Pratap berusaha untuk mengantar Chakrapani keluar untuk menunjukkan padanya jalan keluar dari kerajaan Bijolia sebagai dalih agar dirinya bisa menghindar tapi Chakrapani telah mengetahuinya dengan baik jadi Chakrapani menolaknya, semua orang yang hadir disana tersenyum melihat Pratap yang mulai salah tingkah dan malu, Ratu Jaiwanta mencoba menggoda anak semata wayangnya ini, Pratap merasa tegang dan gelisah “Ibu, aku tidak pernah merasa seperti ini meskipun aku sedang bertarung dengan pasukan Mughal” Ratu Jaiwanta tersenyum dan bisa memahami perasaan anaknya ini
SINOPSIS MAHAPUTRA episode 268 part. 2 (28 Agustus 2014) by. Sally Diandra