SINOPSIS MAHAPUTRA episode 267 part. 1 (27 Agustus 2014) by. Sally Diandra
Di kerajaan Bijolia, nampak Raja Maldev Singh dan Phool telah sampai di kerajaan Bijolia, Phool benar benar ingin tahu kenapa mereka harus datang ke sana, Raja Maldev Singh menyuruhnya untuk menunggu karena sebentar lagi dia akan tahu apa yang terjadi disana, sementara itu di dalam istana Raja Udai Singh sedang berpamitan pada Raja Mamrak Ji “Aku berharap apapun yang terjadi diantara kita hari ini tidak akan berimbas pada hubungan persahabatan kita” pinta Raja Mamrak Ji, tepat pada saat itu salah satu prajurit memberitahukan padanya tentang kedatangan Raja Maldev Singh dan Phool, Raja Udai Singh dan Raja Mamrak Ji nampak bingung, Raja Udai Singh teringat ketika dirinya harus mengikuti etika dalam berpolitik, sementara Raja Mamrak Ji merasa bingung bagaimana caranya menyambutnya Raja Maldev Singh karena mereka sama sekali tidak mempunyai persiapan apapun, Raja Maldev Singh dan Phool datang ke Bijolia tanpa pemberitahuan terlebih dahulu,
Sementara itu Ratu Uma Devi sangat bersemangat sekali ketika mengetahui cucunya, Phool telah datang ke kerajaan Bijolia, sedangkan Ratu Bhatyani sangat khawatir karena surat yang dikirim oleh Phool untuk Ajabde, Ratu Uma Devi menyadari kalau rencana mereka tidak akan gagal sekarang.
Kedatangan Raja Maldev Singh rupanya juga membuat Ratu Veer Bai ketakutan “Raja Maldev Singh tidak akan pernah lupa segalanya, ketika dia melihat aku maka dia akan teringat semuanya, dia ingin menikahi aku tapi aku tidak membiarkannya, aku benar benar ketakutan, kak” Ratu Veer Bai merasa sangat khawatir dan ketakutan “Jangan takut, Veer Bai karena kamu sekarang adalah Rani dari Mewar, aku ada bersamamu, aku hanya khawatir tentang tujuannya datang kemari bersama Phool setelah semua yang terjadi disini” Ratu Jaiwanta juga merasa bingung,
Bahkan Pratap pun merasa bingung dengan kedatangan Phool “Aku yakin seseorang pasti akan bertunangan di Bijolia setelah semua” namun Pratap tidak peduli siapa yang akan datang atau pergi “Aku tidak peduli, aku akan pergi ke Chittor sekarang” Chakrapani mencoba mengingatkan Pratap tentang etika dalam berteman karena bagaimanapun juga Phool adalah temannya juga.
Raja Mamrak Ji menyambut kedatangan Raja Maldev Singh, sementara Raja Udai Singh mengubah , mereka bertiga membicarakan tentang perbatasan, Raja Maldev Singh tahu kalau Raja Udai Singh masih kecewa terhadap dirinya “Pangeran Pratap telah memenangkan Ajmer dan memberikannya padaku sehingga aku memutuskan kalau aku harus menghancurkan dinding pemisah diantara kita” Raja Udai Singh menghargai usaha Raja Maldev Singh, Phool juga ikut menyapa mereka, Raja Udai Singh senang bertemu dengan Phool, mereka semua tersenyum kemudian masuk ke dalam istana,
Sementara itu Ratu Uma Devi dan Ratu Bhatyani sedang berjalan di sepanjang koridor menuju ke ruang tengah, mereka sedang membuat sebuah rencana, mereka berdua telah memutuskan untuk mengambil Phool terlebih dahulu agar dibawah kendali mereka sebelum Phool melakukan sesuatu hal yang bodoh, sedangkan Ratu Jaiwanta yang saat itu sudah berada di ruang tengah bersama ratu ratu yang lain sangat yakin kalau Raja Maldev Singh pasti menyimpan sesuatu dalam pikirannya tapi kenapa Raja Maldev Singh datang bersama Phool, itu menjadi pertanyaan besar untuk Ratu Jaiwanta “Apa yang dia inginkan ?” Ratu Veer Bai juga tidak bisa mengerti mau apa mereka datang secara tiba tiba ke kerajaan Bijolia, Ratu Uma Devi dan Ratu Bhatyani sampai juga di ruang tengah, Ratu Jaiwanta baru menyadari semuanya,
Kemudian Raja Maldev Singh, Phool, Raja Mamrak Ji dan Raja Udai Singh memasuki ruang tengah “Maharani Jaiwanta, aku ingin mengeluhkan soal suamimu” ujar Raja Maldev Singh yang menatap ke arah Ratu Veer Bai sambil menahan amarahnya, Ratu Veer Bai teringat semuanya ketika Raja Maldev Singh menatapnya dan memintanya untuk menjadi istrinya, Ratu Veer Bai merasa ketakutan, Ratu Jaiwanta kemudian mengingatkan padanya kalau dia ingin mengatakan sesuatu padanya “Kalian semua telah datang kemari sementara aku baru saja datang kesini menemui kalian semua, to the point saja, tujuanku datang kesini untuk kebahagiaan Phool, cucuku ! Aku telah membawa Phool kemari bersamaku sementara pangeran Pratap juga sedang berada disini, maka aku meminta padamu untuk tidak menunda lagi pertunangan mereka selamanya” Ratu Uma Devi langsung memuji sikap suaminya dan Phool “Semua pangeran raja Rajputana akan berdiri berbaris mengantri pada syarembara yang diadakan untuk Phool dan ini adalah nasib yang baik untuk pangeran Pratap bila hal ini terjadi” ujar Ratu Uma Devi, Ratu Jaiwanta menghargai Raja Maldev Singh “Tidak ada seorangpun yang seharusnya menyebarkan tangan mereka di depan siapapun, khususnya tidak dari sisi si pengantin atau orang orang yang mengira kalau mereka tidak berdaya, ini tidak baik” ujar Ratu Jaiwanta,
Phool datang kesana dan menyapa mereka semua, Phool bisa melihat semua orang yang berada di ruangan itu menampakkan wajah yang kusam dan kesal juga khawatir, Raja Mamrak Ji menyarankan semua orang untuk pergi ke kamar mereka masing masing untuk beristirahat terlebih dahulu “Kita akan bertemu lagi nanti dan membicarakan semuanya” Ratu Uma Devi langsung meminta Phool untuk ikut bersamanya, namun saat itu Ratu Hansa Bai juga menawarkan Phool untuk ikut bersamanya, Raja Mamrak Ji juga menyarankan Phool ikut bersama istrinya untuk bertemu dengan Ajabde, akhirnya Ratu Uma Devi menyerah, Phool segera pergi bersama Ratu Hansa Bai, Ratu Jaiwanta dan Ratu Veer Bai, Ratu Jaiwanta senang bertemu dengan Phool, Phool juga sangat merindukan mereka semua, Phool juga teringat pada Ajabde, saat itu semua pelayan sedang membawa barang barang ke luar istana, Phool merasa penasaran “Maharani Jaiwanta dan keluarganya akan pulang hari ini, itu adalah barang barang mereka, Phool” ujar Ratu Hansa Bai “Aku kira pandangan kalian akan berubah begitu kalian melihat aku disini” ujar Phool heran, dalam hati Ratu Hansa Bai berkata “Seharusnya mereka mengatakan semuanya pada Phool” bathin Ratu Hansa Bai,
Sementara Ratu Jaiwanta menceritakan semuanya sambil berbisik bisik, akhirnya Phool ingin bertemu dengan Ajabde namun Ajabde mengunci dirinya di dalam kamar, Ajabde mau keluar kamar kalau Pratap dan keluarganya sudah meninggalkan kerajaan Bijolia, Phool tahu kalau Ajabde tidak bisa bilang tidak padanya, akhirnya Ratu Hansa Bai mengajak Phool untuk bertemu dengan Ajabde di kamarnya
Ketika hendak menuju ke kamar Ajabde, dalam perjalanan mereka bertemu dengan Pratap, Phool teringat semua kenangan indahnya bersama Pratap “Rani Hansa Bai, aku akan ke kamar Ajabde, aku akan sampai disana segera” Ratu Hansa Bai segera meninggalkan mereka, Phool dan Pratap berjalan bersisian ke tujuan mereka masing masing, Pratap sudah tidak tertarik lagi untuk tinggal disana, Phool bisa mengerti bagaimana posisi Pratap saat ini dengan baik “Ada baiknya kalau kamu menenangkan dirimu dengan berlatih pedang di Dangal, mungkin akan membuat perasaanmu nyaman” namun Pratap menolak saran Phool
“Kenapa aku harus marah dan untuk siapa ?”, “Aku tahu kalau Ajabde berpura pura keras kepala” Pratap merasa heran bagaimana Phool mengetahuinya “Aku bangga padamu, pangeran ,,, karena kamu tidak membiarkan siapapun bisa menikahi Ajabde”, “Aku tidak melakukan apa apa, Phool” ujar Pratap lirih “Dengan namamu saja itu sudah cukup membuat orang lari tunggang langgang, tapi kamu kalah di depan sifat keras kepala Ajabde, aku seharusnya benar benar melakukan sesuatu ketika kamu sudah menyerah tapi kamu itu bukanlah seseorang yang pantang menyerah” , “Aku hanya berharap untuk segera pergi dari sini, Phool ,,, karena itu adalah hal yang terbaik untuk semua orang, kita seharusnya tidak ikut campur dengan apa yang sedang terjadi” ujar Pratap sedih,
Phool hanya ingin mengatakan pada Pratap kalau sampai sekarang yang dia lihat hanyalah sifat keras kepala Ajabde, sekarang Pratap akan melihat sifat keras kepalanya “Aku tidak akan kembali ke Marwar sampai semuanya terjadi sesuai dengan caraku”, “Aku berharap kamu baik baik saja” tak lama kemudian salah seorang prajurit mengabarkan pada mereka tentang kuda Pratap yang tidak mau makan “Pangeran Pratap, kuda anda tidak mau makan dari tangan orang lain” akhirnya Pratap dan Phool berpisah disana, Pratap menuju ke kandang kuda, sedangkan Phool memutuskan untuk melakukan sesuatu yang ada di dalam benaknya.
Pada saat yang bersamaan Ratu Hansa Bai keluar dari kamar Ajabde dan membuka pintu kamar Ajabde “Kamu telah terbiasa berpura pura menunjukkan sifat keras kepalamu dengan mengunci dirimu sendiri di dalam kamar” ujar Ratu Hansa Bai, sementara Ajabde ingin tahu apakah semua orang telah pergi meninggalkan istananya “Aku tidak akan keluar dengan sia sia, ibu” Ratu Hansa Bai menyakinkannya dan berkata “Phool juga ada disini” Ajabde kaget ketika mendengar kalau Phool juga telah datang di istananya, kembali Ajabde teringat ketika Phool mengatakan kata kata yang menyakitkan hatinya dan ketika Phool memutuskan tali persahabatan mereka, Ajabde tidak siap untuk mempercayai ucapan ibunya karena Ajabde tahu kalau ibunya pasti bisa melakukan apapun untuk membuatnya keluar kamar, Ratu Hansa Bai segera meninggalkan Ajabde sendirian disana,
Tak lama kemudian Phool mengetuk pintu kamar Ajabde namun Ajabde masih berfikir kalau itu adalah ibunya “Aku tidak akan keluar kamar sampai mereka semua pulang kembali ke Chittor” ujar Ajabde lantang “Dalam kasus ini kamu tidak akan bisa bertemu denganku karena aku juga harus kembali ke rumahku sama seperti mereka !” Ajabde tidak percaya dengan apa yang didengarnya “Phool tidak mungkin ke sini” ujar Ajabde lirih dan semua kenangan mereka di masa lalu kembali bermain di mata mereka “Ibu, apakah ibu memanggil seseorang yang bisa bicara dengan suara Phool ? Ibu pasti menipu aku dalam hal ini” ujar Ajabde dari dalam kamarnya sambil bertanya tanya siapa gerangan orang yang berada di depan pintu kamarnya “Kamu yang menipu dirimu sendiri ! Kamu kira setiap orang akan melakukan apapun dan segalanya untuk membuat kamu setuju dengan hubungan pernikahan ini ? Kamu salah, Ajabde ! Jika kamu berfikiran seperti itu ! Sekarang aku ada disini dan tidak ada seorangpun yang akan membuat kamu menyetujuinya !” akhirnya Ajabde membuka pintu kamarnya dan dilihatnya sahabat dekatnya ada di depannya kali ini sambil tersenyum, Ajabde tersenyum penuh haru, Phool dengan mudahnya berjalan memasuki kamar Ajabde dan meminta Ajabde untuk menutup pintu kamarnya.
Sementara itu Ratu Bhatyani dan Ratu Uma Devi merasa rencana mereka akan gagal kembali “Saat ini Phool pasti sedang ngobrol dengan Ajabde seperti yang diharapkan oleh Maharani Jaiwanta” ujar Ratu Bhatyani, Ratu Uma Devi merasa kecewa denga surat yang dibuatnya untuk Raja Maldev Singh “Seharusnya aku menyebutkan dalam surat itu kalau Maharana Maldev Singh tidak usah mengajak Phool ikut bersamanya” Ratu Bhatyani juga sedih dan menyalahkan kakaknya, Ratu Uma Devi kesal dengan ucapan Ratu Bhatyani yang memojokkan dirinya, Ratu Bhatyani teringat kalau dirinya meninggalkan surat dari Phool di kamar Ajabde, Ratu Uma Devi dan Ratu Bhatyani merasa cemas
SINOPSIS MAHAPUTRA episode 267 part. 2 (27 Agustus 2014) by. Sally Diandra