SINOPSIS MAHAPUTRA episode 168 (06 Maret 2014) by. RS Di Mewar, Jaiwanta menunjukkan kuil Meera Bai pada Hansa, Hansa senang
melihatnya, Jaiwanta mengatakan “aku suka dengan kehidupan Meera Bai"
Hansa mengatakan “saya sangat senang bertemu dengan seluruh keluarga"
Jaiwanta mengatakan “jangan mengatakan bahwa Anda memiliki keluarga
lengkap, putri sulung Anda sedang tidak ada di sini" Hansa terlihat
sedih mendengarnya, dia menoleh kearah Mamrat Ji, sepertinya mereka
menyembunyikan sesuatu, kemudian Hansa mengajak Jaiwanta untuk masuk
kedalam kuil, Uday Singh juga mengajak Mamrat untuk pergi,
Di
Dwarika, Jalal bertanya pada Pratap “apa yang Meera Bai katakan kepada
Anda ketika Anda bertemu dengan dia untuk yang terakhir kalinya ?"
Didalam Kuil, Hansa mengatakan “Pratap benar-benar sangat berbakat"
Jaiwanta mengatakan ”Ajabdee putri Anda juga benar-benar berbakat" Hansa terlihat marah mendengarnya, kemudian dia pergi, Jaiwanta menghampirinya
dan bertanya “mengapa Anda marah ?" Hansa mengatakan “Ajabde tidak akan
pernah datang kehadapan Mamrat Ji" kemudian Hansa bercerita tentang
putrinya dan Mamrat Ji yang berpikir kalau Ajabde adalah nasib buruk
baginya, Jaiwanta sedih mendengarnya,
Disisi lain, Pratap, Jalal,
Purohit, Tansen dan Syamsuddin sedang dalam perjalanan dengan
menunggangi kuda, Jalal menawarkan tebu pada Pratap, Pratap mengatakan
“tidak, terima kasih" kemudian mereka berada cukup jauh, Purohit bertanya pada Pratap
“siapa anak itu ?" Pratap mengatakan “saya tidak tahu tentang dia, tapi
itu tidak masalah bagi saya siapapun dia" disisi lain, Jalal berkata
pada Syamsuddin “jangan memberikan instruksi pada siapa saya akan
membuat persahabatan, hari sudah hampir malam" Jalal melihat matahari
yang hampir tenggelam, dia terkesan melihat keindahannya, Jalal
mengatakan “saya akan tinggal di sini untuk malam ini" Pratap mengatakan
“saya juga ingin mengatakan hal itu"
Di Mewar, Hansa memberikan
sebuah saree pada Jaiwanta, kemudian Hansa kembali menceritakan tentang
putrinya dan teman temannya,
Di tenda Jalal, Jalal melihat serombongan orang sedang melintas, dia tersenyum melihatnya,
Dikuil, setelah selesai berdoa, Jaiwanta dan Hansa keluar dari kuil,
tiba tiba mereka melihat Uday Singh telah berdiri di hadapan mereka,
Jaiwanta bertanya “apa yang terjadi Yang Mulia, Uday Singh?", “Meera Bai
telah mengambil Samadhi dan dia tidak akan pernah kembali ke Mewar" Jaiwanta dan Hansa terkejut mendengarnya, Jaiwanta menjatuhkan mampan
yang sedang dipegangnya,
Ditenda Pratap, Pratap sedang berdoa di
depan patung dewa Krishna, diluar Jalal sedang berdiri, Jalal bertanya
pada Shamduddin tentang pasukan Rajput yang sedang melintas, Syamsuddin
mengatakan “dua orang Putri sedang dalam perjalanan ke Marwar" Jalal
senang mendengarnya, Jalal pergi untuk melihat putri itu, didalam
sebuah tandu ada dua orang putri, Jalal mengikuti mereka, kedua putri
itu sedang berhias di dalam tandu, tak lama mereka singgah di tenda,
salah satu putri turun, dia mengatakan “Ajabde, ayo turun !" kemudian
Ajabde turun dari tandu, dari tendanya Jalal mengatakan “bagaimana bisa
hidup tanpa melihat pemandangan yang menakjubkan" kedua putri itu masuk
kedalam tenda, Pratap bertanya pada Jalal “apa yang terjadi ?" Jalal ingin
mengatakan tentang putri itu, tapi dia melihat kalau mereka sudah tidak
ada, Pratap heran melihat sikap Jalal, Pratap bertanya apa yang dia
lihat, Jalal mengatakan “tidak kah Anda melihat pemandangan yang
menakjubkan ?"
Di Mewar, Jaiwanta dan Uday Singh merasa khawatir
tentang Pratap, Hansa mengatakan “jika kita memberikan lingkungan yang
berbeda untuk Pratap, maka dia tidak akan merasa sendirian"
Disisi lain, Pratap bertanya pada Syamsuddin “Jalal belum bangun?"
Syamsuddin mengatakan “belum" kemudian Pratap pergi, setelah kepergian
Pratap, Syamsuddin berkata pada dirinya sendiri “dia berada di belakang
Yang Mulia, dia tidak akan berjalan setelah ini " Pratap dan Ajabdey
pergi untuk mandi, mereka sama sama memasuki sungai, kemudian mereka
mandi, kalung Ajabdey terlepas, tiba tiba kalung Ajabdey masuk kedalam
leher Pratap, tak lama mereka selesai mandi, Ajabdey menyadari kalau
kalungnya sudah tidak ada, dia bertanya “di mana kalung saya ?" kemudian
dia meminta pelayannya untuk mencarinya,
Ditenda, Jalal melihat
Pratap telah selesai mandi, dia berkata “Anda bangun pagi sekali ?" Pratap mengatakan “apakah Anda bangun disiang hari ?" Jalal mengatakan
“saya telah melihat mimpi, maka saya akan mencoba untuk mendapatkannya"
Ditempat Phool dan Ajabdee, Phool berkata pada kakaknya “saya ingin pergi mandi ke sungai" kemudian
Phool pergi ke sungai, disungai Jalal sedang membasuh mukanya, pada saat
bersamaan Phool datang untuk mandi, Jalal melihatnya, disisi lain,
Pratap dan Purohit sedang bersiap siap untuk berdoa pada patung Dewa
Krishna,
Disungai, Jalal mengikuti Phool dan pasukannya, seorang
pelayan melihat Jalal, pelayan itu memberi tanda pada kakak Phool,
kemudian kakak Phool dan pasukannya menghalangi Jalal, Jalal dan kakak
Phool saling menentang, kemudian Tansen datang dan menghentikan mereka,
Tansen mengingatkan Jalal, Tansen meminta maaf pada kakaknya Phool,
kemudian kakaknya Phool meminta mereka untuk pergi, kemudian Jalal dan
Tansen pergi, ditenda, Pratap melihat kalung yang ada di lehernya, dia
merasa heran tentang kalung itu, dia memanggil Jalal untuk menemuinya
tapi Jalal tidak mau, Jalal masuk kedalam tendanya,
Disungai,
Phool ingin masuk ke sungai, dia merasa jijik dengan sungai itu, dia
bertanya “apakah Ajabde mandi disini?" tak lama Ajabde muncul dari dalam
sungai, Fuul bertanya padanya, Ajabde mengatakan “saya sedang mencari
kalung saya yang hilang" Ajabde meminta Phool untuk masuk tapi Phool
merasa jijik, kemudian Ajabde menyiramnya dengan air, mereka kemudian
bermain main dengan air,
Ditenda, Purohit sedang makan, dia
melihat Pratap kesulitan untuk membuka kalungnya, Purohit bertanya
padanya tentang itu, Pratap mengatakan “saya tidak tahu bagaimana bisa
kalung ini ada di leher saya" kemudian dia teringat ketika dia mandi
disungai, Pratap mengatakan “mungkin ketika saya mandi disungai, kalung
ini masuk ke leher saya" tak lama Pratap berhasil mengeluarkan kalung
itu dari lehernya, SINOPSIS MAHAPUTRA episode 169