SINOPSIS MOHABBATEIN episode 391 “REALITY SHOW ALA ISHITA & RUHI” by. Sally Diandra
Masih di bandara, Ruhi meminta Ishita untuk menelfon Raman namun Ishita menolaknya sementara Ruhi terus merengek bersikeras meminta menelfon Raman “Ruhi, ibu belum bilang ke kamu kan ? Kalau ini adalah kejutan yang sangat menarik buat kamu, kita ini sedang bermain sebuah permainan yang menyenangkan, ibu hakim telah memberikan permainan ini, permainan ibu terbaik dan anak perempuan terbaik, hari ini adalah perempuan !” Ishita mencoba mencari alasan “Tapi kita tidak ada disana, lalu bagaimana ?”, “Ini adalah pertunjukkan secara langsung, reality show seperti yang ada di televisi, jadi mereka bisa melihat kita, oleh karena itu kita harus ke Mumbai maka kita akan menang ! Kalau kita membuat sebuah kesalahan dan semua orang bisa mengenali kita, kita akan mendapat poin penalti, kita akan didiskualifikasi kalau kita memberitahu ke ayah”, Baiklah ! Kita akan memberikan ayah kejutan !” Ishita langsung memeluk Ruhi erat dan meminta maaf dalam hati karena telah berbohong pada putri kesayangannya ini
Saat itu Ishita melihat polisi sedang mencari cari mereka melalui foto Ishita dan Ruhi ke orang orang yang ada di bandara, Ishita kaget dan tiba tiba tasnya jatuh, Ishita segera membungkuk untuk mengambil tasnya dan mengajak Ruhi pergi dari sana, Ishita segera pergi bersama Ruhi sambil terus melihat sesekali ke arah polisi tersebut dan ketika Ishita berbalik, Ishita bertabrakan dengan Sarika yang kebetulan juga ada di bandara “Nyonya Ishita ,,,” ujar Sarika sambil melirik ke arah polisi namun Ishita bergegas pergi meninggalkan Sarika dan berkata pada Ruhi “Ruhi, kita harus bersembunyi” Ruhi menuruti permintaan Ishita, inspektur polisi lalu bertanya pada Sarika “Maaf, nyonya ,,, apakah anda melihat perempuan ini ?”, “Iyaa” ujar Sarika sambil melihat Ishita yang sedang bersembunyi
“Dia ini dokter Ishita Bhalla dan ini adalah putrinya yang bernama Ruhi Bhalla, aku melihat mereka di klinik bukan disini” ujar Sarika kemudian polisi segera pergi meninggalkan Sarika, bergegas Sarika hendak menemui Ishita namun Ishita dan Ruhi sudah pergi dari sana, Sarika merasa heran “Kenapa dokter Ishita kelihatan begitu tegang ? Dan kenapa juga polisi mencari cari mereka ?” bathin Sarika heran
Ruhi bertanya pada Ishita “Ibu Ishi, siapa yang menang sekarang ?”, “Kita yang menang sayang ! Kita akan memutuskan kemana kita akan pergi setelah mendapatkan beberapa petunjuk” ujar Ishita “Apakah kita akan menang lagi kemudian ?” Ishita mengangguk dan memeluk Ruhi kemudian mereka keluar dari bandara,
Sementara itu Sarika bertemu Romi dan memberitahunya kalau dirinya baru saja bertemu dengan Ishita dan Ruhi di bandara “Dokter Ishita tadi melihat aku dan memberikan kode padaku untuk tidak mengatakan pada siapapun, aku tahu kalau dia tidak akan melakukan hal yang salah”, “Baiklah, kapan kamu melihatnya tadi ?” tanya Romi cemas “Kurang lebih 15 menit yang lalu”, “Aku akan menelfon kak Raman” ujar Romi
Raman dan Bala sedang dalam perjalanan, sementara Ishita meminta Ruhi untuk berhati hati, sedetik kemudian mereka berdua berteriak kencang ketika ada bis yang bergerak kearah mereka, Raman akhirnya pulang ke rumah, mereka semua yang berada dirumah masih menangis dan bertanya tentang Ishita dan Ruhi, Romi lalu memberitahu Raman kalau tadi Sarika melihat Ishita dan Ruhi ada di bandara “Bagaimana keadaan mereka ?”, “Sarika tidak bisa menghentikan mereka, aku tidak tahu, rupanya polisi mulai mencari mereka” ujar Romi cemas “Shagun pasti sudah melaporkannya ke polisi” sahut Raman kesal “Itu artinya Ishirta dan Ruhi masih ada disuatu tempat di kota ini, kita harus mencarinya, Romi” sela Bala,
Saat itu Raman mendapat telfon dari seseorang dan Raman langsung panik “Raman, ada apa ?” tanya mereka begitu Raman menutup telfonnya “Polisi baru saja menemukan mayat perempuan dan anak kecil” mereka semua menangis begitu mendengar kabar dari Raman, mereka mengira kalau itu adalah mayat Ishita dan Ruhi “Kita akan mengeceknya” ujar Mihir, Raman lalu dibawa kesana untuk mengidentifikasi mayat tersebut “Tidak, aku tidak bisa !” Raman menolak dan tidak mau melihat mayat tersebut “Raman, kamu harus melakukan hal ini untuk memastikan apakah benar itu Ishita atau bukan” hibur Bala, akhirnya Raman menghampiri mayat tersebut dan mulai menyingkap selimut putih yang menutupi tubuhnya, Raman langsung mundur dan berkata “Tidak ! Bala ,,, ini ,,,” Bala bergegas melihat begitu melihat reaksi Raman setelah melihat mayat tersebut, begitu Bala melihatnya, Bala segera memeluk Raman dana merasa lega “Apakah itu Ishita dan Ruhi ,,,” Raman masih merasa gamang “Dewa masih bersama kita, mereka bukan kerabat kita, Raman” hibur Bala lega
Shagun bertanya pada inspektur polisi untuk menemukan anaknya, Adi juga bertanya pada Shagun “Ibu, apakah Ruhi pergi ke suatu tempat sehingga mereka mencari cari Ruhi ? Kalau begitu ayooo kita cari dia, bu”, “Mereka yang akan mencari Ruhi” sahut Shagun kesal “Lalu siapa lagi yang bersama Ruhi, bu ?”, “Ishita !” Adi tersenyum senang “Kalau begitu ibu tidak harus tegang dan gelisah, Ruhi akan baik baik saja” Shagun langsung menyela ucapan Adi “Ishita tidak mengatakan pada siapa siapa kemana dia pergi membawa Ruhi !”, “Kenapa memangnya ?” tanya Adi heran “Ibu juga tidak tahu apa yang terjadi dalam benaknya” ujar Shagun kesal “Tenang, relax ,,, mungkin bibi Ishita lupa, telfon saja dia” pinta Adi santai “Telfonnya di matikan !”, “Mungkin baterainya habis, tenang saja bibi pasti akan datang setelah berlibur sebentar bersama Ruhi” hibur Adi “Aku benci padamu, Ishita ! Kamu telah melakukan sihir pada putraku dan aku akan merampas Ruhi sehingga dia bisa mengingatnya” ujar Shagun geram
Di rumah keluarga Bhalla, Raman dan semua orang sedang bersedih memikirkan Ishita dan Ruhi, Shagun lalu menelfon Raman dan bertanya tentang mereka “Kami belum bisa menemukannya”, “Aku bisa memenjarakan kamu kalau Ruhi tidak juga ditemukan” ujar Shagun di ujung sana, Raman langsung melempar gelas yang ada di dekatnya dan memarahi Shagun “Jangan tunjukkan kemarahanmu padaku !” Shagun juga membentak Raman dengan nada tinggi “Apa artinya kamu untuk Ruhi ?”, “Aku ini ibunya !” Raman semakin memarahi Shagun dan berkata “Kamu hanya memanfaatkan Ruhi, lakukanlah apapun yang kamu suka ! Aku telah menandatangani surat yang salah yang dibuat oleh kamu ! Aku akan menyeret kamu ke pengadilan, aku akan membunuh kamu, Shagun ! Kalau kamu ke pengadilan lagi nanti !” bentak Raman “Sekarang, aku yang akan menunjukkan padamu di pengadilan !” balas Shagun sengit, seluruh keluarga Raman mencoba menenangkan Raman dan memintanya untuk tidak khawatir karena Shagun tidak akan menang dan prioritas mereka saat ini adalah Ishita dan Ruhi “Kami akan pergi sekarang” Amma menyela ucapan Appa “Suamiku, biarkan Raman istirahat dulu, kita akan kembali lagi nanti” Vandu juga ikut menyela ucapan mereka “Telfon kami jika kalian membutuhkan bantuan”, “Semua orang tergantung pada dukungan kalian, kalian tidak boleh sakit” sela Bala, Raman mulai menangis, tuan Bhalla mencoba untuk menghiburnya “Percayalah pada Dewa, Ishita dan Ruhi pasti akan kembali” hibur tuan Bhalla
Mihika sedang mengobati Ishita di sebuah taman dan memarahinya karena untung saja Mihika bisa menarik mereka berdua pada saat yang tepat ketika bis itu hendak menabrak mereka “Bagaimana bisa kamu membawa Ruhi dan pergi meninggalkan rumah, kak ? Sekarang ikutlah denganku ke rumahku karena kebetulan Ashok sedang keluar kota, aku tidak akan mengatakannya pada siapapun” pinta Mihika tulus, Ishita hanya terdiam “Ayoolah kak, ikutlah denganku, aku tahu kamu benar tapi pikirkan tentang Ruhi, sampai kapan kamu akan bohong padanya ? Aku tidak akan membiarkan Ruhi berada disini bersama kamu, aku akan membawanya, kamu duduk saja disini” Ishita hanya terdiam saja dan tidak menggubris ucapan Mihika, saat itu Ruhi sedang menggambar dan Mihika bertanya pada Ruhi
“Ruhi, maukah kamu ikut dengan bibi Mihika ?” Ruhi lalu bertanya pada Ishita “Ibu Ishi, apakah ibu Ishi sudah mendapat sebuah pesan ?” tanya Ruhi “Ruhi, tasmu sudah bibi rapikan, ayooo ikut dengan bibi, Ruhi” pinta Mihika lagi “Aku akan bersama ibu Ishi” ujar Ruhi sambil mengingatkan Ishita kalau mereka harus melakukan sesuatu dengan sebuah senyuman dan perasaan senang, Ishita tersenyum dan berkata “Langkah berikutnya dalam permainan ini adalah ke rumah bibi Mihika” Ruhi sangat senang dan memeluk Ishita erat “Kamu memang bermain dengan sangat baik sayang” ujar Ishita sambil berkata dalam hati “Ruhi sangat percaya padaku, aku harap aku bisa menyelamatkannya dari Shagun” bathin Ishita cemas sambil memeluk Ruhi erat SINOPSIS MOHABBATEIN episode 392 by. Sally Diandra