SINOPSIS MOHABBATEIN episode 392 “ISHITA & RUHI PULANG KE RUMAH” by. Sally Diandra
Di rumah Ashok, Mihika akhirnya berhasil membawa Ishita dan Ruhi ke rumahnya, Mihika meminta Ruhi untuk menikmati makanan yang enak, bahkan Mihika juga menawari ke Ishita namun Ishita masih cemas dan menangis dan berkata “Aku tidak berselera untuk makan”, “Kakak, jangan terlalu setres, aku bersamamu” hibur Mihika “Bibi Mihika, aku mau mencuci tangan dulu”, “Ruhi, habiskan dulu semua makanannya, baru setelah itu cuci tangan, oke ?” ujar Mihika senang, saat itu pelayan datang sambil membawa mainan yang baru di beli Mihika untuk Ruhi “Ruhi, makan dulu, baru mainan yaa” Ruhi menyela ucapan Mihika “Ibu Ishi, apakah aku boleh bermain ?” tanya Ruhi setelah selesai makan dan cuci tangan “Minumlah milkshake dulu, Ruhi ,,, baru bermain, oke?” ujar Ishita yang kelihatan lesu dan pucat “Kakak, ayo ke kamar mandi dulu, biar wajahmu sedikit segar” ketika Ishita hendak berdiri tiba tiba Ishita merasa pusing yang teramat sangat dan tubuhnya pun demam tinggi
“Ada apa, kak ? Badanmu panas sekali” ujar Mihika, Ruhi juga ikut panik dan khawatir memikirkan Ishita
Tak lama kemudian dokter datang dan memeriksa Ishita “Nyonya, tubuh anda demam tinggi”, “Dokter, apa yang terjadi pada ibu Ishi ?” tanya Ruhi menimpali ucapan sang dokter “Kamu membuat masalah ibumu yaa, jadi dia jatuh sakit” Ruhi dan Ishita langsung menyangkal ucapan sanga dokter “Lebih baik anda minum obat dan istirahat karena kakimu yang kesleo itu bisa menyebabkan demam atau apakah kamu saat ini sedang memikirkan sesuatu hingga setres ?”, “Aku hanya merasa lelah saja, dok ,,, tidak ada yang lain” ujar Ishita menimpali ucapan sang dokter “Yaa sudah, jaga ibumu baik baik ya sayang” ujar dokter lagi kemudian berlalu dari sana meninggalkan Ishita yang masih ditemani oleh Ruhi ”Ibu Ishi akan baik baik saja karena Ruhiku ada bersama ibu Ishi” ujar Ishita, Ruhi kemudian memeluk Ishita “Ibu Ishi, aku akan mengambilkan air untuk ibu Ishi” ujar Ruhi
Sementara itu dokter memberitahu Mihika kalau dirinya telah menuliskan resep pil tidur selama dua hari, dia akan sembuh hanya kalau dia tidur”, “Terima kasih, dokter ,,, aku pastikan dia akan meminumnya, kalau tidak sakitnya pasti akan lebih parah lagi, aku harus melakukan sesuatu” ujar Mihika kemudian dokter itu pergi meninggalkan Mihika, tak lama kemudian, pintu depan rumah Mihika diketok oleh seseorang, Mihika bergegas membukanya, ternyata Shagun berdiri disana “Mau apa kamu kesini ?” tanya Mihika cemas “Aku mau mengambil hasil laporan medisku”, “Ashok sedang tidak ada dirumah !” Shagun langsung menyahut “Apa yang akan Ashok lakukan ? aku datang kesini bukannya mau tinggal disini ! Aku akan mengambil laporan itu, lalu pergi dari sini !” Mihika langsung menghalang halangi Shagun di tangga, agar Shagun tidak bisa naik ke atas “Itu adalah kamarku ! Kamu tidak bisa masuk begitu saja !” ujar Mihika sambil menghadang Shagun dengan tangannya,
Namun Shagun mulai curiga ketika melihat Mihika berkeringat “Kenapa kamu berkeringat begitu banyak ?”, “Kamu tidak bisa pergi ke sana, Shagun !” Mihika berusaha mengalihkan perhatian Shagun dengan sikapnya yang mulai panik “Minggir kamu, Mihika !” ujar Shagun sambil mendorong Mihika ke samping dan mulai naik ke atas dan masuk ke kamar Mihika dan Ashok, namun kamar itu kosong, tidak ada siapa siapa disana, tapi Mihika bisa melihat koper Ruhi dan koper Ishita ada di pojok ruangan didekat sofa sementara Shagun mulai membongkar bongkar lemari Ashok dan mencari cari dokumennya “Shagun, lebih baik kamu pergi !” hardik Mihika “Apakah kamu menyembunyikannya ?”, “Aku tidak tertarik dengan dokumenmu, buat apa aku menyembunyikannya ? Aku akan menelfon polisi” ancam Mihika “Aku akan mendapatkan dokumen itu tapi aku tidak akan lupa atas sikapmu ini !”, “Baiklah, sekarang pergi !” bentak Mihika,
Shagun akhirnya keluar dari kamar Mihika, sementara Mihika mencoba menyembunyikan tas koper Ruhi dan Ishita dan bergegas menyusul Shagun ke bawah, dalam hati Shagun bertanya tanya dengan sikap Mihika yang sedikit mencurigakan “Kenapa dia sangat gugup, sepertinya ada sesuatu yang tidak beres disini” bathin Shagun ketika sudah turun ke lantai bawah “Shagun, kamu bisa pergi sekarang !” hardik Mihika namun saat itu tanpa diduga, Shagun melihat sepatu Ruhi ada diruang tamu “Ini sepatunya Ruhi ! Dimana kamu menyembunyikan Ishita dan Ruhi ? Aku sudah curiga sama kamu ! Katakan padaku dimana kamu menyembunyikan mereka ?” bentak Shagun, Mihika tidak mau menjawabnya dan tetap menyuruh Shagun untuk pergi dari rumahnya “Aku akan menelfon polisi, meskipun saat ini mereka sedang mencari Ishita dan Ruhi !” Shagun bergegas naik lagi ke kamar Mihika, berusaha mencari Ishita dan Ruhi disegala penjuru ruangan sambil berkata
“Ishita akan menghabiskan seluruh hidupnya di dalam penjara ! Dimana dia ?’, “Mereka tidak ada disini ! Sekarang pergi !” bentak Mihika yang terus mengikuti kemana Shagun pergi sambil berfikir “Kemana mereka ? Kalau tidak ada disini ?” bathin Mihika cemas, Shagun masih terus mencarinya ke seluruh ruangan yang ada dirumah Ashok “Aku peringatkan padamu ! Katakan padaku ! Kamu sengaja menculik Ruhi bersama Ishita kan ?”, “Omong kosong apa ini ?” balas Mihika “Aku akan mengirimkan kamu ke penjara juga ! Aku tahu mereka ada disini tadi !” ujar Shagun yang meninggalkan rumah Mihika dengan perasaan marah, Mihika semakin cemas “Shagun pasti akan melakukan masalah yang lebih besar lagi, dimana kak Ishita dan Ruhi ?” ujar Mihika
Saat itu Ishita dan Ruhi sedang berada di dalam taxi, Ishita teringat ketika berada di kamar Mihika, Ishita mendengar suara Shagun di bawah, Ishita bergegas pergi dari sana bersama Ruhi tanpa membawa koper mereka “Ibu Ishi, tadi kita belum mengucapkan selamat tinggal pada bibi Mihika”, “Ini seperti permainan yang tadi” sahut Ishita dengan pusing dikepalanya “Kenapa kita tidak membawa koper kita tadi ?” tanya Ruhi polos “Ini permainan tantangan sayang”, “Asssyiiiik, kita pasti akan menang ! Tapi kapan permainannya berakhir ibu Ishi ?” tanya Ruhi cemas “Kenapa memangnya ? Apakah kamu sudah capek ?” Ruhi menggeleng “Tidak ! Tapi ibu Ishi sedang demam dan kakinya sakit” Ishita berusaha menyembunyikan rasa sakitnya didepan Ruhi dan berharap pada Dewa agar Shagun tidak bisa mendapatkan Ruhi “Apakah kita boleh menelfon ayah ?” Ishita hanya menangis “Apakah ibu Ishi baik baik saja ?”, “Ibu Ishi baik baik saja sayang” ujar Ishita sambil memeluk Ruhi erat
Dokter yang merawat Ishita tadi rupanya berkunjung ke rumah keluarga Bhalla untuk menemui tuan Bhalla, tuan Bhalla lalu mengenalkan dokter itu pada keluarganya yang sedang berkumpul di ruang tamu “Apa yang bisa aku bantu ?”, “Aku hanya mampir kesini, aku merasa aku harus memberitahu kamu, tuan Bhalla ,,, aku tadi dapat panggilan, aku tadi bertemu dengan kakaknya seorang perempuan yang memanggilku dan putrinya, dia terkena demam tinggi, aku jadi teringat kalau dia itu menantumu dan cucumu” semua orang yang berada disana kaget terutama Raman yang baru turun dari lantai atas “Dimana kamu melihatnya ?”, “Dirumah Ashok Khanna, papan namanya tertulis seperti itu” ujar sang dokter “Apa yang terjadi padanya ?” sela Raman panik “Dia terkena demam tinggi”, “Apakah dia masih disana ?” dokter itu mengangguk “Iyaa, dia mungkin masih tinggal disana” Raman bergegas pergi ke rumah Ashok
Sementara itu Ishita dan Ruhi sudah sampai di sebuah hotel, Ruhi meminta Ishita untuk istirahat, Ruhi berusaha merawat ibu Ishinya, seorang room boy datang dan bertanya pada mereka “Apakah anda memerlukan hal yang lain, nyonya ?” Ruhi minta dibawakan obat, Ishita juga meminta hal yang sama agar dibelikan obat, saat itu Raman sudah sampai dirumah Ashok dan langsung masuk ke dalam dan bertanya tentang Ishita dan Ruhi pada Mihika “Mereka telah pergi, kak ,,, tadi Shagun datang ke sini dan kak Ishita sepertinya tahu kalau Shagun sedang mencarinya, mereka pergi begitu saja tanpa membawa koper mereka” ujar Mihika cemas “Kemana lagi aku harus mencari mereka ?” tanya Raman cemas,
Saat itu Raman mendapat telfon, rupanya Ruhi yang menelfonnya, Ruhi langsung menangis begitu mendengar suara ayahnya “Ayah, cepatlah datang kesini karena ibu Ishi sedang sakit”, “Kamu dimana sayang ?” tanya Raman lega “Aku di hotel”, “Hotel yang mana ?” tanya Raman lagi “Aku tidak tahu, ayah”, “Coba kamu lihat di buku catatan yang ada di meja dan katakan apa nama hotelnya ?” Ruhi segera melihat ke buku catatan yang ada nama hotelnya “Iyaaa, ini hotel Sunstar”, “Baiklah, ayah akan segera datang” ujar Raman, tak lama kemudian Raman masuk ke dalam kamar Ishita dan Ruhi, Ruhi langsung berlari dari memeluk ayahnya sambil menangis, Raman kemudian menghampiri Ishita yang saat itu sedang tertidur “Ishita, aku datang, semuanya akan baik baik saja, lihat Ruhi bersama kita saat ini” ujar Raman, kemudian Raman membawa mereka pulang kerumah
Di rumah keluarga Bhalla, dengan telaten Raman merawat Ishita dengan mengompres kening Ishita agar demamnya cepat turun, Ishita masih tertidur, Raman meminta maaf pada istrinya ini, tiba tiba Ishita kaget dan membuka matanya, ternyata dirinya sudah berada dirumah “Kamu sudah berada dirumah”, “Dimana Ruhi ?” Ishita bersikeras ingin bertemu dengan Ruhi “Ishita, hentikan ! Kamu tidak bisa berjalan, kakimu mengalami patah tulang ! Tidak ada siapapun yang akan mengambil Ruhi”, “Kamu juga mengatakan hal seperti ini sebelumnya” ujar Ishita kesal “Percayalah padaku”, “Bagaimana ? Apakah kamu bisa berjanji padaku kalau Shagun tidak akan membawanya ?” Ishita semakin kesal
“Kita akan mengajukan permohonan di pengadilan” hibur Raman “Keputusan ini juga bisa membantu Shagun !”, “Aku yakin kita akan mendapatkan keputusan ini untuk membantu kita” ujar Raman sedih “Kamu ini tidak bisa meyakinkan, kita ini suami dan istri dan seharusnya kita berbagi semuanya, kamu telah menyembunyikan hal ini dariku dan lihat aku kehilangan putriku”, “Aku menyadari itu dan aku tidak bisa hidup tanpa kamu dan Ruhi, semuanya akan baik baik saja” ujar Raman sambil memeluk Ishita dan mencium keningnya lembut, mereka berdua menangis bersama, kemudian Ishita mencoba tidur lagi sementara Raman tetap duduk disebelahnya sambil menangis SINOPSIS MOHABBATEIN episode 393 by. Sally Diandra