SINOPSIS MAHAPUTRA episode 324 by. Sally Diandra

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 324 by. Sally Diandra Saat itu Pratap akhirnya berhasil membawa Ajabde ke tempat yang aman, Pratap berusaha menyembuhkan luka Ajabde dan berkata “Kamu harus bangun, Bai ji lal ,,, untuk rakyat Bijolia, untuk menyelamatkan mereka dari Afghanistan, saat itu Ajabde dalam keadaan antara sadar dan tidak sadar, Ajabde teringat pada bahaya yang terjadi di Bijolia sambil sesekali mengigau, Ajabde teringat pada serangan pasukan Afghanistan di Bijolia, tak lama kemudian Ajabde membuka matanya, ketika Ajabde hendak bangun, Pratap memintanya untuk beristirahat “Aku sudah mengatakan padamu tadi untuk pergi dari sana, tapi kenapa kamu tidak mau pergi ? Kenapa kamu tidak menuruti perintahku ? Kenapa kamu malah menghalangi panah yang mengarah padaku ?” Ajabde teringat akan ucapan Pratap tentang kedatangannya ke sana adalah untuk menyelamatkannya, ini semua karena tugasnya “Kadang kadang hal itu terjadi begitu saja, pangeran” Chetak meringkik dengan keras, saat itu Fatta datang dan berlari kearah mereka, Fatta benar benar khawatir pada Ajabde “Kakak, apakah kakak baik baik saja ?” tanya Fatta cemas “Aku baik baik saja, Fatta” ujar Ajabde kemudian pingsan seketika itu juga “Apa yang terjadi padanya, pangeran ?” tanya Fatta cemas “Jangan khawatir, Fatta ,,, dia baik baik saja, dia sudah keluar dari masa kritisnya”, “Bagaimana hal ini bisa terjadi, pangeran ?” Fatta sangat penasaran dengan keadaan Ajabde “Dia di serang dengan panah beracun” Fatta langsung marah “Aku tidak akan membiarkan Badshah Khan dan ini adalah janjiku !” ujar Fatta geram “Kendalikan emosimu, Fatta ,,, jangan sampai kamu terbawa emosi” ujar Pratap 

Tak berapa lama kemudian, mereka mendengar suara derap langkah sepasukan tentara yang sangat besar yang datang ke arah Bijolia “Mereka sudah memasuki Bijolia, pangeran ,,, jika mereka memasuki Bijolia maka mereka akan menghapus nama kita dari Rajputana” ujar Fatta cemas “Jangan terlalu terbawa emosi, kita harus memikirkan apa yang harus kita lakukan” ujar Pratap geram, saat itu Badshah Khan sudah mulai menyerang istana Bijolia, sementara Fatta menjaga Ajabde yang saat itu mulai siuman dan bertanya “Kakak, apakah kamu baik baik saja ?” Ajabde menganggukkan kepalanya “Aku baik baik saja, Fatta” ujar Ajabde lemas “Fatta, berapa banyak prajurit yang kita punya di Bijolia ?”, “Maksimal ada 100 orang, pangeran ,,, tapi mereka tidak bisa berperang karena mereka belum sepenuhnya di ajari caranya berperang dan lagi rakyat Bijolia tidak bisa menghadapi pasukan Afghanistan, aku akan pergi kesana” ujar Fatta geram “Aku akan bertarung sampai tetes darah penghabisan, aku akan bertarung dan menyelamatkan Bijolia” Pratap menggelengkan kepalanya begitu mendengar ucapan Fatta 

“Tidak, Fatta ! Kamu tetap tinggal disini, aku yang akan pergi kesana ke Bijolia, apalagi kakakmu juga membutuhkan kamu, jaga dia baik baik” Fatta menggelengkan kepalanya “Tidak, pangeran ! Kamu yang tinggal disini, aku akan pergi kesana, hidupmu ini sangat berharga dan aku tidak mau mengambil resiko untuk nyawamu, pangeran” ujar Fatta “Bagaimana jika aku mengatakan kalau aku tidak mau tinggal disini, apakah ada seseorang yang bertanya padaku apa yang aku inginkan ?” Ajabde tiba tiba menyela pembicaraan mereka berdua “Kamu dan Fatta tidak akan pergi kemana mana, lukamu masih berdarah dan perintahkan dia untuk tetap disini” Pratap bersikeras untuk tetap pergi sendirian “Slogan pangeran Pratap yaitu luka seorang ksatria adalah kebanggaan mereka dan darah yang mengalir adalah sebuah hal yang alami” Ajabde dan Fatta kompak mengatakan hal yang sama “Itu adalah tugas seorang Rajput untuk menyelamatkan negara mereka, baiklah ,,, kita akan pergi bersama sama” Ajabde dan Fatta tersenyum senang 

Pada saat yang bersamaan Badshah Khan tertawa terbahak bahak sambil memegang tawanan orang Bijolia dan berkata “Saat ini aku telah menaklukkan Bijolia dan kalian hanya mempunyai satu pilihan untuk menyerahkan diri kalian padaku atau aku akan mengahncurkan kalian !” sementara itu di tempat Ajabde “Aku bisa mengambil senjata, pangeran” Pratap kemudian menuju ke pegunungan dan menyingkirkan semak semak yang ada, Pratap segera mendorong sebuah pintu yang terbuat dari batu besar dan masuk ke dalam, Fatta dan Ajabde terkejut melihatnya, Pratap terus berusaha mendorong pintu rahasia itu namun pintu itu tidak terbuka juga, di kerajaan Bijolia, Badshah Khan masuk ke dalam pasar, Pratap mendatangi Fatta dan memberikan kode jangan lakukan “Dia tidak boleh ada disini, pangeran ,,, rakyat Bijolia sedang menghadapi hidup yang penuh dengan resiko, cukup sudah ! Kita harus pergi dan mendobrak pintu rahasia itu !” ujar Fatta kesal “Prajurit Afghanistan akan membunuh kamu, Fatta ,,, kita hanya punya satu pilihan sekarang yaitu menyerahkan diri kita karena dia menginginkan aku, aku tahu Badshah Khan melakukan ini semua untuk mendapatkan aku atau kalau tidak dia akan membakar Bijolia sampai sekarang” ujar Pratap 

Dan benar saja saat itu Badshah Khan memerintahkan prajuritnya untuk membakar rumah rumah penduduk, Pratap bisa merasakan kalau Badshah Khan ingin balas dendam pribadi pada dirinya karena kematian ayahnya, kemudian Pratap memberikan segulung tali ke Fatta dan memintanya untuk mengikat tangannya dan membuat kesepakatan dengan Badshah Khan “Katakan padanya untuk mengadakan pertukaran antara aku dengan kebebasan Bijolia” ujar Pratap “Tapi apakah Badshah Khan akan membiarkan aku masuk kesana, pangeran ?” Fatta merasa cemas dengan ide Pratap “Dia tahu kalau beberapa orang membenci aku”, “Aku tidak akan mendukung rencana konyolmu ini, pangeran” ujar Fatta sambil berlalu dari sana, Ajabde segera memanggilnya untuk berhenti “Aku juga tidak setuju dengan ide kamu ini, pangeran ,,, aku setuju dengan Fatta” Pratap segera berlari mengejar Fatta dan menghentikannya, Pratap memanggil Fatta “Fatta ! Fatta ! Berhentilah ! Fatta pikirkanlah tentang Bijolia”, “Tapi aku tidak bisa mengorbankan kamu, pangeran” ujar Fatta cemas “Aku bisa saja mati, lalu apa lagi ? Aku juga bisa menghancurkan Afghanistan, setiap tetesan darahku ini akan membunuh 100 orang Afghanistan, Fatta” Pratap berusaha meyakinkan Fatta agar menyerahkannya pada Badshah Khan 

Di kerajaan Bijolia, Badshah Khan tertawa terbahak bahak dan menakut nakuti semua orang, sementara itu Pratap berusaha untuk meyakinkan Fatta agar mendukungnya demi Ajabde dan Bijolia “Jangan hancurkan kepercayaanku, Fatta” Ajabde kemudian menghampiri mereka berdua “Fatta, jangan dengarkan ucapannya !”, “Pikirkan tentang tanah air kalian !” ujar Pratap geram “Fatta, tinggalkan kami berdua, pergilah” Fatta menatapnya dengan tatapan nanar dan berkata “Kakak, aku akan melakukan seperti apa yang pangeran Pratap katakan, maafkan aku, kak” ujar Fatta sambil mengatupkan kedua tangannya didepan dada “Maafkan aku, kak ,,, aku akan memberikan pangeran Pratap pada Badshah Khan” Ajabde hanya tertegun menatapnya SINOPSIS MAHAPUTRA episode 325 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top