SINOPSIS MOHABBATEIN episode 107 by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 107 by. Sally Diandra Malam itu diruang pertemuan warga apartemen, Ishita sedang memeluk Ruhi, Raman melihat mereka “Ibu Ishi, jangan menangis karena orang yang jahat yang seharusnya menangis, bukan ibu Ishi” Ruhi mencoba menghibur Ishita “Nenek, nenek harus minta maaf ke ibu Ishi karena ibu Ishi bukan wanita mandul ! ibu Ishi juga harus mengatakan pada semua orang kalau ibu Ishi ini bukan wanita mandul !” Ishita hanya bisa menangis mendengar ucapan Ruhi, Raman jadi tahu semuanya, Ishita memeluk Ruhi erat dan bertanya “Siapa yang mengatakan padamu sayang ? Semua orang keliru, ibu Ishi ini bukan wanita mandul, aku mempunyai anak yang selalu bersamaku yaitu Ruhiku” Amma tersenyum haru melihatnya “Aku mencintai anakku” Ishita kemudian mencium Ruhi lembut dan berkata “Terima kasih sayang karena kamu telah membuat aku menjadi seorang ibu” Raman terharu melihatnya 

“Ayooo, sekarang kita pulang, hari sudah malam” ujar Ishita sambil menggandeng Ruhi tapi Pooja menghentikan langkah Ishita “Ishita ,,,” Ishita langsung menghampiri Pooja “Pooja, lebih baik kamu berbaring saja”, “Ishita, kamu adalah seorang Dewi bagiku, kamu telah membantu aku melahirkan, kamu juga yang telah menyelamatkan nyawa bayiku, orang orang memang mudah saja berbicara sesuka hatinya” hibur Pooja, Pammi lalu meminta maaf pada Ishita “Ishita, maafkan aku, kadang kadang kita lupa untuk menggunakan pikiran kita, maafkan aku” ujar Pammi, kemudian Pammi menyindir ibunya Bala 

“Rasanya sangat bagus juga dengan apa yang sudah terjadi, aku biasanya terluka ketika orang orang menyebutku sebagai wanita yang mandul tapi kali ini aku mempunyai seorang anak, sekarang aku adalah seorang ibu, Ruhi ada bersamaku tapi aku merasa tidak enak jika ada orang yang saling menghina satu sama lain, mereka bisa menimbulkan luka yang lain, memangnya apa itu artinya wanita mandul ? Tidak ada seorangpun wanita yang bukan seorang ibu tapi kata mandul itu untuk menunjukkan kalau hatinya itu kosong, Ruhi bisa memahami tentang hal ini tapi kita yang lebih tua dari dirinya kadang tidak bisa mengerti” jelas Ishita, tiba tiba ada seorang perempuan yang menyela “Aku akan mengambil manisan dari rumahku” ujarnya “Ishita, maukah kamu memberikan nama untuk anakku ?” pinta Pooja, Ruhi melihat bayinya Pooja lalu Ishita berkata “Namanya Srishti yang artinya dunia” perempuan yang mengambil manisan akhirnya kembali kesana lalu membagikan manisan pada semua orang “Nenek tidak boleh makan manisan ! Karena nenek tidak minta maaf pada ibu Ishi” ibunya Bala sangat marah begitu mendengar ucapan Ruhi dan langsung keluar dari ruangan tersebut, 

Begitu sampai diluar, ibunya Bala berpapasan dengan Raman, Raman menyindirnya “Aku tidak mengerti, kenapa kamu ada disini, nyonya ,,, kamu seharusnya menjadi seorang politikus, kamu selalu saja mengikuti Ishita meskipun dia sudah pergi dari kehidupanmu, aku tidak tahu bagaimana kamu Bala bisa lahir dari dirimu ini ? Jadi apakah kamu bisa pergi sekarang ? Karena jam malam telah berakhir” ibunya Bala semakin kesal mendengar sindiran Raman 

Trisha pulang ke rumah dengan perasaan bahagia, saat itu Mihir pulang bersama Mihika, rupanya Mihika batuk batuk “Aku baik baik saja, sudah sana pergilah” Trisha mencoba peduli dengan Mihika, Mihir juga sangat mencemaskan kondisi Mihika “Aku harap dia mau minum obat sirup itu” ujar Mihir cemas, Trisha juga ikut mengkhawatirkan Mihir “Kami tadi berada di kerusuha jam malam, sungguh sangat menegangkan, aku ingin Mihika meminum obat sirupnya, lho Mihika, dimana obat sirupnya ?” ujar Mihir yang tiba tiba merasa kesal pada Trisha karena tidak memperhatikan Mihika, Trisha juga balik kesal dengan Mihir “Mihika itu alergi terhadap obat obatan herbal”, “Bagaimana kamu bisa tahu ?” tanya Trisha heran “Jelas saja aku tahu ! Aku sudah bersamanya selama tiga tahun !” bentak Mihir lalu mulai mencari cari obat sirup untuk Mihika 

Di rumah keluarga Bhalla, Ishita masuk ke kamarnya, Raman mengikutinya dibelakang “Apa ini ? Katakan padaku, apakah karena aku memotong telfonmu dan melukai egomu ? Ayooo mulai saja, aku sudah siap !” tantang Ishita “Apa yang kamu katakan ? Aku tidak bilang apa apa tapi kamu telah melakukan sesuatu yang sangat luar biasa” untuk pertama kalinya Raman tersenyum untuk Ishita dan berkata “Selamat !” ujar Raman sambil menjulurkan tangannya namun Ishita tidak membalas uluran jabatan tangan Raman, Raman akhirnya memegang tangan Ishita dan menjabatkan tangan Ishita ke tangannya sendiri dan berkata ”Aku harus mengatakan sesuatu dan menjawabnya dengan jujur kalau kamu telah melakukan suatu pekerjaan yang sungguh luar biasa, aku sangat terkesan padamu tapi juga sedikit terkejut ketika kamu memberikan ceramah yang cukup panjang” goda Raman

“Kamu mulai lagi kan ?” Ishita mengira kalau Raman ingin menyindirnya lagi “Kamu yang selalu memulai, tapi jujur aku katakan apa yang kamu katakan hari ini, itu sangat menyentuh hatiku, kamu telah memberikan pembelajaran pada semua orang dalam setiap keluarga” Ishita hanya tersenyum, kemudian Raman mencoba mengolok olok dirinya sendiri “Apa itu namanya ? Ravan Kumar ? Itu nama yang membosankan, pikirkan, kamu kan terpelajar, pikirkan sebuah nama baru” goda Raman sambil tersenyum manis “Tapi sungguh, aku suka pada satu kalimatmu, aku akan mencetak sebuah buku untuknya”, “Kamu bercanda” Ishita tidak percaya “Tidak, kamu yang bercanda dan kami yang menanggungnya” Raman tertawa tergelak, Ishita kemudian berlalu dari sana dengan senyum diwajahnya 

Trisha menemui Raman, Trisha mencoba bertanya tentang pacarnya Mihir “Memangnya kenapa, Trisha ?”, “Mihir putus dengan pacarnya karena aku tidak suka dengan gadis itu”, “Bagaimana bisa Mihir setuju ?” tanya Trisha heran “Iya karena dia itu saudaraku” ujar Raman santai “Apakah mungkin pacarnya itu tidak begitu penting dalam hidupnya ? Karena kalau tidak dia akan melawan kamu” ujar Trisha heran “Iyaa kamu benar, Trisha !” sela Ishita, sedangkan Mihir yang juga ada disana hanya bisa terdiam “Hal ini penting untuk setiap hubungan, permasalahannya adalah kalian semua telah menyembunyikannya dariku, apakah kamu pikir aku tidak akan tahu atau aku akan terluka karena ini ? Terima kasih untuk kepedulian kalian untuk perasaanku ini” Ishita menyela ucapan Trisha 

“Trisha, apakah kamu baik baik saja dengan hal ini ?”, “Iyaa ! Aku angkat topi untuk kalian ! karena Mihir telah menaruh aku di rumah mantan pacarnya dan mantan pacarnya itu telah bohong padaku dengan membuat aku makan makanan yang pedas” ujar Trisha kesal “Itulah mengapa aku membuat Mihir agar menjauh darinya”, “Raman, beraninya kamu ?” Ishita menyela “Sudah sudah, ini saatnya kita tidur, ayoo Trisha ikut denganku” Mihir juga ikut menyela “Selamat malam, aku harap semuanya akan baik baik saja diantara kalian berdua” ujar Raman, kemudian Trisha dan Mihir pun berlalu dari sana, Raman langsung menutup pintu, sedangkan Ishita merasa kesal dengan sikap Raman 

Keesokan harinya, Trisha mengucapkan selamat tahun baru ke Amma dan Appa, saat itu Bala dan Vandu datang bersama Shravann “Untungnya jam malam telah berakhir, kalau tidak kami tidak bisa datang kesini untuk melakukan puja” ujar Bala senang, sedangkan Amma meminta Shravan untuk melihat wajahnya di piring, tak lama kemudian Ruhi mampir ke rumah Amma dan mulai bertengkar lagi dengan Shravan, Mihika juga bergabung dengan mereka dan mengucapkan selamat tahun baru untuk semua orang 

Dirumah keluarga Bhalla, tuan dan nyonya Bhalla saling mengucapkan selamat hari Baisaki, Simmi dan Parmeet juga menyapa mereka, tuan Bhalla dan Appa sedang ngobrol bersama “Tuan Bhalla, sebenarnya perayaan kita ini sama saja tapi hanya namanya yang berbeda” ujar Appa, sedangkan Simmi meminta ibunya untuk memasak makanan yang terbuat dari daging secepatnya “Tidak hari ini, Simmi ! Besok ibu akan membuatkannya” ujar nyonya Bhalla, nyonya Bhalla bertanya tentang Raman dan Ishita “Mungkin dia kelelahan karena kemarin dia sudah membantu Pooja melahirkan” ujar nyonya Bhalla, 

Saat itu Raman keluar dan menyapa semua orang sambil berkata “Ishita sedang tidak enak badan, dia muntah muntah terus dari tadi, mungkin ada yang nggak beres diperutnya” ujar Raman “Cepat panggil dokter !” ujar nyonya Bhalla, ketika dokter sudah datang, dokter kemudian bertanya pada Ishita “Apakah kamu sudah melakukan cek kehamilan ? Aku rasa mungkin saja dia hamil” semua orang dan Ishita terkejut mendengarnya SINOPSIS MOHABBATEIN episode 108 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top