SINOPSIS MAHAPUTRA episode 320 (26 November 2014) by. Sally Diandra
Ajabde masih terus bertarung dengan para prajurit Afghanistan, Badshah Khan menghampiri Ajabde dan mulai menyerang padanya, hingga akhirnya Badshah Khan berhasil menang atas Ajabde dan menyuruh prajuritnya untuk kembali menangkap Ajabde, sementara saat itu Pratap masih dalam perjalanan ke arah Ajabde, semua orang melihatnya melintas, sedangkan Fatta meminta pada para prajuritnya dan rakyat Bijolia untuk menghadapi masalah sekeras apapun yang menimpa pada diri mereka, Fatta juga meminta kerja sama mereka “Saat ini Badshah Khan sudah menculik tuan putri Ajabde dan jadi kita harus bisa mengembalikan kembali Bai ji lal dengan rasa hormat dan menghancurkan Afghanistan” ujar Fatta “Katakan saja pada mereka kalau kamu ini akan memprovokasi mereka untuk datang kesini dan mereka akan bertarung dibawah kekuasaan pangeran Pratap” ujar Parwat Sing yang memang secara sengaja membuat rakyat Bijolia melawan Fatta “Ayoom, Fatta ! Katakan yang sebenarnya pada mereka !” ujar Parwat Singh lantang sambil tersenyum licik, namun Fatta tidak gentar dengan ucapan Parwat Singh “Iya, itu memang benar ! Pangeran Pratap akan menjadi panglima kita dan dia akan melindungi kita sebagai salah satu menteri kerajaan Bijolia” Chakrapani yang juga berada disana merasa senang “Dia mempunyai sebuah alasan sendiri, pangeran Pratap bukan berperang melawan kita, tidak ! Tapi dia bersama Bijolia, dialah yang melindungi Bijolia !” semua orang yang mendengarkan ucapan Fatta, tertegun “Pada saat dia tahu kalau Afghanistan telah menculik tuan putri Ajabde, dia langsung pergi dan hendak menyelamatkannya sendirian !” ujar Fatta bersemangat
Pada saat yang bersamaan Mansoor menemui Badshah Khan dan berkata “Tuan Badshah Khan, Pratap telah mengalahkan semua prajurit kita ! Dan dia sedang menuju kesini, dia bisa datang kesini kapanpun !” Ajabde tersenyum dan berkata “Permainan kalian berakhir sekarang !” ujar Ajabde senang, Badshah Khan segera mengirimkan prajuritnya untuk menyerang Pratap,
Sementara itu Fatta meminta pada para prajuritnya untuk menunjukkan pada Afghanistan kalau mereka bisa melakukan apapun demi kehormatan Bijolia mereka, mereka bisa mati dan membunuh juga ! Semua orang setuju dengan pendapat Fatta “Tidak ada seorangpun yang bisa memecah belah kita dan ketika pasukan Afghanistan ada di depan kita, kita ini bukan lagi Bijolia atau Chittor tapi kita adalah Mewar ! Jai Mewar !” ujar Fatta penuh semangat namun para prajurit itu hanya terdiam, sedetik kemudian Balwant, adik kandung Ajabde berteriak “Jai Mewar !” semua orang yang hadir disana langsung berteriak dan mengelu elukan Mewar, meniru ucapan pangeran mereka “Jai Mewar ! Jai Mewar ! Jai Mewar !” Parwat Singh nampak sangat khawatir
Di tengah perjalanan menuju ke tempat Ajabde, Pratap dan Chetak melihat ada beberapa prajurit Afghanistan, Pratap segera bersembunyi dan mulai memasuki daerah Afghanistan, Pratap segera menghajar salah satu prajurit dan membunuhnya seketika itu juga, Pratap kemudian memasuki salah satu tenda,
Sementara itu di kerajaan Chittor, Rawat Ji bertanya pada Raja Udai Singh tentang kabar apa yang didapatnya dari Bijolia “Aku telah mengatakan situasi yang sebenarnya di Bijolia tapi anda malah mengirimkan Dhaman Singh untuk menyuruh pangeran Pratap kembali ke sini” ujar Rawat Ji, Ratu Bhatyani berusaha mempengaruhi Raja Udai Singh karena Rawat Ji sekarang menjadi tidak sopan, menurut Ratu Bhatyani “Pasukan Afghanistan telah menyerang Bijolia dan mereka telah menculik Ajabde juga” Raja Udai Singh kaget “Hal ini pasti terjadi bukan secara tiba tiba, hal ini pasti terjadi selama beberapa tahun dan aku tidak mengetahuinya ! Ketika mereka mengirimkan banyak surat ke kita dan kita tidak tahu apa apa tentang hal ini ?” ujar Raja Udai Singh kesal “Ini semua terjadi karena tidak ada seorangpun yang mengambil semua surat surat itu !” Ratu Bhatyani mulai panik “Itulah mengapa pangeran Pratap datang kesana dengan cara menyamar untuk mengajari prajurit Bijolia melawan pasukan Afghanistan dan dia telah membuat mereka kuat ketika mereka harus berhadapan dengan orang orang Afghanistan” ujar Rawat Ji “Pangeran Pratap mengatakannya secara pribadi padaku, Maharana ,,, ketika aku bertemu dengan dirinya” Raja Udai Singh mendengarkan semua ucapan Rawat Ji “Pangeran Pratap merasa menyesal karena semua orang di Bijolia melawan padanya” Raja Udai Singh kaget
“Lalu kenapa dia tidak memberitahu padaku sebelumnya, apakah dia lupa dengan batasannya ?” ujar Raja Udai Singh kesal “Pangeran Pratap tidak menginginkan hal ini terjadi, Maharana ,,, saat itu anda sedang berada di tengah permasalahan, jadi dia meminta padaku untuk tidak mengatakannya pada anda, karena hal ini bisa membuat anda terlibat banyak masalah dan lagi aku tidak punya pilihan lain selain setuju dengan pendapat pangeran Pratap” ujar Rawat Ji, sementara pada saat itu Pratap sedang mengenakan senjatanya dan mengambil panah, kembali di kerajaan Chittor “Maharana Udai Singh, ada satu hal yang ingin aku katakan padamu, aku tidak akan membiarkan raja manapun merusak singgasanamu dan aku juga akan pergi bersama para prajuritku untuk menyelamatkan Bijolia, jika kamu merasa kalau aku telah menyalahgunakan hakku, maka anda bisa memasukan aku ke dalam penjara, aku ingin melakukan sesuatu secepat mungkin karena waktu terus berlalu dan situasi yang terjadi disana semakin buruk” ujar Rawat Ji “Aku juga telah memutuskan untuk pergi ke Bijolia bersamamu, Rawat Ji” Rawat Ji tersenyum mendengar ucapan Raja Udai Singh, sementara itu Ratu Bhatyani yang sedari tadi diam dan berada disana nampak semakin panik
Di tenda Afghanistan, Pratap meminta Chetak untuk berjalan perlahan lahan karena mereka harus waspada terhadap orang orang Afghanistan ini, Pratap melihat ada sebuah tali dan mulai memanggil para prajurit itu, Pratap bertarung dengan para prajurit Afghanistan, sementara Ajabde diikat dengan sebuah tali, kedua tangannya diikat keatas pada sebuah tiang sambil berkata “Aku merasa iba pada Badshah Khan karena pangeran Pratap pasti akan membunuhnya, pangeran Pratap tidak pernah kalah dan dia juga tidak akan melukai kehormatan pangeran Pratap sendiri, dia pasti tahu bagaimana hasilnya nanti” ujar Ajabde bangga, saat itu Pratap dan Chetak bertarung dengan pasukan Afghanistan, sedangkan Badshah Khan mulai menyalakan api di dekat Ajabde “Pikirkan sekali lagi, Badshah Khan ! Pangeran Pratap pasti akan menghancurkan kamu ! Kamu akan terbakar oleh apimu sendiri !” kemudian Badshah Khan melempar api itu dan berkata “Aku ingin banyak prajurit dan suruh mereka membunuh Pratap ! Pratap telah memasuki daerahku dan dia tidak akan bisa kembali dengan selamat !” Ajabde terkejut mendengar ucapan Badshah Khan SINOPSIS MAHAPUTRA episode 321 by. Sally Diandra