SINOPSIS MAHAPUTRA episode 281 (22 September 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 281 (22 September 2014) by. Sally Diandra Di istana Senthi, Ajabde masih merasa khawatir dan gelisah dengan perasaannya sendiri “Pangeran Pratap, bagaimanpun juga kita harus banyak bicara satu sama lain tapi sekarang ketika semua orang meninggalkan kita sendirian, aku malah jadi tidak mengerti apa yang harus aku katakan ? Kita memiliki seluruh kehidupan kita di depan kita sekarang, ada banyak hal yang harus dilakukan dan dipikirkan” ujar Ajabde cemas, Pratap tahu dari mana mereka harus mulai “Bolehkah aku melakukannya ?” Ajabde langsung mengangguk kemudian Pratap turun dari singgasananya dan menuju ke jendela ruangan tersebut, Pratap mengetuk ngetuk jendela itu beberapa kali, sementara Ajabde masih tetap duduk di singgasananya dengan perasaan bingung, tiba tiba Chakrapani membuka jendela tersebut dan menyapa Ajabde dengan sebutan “Bhaujai Sa (Bhabhi)” sambil menyerahkan Havand Kund (tempat perapian untuk berdoa), Pratap segera mengambilnya dan menyuruh Chakrapani menutup jendelanya lagi, kemudian Pratap menaruh Havan Kund itu di tengah tengah ruangan dari mengambil lampu minyak diya dan menuangkan sedikit minyaknya lalu mulai menyalakan apinya sehingga menjadi api suci yang biasanya di kitari oleh pasangan pengantin, 

Ajabde semakin tidak mengerti dengan apa yang dilakukan oleh Pratap, Ajabde pun ikut turun dari singgasananya dan melihat apa yang dilakukan oleh suaminya ini. Pratap kemudian menoleh ke arah Ajabde dan berkata “Kamu telah memberikan beberapa janji suci ketika kita menikah tadi, aku ingin kamu juga berjanji padaku dan simpan semuanya dalam benakmu kalau aku ini bukan hanya suamimu saja, aku telah mendedikasikan seluruh kehidupanku untuk tanah airku, rakyatku dan dharmaku, jadi kamu seharusnya berjanji padaku” Ajabde baru mengerti apa yang dimaksud oleh Pratap, kemudian Ajabde mengalungkan Gathbandhan (kain pengikat mereka berdua) di sekitar leher Pratap 

Sementara itu di kerajaan Mewar, dikamar Ratu Bhatyani, Ratu Bhatyani bersumpah dengan meletakkan tangannya diatas lampu minyak dengan Jagmal sebagai saksinya “Aku bersumpah dan menyerahkan seluruh kehidupanku di dalamnya, aku bersumpah untuk membuat anakku pangeran Jagmal Singh menjadi Raja Mewar di masa yang akan datang, ini adalah misi tunggalku dalam kehidupanku” ujar Bhatyani geram, pada saat yang bersamaan Pratap mengajukan tangannya kearah Ajabde, Ajabde pun menyambutnya kemudian Pratap menggenggam tangan Ajabde dalam genggamannya, Pratap memulai Phera - nya (mengitari ap suci) “Berjanjilah padaku kalau kamu juga akan memikirkan negara kita, rakyat kita diatas segalanya dan aku tidak akan mengijinkan kompromi apapun didalamnya” ujar Pratap sambil mengelilingi api suci, sementara Ajabde mengikutinya dari belakang sambil menatap Pratap penuh cinta, 

Sedangkan Ratu Bhatyani juga bersumpah di kamarnya di kerajaan Mewar “Aku bersumpah untuk mengikat Pratap dalam tugas dharmaku, aku akan membuatnya berada di situasi dimana dia tidak akan bisa berbuat apa apa” ujar Ratu Bhatyani penuh amarah Sementara itu di istana Senthi, Pratap dan Ajabde masih membuat janji sucinya sendiri “Janji yang kedua, kamu tidak akan pernah mencampuri urusanku dengan tugasku, dan juga tidak akan pernah membiarkan siapapun mencampurinya juga” Ajabde berjanji untuk membuat tugas Pratap tersebut sebagai dharmanya, Pratap menatap kearah Ajabde dengan perasaan bangga, sedangkan Ratu Bhatyani yang juga masih bersumpah berkata “Aku akan mengakhiri semua dukungan untuk Pratap ! Aku akan membuatnya sendirian, terasing, aku akan memastikannya terjadi !” ujar Ratu Bhatyani lagi,

Di tempat Pratap dan Ajabde yang masih mengitari api suci, akhirnya mereka sampai di janji yang terakhir “Untuk janji yang terakhir, bagiku, tanah airku selalu berada di peringkat teratas, baru kemudian diikuti oleh ibuku yang ada di peringkat kedua dan kamu berada di peringkat ketiga, kamu tidak akan pernah menanyakan keyakinanku itu” Ajabde berjanji untuk menghormati keyakinan Pratap itu selama lamanya, mereka berdua saling memandang satu sama lain dengan mesra, Pratap teringat akan ucapan ibunya “Aku mempunyai restu dari Dewa dan para leluhur kita, itulah mengapa aku mempunyai pasangan hidup seperti kamu” Ajabde juga ingin sebuah janji dari Pratap “Semua keputusan dalam kehidupanmu seharusnya tidak akan pernah diambil berdasarkan pemikiranmu sendiri, kamu harus memikirkan juga tentang seluruh aspek sosial didalamnya” Pratap tersenyum mendengar ucapan Ajabde sambil memegang tangannya “Aku berjanji dengan segenap hatiku yang terdalam, semua itu akan selalu berdasarkan pribadi kita sebagai manusia, hanya untuk moto seorang manusia” mereka berdua saling tersenyum satu sama lain 


Di kerajaan Mewar, Ratu Bhatyani masih bersumpah di dalam kamarnya dan membuat anaknya sendiri, Jagmal menjadi saksinya “Aku akan membunuh Pratap ! Aku akan membuatnya kalah ! Dia boleh saja menjadi seorang ksatria yang terbaik tapi aku tahu kalau hidupnya sangat tergantung dengan rakyatnya dan orang orang yang sangat dicintainya, aku akan merebut semuanya dari dia, termasuk Maharani Jaiwanta dan Ajabdenya ! Aku akan menyakitinya begitu hebat sehingga dia akan terpaksa meninggalkan dharmanya, aku akan mempermainkannya suatu hari ! Hanya itu yang aku inginkan ! Jika ada beberapa nama yang disebutkan setelah Maharana Udai Singh dalam sejarah maka itu seharusnya adalah kamu Kunwar (pangeran) Jagmal Singh !” ujar Ratu Bhatyani geram, 

Sementara itu di istana Senthi, setelah selesai saling mengucapkan sumpah masing masing, kemudian Pratap kembali mengetuk jendela dan Chakrapani sudah berdiri disana dan siap mengambil Havan Kund darinya, ketika Pratap berbalik menghampiri Ajabde, dilihatnya Ajabde menangis, Pratap mencoba menghibur Ajadbe dengan tertawa terbahak bahak “Kita baru saja menghabiskan waktu kita bersama sama setelah pesta pernikahan kita dan kamu mulai menangis ? Apa yang akan terjadi padaku jika Rani Ma melihat kamu seperti ini ?” ujar Pratap sambil menyeka airmata di pipi Ajabde “Kenapa kamu menangis ?” akhirnya Ajabde menceritakan bagaimana perasaannya ketika saling bertukar janji dengannya “Kamu itu sangat berprinsip, itu adalah hal yang terbesar bagiku” Pratap meminta Ajabde untuk mengulanginya lagi dan Ajabde merasa sangat bahagia melakukan hal itu “Kamu ini memang sangat pintar, Ajabde ,,, bagiku Dewa Ekling Ji itu adalah hal yang terbesar sebenarnya, sedangkan kamu benar benar membuatku bangga, tapi kamu telah membuat aku melakukan banyak hal” Ajabde tersenyum mendengar ucapan suaminya ini “Aku berharap kalau kamu selalu tersenyum terus seperti ini, aku menyukainya” puji Pratap penuh cinta, tak lama kemudian Phool mendatangi mereka berdua dan mengabarkan “Ajabde, untuk saat ini sebaiknya kamu berhenti tersenyum, karena ini adalah saatnya vidaaimu (pesta perpisahan dengan keluarga besar), Ajabde mulai merasa sedih lagi begitu mendengarnya 

Di kerajaan Mewar, Ratu Jaiwanta menyebut Ratu Veer Bai itu sangat cantik, Ratu Veer Bai merasa malu dan tersipu sipu sambil memperhatikan dirinya sendiri di dalam cermin riasnya, salah seorang pelayan menemui mereka berdua dan mengabarkan kalau pesta pernikahannya telah selesai, dan saat ini disana sedang diadakan persiapan untuk Vidaai, Ratu Jaiwanta sangat senang mendengarnya dan langsung memberikan cincin emasnya pada pelayan tersebut sebagai hadiah, Ratu Veer Bai juga ingin membantu Ratu Jaiwanta untuk membuat persiapan penyambutan untuk pasangan pengantin yang baru saja menikah, Ratu Jaiwanta menyetujuinya sambil menganggukkan kepalanya, mereka berdua akan mengadakan Vinayak puja terlebih dulu “KIta harus segera pergi dan mengecek semua persiapan yang telah mereka lakukan” ujar Ratu Jaiwanta dengan perasaan riang 

Di istana Senthi, dihalaman istana, Ajabde ingin menyentuh kaki Rawat Ji, namun Rawat Ji menolaknya karena keponakan perempuan tidak pernah menyentuh kaki pamannya “Tapi kamu telah memberikan begitu banyak cinta untukku dalam jangka waktu yang pendek seperti ini, ini adalah sebuah cara untuk menunjukkan rasa terima kasihku padamu, paman” Rawat Ji merasa terharu mendengarnya “Pangeran Pratap, buatlah istrimu mengerti tentang hal ini, aku tidak terbiasa untuk semua pembicaraan dan tangisan yang mengharukan seperti ini” Pratap hanya tersenyum dan menyuruh Ajabde untuk menemui kedua orangtuanya, Ajabde masih terus memandang ke arah Rawat Ji sambil menangis, Rawat Ji akhirnya memberikan restunya dengan bahasa tubuhnya, Ratu Hansa Bai memberikan begitu banyak instruksi pada pelayannya yang berada dibelakangnya dengan tujuan untuk menghindari Ajabde “Rani Ma, hentikan ! Pesta pernikahannya telah selesai, ibu bisa istirahat sekarang” ujar Ajabde sambil membalikkan tubuh ibunya agar menghadap kearahnya, Ratu Hansa Bai sebenarnya merasa berat harus berpisah dengan Ajabde, Ratu Hansa Bai merasa akan sangat merindukan anak sulungnya ini “Kamu akan menjadi Rani Mewar mulai dari sekarang, tapi kamu boleh kembali kesini untuk tinggal bersama kami sementara waktu tapi kalau kamu berada disini, itu karena amanat dari pangeran Pratap, anakku akan mendapatkan vidaainya hari ini” Ajabde langsung memeluk ibunya erat 

Di kerajaan Mewar, Ratu Jaiwanta dan Ratu Veer Bai merasa heran dan terkejut ketika melihat persiapan yang telah dilakukan begitu cepat di istana mereka dimana semua ruangan telah di dekor sedemikian cantiknya, saat itu Ratu Bhatyani memasuki ruangan tersebut sambil memberikan beberapa instruksi pada para pelayannya untuk melakukan beberapa pekerjaan yang masih tersisa dan menjawab permintaan Ratu Jaiwanta tentang persiapan tersebut, Ratu Bhatyani merasa heran ketika melihat Ratu Veer Bai yang berpakaian berlebihan untuk acara ini “Pangeran Pratap akan membawa istrinya dan kamu mengenakan pakaian seperti ini seolah olah kamu adalah pengantin baru juga disini, bolehkah aku tahu alasan dibalik ini semua ?” Ratu Jaiwanta segera menjawab pertanyaan Ratu Bhatyani “Rani Veer Bai sama bahagianya menyambut pernikahan Pratap ini, sama seperti kamu” Ratu Bhatyani kemudian memberkati Ratu Veer Bai dari mata jahat yang ada disekitarnya namun dalam benak Ratu Bhatyani, dirinya sendiri mulai sibuk memikirkan bagaimana caranya menghilangkan mereka dan Ajabde dari istana ini. SINOPSIS MAHAPUTRA episode 282 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top