SINOPSIS BEINTEHAA episode 150 (24 July 2014) by. Sally Diandra
Di rumah Barkath Villa, akhirnya Ghulam dan Shabana sampai juga di rumah tersebut, Shabana langsung bertanya pada Nafisa “Nafisa, apakah kamu mendapat kabar tentang Rizwan dan Aayath ?”, “Tidak, bibi ,,, bahkan aku juga sangat mengkhawatirkan mereka saat ini, apalagi aku juga sangat khawatir soal Aaliya karena dia tidak tahu apa yang dilakukan oleh mami saat ini” ujar Nafisa cemas “Apakah ada sesuatu yang terjadi saat ini ?” Ghulam menyela pembicaraan mereka “Tidak, tidak, paman ,,, tidak terjadi apa apa disini tapi kalian tahu sendiri kan kalau sampai sekarang mami tidak suka dengan Aaliya” Nafisa kembali memberikan pengaruh negatif pada kedua orang tua Aaliya ini “Nafisa, kita akan pergi menemui Surayya dan bicara dengannya dan kamu harus ikut dengan kami” Nafisa kaget “Paman, kalau mami tahu kalau aku membantu kalian berdua, maka bisa dipastikan kalau aku akan disingkirkan oleh mami bersama dengan kedua anak perempuanku” Ghulam membenarkan ucapan Nafisa “Nafisa benar, kita seharusnya tidak melibatkan Nafisa dalam hal ini”
Tepat pada saat itu Fahad dan Shaziya menemui mereka berdua “Paman, bibi ,,, kalian berdua tidak usah khawatir karena Rizwan dan Aayath pasti akan segera ditemukan” ujar Fahad setelah menyambut mereka, sementara Shaziya mulai meluncurkan kata kata pahitnya yang keluar begitu saja dari mulut mungilnya itu “Kenapa kalian tidak melaporkan hal ini pada pihak kepolisian ? Apakah kalian semua takut pada martabat kalian sendiri” Nafisa tidak suka dengan ucapan Shaziya “Paling tidak Aayath melarikan diri dengan pacarnya sendiri, dia tidak hamil diluar nikah seperti Gauhar” Fahad berupaya untuk menghentikan kedua istrinya ini yang mulai bertengkar dengan kata kata kotor mereka satu sama lain dan meminta mereka untu bertingkah sopan didepan paman dan bibinya
Sementara itu di kamar Usman, Surayya melihat Aaliya sedang menyuapkan obat obatan dari dokter Unani ke mulut Usman, Surayya langsungmda marah padanya dan segera menghardik Aaliya dengan keras ! Semua orang yang berada dilantai bawah mendengar teriakan Surayya yang begitu keras dan segera berhamburan sambil berlarian ke arah suara teriakan Surayya, saat itu Surayya sedang membuang semua obat obatan yang dibawa oleh Aaliya sambil berteriak “Apa yang kamu lakukan, Aaliya ? Apa yang akan terjadi pada Usman ?” Aaliya kaget “Mami, tidak akan ada yang terjadi pada ayah, ayah tidak apa apa” Aaliya berusaha membela dirinya namun Surayya terus membentaknya dan menampar pipinya dengan keras, Ghulam, ayah Aaliya kaget dan terkejut melihat perlakuan Surayya pada anaknya dan meminta Surayya untuk berhenti “Nyonya Surayya, hentikan !” dari kejauhan Nafisa tersenyum sinis melihatnya “Ayah, ayah tidak usah ikut ikutan, ayah tidak usah mengatakan apa apa, aku tidak apa apa” namun Ghulam tetap mengecek pipi Aaliya yang ditampar oleh Surayya dan bertanya pada Surayya “Nyonya Surayya, kenapa kamu menampar pipi anakku ?” Shaziya langsung menyela pembicaraan mereka “Apa yang seharusnya mami lakukan ketika Aaliya tidak mematuhi mami dan menghina mami !”
Ghulam tidak suka dengan ucapan Shaziya “Kamu tidak usah ikut campur !” Shaziya kaget “Nyonya Surayya, anakku ini bukanlah beban buatku”, “Apa maksudmu ? Coba jelaskan !” ujar Surayya kesal “Aku telah melihat dengan mata dan kepalaku sendiri kalau anakku di siksa sehari hari dan hari ini dia ditampar didepan semua orang, hingga saat ini aku memang hanya diam saja” semua orang tegang ketika Ghulam mulai buka suara “Jika kamu bicara seperti itu maka seharusnya aku tidak perlu mengotori tanganku, ini adalah rumahku dan aku tidak suka jika ada seseorang yang mencoba mengajari aku bagaimana caranya aku memperlakukan menantuku !” bentak Surayya lantang “Kakak, ada sebuah kebutuhan untuk mengajarimu karena bagaimanapun juga tidak ada seorangpun yang suka bila melihat anak mereka di siksa seperti itu di depan mata mereka sendiri” Shabana menyela pembicaraan mereka “”Kalau begitu kamu bisa membawa anakmu dari sini ! Silahkan !” ujar Surayya
Tepat pada saat itu Zain memasuki kamar Usman, Surayya langsung berkata “Kamu memang datang tepat pada waktunya, Zain ,,, sekarang coba kamu dengarkan apa yang mertuamu katakan !” Shabana langsung menceritakannya ke Zain “Ibumu baru saja menampar Aaliya, Zain” Surayya menunjukkan botol obat dokter Unani dan berkata “Meskipun kita berdua telah menolak permintaannya, ternyata Aaliya tetap menyuapkan obat dari dokter Unani ini ke ayahmu, kita tidak sampai berapa lama ayahmu akan mendapatkan masalah” Zain hanya terdiam mendengarkan “Zain, kamu tahu sendiri kan seberapa besar Aaliya menyayangi ayahmu ? Aaliya memberikan obat itu untuk keuntungan ayahmu” Shabana mencoba menjelaskan ke Zain “Apa keuntungannya ? Dimana sebelumnya sudah ada pengobatan yang sedang berlangsung, maka tidak dibutuhkan pengobatan yang lain” ujar Zain ketus “Zain, dokter Habeeb itu adalah seorang dokter yang baik” sela Aaliya “Iyaa, mungkin saja dia memang dokter yang baik, tapi kenapa kamu tidak mendengarkan aku ?” ujar Zain kesal “Aaliya, ibu rasa kamu tidak usah menjelaskan apapun pada Zain, karena Zain sedang tidak berada pada posisinya saat ini” ujar Shabana cemas
“Peraturan dirumah ini akan berlaku seperti sebelumnya dan tidak akan berubah !” Surayya sangat kesal dengan perilaku Aaliya “Tapi aku tidak bisa melihat anakku menderita, aku akan membawanya pulang ke Bhopal selamanya” ujar Ghulam sedih, dari tempatnya berdiri Nafisa berkata dalam hati “Cerita ini akan berjalan persis seperti yang aku inginkan” ujar Nafisa sambil tersenyum sinis, sementara itu Ghulam langsung memegang tangan Aaliya dan menggandengnya keluar dari sana, saat itu Zain berusaha untuk pergi juga namun Surayya segera menghentikan langkah Zain sambil berkata “Zain, jika kamu menerima kekalahanmu hari ini, maka kamu akan menerima kekalahanmu selamanya sepanjang hidupmu !” Zain tertegun dan berkata “Aku telah menikahinya, ibu” ujar Zain kemudian berlari menuju ke arah Aaliya sementara Surayya mengejarnya dibelakang,
Pada saat yang bersamaan Aaliya teringat ucapan Zain yang mengatakan kalau dirinya mencintai Aaliya, Aaliya juga teringat pada kenangan indah bersama Zain, bahkan Aaliya juga teringat pada ucapan Usman kalau dirinya harus menjadi seorang istri dan menantu yang patuh, Aaliya segera menghentikan langkahnya dan berkata pada ayah dan ibunya “Ayah, aku tidak ingin pergi dari sini karena bagaimanapun juga ini adalah rumahku sekarang dan aku adalah menantu dirumah ini, aku seharusnya mematuhi ucapan Zain dan mami, ini adalah kesalahanku, ayah” ujar Aaliya yang kemudian meminta maaf pada Zain dan Surayya yang saat itu sudah berada didekatnya, Ghulam sangat terharu dan tidak bisa menahan airmatanya, Ghulam langsung memeluk Aaliya erat dan berkata “Inilah yang disebut sebagai seorang anak yang berbakti !” ujar Ghulam pada istrinya dan semua orang yang hadir disana SINOPSIS BEINTEHAA episode 151 by. Sally Diandra