SINOPSIS BEINTEHAA episode 151 (25 July 2014) by. Sally Diandra
Di rumah Barkath Villa, dokter dari Spanyol sedang mengecek kondisi Usman “Dokter, apakah ada masalah pada suamiku gara gara obat dari dokter Unani itu ?” tanya Surayya cemas “Aku sudah memperingati kalian untuk tidak menggunakan obat dari dokter Unani, reaksi yang negatif mulai beraksi, jika kedua obat ini diteruskan, tuan Usman mungkin akan mendapatkan gagal jantung” Surayya terkejut “Aku akan memastikan tidak ada seorangpun yang akan mendekati suamiku mulai dari sekarang” Zain melihat ayahnya sedang memegang tangannya dan dengan bahagia menunjukkannya ke dokter, Surayya dan semua yang hadir disana, mereka semua merasa terharu “Obatku mulai bekerja sekarang, meskipun mereka adalah obat obatan yang mahal, tapi mereka itu bekerja, dokter itu membanggakan dirinya sendiri “Ini memang sudah biasa buatku, meskipun buat kalian adalah sebuah keajaiban dan besok adalah hari raya idul fitri dan buat kalian, perarayaan kali ini adalah perayaan ganda karena tuan Usman sudah ada tanda tanda membaik” ujar dokter Spanyol “Kami akan merayakan hari raya Idul Fitri kali ini dengan sangat royal, dokter” ujar Surayya senang
Tak lama kemudian, Aaliya dan Zain sedang ngobrol satu sama lain “Zain, apakah aku boleh menemui kedua orangtuaku di hotel” Zain tersenyum sambil menganggukkan kepalanya “Boleh, silahkan saja”, “Terima kasih, Zain” Aaliya merasa sangat senang sekali dan
Setelah Aaliya pergi, Zain menelfon seseorang dan dia pun pergi untuk menemui orang tersebut, rupanya Zain menemui Rizwan dan Aayath, mereka berdua merasa senang dan terharu bisa bertemu dengan Zain “Kenapa kalian berdua melarikan diri seperti ini tanpa memberitahu aku terlebih dulu ?” Zain pura pura kesal pada sahabatnya ini “Aku punya sebuah rencana yang terbaik, saat ini Aaliya pasti marah padaku” Aayath merasa tidak enak hati “Kak Zain, kami tidak ingin kamu dan kak Aaliya saling bertengkar” Zain hanya tersenyum “Kami tidak bertengkar, Aayath ,,, sudah lebih baik kalian berdua menikah saja” tak lama kemudian upacara pernikahan Rizwan dan Aayath akhirnya berlangsung di depan Zain dan teman temannya, Zain memeluk kedua pasangan pengantin ini setelah upacara ijab kabul selesai diselenggarakan sambil berkata “Jika kalian berdua pergi tanpa menikah maka reputasi paman dan bibi akan tercoreng, oleh karena itu aku memutuskan keputusan ini dengan membiarkan kalian berdua menikah , aku doakan semoga kalian berdua bahagia dan menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah” Aayath dan Rizwan sangat terharu mendengar ucapan Zain
Sementara itu Ghulam dan Shabana masih teringat ketika Surayya menampar pipi Aaliya dengan keras dan berkata kalau Surayya tidak harus belajar dari Ghulam tentang bagaimana dirinya memperlakukan para menantunya dan lain sebagainya, mereka berdua juga teringat ucapan ibu kandung Zubair yang mengatakan kalau Surayya ingin agar Aaliya keluar dari kehidupan Zain, mereka juga teringat pada seorang perempuan yang menangis dirumah sakit setelah anak perempuannya dibunuh oleh mertuanya sendiri “Shabana, aku tahu kalau Aaliya pasti tidak akan meninggalkan rumah itu” ujar Ghulam sedih “Ini bukan kesalahan Aaliya, aku yakin padanya”, “Apa yang kamu katakan itu benar tapi Aaliya tidak tahu kalau nyawanya dalam bahaya di dalam rumah itu” Ghulam semakin sedih memikirkan Aaliya “Kita harus melindungi Aaiya saat ini, Ghulam” ujar Shabana sambil memberikan beberapa kertas pada suaminya itu, Ghulam sedikit terkejut begitu membaca kertas kertas itu dan tepat pada saat itu Aaliya datang menemui mereka berdua, Aaliya segera memeluk kedua orangtuanya “Aku tahu kalau ayah dan ibu pasti sangat mengkhawatirkan aku tapi aku sangat bahagia dan merasa terlindungi dengan baik disana” ujar Aaliya riang, Ghulam teringat ketika Zain menegurnya, kemudian Ghulam meminta Aaliya untuk menandatangani sebuah surat “Surat apa ini, ayah ?” tanya Aaliya penasaran “Ini adalah bentuk penutupan account atau tabungan lama kamu, Aaliya” sela Shabana “Iyaa, memang ada baiknya kalau menutup tabunganku itu” ujar Aaliya sambil menandatangani surat tersebut tanpa membacanya terlebih dahulu
Setelah sampai di rumah Barkath Villa, Fahad bertanya pada Zain tentang Rizwan dan Aayath “Zain, apakah kamu sudah mendapat kabar dari Rizwan dan Aayath ?” Zain langsung menggelengkan kepalanya “Tidak ada kabar apa apa dari mereka” ujar Zain tenang “Aku harap mereka bisa mengerti kalau mereka sedang dalam sebuah masalah yang sangat besar” ujar Zain “Zain, aku minta agar kamu menjaga Aaliya”, “Kak, kamu tahu kan bagaimana Aaliya, bahkan paman dan ibu juga mendukungnya” Fahad merasa cemas “Kita semua telah menegurnya dan ibu juga telah menampar pipinya dengan keras, orang tua manapun tidak akan suka melihat anak mereka di siksa seperti itu” ujar Fahad cemas
Di dalam kamar, Zain mulai menulis sebuah catatan untuk Aaliya, Zain merasa sangat bersalah ketika dia mendengar kalau ibunya telah menampar Aaliya, Zain juga takut ketika Ghulam hendak membawa Aaliya pergi dari sisinya, Zain tidak ingin mereka berdua berpisah satu sama lain, kemudian Zain menempelkan catatan itu pada kaca rias yang berada di kamar mereka, tak lama kemudian ketika Aaliya pulang kerumah, Aaliya melihat catatan itu dan berfikir “Besok adalah hari raya Idul Fitri, aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada kami berdua” ujar Aaliya cemas SINOPSIS BEINTEHAA episode 152 by. Sally Diandra