SINOPSIS MAHAPUTRA Episode 274 part. 1 (09 September 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA Episode 274 part. 1 (09 September 2014) by. Sally Diandra Di kerajaan Mewar, Raja Udai Singh terkejut begitu melihat perilaku Pratap “Pangeran Pratap, selama ini kamu selalu waspada tetapi kenapa kamu membiarkan orang-orang itu pergi jika kamu merasa ragu pada seseorang ? kamu bahkan menghentikan ayah juga, jika kita telah mengintrogasi setiap orang yang hadir di sana maka orang tersebut pasti akan tertangkap” Pratap tidak ingin menghina rakyatnya “Ayah, itu bukan jaminan kalau kita akan menemukan orang itu dan saat ini aku merasakan bau yang sama, biasanya seseorang menggunakan parfum untuk menghilangkan baunya” ujar Pratap, Raja Udai Singh menyadari kalau dirinya sedang membicarakan hal yang sama ketika mereka kembali dari Bijolia “Jika kamu berpikir ada seseorang yang keluar dari sini untuk menyakiti mu maka kamu harus memberitahu kami, Rawat ji setuju dengan ucapan Raja Udai Singh, Pratap tidak ingin membuat mereka khawatir “Mungkin aku telah membuat kesalahan, ayah ,,, apalagi aku juga masih kesal dengan bau itu” Raja Udai Singh menegaskan kalau dirinya ingin tahu jika itu adalah sesuatu yang serius, Ratu Jaiwanta merasa penasaran, Pratap menolak untuk mengatakan sesuatu kemudian pergi dari sana, Rawat ji dan Raja Udai Singh ikut pergi juga, Ratu Jaiwanta merasa sangat khawatir, kemudian Ratu Hansa Bai memberikan surat kepada pelayan agar diberikan kepada Hansa Bai 

Di istana Senthi, Ajabde dan Phool, mereka berdua berlari-lari dan bermain main bersama sama, Ratu Hansa Bai memberitahu mereka untuk berhenti dan istirahat terlebih dahulu, Ratu Hansa Bai kemudian menyuruh mereka keluar dan mengambil surat dari Ratu Jaiwanta, Ratu Hansa Bai memastikan dirinya sendirian, dalam suratnya tertulis “Raja Mamrak ji akan memberitahumu apa yang terjadi dengan pedang emas, aku tidak mengerti bagaimana pedang itu bisa hilang, aku menyimpulkan kalau ada seseorang di sekitar kita yang tidak ingin pernikahan ini terjadi, seseorang telah merencanakan sesuatu untuk merusak segalanya, mungkin dia adalah orang yang sama yang menukar kundlis dulu, kita harus berhati-hati dan menangkap pelakunya, sementara itu Ratu Bhatyani menulis surat pada Ratu Uma Devi “Hari ini aku hendak ditangkap karena aku lebih percaya diri, aku menyeret masalah ini lebih dari semestinya, semuanya berjalan tidak lancar seluruh rencanaku hancur, aku menulis ini untukmu agar kita harus ekstra hati-hati saat bergerak nanti” ujar Ratu Bhatyani dalam suratnya, Ratu Uma Devi langsung membalas surat adiknya “Aku belum menyerah, tapi aku percaya pikiran licikmu itu sangat banyak, aku tahu kalau kamu akan menemukan solusi untuk masalah ini, jangan khawatir, aku siap merencanakan banyak skenario untuk menghentikan pernikahan ini” balas Ratu Uma Devi 

Ratu Hansa Bai masih membaca surat Ratu Jaiwanta “Kalau ada seseorang yang berencana menghentikan pernikahan ini, kita harus ekstra hati-hati sampai kita menemukan pelakunya, banyak hadiah yang dikirim dari istanamu ke istana kami karena tanggal pernikahannya sudah dekat, kamu bisa menempatkan simbol Swastika diatas barang barang yang kamu kirim, dengan cara ini kita akan dapat mengetahui barang apa saja yang telah kamu kirim, kita dapat dengan mudah menangkap pelakunya dalam kasus ini” ujar Ratu Jaiwanta dalam suratnya, Ratu Bhatyani melanjutkan suratanya untuk Ratu Uma Devi “Banyak hadiah yang akan dikirimkan ke istana mereka dari istana Senthi, hal yang paling banyak dikirim padamu adalah kunyit, Ratu Uma Devi mengerti rencana adiknya ini, kemudian Ratu Uma Devi menyuruh seorang pelayan untuk pergi dan memeriksa apakah hadiah Phool untuk Ajabde sudah siap atau belum” 

Sementara itu Pratap berdiri di luar sambil memikirkan seluruh kejadian yang terjadi padanya, Pratap melihat sebuah kotak merah, “Mungkin hanya di kepalaku saja, mungkin aku terlalu berlebih lebihan memikirannya” Pratap teringat sentuhan dan bau yang begitu menyengat “Aku harus memikirkannya karena hal itu berimbas tidak hanya padaku tapi juga pada semua orang yang datang kesini untuk menghadiri pesta pernikahanku kecuali keluargaku sendiri, aku tidak bisa menyimpulkan hal yang salah dalam kasus ini” saat itu Pratap hendak berbalik pergi namun Pratap melihat sesuatu dan segera berhenti, Pratap menemukan kotak Changezi yang berwarna merah “Rupanya seseorang mencoba untuk mengalihkan perhatianku dan ingin menyerangku secara nyata”

Di istana Senthi, Ratu Uma Devi melihat kearah cermin, dia ingin benda itu sedikit lebih bersih, salah seorang pelayan berbicara dengannya tentang bahan kimia khusus “Bahan kimia ini sangat beracun, bahan ini sangat berbahaya jika terkena kulit” pelayan itu mencobanya pada bunga dan bunga itupun terbakar, ketika bahan kimia itu dituangkan di atasnya, Ratu Uma Devi segera mencurinya ketika tidak ada orang yang melihat ke arahnya, Ratu Uma Devi ingin melakukan hal yang sama pada Pratap “Aku ingin melihat rasa sakit pada orang-orang terkasih diwajahmu” kemudian Ratu Uma Devi meminta pelayannya untuk tidak memberitahukan kepada siapapun bahwa dirinya datang ke sana. 

Ratu Hansa Bai sedang membuat persiapan untuk perayaan Haldi, Ratu Hansa Bai membuat simbol Swastika di atas mangkuk, Phool tahu kalau Ratu Hansa Bai merasa khawatir dan ingin tahu apa yang mengganggu pikirannya “Aku bisa mengerti jika kamu tidak memberitahu Ajabde tetapi kamu harus berbagi denganku, Rani Hansa Bai” Ratu Hansa Bai segera membawa Phool ke sudut ruangan dan menceritakan semuanya pada Phool tentang isi surat Ratu Jaiwanta, pada saat yang bersamaan Ajabde sedang mencari Phool “Phool bahkan belum mengambil pakaianku untuk acara ini” Ajabde tahu dari pelayan yang mengatakan kalau Phool sedang bersama dengan ibunya, di tempat Phool, Phool sangat terkejut dan berkata “Siapa yang ingin merusak pernikahan ini ? Apakah kamu meragukan seseorang ?” Ratu Hansa Bai tidak memiliki jawaban “Tapi ada seseorang, baik dalam istana ini atau di istana Maharani Jaiwanta yang membuat Maharani Jaiwanta dan aku telah memutuskan bahwa kami harus ekstra hati-hati, apapun yang keluar dari sini akan menggunakan simbol Swastika di atasnya” ujar Ratu Hansa Bai, Phool dan Ratu Hansa Bai merasa penasaran dengan hal ini, Phool ingin tahu siapa orang ini, sementara Ajabde merasa bingung, Hansa berbohong pada anak sulungnya ini “Ibu akan mengirimkan haldi yang tersisa ini untuk pangeran Pratap sesuai tradisi” Ajabde tersenyum, 

Di kerajaan Mewar, Pratap tidak ingin haldi yang tersisa, Pratap ingin haldi (pasta kunyit) yang baru untuknya, Ratu Jaiwanta ingin membalurkan pasta kunyit itu di tubuh Pratap, semua orang tersenyum, Ratu Jaiwanta memberitahu Pratap tentang tradisi mereka yang berhubungan dengan pasta kunyit itu “Dengan cara ini maka jiwa dan hati pasangan pengantin akan bersatu” Pratap setuju dengan ucapan ibunya “Ritual selalu mengajarkan semuanya, ibu akan membalurkan di tubuhmu ketika pasta kunyit itu sampai disini, setelah itu ibu akan mengikuti semua tradisi yang ada” semua yang hadir disana tertawa ke Pratap lagi 

Di istana Senthi, Ratu Hansa Bai sedang membalurkan haldi (pasta kunyit) di tubuh pipi, tangan dan kaki Ajabde, diikuti oleh Saubhagyawati dan Phool, Ratu Uma Devi memperhatikan mereka dari kejauhan sambil memegang botol yang berisi cairan kimia ditangannya, Ratu Uma Devi sangat yakin kalau haldi itu menunjukkan reaksinya, Ratu Hansa Bai melihat kedatangan Ratu Uma Devi, Ratu Hansa Bai kemudian meminta Ratu Uma Devi untuk ikut bergabung dengan mereka, Ratu Uma Devi berbicara tentang bagaimana sedihnya kehilangan sebuah pedang, Hansa menyebutnya sebagai kerabat terdekat mereka “Semuanya jadi tidak lengkap tanpa kehadiranmu, masalah itu sudah selesai dan tidak ada seorangpun yang memikirkannya, datanglah kemari dan restui anakku, dia akan lebih beruntung jika banyak wanita yang sudah menikah memberikan restu untuknya” Ratu Uma Devi memujinya, kemudian Ratu Uma Devi membalurkan haldi ke tubuh Ajabde yang mengatupkan tangannya sambil mengucapkan terima kasih, Phool juga ingin memberikan restunya pada Ajabde tapi tiba tiba dia merenung, namun akhirnya Phool memberikan restunya pada Ajabde karena Phool akhirnya tersadar dari lamunannya, Phool terkejut ketika melihat mangkok haldi yang tadi ada ditangannya tiba tiba menghilang dan dilihatnya Ratu Hansa Bai yang mengambil mangkok tersebut 

Di kerajaan Mewar, Pratap berjalan keluar dari kamarnya dengan malu-malu yang mengejutkan Raja Udai Singh, Ratu Jaiwanta melihat Ratu Veer Bai sedang bersedih, Ratu Veer Bai teringat bagaimana dulu ketika dirinya menikah dengan Rana ji secara terburu buru dan tidak mendapatkan kesempatan untuk melakukan ritual seperti ini, dipandanginya wajah suaminya itu dengan tatapan sedih, Raja Udai Singh merasa tidak nyaman diperhatikan seperti itu dan segera meninggalkan tempat tersebut SINOPSIS MAHAPUTRA Episode 274 part. 2 (09 September 2014) by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top