SINOPSIS MAHAPUTRA episode 255 (06 Agustus 2014) by. Vany Desky Hansa Bai &
Pangeran Pratap telah tertidur di samping Ajabde. Saat itulah Ajabde
bangun & terkejut ketika melihat Pangeran Pratap tertidur
disampingnya. Ajabde mencoba utk bangun tapi ia masih merasakan nyeri
hingga membuat Pangeran Pratap bangun & langsung membantunya.
"apakah kau duduk sepanjang malam disini?" Tanya Ajabde & Pangeran
Pratap mengangguk mengiyakan pertanyaan dari Ajabde. Ajabde kembali
hendak duduk, tapi Ajabde masih belum bertenaga hingga Pangeran Pratap
menyuruhnya utk tetap berbaring. Hansa Bai terbangun ketika mendengar
suara rintihan dari Ajabde. Pangeran Pratap ingin memanggil Vaid ji,
namun Ajabde mengatakan kekhawatiranya didepan Pangeran Pratap. "Kalian
belum tidur karena aku. Kalian berdua harus beristirahat." Lirih Ajabde
pada keduanya. Namun Pangeran Pratap menyuruhnya utk diam, Pangeran
Pratap mengatakan kalau Ajabde butuh istirahat. Ajabde hanya diam saja
mendengar ucapan Pangeran Pratap. Saat itulah
Cakrapani datang memanggil Pangeran Pratap. Cakrapani datang Bersama dgn
Vaid Ji. Vaid ji segera memeriksa Ajabde. Setelah selesai memeriksa
kondisi Ajabde, Vaid Ji mengatakan kepada Hansa Bai bahwa "bagian yg
menyakitkan pada pemulihan Ajabde sudah lebih baik. Dia akan benar-benar
fit dalam beberapa hari." Hansa Bai merasa senang setelah mendengar
penjelasan Vaid Ji, kemudian ia mencium putrinya meskipun Pangeran
Pratap menyembunyikan emosinya dgn membelakangi mereka semua, kemudian
Ajabde bisa merasakan apa yg dirasakan oleh Pangeran Pratap, Ajabde
terus menatap Punggung Pangeran Pratap. Ajabde juga melihat Pangeran
Pratap menyeka air matanya. Kemudian barulah Pangeran Pratap berbalik
kearah Ajabde dgn memberinya senyuman.
Dihutan, Akbar
sedang dalam perjalanan menuju ke Gujarat. Mereka harus mengambil jalan
memutar karena rute langsung tdak dapat diakses karena hujan lebat.
Bairam Khan mencoba lagi utk mengubah pikiran Jalal tapi itu hanyalah
sia-sia. "Aku tdak ingin mengambil hal-hal ringan. Aku harus menyebarkan
pesan ini pada semua kerajaan di sini, tdak ada yg dapat melawan saya.
jika tdak maka ini disebut sebuah pemberontakan kecil. & orang tdak
akan takut padaku. Aku ingin pergi dari rute lama yg akan membawaku ke
negara Rajputana." Ucap Jalal dgn lantangnya, & mereka kembali
melanjutkan perjalanan menuju keperbatasan.
Dibijolia, Pangeran
Pratap ingin membuat obat sendiri. Dia memerintahkan semua dayang utk
pergi & beristirahat. Dia akan membuat semua bahan obat2an sebagai
penebus di balik situasi pada Ajabde. Pangeran Pratap tengah menggiling
obat itu dgn penuh emosi, tatapannya fokus pada Ajabde, hingga ia tdak
sadar menyakiti Jarinya sendiri, Pangeran Pratap meringis kesakitan,
Pangeran Pratap berusaha menahan rasa sakit pada tanganya. Ajabde sudah
melihat semuanya & khawatir padanya. Dgn gugup Pangeran Pratap
kembali memberikan obat itu pada dayang utk melanjutkan gilinganya
tersebut. Kemudian Pangeran Pratap beralih pada Ajabde & bertanya
tentang kesehatannya. Ajabde menjawab baik. Dayang itupun sudah siap
meracik Obat utk Ajabde, ketika Dayang itu hendak mengobati Ajabde
Pangeran Pratap langsung menghentikannya & mengambil obat itu dari
tangan dayang. Pangeran Pratap ingin ialah yg akan meletakkannya &
meminta. Ajabde utk berbalik sedikit. Namun Ajabde langsung menolaknya,
"Saya memiliki begitu banyak dayang di sini. Saya akan menghubungimu
dalam suatu kasus jika saya sangat membutuhkanmu di sini." Tolak Ajabde
pada niat Pangeran Pratap yg ingin mengobatinya. Pangeran Pratap merasa
sedih mendengar penolakan itu, & ia segera pergi dari sana dgn
enggan. Ajabde meletakkan obat itu kepunggungnya sendiri. Ajabde
khawatir pada Pangeran Pratap karena ia tahu bahwa Pangeran Pratap
terluka saat meracik obat itu utkknya, namun Ajabde sedikit tersenyum
mengingat hal tersebut.
Diluar istana,
Pangeran Pratap terlihat marah dgn Ajabde, karena menyuruhnya keluar
dari kamar itu. "Aku tdak pernah bisa mengerti dgn dirinya. Apa yg akan
terjadi jika saya menerapkan obat itu?" Ucap Pangeran Pratap yg
berbicara pada dirinya sendiri, kemudia Pangeran Pratap teringat akan
kata-kata Hansa Bai. Beberapa nyeri (yang terlalu dalam) akan mengambil
waktu utk menyembuhkannya. "Bibi Hansa memang benar. Saya hanya
memberikan rasa sakit utk Ajabde. Aku ingat semua saat-saat Ajabde
terluka karena aku. Aku harus mengubah perilaku pada Ajabde. Dia adalah
orang yg baik & saya selalu menyulitkanya. ini tdak bagus." Tutur
Pangeran Pratap dgn perasaan sedihnya yg mengingat semua kenangan
pahitnya yg selalu menyakiti Ajabde. Saat itulah Raja Uday datang datang
menghampirinya. Raja Uday memegang pundaknya, hingga Pangeran Pratap
terlonjak kaget melihat kedatangan ayahnya yg secara tiba-tiba. "Aku tdak pernah
melihat kau seperti ini. Ketika lipan yg menggigit Ajabde & kau
terlihat pucat ketika kau melihat kondisi Ajabde ini. Rasanya seperti
kelabang memiliki sedikit beracun, tapi racunnya sudah menyebar di
tubuhmu." Ucap Raja Uday pada Pangeran Pratap. Pangeran Pratap
menjelaskan kalau ia belum pernah melihat orang terluka sebelumnya. Raja
Uday menangkap kebohongannya. "Saya bisa memahami situasimu dgn sangat
baik karena saya juga seperti ini. Bahkan setelah berjuang dgn
pertarungan saya, Saya juga selalu merasa sedih melihat ibu mu
kesakitan. Jujur saya tdak pernah bisa menanggungnya." Raja Uday
teringat dgn kejadian dimana Ratu Jaywanta telah menjadi sakit & ia
sangat sedih melihat kondisinya. Aku duduk di samping Rani ma mu selama
tiga hari / malam. Aku tdak meninggalkanya bahkan utk satu detik."
Pangeran Pratap bertanya-tanya tentang tiga hari itu dibenaknya. Raja
Uday tdak terkejut melihat anaknya yg khawatir karena ia juga bisa
merasakan hal yg sama dgn Pangeran Pratap.
"Ketika orang yg
kau sayangi dalam kesulitan maka kau juga merasakan rasa sakit itu.Rani
ma kamu sudah mengatakan hal itu. Saya pikir kau harus pergi &
bertemu dgnnya sekarang."Jelas Raja Uday pada putranya itu. Kemudian
Pangeran Pratap meminta izin pada Raja Uday utk pergi mandi. Pangeran Pratap
melihat dirinya di cermin saat ia bersiap-siap. Ia berbicara kepada
dirinya yg lain dicermin itu. "Apakah perasaan saya begitu terlihat di
wajah saya?" Diri Pangeran Pratap yg lainnya setuju. "Perasaan kau utk
Ajabde dapat ditebak dari wajahmu kapan saja. Siapapun bisa memahami
mereka. bahkan ayahmu bisa melihatnya." Ucap bayangan Pangeran Pratap
dicermin tersebut. Pangeran Pratap memutuskan bahwa ia harus lebih
berhati-hati lagi. Dirinya yg lain memberitahu Pangeran Pratap " kau
harus berhati-hati agar tdak datang di depan Ajabde. Berusahalah tenang,
jika kau kebetulan bertemu dgnnya. Perasaanmu akan sangat terlihat di
wajahmu saat ini. Jika kau tertangkap kemudian saat semua perasaan kau
akan keluar di tempat terbuka." Jelas diri Pangeran Pratap yg ada
dicermin. Pangeran Pratap pun setuju dgn pendapat dirinya itu, tapi ia
ingin bertemu Ajabde sekali lagi.
"Saya ingin melihat
apakah dia baik-baik saja atau tdak." Ucap Pangeran Pratap setelah itu
ia segera meninggalkan cermin itu. sementara dirinya yg lain tersenyum
di cermin. Disisi lain,
seorang dayang membantu Ajabde utk duduk. Ajabde merasa sanga kesakitan.
Pangeran Pratap yg sudah sampai disan, juga kesakitan melihat Ajabde
seperti itu. sehingga Pangeran Pratap ingin kembali keluar, tapi ia
memutuskan utk tetap pada rencana nya. Mamrak ji melihat itu dari
kejauhan. Mereka berdua tampak saling melirik canggung. Hingga Pangeran
Pratap akhirnya segera pergi dari sana. Di mewar, Ratu Bathiyani menulis
surat utk Raja Uday mengenai Phool & Pangeran Pratap tentang
aliansi pernikahan keduanya.
Namun Angin
berhembus hingga surat Bathiyani terbang tertiup Angin, & surat itu
Mendarat tepat di kaki VeerBaai. Veerbai membaca surat itu, namun Ratu
Bathiyani datang & langsung menyambar surat itu dari tangan Veerbai.
Bathiyani mengingatkan Veerbai tentang etika. VeerBaai juga menjawab
tentang aliansi tapi Ratu Bathiyani memperingatkannya bahwa dia akan
melaporkan keluhananya itu pada Raja Uday. Dibijolia, Chakrapani &
Saubhagyawati bertemu utk membahas tentang perasaan Pangeran Pratap
& Ajabde terhadap satu sama lain. "Ajabde segera mengalihkan topik
utk sesuatu yg lain ketika dia berbicara dgn Pangeran Pratap." Ucap
Cakrapani pada istrinya itu. Saubhayawati juga menemukan hal aneh ketika
Ajabde sadar, Pangeran Pratap pun tdak terlihat. Dia bahkan tdak datang
utk bertemu dgnnya sekali saja. Mendengar ucapan Saubhagyawati seperti
itu, Chakrapani juga tdak bisa mengerti apa-apa. Kembali ke Mewar,
dimana Ratu Jaywanta marah dgn Bathiyani setelah mengetahui Bathiyani
akan mengirim surat ke Rana ji tentang aliansi anaknya tanpa konsultasi
dgn nya. Jaywanta segera pergi utk berbicara dgn Bathiyani. Namun
ditengah Jalan Ratu Jaywanta bertemu dgn Ratu Bathiyani yg masih bersama
dgn Veerbai. SINOPSIS MAHAPUTRA episode 256