SINOPSIS BEINTEHAA episode 86 (25 April 2014)

SINOPSIS BEINTEHAA episode 86 (25 April 2014) by. Sally Diandra Ketika Aaliya mengabarkan pada Zain kalau dirinya ingin makan makanan yang asam asam, Zain yang saat itu hendak keluar dari kamarnya langsung terkejut dan berbalik berjalan menuju ke Aaliya “Aaliya, apakah kamu hamil ?” Aaliya benar benar terkejut begitu mendengar ucapan Zain, pada saat yang bersamaan Barkath memberitahukan pada seluruh anggota keluarga besar kalau Aaliya sakit, bergegas seluruh anggota keluarga menuju ke kamar Aaliya, sesampainya di kamar Aaliya, Usman segera meminta Fahad untuk memanggil dokter, tak lama kemudian dokter datang dan memeriksa kondisi Aaliya, Aaliya memberitahukan kalau dirinya mual mual dan muntah sejak tadi pagi “Sudah berapa lama kamu menikah ?” Zain segera menyela “Sudah 4 bulan” dokter itu tersenyum “Kalau begitu ada baiknya kalau kamu melakukan tes darah untuk mengecek kehamilanmu” semua orang yang ada disana terperangah begitu mendengar ucapan ibu dokter, Ayaath dan Barkath saling berteriak “Hamil ?” seluruh keluarga tuan Usman dan pak Ghulam sangat senang dan terkejut begitu mendengar Aaliya hamil, Zain hampir saja terjatuh ketika mendengar kabar itu, sementara kedua istri Fahad, Nafisa dan Shaziya tidak suka dengan kabar ini “Ya, mungkin saja sakit perut biasa, tapi ada baiknya dilakukan tes kehamilan untuk memastikan hamil atau tidak, sebelum saya memberikan resep antibiotik” ujar dokter, keluarga besar mereka sudah sangat senang karena akhirnya Aaliya dan Zain akan menjadi orangtua tiba tiba mereka saling mengucapkan selamat satu sama lain sambil saling berpelukkan, Aaliya dan Zain malah bingung karena bagaimana mungkin Aaliya bisa hamil, namun keluarga besar mereka sudah mengira Aaliya hamil, Aaliya terlihat sedih sambil memandang ke arah Zain yang juga menatapnya 

Sementara Ghulam mengucapkan selamat pada Usman karena mereka berdua sebenatar lagi akan menjadi kakek, Usman juga mengucapkan selamat pada Zain karena sebentar lagi akan menjadi ayah, hal yang sama juga dilakukannya pad Aaliya, Shabana dan Surayya saling berpelukkan satu sama lain dengan perasaan bahagia, Usman juga meminta pada Chandbibi untuk membawakan mereka manisan, tak lama kemudian mereka sekeluarga saling menyuapkan manisan / ladu bersama sama sedangkan Aayath dan Rizwan malah saling bertengkar dengan mengira bayinya nanti laki laki atau perempuan, Aaliya bisa melihat Zain sangat marah padanya, hingga akhirnya ketika semua keluarga meninggalkan mereka berdua, Aaliya dan Zain saling berpandang pandangan sambil memakan ladu 

Di jalan penghubung lantai atas, Shaziya dan Nafisa yang tidak suka dengan kehamilan Aaliya merasa heran, mereka berdua tidak percaya kalau Aaliya hamil karena selama ini Zain kelihatannya tidak suka dengan Aaliya, jadi bagaimana mungkin Aaliya bisa hamil ? “Ini semua gara gara adikmu, Rizwan, Nafisa !” ujar Shaziya kesal “Bagaimana bisa ? Gara gara adikku ?”, “Iyaaa, karena Rizwan berpura pura mencintai Gowhar, coba kalau dia tidak melakukan hal itu, maka Gowhar bisa merebut Zain dari Aaliya dan mendepak Aaliya keluar dari rumah ini, kemudian Gowharlah yang ada di rumah ini !” tepat pada saat itu Shaziya melihat Fahad ada dibelakang Nafisa, Shaziya segera memberikan kode ke Nafisa lalu mereka berdua beralasan mau ke Dargah (masjid) untuk mendoakan kehamilan Aaliya namun Fahad malah berkata “Bersihkan dulu hati kalian berdua, kalau mau berdoa di mesjid harus dengan hati yang bersih” kedua istri Fahad semakin kesal dengan tingkah Fahad yang berbeda kali ini 

Di kamar Zain dan Aaliya, Zain sangat marah sama Aaliya “Aaliya, kenapa kamu bilang kalau kamu hamil ?”, “Aku tidak mengatakannya, kamu malah yang mengira aku hamil !” mereka berdua mulai bertengkar kembali sambil berjalan mondar mandir di kamar “Bagaimana bisa kita akan punya anak ?”, “Tapi aku kira kamu mungkin memang hamil, karena waktu pesta perayaan holi kemarin, aku sedang dalam keadaan mabuk dan kamu pasti mengambil keuntungan dari kesempatan itu !” ujar Zain kesal “Aku bukan orang yang semacam itu ! Aku tidak mungkin melakukannya dan lagian kenapa aku harus melakukannya ?” Aaliya langsung memukuli Zain dengan bantal “Baiklah, kalau begitu aku akan mengabarkan pada semua orang tentang hal ini” belum juga Zain pergi dari kamar mereka, Aaliya segera menghentikannya dan berkata “Jangan, Zain ,,, lebih kamu jangan melakukan hal itu karena aku lihat semua orang bahagia ketika mendengar aku hamil” tepat pada saat itu Shabana datang menemui mereka dan mulai melakukan ritual untuk orang hamil muda agar selalu diberi keselamatan “Kalian berdua akan menjadi orang tua” ujar Shabana, Zain langsung memberikan kode pada Aaliya agar mengatakan yang sejujurnya ke ibunya itu “Ibu, tapi ini kan belum dikonfirmasi benar atau tidaknya “Siapa yang bilang begitu ? Tanda tanda ditubuhmu ini sudah menunjukkan kalau kamu ini hamil dan ibu tidak akan memberitahukan hal ini pada siapapun sampai lima bulan mendatang dan kamu juga tidak usah mengatakannya pada siapa siapa, nah sekarang kamu ingin makan apa ? Ibu akan menyiapkan sesuatu untuk kamu, nanti ibu datang lagi, buat kamu Zain ,,, kamu jangan bikin masalah sama Aaliya ya” ujar Shabana kemudian berlalu meninggalkan mereka berdua 

Sepeninggal Shabana, tiba tiba Barkath datang dan memeluk Aaliya, kemudian Barkath memberikan ‘taweez’ sebuah kalung suci sebagai perlindungan untuk orang yang sedang hamil “Oh iya, kak ,,, orang dari lab yang mau mengecek kamu sudah datang, ayooo ikut denganku” ujar Barkath bersemangat dengan senyum yang ceria di wajahnya “Iyaaa, nanti aku akan turun, aku akan menyusul” ujar Aaliya kemudian Barkath keluar meninggalkan mereka berdua “Aaliya, aku akan mengabarkan pada seluruh keluarga” ujar Zain “Jangan, Zain ,,, jangan katakan pada mereka karena mereka nanti akan mengetahuinya sendiri setelah pengecekan darah, aku tidak ingin mereka tahu kalau pernikahan kita selama ini tidak sempurna dan aku juga tidak ingin membuat mereka jadi cemas” ujar Aaliya kemudian berlalu dari kamarnya untuk melakukan tes darah “Aaliya memang benar benar gila, dia bisa melakukan segalanya untuk kebahagiaan keluarganya” ujar Zain heran 

Di ruang tengah, semua keluarga besar Aaliya dan Zain sudah berkumpul disana, mereka berharap harap cemas dengan test darah yang dilakukan oleh Aaliya untuk memastikan apakah Aaliya hamil atau tidak dan ketika petugas lab hendak mengambil sample darah Aaliya, tiba tiba Zain berteriak dari arah belakang “Berhenti !” semua orang kaget dengan tingkah Zain, Aaliya sudah cemas karena itu artinya Zain akan menceritakan kebenaran tentang mereka berdua “Aku mempunyai tugas penting dengan Aaliya” ujar Zain cemas sambil menatap kearah Aaliya yang juga menatapnya dengan perasaan heran “Apa yang terjadi, Zain ?” sela Usman, namun Zain tidak menjawab pertanyaan ayahnya, Zain kemudian bertanya pada petugas lab “Apakah jarum ini masih baru ?”, “Kami selalu menggunakan jarum yang baru untuk semua sample yang kami ambil, tuan” Zain kemudian mengecek jarum itu “Lebih baik dengan jarum yang tipis saja, sakitnya akan berkurang” semua anggota keluarga yang lain tersenyum, 

Surayya bahkan tertawa terpingkal pingkal melihat ulah Zain yang sangat cemas, sedangkan Ghulam malah membacakan sebuah puisi namun Zain tidak peduli dengan gurauan mereka, dirinya hanya merasa cemas kalau Aaliya akan kesakitan ketika diambil darahnya “Kalau Aaliya ada masalah, maka kamu juga akan mendapat masalah, bu” petugas lab hanya tersenyum “Tenang, tuan ,,, lebih baik anda tenang saja karena pengambilan sample darah ini tidak akan membuat seseorang menderita” Zain baru merasa lega setelah mendengar penjelasan petugas lab, sedangkan Aaliya hanya diam saja dan merasa heran dengan ulah Zain, kemudian petugas mulai mengambil sample darah Aaliya, saat itu Zain langsung memegang tangan Aaliya yang sebelah kiri sambil menatap kearah Aaliya dengan gugup, sedangkan Aaliya nampak nyaman dan santai santai saja hingga akhirnya pengambilan sample darah itupun selesai, Ghulam yang memperhatikan kecemasan Zain berupaya menggoda Zain dan berkata “Zain, kenapa kamu tidak melepaskan tangan Aaliya, pengambilan darahnya sudah selesai” Zain salah tingkah sambil melepaskan tangan Aaliya, seluruh keluarga besar mereka tertawa terbahak bahak melihat ulah Zain yang kikuk “Lalu kapan hasilnya bisa kami ketahui, bu ?” tanya Aaliya “Kami akan mengirimkannya nanti sore, nyonya” ujar petugas lab kemudian berlalu meninggalkan mereka. 

Tak lama kemudian Chandbibi membawakan teh untuk semua orang dan ladu untuk Aaliya, anak anak Fahad pun ikut bergabung dengan mereka “Tante, apakah tante Aaliya akan punya bayi ?”, “Lalu bagaimana kita akan memanggilnya ?” Fahad langsung menghampiri anak anaknya dan berkata “Mulai sekarang kalian harus memikirkan siapa namanya nanti, tapi nanti akan menjadi kejutan sampai akhirnya kita tahu bayinya laki laki atau perempuan dan kalian bertiga harus menjaga dan menyayangi adik baru kalian itu” ujar Fahad “Tentu, ayah ! Kami pasti akan menyayanginya”, “Tapi bagaimana caranya bayi itu bisa keluar, ayah ?” Fahad dan yang lainnya terperangah begitu mendengar ucapan salah satu anak Fahad “Kalau begitu om Zain harus mencium pipi tante Aaliya karena tante Aaliya kan punya bayi” semua orang kembali tertawa terpingkal pingkal begitu mendengar ucapan Saif yang polos SINOPSIS BEINTEHAA episode 87 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top