SINOPSIS MAHAPUTRA episode 480 (2 September 2015) by. Sally Diandra Dalam perjalanan ke kerajaan Gondwana, Pratap dan Guruji Raughvendra menunggang kuda mereka masing masing, sementara Ajabde dan Amar berada di dalam tandu, sedangkan para pasukannya mengikuti mereka dari belakang. Amar sangat ingin tahu tentang pamannya yang bernama pangeran Shakti Singh “Dia itu orang yang sangat berani, keras kepala dan kuat sama seperti kamu, Amar” ucapan ibunya membuat Amar senang mendengarnya, dengan mata berbinar binar sambil menyeringai senang, Amar mulai mendengarkan cerita ibunya tentang adik ayahnya itu yang telah lama meninggalkan istana “Dia dan ayahmu selalu bermain dan belajar bersama sama, ayahmu dan paman Shakti mempunyai tujuan yang sama tapi dengan cara yang berbeda, pamanmu sangat berkeras pada apapun yang dianggapnya salah adalah salah” ujar Ajabde “Lalu mengapa kakek mengirim paman keluar dari istana, ibu ?” tanya Amar penasaran “Pamanmu itu sangat mencintai harga dirinya sendiri sehingga dia bahkan tidak berbicara untuk dirinya sendiri” ujar Ajabde, Amar berfikir pasti akan sangat menyenangkan jika paman Shaktinya ada disini bersama sama ayahnya “Mereka berdua pasti akan menjadi sebuah tim yang kuat untuk kakek” ujar Amar bangga “Mereka berdua bisa melakukan sesuatu dan meraih semuanya bersama sama” timpal Ajabde,
Tiba tiba Pratap menghentikan perjalanan rombongannya karena dia melihat ada serombongan orang orang desa yang melintas menyebrang di depan mereka seperti akan pergi ke suatu tempat dengan gerobak sapi mereka, Guruji kemudian bertanya pada mereka kemana mereka akan pergi, salah satu orang diantara mereka menjawab bahwa mereka semua akan pergi untuk melihat seorang laki laki yang setuju untuk mempertontonkan kemampuannya hanya demi sebuah koin emas saja, Amar yang keluar dari tandunya dan ikut mendengarkan pembicaraan ini, ingin sekali melihat tontonan ini, Pratap pun setuju “Kita memang seharusnya menghargai semua jenis orang orang yang sangat berani” ujar Pratap
Di sebuah arena pertandingan, Pratap bersama Guruji dan Amar melihat pertandingan seorang laki laki yang berada di tengah tengah area pertandingan, tidak jauh dari mereka ada seseorang yang memata matai mereka dari arah belakang, sementara semua orang yang berkumpul disana merasa takjub melihat seorang pria yang sedang menunjukkan kebolehannya, semua orang membicarakan pria ini “Dia itu terlalu gila dengan melakukan hal seperti ini hanya untuk sebuah koin emas” ujar salah seorang pengunjung, Pratap, Guruji dan Amar melihat pertandingan ini dimana pria tersebut menutup matanya dan dirinya dijadikan sebagai sasaran empuk oleh tiga orang pemanah yang berdiri agak jauh darinya, oleh karena itu sang pria tersebut harus bisa menghindari anak panah yang melesat kearahnya, sebelum anak panah itu mengenai dirinya, Pratap merasa yakin kalau tidak ada orang lain yang bisa melakukan hal ini selain adiknya, Shakti Singh yang berhasil beberapa kali mengelak anak panah yang melesat ke arahnya, hingga tiba tiba perhatian si pria tersebut terganggu ketika didengarnya tangisan seorang bayi yang mengalihkan perhatiannya, si pria langsung berlari ke arah bayi itu dan menyelamatkannya pada saat yang tepat ketika anak panah itu hendak mengenai si bayi, namun semua orang malah mencemoohnya.
Sementara itu di kesultanan Mughal, Agra ,,,,
Maan Singh mendapatkan kabar dari mata mata yang mengawasi Pratap dan segera mengabarkan ke Raja Akbar kalau Pratap sebentar lagi akan sampai di kerajaan Gondwana dalam satu hari “Kita bisa menangkap dia dengan mengirimkan pasukan kita, Yang Mulia” ujar Maan Singh “Bagaimana jika Pratap malah mengalahkan pasukan kita ? Saat ini aku ingin dia datang kesini dengan keinginannya sendiri” ujar Raja Akbar “Tapi itu tidak mungkin, Yang Mulia” sela Maan Singh “Aku telah menyadari sesuatu setelah mengetahui bahwa aku akan menjadi seorang ayah, beberapa hubungan akan membuat orang orang itu saling terikat satu sama lain atau saling menghargai satu sama lain” ujar Raja Akbar
Kembali di area pertandingan, pria tadi meminta koin emasnya pada para pengunjung yang hadir disana yang telah menonton kemampuannya, Pratap maju ke tengah area pertandingan sambil membawa sebuah koin emas tersebut “Siapa kamu ?” bentak pria tersebut ke Pratap “Aku adalah seorang Rajput yang berpikir bahwa aku melakukan sesuatu yang berani untuk mendapatkan ini !” ujar Pratap sambil menunjukkan koin emas di tangannya “Aku membuktikan apa yang aku janjikan ! Berikan padaku koin emas itu !” bentak pria itu lagi “Nama sang pemenang tertulis di atas koin emas ini, jadi pemenangnya belum ditentukan, jadi bagaimana bisa aku memberikannya padamu ?” tantang Pratap lantang “Kamu tidak perlu membaca nama siapapun, kemenangan itu selalu menjadi milik satu orang yaitu Shakti Singh !” ujar pria tersebut lantang, Pratap hanya tersenyum karena benar dugaannya tadi kalau pria tersebut adalah adiknya, Shakti Singh, sementara Amar yang menontonnya bersama Guruji merasa bersemangat begitu melihat pamannya “Perlawanan belum terjadi disana” ujar Guruji, Pratap kemudian menantang Shakti “Aku hanya ingin menantang kamu untuk sebuah kompetisi karena tantangan kerap terjadi diantara kasih sayang dan persahabatan, kamu bertarung hanyak untuk melawan musuh musuhmu bukan ?” tantang Pratap, Shakti akhirnya menerima tantangan Pratap “Apakah kamu akan bertarung dengan hanya mengenakan pakaian ini saja ?” Pratap segera mengangguk
Di Agra, Raja Akbar memberikan saran pada Maan Singh untuk menangkap istri dan anak Pratap “Aku akan membuat hubungan yang kuat yang dimilikinya menjadi sebuah kelemahan” ujar Raja Akbar sambil tersenyum sinis
Sementara itu Pratap dan Shakti sudah berada di arena pertandingan kembali, mereka berdua teringat masa masa dulu ketika mereka masih kecil kecil ketika bertarung dalam memenangkan sebuah kompetisi di kerajaan Mewar, Shakti tertegun dan baru menyadari kalau orang yang bertarung dengannya kali ini adalah kakaknya sendiri yaitu Pratap, Shakti segera berbalik dan memanggil nama Pratap “Kak Pratap ?” Pratap tersenyum sambil mengangguk kemudian mereka berdua saling berpelukkan satu sama lain.
Di kerajaan Udaipur ,,,
Di koridor istana Raimal bertemu dengan Ratu Jaiwanta, Raimal segera memberikan salam pada Ratu Jaiwanta “Melihat kamu membuat aku berfikir kalau aku seakan akan sedang bertemu dengan seorang Dewi, aku tahu kalau kamu selalu berdoa untuk Pangeran Pratap siang dan malam karena dia mempunyai banyak masalah ditangannya” puji Raimal dengan penuh kepura puraan “Aku berdoa pada Dewa untuk kesejahteraan semua orang, itu akan lebih baik jika orang yang dicintainya berpikir baik tentang dia” ujar Ratu Jaiwanta dengan tatapan matanya yang teduh dan tajam “Aku hanya mengangkat tanganku untuk memberkatinya saja, Maharani” ujar Raimal, Ratu Jaiwanta menambahkan “Gunakan tanganmu juga untuk mengirimkan sebuah surat pada seseorang, tuan Raimal” ujar Ratu Jaiwanta, tiba tiba Ratu Bhatyani menghampiri mereka seraya berkata “Aku yang memberitahu ke kak Jaiwanta kalau kamu telah menulis sebuah surat” Raimal sangat terkejut mendengarnya, Raimal berusaha untuk tidak terlibat pembicaraan itu lebih jauh lagi, Raimal segera pamit kemudian berlalu dari sana “Sekarang aku telah membuktikan padamu kalau aku juga memikirkan kepentingan Pratap” ujar Ratu Bhatyani “Tapi kamu tidak bisa mengambil langkah lain selanjutnya dan menemukan informasi yang lebih banyak lagi tentang kepada siapa surat tersebut dikirimkan oleh tuan Raimal” ujar Ratu Jaiwanta sambil berlalu pergi, Ratu Bhatyani merasa sedih mendengarnya
Di arena pertandingan, Shakti sangat terkejut begitu mengetahui kakaknya ada disana “Kak Pratap, apa yang kamu lakukan disini ? Aku yakin kamu datang kesini bukan karena ingin bertemu denganku kan ?” Pratap langsung mengangguk seraya berkata “Sekarang aku memang tidak ingin menemuimu, meskipun di masa lalu, aku telah mengirimkan banyak surat untukmu sesering mungkin tapi tak satupun suratku kamu balas atau kamu memang sengaja mengabaikannya” ujar Pratap yang teringat ketika Shakti menolak untuk datang ke kerajaan Udaipur karena kota itu menggunakan nama ayah mereka Raja Udai “Dia telah mengusir aku dari istana, kak” Shakti masih menyimpan luka di masa lalunya “Saat ini ayah sedang sakit keras, dia belum sembuh juga meskipun kami telah mencoba dengan berbagai macam obat yang bisa menyembuhkannya” ujar Pratap haru “Katakan padanya, aku harap semoga ayah akan segera sembuh”, “Itu akan lebih baik kalau paman mengatakannya sendiri ke kakek” Shakti tersenyum dan memeluk keponakannya itu, Shakti juga sangat senang bisa bertemu dengan Guruji Raughvendra lagi “Aku yakin kak Pratap dan Guruji Raughvendra pasti akan melakukan suatu misi” bathin Shakti dalam hati “Kak Pratap, aku tidak ingin menjadi penghalang rencana kepergianmu, pergilah” Pratap tersenyum seraya berkata “Kami akan pergi ke kerajaan Gondwana untuk bertarung dengan Raja Akbar” Shakti sangat bangga pada kakaknya ini “Kamu memang tidak pernah berubah sejak dulu, kak”, “Bahaya akan selalu ada disini sampai kita bisa memulangkan pasukan Mughal itu ke tanah airnya sendiri” ujar Pratap geram “Aku tidak akan bergabung dengan rencana konyolmu itu, kak ,,, aku akan mengikuti dharmaku saja” Pratap bisa mengerti keadaan adiknya “Semoga kamu selalu beruntung, adikku !” ujar Pratap, kemudian Shakti dan Amar saling menepukkan kelima tangan mereka bersama sama dan berpisah dengan jalan mereka masing masing. SINOPSIS MAHAPUTRA episode 481 by. Sally Diandra