SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 3 episode 1006 “PASSWORD PEMBAWA BENCANA” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 3 episode 1006 “PASSWORD PEMBAWA BENCANA” by. Sally Diandra Adi dan Romi sedang ngobrol berdua “Adi, apakah Surbhi menceritakan semuanya tentang perselingkuhan kami ?”, “Tidak, paman ,,, dia tidak bilang apa apa” Romi merasa lega, kemudian ketika Romi berbalik, dilihatnya Mihika sudah berdiri dibelakangnya, Romi jadi gelisah, Adi segera memberikan kode ke Romi, Mihika pun marah “Mihika, aku akan membantumu” Romi berusaha mencairkan suasana 

“Sudah tidak usah pura pura baik ! Sekarang aku tahu kenapa kamu sangat romantis sekali semalam, kamu tidak ingin aku tahu tentang mantan pacarmu kan ? Ini benar benar tidak bisa kupercaya !”, “Maaf, bibi ,,, paman Romi sudah mengatakannya padaku” Mihika langsung menyela ucapan Adi 

“Adi, aku tidak marah, aku tahu kalau Romi sudah bilang sama kamu untuk mengirimkan sms padanya dan begitu gadis itu pergi, kamu harus memberitahunya, rasanya seperti aku ingin membunuh Romi saja” sahut Mihika kesal “Mihika, dengarkan aku dulu” sela Romi “Tidak ada yang perlu dibicarakan, ayooo Adi, makan idlismu dulu” pinta Mihika “Aku kira paman Romi sudah bilang tentang hubungan itu, seharusnya tidak ada yang disembunyikan antara suami dan istri”, “Nah tuu, Romi ,,, belajar itu dari Adi” sela Mihika 

“Memangnya ada apa ?”, “Tidak ada gunanya untuk bicara, kamu bilang tentang permainan kan, Simmi ? Kita akan pergi hari ini, aku akan mengembangkan ketertarikanku dalam hal hal yang baru” sahut Mihika “Terima kasih, Romi” akhirnya Mihika dan Simmi pergi dari sana, Romi sangat marah pada Adi dan berkata “Lihat, apa yang telah aku lakukan padamu ? Bagaimana caranya meyakinkan Mihika sekarang ? Dia jadi kurang waras” Romi pun pergi, Adi hanya terdiam sambil makan idlis di meja makan 

Sementara itu Ishita bertanya pada Aaliya tentang Mani “Ibu, tahu kan bagaimana ayah ? Dia butuh waktu untuk mengembalikan semua perasaannya, aku sudah mencoba menelfonnya dan ayah tidak mau menjawab telfonku, dia lalu membalas dengan sms katanya baterainya habis, dia mengira kalau aku ini masih anak anak dan akan percaya begitu saja dengan alasannya ini” Ishita jadi semakin gelisah 

“Ibu jadi merasa bersalah, Aaliya”, “Jangan khawatir, ibu ,,, aku akan bicara dengan ayah” sahut Aaliya “Lalu kamu sendiri, hubunganmu baik baik saja kan sama Adi ?” saat itu Adi menghampiri mereka dan bertanya “Kenapa kamu tidak menjawab telfonku ?” Ishita segera meninggalkan mereka, 

Aaliya lalu bertanya ke Adi “Memangnya kapan kamu nelfon ?” Adi segera menunjukkan daftar telfon di ponselnya “Aku menelfon kamu sebanyak 10 kali”, “Oooh ,,, kebetulan telfonku mati, aku sedang mengecasnya” ujar Aaliya, Neelu lalu datang dan memberikan teh untuk mereka, Adi meminta Aaliya untuk mengganti ponselnya, Romi datang untuk makan 

“Aku benar benar jadi gila kalau bersama mereka” ujar Romi “Adi, apa password ponselmu ?”, “Berikan ponselku, Aaliya ,,, aku akan membukanya dan memberikannya ke kamu” sahut Adi “Memangnya ada apa di ponselmu ini ? Sampai sampai kamu tidak mau bilang passwordmu” Romi langsung menyela pembicaraan mereka 

“Adi, sudah berikan saja passwordmu ! Apa yang kamu sembunyikan ? Kamu belum menikah kan ? Kalau kamu menyembunyikan sesuatu sekarang, pasti akan ada masalah, seharusnya ada kepercayaan diantara kalian berdua” Romi mencoba membalas apa yang telah dilakukan Adi padanya 

“Paman Romi benar, aku ini separuh jiwamu, kenapa kamu menyembunyikan sesuatu ? Aku harus tahu” sahut Aaliya Ishita tersenyum manis, Raman merasa heran “Apa alasannya kamu tersenyum seperti itu ?” Ishita kemudian menceritakan soal apa yang dikatakan oleh Amma tentang keseimbangan antara suami dan anak, Raman rupanya setuju 

“Ikatanmu dengan anak anak kita itu sungguh luar biasa, kami sendiri tidak bisa bebas dengan ibu”, “Raman, aku ingin anak anak kita mengatakan sesuatu tentang kita, aku ingin menjalin hubungan persahabatan dengan mereka” sahut Ishita “Kamu kan sudah punya ikatan itu dengan Ruhi, jelaskan padanya tentang hal ini, saat ini belum usianya untuk pacaran atau mempunyai pacar, aku membaca tentang hal ini dalam sebuah survey”, “Raman, kamu seharusnya memberikan ruang untuk Ruhi, sudah sana pergilah ke kantor, kalau tidak kamu pasti akan memikirkan tentang hal ini seharian” Ishita menyahut ucapan Raman 

“Dia itu masih sangat muda, Ishita”, “Usianya sudah 17 tahun, Raman ,,, ini memang tidak mudah tapi ini pasti terjadi, ini mungkin bukan cinta tapi kita yang menjadi posesif padanya, sudah sana pergilah ke kantor” Ishita segera menyuruh Raman pergi Raman akhirnya sampai diruang tengah “Apa yang terjadi disini ?” Raman merasa heran, Ishita juga turun ke bawah dan melihat Adi, 

Aaliya dan Romi sedang bertengkar “Adi tidak mau memberikan password ponselnya, kak”, “Yaa ampun itu kan hal yang sepele, Adi mempelajari hal ini dari ayahnya, sebuah hal yang sepele yang bisa menciptakan kebingungan, kalau aku tanya sama Raman sekali saja, maka dia akan memberikan passwordnya, apa kamu tidak akan memberikan passwordmu, Raman ?” tanya Ishita 

“Tidak ! Kenapa aku harus memberikannya ? Kenapa kamu jadi memata matai aku ?”, “Ini tentang transparansi, Raman” saat itu nyonya dan tuan Bhalla datang, Ishita lalu menceritakan masalah yang sedang mereka bahas “Apa maksudmu saling menyembunyikan satu sama lain ? Lihat saja ayahmu pasti akan dengan mudah memberikan passwordnya padaku” nyonya Bhalla merasa optimis, namun tuan Bhalla segera menghindar 

“Ayooo sini, berikan ponselmu !”, “Aku tidak mau memberikan passwordku ke kamu, Toshi” serentak Raman, Romi dan Adi tersenyum senang, Raman lalu menyela “Dengarkan ayah dulu, ibu”, “Sudah tidak usah bercanda ! Kamu itu tidak pernah menyembunyikan apapun dariku, Bhalla ! Apa kamu tidak mau memberikan passwordmu ?” sahut nyonya Bhalla, 

Aaliya dan Ishita kemudian mendebat mereka juga, kali ini giliran Romi tersenyum senang, tepat pada saat itu Mihika datang dan bertanya ke Romi “Romi, kenapa kamu tersenyum seperti itu ?”, “Lebih baik kami pergi ke kamar saja” Adi menyela ucapan Romi “Kenapa ? Ngomong saja disini”, “Tidak, kami akan ke kamar saja” Mihika ikut menyela 

“Tidak ! Kita akan bicara disini saja ! Kamu ingin mengakhiri pertikaian ini kan ? Berikan aku passwordmu !”, Iyaaa, paman Romi, berikan saja” Adi membalas perbuatan Romi “Tidak !” balas Romi “Aku benar benar tidak percaya, sudah tidak usah membahas soal ini, Romi !” Mihika bergegas pergi meninggalkan mereka “Ini benar benar tidak bisa dipercaya” Ishita menimpali ucapan Mihika, kemudian semua perempuan pergi dari sana, 

Saat itu Simmi datang dan bertanya ke Romi “Romi, dimana Mihika ?”, “Dia pergi !” sahut Romi kesal “Waaah jadi aku harus pergi sendirian menonton pertandingan sekarang ?” sela Simmi “Siapa yang memulai semua ini ?”, “Ini Romeo kecil kita !” sahut Romi sambil menunjuk ke arah Adi, tuan Bhalla kemudian mengambil samosa untuk nyonya Bhalla sambil berikir 

“Bagaimana caranya meyakinkan Toshi ?” bathin tuan Bhalla, sementara itu Mihika sedang mengemasi barang barangnya sambil berkata “Aku mau pindah kerumah bibi !”, “Mihika, kamu bisa bertanya padaku apa saja” ujar Romi sedih “Kamu tidak memberitahu aku soal hubunganmu itu dan juga password ponselmu, minggir sana !”, “Mihika, dengarkan dulu” pinta Romi, 

Di kamar Ishita, rupanya Ishita juga sedang mengemasi barang barangnya, Raman mencoba mencegahnya, Ishita sangat marah sama Raman dan bergegas pergi dari sana Romi dan Raman lalu keluar dari rumah dan ngobrol berdua “Mihika pergi, kak ,,, dimana kak Ishita ?”, “Dia juga pergi ke tempat yang sama” sahut Raman, saat itu Appa lewat dan bertanya pada Raman dan Romi “Kenapa kalian berdua berdiri seperti ini disini ?”, “Ini semua karena putri putrimu, ayah ,,, gara gara kami tidak mau menyebutkan password ponsel kami, lalu mereka pergi” Appa langsung menyahut 

“Ya sudah kalau begitu bilang saja sama mereka, ponselku sendiri tidak ada passwordnya”, “Kalau ibu mertua punya, lalu bagaimana ?” sela Raman “Kami berdua tidak pernah saling memeriksa ponsel kami masing masing, kalau dia punya password, maka dia pasti akan bilang sama aku”, “Aku tidak percaya, ayah” Appa jadi tertantang begitu mendengar ucapan Raman “Jadi kamu ingin melihatnya ? Ayooo ikut aku, dia pasti akan mengatakannya” Appa bergegas pergi kerumah keluarga Iyer dan meminta Amma untuk mengambil sayuran, Raman dan Romi hanya memperhatikan saja, 

Appa kemudian meminta Amma untuk memberikan ponselnya karena dia harus menelfon temannya “Makanya jangan lupa untuk mengecas ponselmu !” Appa lalu mengambil ponsel Amma dan bertanya tentang passwordnya, Amma segera mengambil ponselnya sambil berkata “Aku tidak akan memberikan passwordnya, taruh ponselku kembali” Raman dan Romi langsung tertawa geli, Appa lalu menghampiri mereka dengan wajah yang sedih, Raman dan Romi lalu mengajak Appa bergurau “Aku tidak tahu kalau Madhu tidak mau mengatakan passwordnya”, “Semuanya sudah terjadi, ayah ,,, kita ini berada di kapal yang sama” sahut Raman geli 

Ruhi meminta Raman makan namun Raman tidak mau “Ayah tidak lapar, Ruhi”, “Sama, Ruhi ,,, paman juga” Ruhi jadi heran “Memangnya apa masalahnya kalau kalian tidak mau memberikan password ?” nyonya Bhalla langsung menyela ucapan Ruhi “Ruhi, kamu ini masih muda dan kamu ini belum mengerti”, “Aku sudah besar, nenek” sahut Ruhi “Ruhi, nenekmu itu benar, kamu itu masih muda” sahut Raman, dirumah keluarga Iyer, Ishita sedang berfikir tentang Raman, Raman itu sangat keras kepala 

“Iyaa, kakak ,,, mereka itu tidak mau memberikan password ponselnya pada kita, sedangkan ponsel kita sendiri tidak punya password” ujar Mihika, Ruhi lalu bertanya sama Ishita “Ibu, bukankah ibu pernah mengajarkan untuk selalu percaya dalam setiap hubungan, kalau ada seseorang yang berbohong, mereka pasti akan mengatakan bagaimanapun caranya, sebagai contoh, kalau aku harus berbohong pada ibu dan ayah, aku akan mengatakannya dan tidak ada seorangpun yang tahu” Ishita dan Mihika akhirnya setuju, 

Raman lalu meminta Ishita untuk mengambil tasnya untuk pulang kerumah “Kami disini saja dulu” Adi menyela ucapan Ishita “Ruhi, bilang sama Aaliya juga soal kepercayaan ini”, “Kakak yakin ?” mereka semua tersenyum bareng, Raman berfikir “Ruhi memang sudah dewasa, apa yang dia katakan tadi ? Kalau dia mau, dia bisa saja berbohong sama kami dan tidak ada seorangpun yang bisa mengetahuinya” Raman merasa khawatir SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 3 episode 1007 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top