SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 905 “PENGAKUAN AALIYA” by. Sally Diandra
Ishita sedang mencoba menghibur Aaliya, saat itu dokter datang dan memberitahu mereka kalau operasinya Mihir sudah selesai, tapi saat ini Mihir masih kritis, Aaliya mulai berteriak memanggil manggil nama Mihir dengan suaranya yang lantang dan meminta dokter itu untuk mengundang dokter seniornya “Kita harus memonitor tuan Mihir”, “Apa kamu tidak tahu tugasmu, dokter ? Kalau terjadi sesuatu pada paman Mihir, aku akan menggugat kamu !” sahut Aaliya marah “Kamu tidak bisa memojokkan aku, nona”
Ishita langsung meminta maaf pada dokter dan meminta Aaliya untuk berhenti bicara “Aaliya, ada apa dengan kamu ? Tenanglah, duduk disini” saat itu Adi datang dan Aaliya langsung memeluk Adi sambil menangis “Adi, paman Mihir berdarah cukup banyak, tidak ada seorangpun yang bisa membantu kita” ujar Aaliya sambil memegang tangan Adi dan menceritakan semuanya ke Adi, Adi menatap kearahnya sambil berkata “Tidak akan terjadi apa apa pada paman Mihir, kita semua bersamanya” Ishita tertegun menatap mereka dan berkata dalam hati “Aku harap Aaliya tidak memberitahu Adi tentang perasaannya pada Mihir” bathin Ishita, Adi lalu bertanya tentang keadaan Mihir dan bergegas membeli obat di apotik
Tak lama kemudian Vandu menelfon Ishita dan memintanya untuk tidak terlalu mengkhawatirkan keadaan Mihir “Dia akan baik baik saja, Ishu” Vandu lalu berdoa untuk Mihir dan berfikir untuk segera memberitahu Mihika, saat itu Mihika sedang menangis dikamarnya, Vandu mengetuk pintu kamar, Mihika langsung pura pura sedang tidur, Vandu masuk ke dalam kamar Mihika dan dilihatnya airmata Mihika yang masih membekas dipipinya, Vandu lalu pergi meninggalkan kamar Mihika, setelah Vandu pergi, Mihika kembali menangis sambil berkata dalam hati “Aku tidak bisa membuat masalah sama kalian semua” bathin Mihika sedih, Vandu jadi bertanya tanya dan merasa heran “Kenapa Mihika sangat khawatir ? Aku tidak tahu bagaimana caranya bertanya padanya, aku harus mencari tahu” Vandu lalu keluar rumah darn dilihatnya
Romi sedang bersama Sanchi, Sanchi meminta Romi untuk menjelaskan pada Mihika “Dia tidak akan bisa mengerti, Sanchi ! Lebih baik kamu pergi saja”, “Tapi dia pergi meninggalkan kamu, aku akan bilang padanya kalau kamu tidak mau !” Vandu mendengar pembicaraan mereka berdua “Itu artinya apa yang dia ceritakan itu adalah masalah Mihika, bukan masalah temannya” bathin Vandu
Mihir sedang menyalakan lilin, Aaliya datang kesana dan bertanya “Ada perayaan apa ini ?”, “Makan malam, hanya kamu dan aku” sahut Mihir “Apa kamu membuat semua ini untukku ?”, “Iyaa, tentu saja, apa aku tidak boleh melakukan ini semua ?” goda Mihir “Bukan begitu, maksudku ,,,” Mihir lalu memegang tangan Aaliya dan berkata “Katakan saja apa yang ingin kamu katakan ? Aku tahu kalau kamu mencintai aku, aku ingin mendengarnya dari bibirmu sendiri” Aaliya tersipu malu
“Paman Mihir, aku mencintaimu” mereka berdua tersenyum bersama “Aku juga mencintaimu, Aaliya ,,, kenapa kamu tidak mengatakan padaku sebelumnya, aku sangat mencintaimu” Mihir semakin erat memegang tangan Aaliya, Aaliya jadi semakin tersipu malu, tiba tiba seseorang menghunuskan pisaunya ke perut Mihir, Aaliya melihat pisau itu tertancap di perut Mihir, Aaliya langsung berteriak kencang dan tiba tiba khayalannya pun lenyap,
Aaliya berteriak memanggil nama Mihir tanpa sadar, Ishita berusaha menenangkan Aaliya “Mihir sedang ada didalam, Aaliya ,,, dia baik baik saja, tenang saja, ada masalah apa ? Dia belum sadar juga” saat itu Shagun datang dan mendengar pembicaraan mereka “Ibu, aku aku mengungkapkan perasaan cintaku padanya, aku tidak bisa hidup tanpa dirinya, biarkan aku pergi, ibu” Ishita langsung menampar pipi Aaliya dengan keras
“Apa kamu sudah gila ? Kamu mencintai Mihir ? Apa yang kamu tahu tentangnya ? Kamu tahu berapa usianya ? Bagaimana bisa kalian berdua cocok ? Lupakan semua ini ! Ini rumah sakit, apakah ini tempat untuk mengungkapkan perasaan cinta ?” Ishita merasa kesal dengan Aaliya “Dokter bilang, dia masih dalam tahap observasi, berdoalah untuknya, cobalah untuk lebih sensitif, kalau tidak ibu akan menampar kamu lagi, bersikaplah dewasa, Aaliya ,,, dan lagi kamu tidak boleh mengatakan pada siapapun tentang perasaanmu pada Mihir” Shagun mendengar semuanya kemudian berlalu dari sana,
Mani tiba dirumah sakit dan menghentikan langkah Shagun “Bagaimana keadaan Mihir ?”, “Operasinya telah selesai, dokter masih terus mengobservasi dirinya” Mani merasa lega “Terima kasih, Dewa ,,, ayooo kita temui Ishita dan Aaliya”, “Jangan sekarang, Mani ,,, rasanya aneh saja” Mani tertegun “Memangnya ada apa ?”, “Kamu kenal Aaliya kan ? Dia itu sudah seperti putrimu sendiri, aku tahu kalau Ishita seharusnya tidak melampaui batasannya, tapi tadi aku melihat Ishita menampar Aaliya, aku tahu kalau Ishita itu sudah seperti ibunya Aaliya sendiri” Mani menyela ucapan Shagun
“Ishita sangat mencintai Aaliya, dia tidak pernah menampar Aaliya, aku yakin kalau Aaliya telah berbuat kesalahan, Ishita itu tidak hanya seperti ibunya saja, tapi dia memang ibunya, dia pasti tidak akan pernah berbuat salah, aku benar benar percaya pada Ishita”, “Aku tahu, aku juga merasa seperti itu” sahut Shagun “Baiklah, aku bisa mengerti kepedulianmu, ayoo ikut aku”
Ishita meminta Aaliya untuk pergi keluar dan mencari makan “Kamu harus menjaga kesehatan, bagaimana bisa kamu bertemu dengan Mihir ? Adi ajak Aaliya keluar dan suruh dia makan yaa”, “Iyaa, bu ,,, aku tahu kalau Aaliya sangat mencemaskan paman Mihir, kami akan pergi keluar dulu dan minum kopi diluar” sahut Adi “Aaliya, jangan berbuat yang macam macam yaa, pakai akal sehatmu” Aaliya mengangguk kemudian pergi bersama Adi,
Saat itu Mani datang dan bertanya pada Ishita tentang Aaliya “Aku baru saja menyuruh Adi pergi keluar bareng Adi untuk mencari udara segar” dalam hati Ishita berkata “Aku seharusnya tidak memberitahu Mani soal Aaliya dan Mihir sekarang” bathin Ishita “Mani, aku minta maaf, tadi aku menampar Aaliya”, “Tenang saja, aku percaya padamu, kamu ini sudah seperti ibunya” Ishita berterima kasih pada Mani, sementara Shagun merasa jengah dan berkata dalam hati “Mani terlalu percaya sekali pada Ishita tapi Aaliya akan membantu aku dalam merusak kepercayaan ini” bathin Shagun sinis
Adi dan Aaliya akhirnya sampai di cafe, Adi meminta Aaliya untuk duduk “Kamu mau minum apa ? Teh atau kopi ? Aku tahu kalau kamu sedang mengalami trauma yang cukup berat, tapi kamu pasti akan menyukai sup panas ini, aku akan memesannya”, “Adi, kenapa kamu tidak bisa mengerti ? Aku tidak lapar, aku tidak mau makan” sahut Aaliya “Aku tahu kalau kamu sangat lelah, paman Mihir akan segera sembuh”, “Bagaimana caranya dia sembuh ?” Aaliya semakin cemas “Tenang saja, Aaliya ,,, dokter sedang mengobatinya, duduk saja disini, kita baru saja sampai, aku yakin kamu akan merasa lebih baik setelah makan nanti, paling tidak minumlah dulu” Aaliya langsung melemparkan gelas itu dan mulai berteriak
“Kamu ingin aku makan dan minum ? Kamu tahu tadi aku bilang ke ibu Ishita kalau aku tidak bisa hidup tanpa paman Mihir ! Aku mencintai paman Mihir, Adi ! Tapi ibu Ishita menyuruhku pergi bersamamu kesini, aku sangat mencintai paman Mihir ! Kenapa tidak ada seorangpun yang bisa mengerti ?” Adi kaget dan tidak percaya, Aaliya lalu memeluk Adi sambil menangis, Adi merenggangkan pelukkan Aaliya dengan kedua bola matanya yang berkaca kaca, kemudia bergegas pergi meninggalkan Aaliya, Adi pergi menuju ke toilet, Adi lalu menangis disana sambil teringat pada ucapan Aaliya, Adi langsung menampar dirinya sendiri dengan perasaan marah, hadiah yang dibelinya untuk Aaliya tiba tiba jatuh dari saku celananya, Adi lalu mengambilnya dan menangis melihat hadiah itu SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 906 by. Sally Diandra
Ishita langsung meminta maaf pada dokter dan meminta Aaliya untuk berhenti bicara “Aaliya, ada apa dengan kamu ? Tenanglah, duduk disini” saat itu Adi datang dan Aaliya langsung memeluk Adi sambil menangis “Adi, paman Mihir berdarah cukup banyak, tidak ada seorangpun yang bisa membantu kita” ujar Aaliya sambil memegang tangan Adi dan menceritakan semuanya ke Adi, Adi menatap kearahnya sambil berkata “Tidak akan terjadi apa apa pada paman Mihir, kita semua bersamanya” Ishita tertegun menatap mereka dan berkata dalam hati “Aku harap Aaliya tidak memberitahu Adi tentang perasaannya pada Mihir” bathin Ishita, Adi lalu bertanya tentang keadaan Mihir dan bergegas membeli obat di apotik
Tak lama kemudian Vandu menelfon Ishita dan memintanya untuk tidak terlalu mengkhawatirkan keadaan Mihir “Dia akan baik baik saja, Ishu” Vandu lalu berdoa untuk Mihir dan berfikir untuk segera memberitahu Mihika, saat itu Mihika sedang menangis dikamarnya, Vandu mengetuk pintu kamar, Mihika langsung pura pura sedang tidur, Vandu masuk ke dalam kamar Mihika dan dilihatnya airmata Mihika yang masih membekas dipipinya, Vandu lalu pergi meninggalkan kamar Mihika, setelah Vandu pergi, Mihika kembali menangis sambil berkata dalam hati “Aku tidak bisa membuat masalah sama kalian semua” bathin Mihika sedih, Vandu jadi bertanya tanya dan merasa heran “Kenapa Mihika sangat khawatir ? Aku tidak tahu bagaimana caranya bertanya padanya, aku harus mencari tahu” Vandu lalu keluar rumah darn dilihatnya
Romi sedang bersama Sanchi, Sanchi meminta Romi untuk menjelaskan pada Mihika “Dia tidak akan bisa mengerti, Sanchi ! Lebih baik kamu pergi saja”, “Tapi dia pergi meninggalkan kamu, aku akan bilang padanya kalau kamu tidak mau !” Vandu mendengar pembicaraan mereka berdua “Itu artinya apa yang dia ceritakan itu adalah masalah Mihika, bukan masalah temannya” bathin Vandu
Mihir sedang menyalakan lilin, Aaliya datang kesana dan bertanya “Ada perayaan apa ini ?”, “Makan malam, hanya kamu dan aku” sahut Mihir “Apa kamu membuat semua ini untukku ?”, “Iyaa, tentu saja, apa aku tidak boleh melakukan ini semua ?” goda Mihir “Bukan begitu, maksudku ,,,” Mihir lalu memegang tangan Aaliya dan berkata “Katakan saja apa yang ingin kamu katakan ? Aku tahu kalau kamu mencintai aku, aku ingin mendengarnya dari bibirmu sendiri” Aaliya tersipu malu
“Paman Mihir, aku mencintaimu” mereka berdua tersenyum bersama “Aku juga mencintaimu, Aaliya ,,, kenapa kamu tidak mengatakan padaku sebelumnya, aku sangat mencintaimu” Mihir semakin erat memegang tangan Aaliya, Aaliya jadi semakin tersipu malu, tiba tiba seseorang menghunuskan pisaunya ke perut Mihir, Aaliya melihat pisau itu tertancap di perut Mihir, Aaliya langsung berteriak kencang dan tiba tiba khayalannya pun lenyap,
Aaliya berteriak memanggil nama Mihir tanpa sadar, Ishita berusaha menenangkan Aaliya “Mihir sedang ada didalam, Aaliya ,,, dia baik baik saja, tenang saja, ada masalah apa ? Dia belum sadar juga” saat itu Shagun datang dan mendengar pembicaraan mereka “Ibu, aku aku mengungkapkan perasaan cintaku padanya, aku tidak bisa hidup tanpa dirinya, biarkan aku pergi, ibu” Ishita langsung menampar pipi Aaliya dengan keras
“Apa kamu sudah gila ? Kamu mencintai Mihir ? Apa yang kamu tahu tentangnya ? Kamu tahu berapa usianya ? Bagaimana bisa kalian berdua cocok ? Lupakan semua ini ! Ini rumah sakit, apakah ini tempat untuk mengungkapkan perasaan cinta ?” Ishita merasa kesal dengan Aaliya “Dokter bilang, dia masih dalam tahap observasi, berdoalah untuknya, cobalah untuk lebih sensitif, kalau tidak ibu akan menampar kamu lagi, bersikaplah dewasa, Aaliya ,,, dan lagi kamu tidak boleh mengatakan pada siapapun tentang perasaanmu pada Mihir” Shagun mendengar semuanya kemudian berlalu dari sana,
Mani tiba dirumah sakit dan menghentikan langkah Shagun “Bagaimana keadaan Mihir ?”, “Operasinya telah selesai, dokter masih terus mengobservasi dirinya” Mani merasa lega “Terima kasih, Dewa ,,, ayooo kita temui Ishita dan Aaliya”, “Jangan sekarang, Mani ,,, rasanya aneh saja” Mani tertegun “Memangnya ada apa ?”, “Kamu kenal Aaliya kan ? Dia itu sudah seperti putrimu sendiri, aku tahu kalau Ishita seharusnya tidak melampaui batasannya, tapi tadi aku melihat Ishita menampar Aaliya, aku tahu kalau Ishita itu sudah seperti ibunya Aaliya sendiri” Mani menyela ucapan Shagun
“Ishita sangat mencintai Aaliya, dia tidak pernah menampar Aaliya, aku yakin kalau Aaliya telah berbuat kesalahan, Ishita itu tidak hanya seperti ibunya saja, tapi dia memang ibunya, dia pasti tidak akan pernah berbuat salah, aku benar benar percaya pada Ishita”, “Aku tahu, aku juga merasa seperti itu” sahut Shagun “Baiklah, aku bisa mengerti kepedulianmu, ayoo ikut aku”
Ishita meminta Aaliya untuk pergi keluar dan mencari makan “Kamu harus menjaga kesehatan, bagaimana bisa kamu bertemu dengan Mihir ? Adi ajak Aaliya keluar dan suruh dia makan yaa”, “Iyaa, bu ,,, aku tahu kalau Aaliya sangat mencemaskan paman Mihir, kami akan pergi keluar dulu dan minum kopi diluar” sahut Adi “Aaliya, jangan berbuat yang macam macam yaa, pakai akal sehatmu” Aaliya mengangguk kemudian pergi bersama Adi,
Saat itu Mani datang dan bertanya pada Ishita tentang Aaliya “Aku baru saja menyuruh Adi pergi keluar bareng Adi untuk mencari udara segar” dalam hati Ishita berkata “Aku seharusnya tidak memberitahu Mani soal Aaliya dan Mihir sekarang” bathin Ishita “Mani, aku minta maaf, tadi aku menampar Aaliya”, “Tenang saja, aku percaya padamu, kamu ini sudah seperti ibunya” Ishita berterima kasih pada Mani, sementara Shagun merasa jengah dan berkata dalam hati “Mani terlalu percaya sekali pada Ishita tapi Aaliya akan membantu aku dalam merusak kepercayaan ini” bathin Shagun sinis
Adi dan Aaliya akhirnya sampai di cafe, Adi meminta Aaliya untuk duduk “Kamu mau minum apa ? Teh atau kopi ? Aku tahu kalau kamu sedang mengalami trauma yang cukup berat, tapi kamu pasti akan menyukai sup panas ini, aku akan memesannya”, “Adi, kenapa kamu tidak bisa mengerti ? Aku tidak lapar, aku tidak mau makan” sahut Aaliya “Aku tahu kalau kamu sangat lelah, paman Mihir akan segera sembuh”, “Bagaimana caranya dia sembuh ?” Aaliya semakin cemas “Tenang saja, Aaliya ,,, dokter sedang mengobatinya, duduk saja disini, kita baru saja sampai, aku yakin kamu akan merasa lebih baik setelah makan nanti, paling tidak minumlah dulu” Aaliya langsung melemparkan gelas itu dan mulai berteriak
“Kamu ingin aku makan dan minum ? Kamu tahu tadi aku bilang ke ibu Ishita kalau aku tidak bisa hidup tanpa paman Mihir ! Aku mencintai paman Mihir, Adi ! Tapi ibu Ishita menyuruhku pergi bersamamu kesini, aku sangat mencintai paman Mihir ! Kenapa tidak ada seorangpun yang bisa mengerti ?” Adi kaget dan tidak percaya, Aaliya lalu memeluk Adi sambil menangis, Adi merenggangkan pelukkan Aaliya dengan kedua bola matanya yang berkaca kaca, kemudia bergegas pergi meninggalkan Aaliya, Adi pergi menuju ke toilet, Adi lalu menangis disana sambil teringat pada ucapan Aaliya, Adi langsung menampar dirinya sendiri dengan perasaan marah, hadiah yang dibelinya untuk Aaliya tiba tiba jatuh dari saku celananya, Adi lalu mengambilnya dan menangis melihat hadiah itu SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 906 by. Sally Diandra