SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 906 “CINTA SEGITIGA ADI - AALIYA - MIHIR” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 906 “CINTA SEGITIGA ADI - AALIYA - MIHIR” by. Sally Diandra Di Cafe, Aaliya sedang mengetuk ngetuk pintu toilet dan meminta Adi untuk keluar dari sana “Ayooo Adi, keluarlah ,,, kita harus menemui paman Mihir, mungkin paman Mihir sudah sadar” Adi yang masih berada didalam kamar mandi tidak menjawab ucapan Aaliya, Adi masih menangis “Adi, ada masalah apa ? Apa kamu baik baik saja ? Aku akan pergi” Aaliya kemudian segera pergi dari sana, Adi masih terduduk sambil menangis dan mengenang kenangan indah mereka berdua sambil melihat kearah hadiah yang hendak diberikannya pada Aaliya, Adi kemudian pergi dari cafe tersebut 

Ishita memberitahu Raman kalau Mihir belum juga sadar sampai sekarang “Para dokter itu memang selalu punya kebiasaan memberikan ketegangan pada keluarga pasien, Mihir akan baik baik saja, lalu dimana Aaliya ?”, “Aku menyuruhnya pergi keluar bareng Adi, untuk mencari udara segar sekaligus mencari makan” sahut Ishita “Adi akan melamarnya, anakku telah dewasa sekarang” Ishita kaget “Kenapa harus terburu buru ?”, “Biarkan saja dia melamarnya, kita tidak akan segera menikahkan mereka, santai saja” sahut Raman santai, saat itu Mani dan Shagun menemui mereka, lalu mereka berempat menemui Mihir yang belum juga sadar 

Nyonya Bhalla sedang ngobrol sama Raman via telfon dan merasa lega karena Mihir akhirnya sudah sadar “Simmi, segera nyalakan lampu minyaknya dikuil” saat itun Vandu datang kesana, Ruhi segera memberitahu Vandu tentang keadaan Mihir yang mulai membaik, nyonya Bhalla lalu memberi kode ke Vandu dengan bertanya “Ada apa ? Simmi ajak Ruhi tidur sana” Simmi dan Ruhi lalu menuju ke kamar mereka, setelah Simmi dan Ruhi pergi, nyonya Bhalla bertanya pada Vandu “Ada masalah apa ?” 

Mihir memberitahu semua orang kalau Aaliya benar “Seharusnya kami memang tinggal saja dihotel saat itu” Raman mencoba mengajak Mihir bercanda, Shagun langsung menyela “Adikku ini adalah orang yang baik, tidak akan terjadi apapun pada dirinya”, “Iyaaa, aku setuju” sahut Mani “Tapi kamu menakutkan kami, Mihir” ujar Ishita “Aku baik baik saja, tidak usah tegang begitu” Ishita kemudian berlalu dari sana “Raman, ada apa dengan Ishita ?”, “Dia sangat mengkhawatirkan kamu” sahut Raman 

Vandu memberitahu nyonya Bhalla tentang hubungan Romi dan Sanchi, nyonya Bhalla langsung marah, saat itu Romi pulang kerumah “Romi, kenapa kamu pulang telat ?”, “Aku sibuk dengan pekerjaanku, karirku sangat penting, ibu” Romi kemudian berlalu dari sana, nyonya Bhalla semakin kesal Romi “Akan aku beri pelajaran dia”, “Kita harus memikirkannya terlebih dulu, baru bertindak, kalau tidak Romi akan berusaha membela dirinya” sahut Vandu 

Dirumah sakit, Aaliya menemui Mihir, Ishita langsung bertanya pada Aaliya “Dimana Adi, Aaliya ?”, “Aku tidak tahu, dia tadi pergi, aku kira mungkin dia pulang kerumah, aku sudah menunggunya dan tidak bisa menunggu lagi, jadi aku langsung pake taksi saja, aku ingin menemui paman Mihir” Ishita segera memegang tangan Aaliya dan menghentikan langkahnya dan bertanya 

“Apa kamu mengatakan padanya kalau kamu mencintai Mihir ?”, “Iya, aku bilang padanya, tidak ada yang perlu untuk disembunyikan, biarkan aku menemui paman Mihir” dalam hati Ishita berfikir “Aku telah melakukan kesalahan dengan menyuruh Adi pergi bersama Aaliya, hatinya pasti hancur dan patah hati” bathin Ishita sedih, 

Raman menghampiri Ishita dan merasa heran “Ishita, apa kamu baik baik saja ? Ada apa ?”, “Aku hanya capek, Raman” sahut Ishita “Lebih baik kamu pulang kerumah saja bareng Adi, dimana dia ?”, “Dia sudah pulang kerumah” sahut Ishita lagi “Kalau begitu bagaimana kalau kita menemui dokter dulu” ujar Raman Aaliya akhirnya bisa menemui Mihir, Aaliya merasa lega melihat keadaan Mihir “Aaliya, kamu telah menyelamatkan nyawaku” ujar Mihir lemas, 

Perawat yang mengurusi Mihir meminta Aaliya untuk keluar dulu, Aaliya tidak mau, Mihir lalu meminta Aaliya keluar dari kamarnya, Aaliya lalu meminta Mani dan Shagun untuk keluar juga “Hari ini mungkin adalah hari yang terpanjang buat kamu, lebih baik kamu pulang saja kerumah, Aaliya ,,, kamu bisa istirahat dan ganti baju dulu” Aaliya menggeleng 

“Tidak, paman ,,, aku akan tetap tinggal disini”, “Aaliya, jangan keras kepala seperti itu, aku yang akan tinggal disini menemani Mihir” sela Raman “Iyaa, Aaliya ,,, ayooo kita pulang”, “Aku akan tetap tinggal disini !” Aaliya semakin keras kepala “Aku mohon, Aaliya ,,, pulanglah” pinta Mihir memelas “Baiklah, jaga dirimu baik baik, paman” akhirnya Aaliya setuju, Shagun lalu menyela “Raman, telfon aku atau Mani kalau ada hal yang darurat pada Mihir, ayoo Aaliya” Aaliya akhirnya pulang bersama Shagun dan Mani 

Shagun meminta tolong pada Mani untuk mengambilkan air untuk Aaliya, Mani pun pergi meninggalkan mereka, Shagun mulai memprovokasi Aaliya “Aaliya, aku lihat kamu sedang sedih, apa yang sedang mengganggumu ? Aku tahu kalau aku ini bukan ibumu, tapi aku seorang ibu, aku tahu anak anak biasanya berulah ketika mereka sedang ada masalah, kamu bisa berbagi masalahmu denganku” Aaliya hanya terdiam 

“Mungkin kamu merasa tidak nyaman bila berbagi masalah dengan Mani, ayahmu ,,, kamu bisa ngobrol dengan orang lain, hal itu akan membuat perasaanmu lebih nyaman, lihat wajahmu”, “Aku tidak tahu bagaimana reaksimu nanti bila kamu mendengar semua ini, aku benar benar mencintai paman Mihir” Shagun pura pura kaget dan tertegun 

“Apa ?”, “Aku tahu kamu pasti akan terkejut lalu memarahi aku” Shagun menggeleng “Tidak, Aaliya ,,, ini hal yang baik kalau kamu mencintai Mihir, kamu ini adalah gadis yang baik, Mihir sangat beruntung kalau kamu mencintainya, dia akan memperlakukan gadis itu seperti seorang putri raja, cinta itu adalah hal yang mulia, hal itu adalah perasaan yang murni, Aaliya” Shagun lalu memeluk Aaliya, Mani datang kesana dengan membawa air putih untuk Aaliya “Apa aku mengganggu kalian berdua ?” Shagun hanya tersenyum dan menyuruh Aaliya minum air putih “Aku akan memasak makanan yang enak untuk Aaliya” ujar Shagun senang 

Ishita akhirnya pulang kerumah dan langsung mencari Adi “Dia tidak ada dirumah, tapi mobilnya ada disini” Ishita lalu bertanya pada penjaga gedung, saat itu Ishita melihat Adi sedang menghancurkan hadiah yang dibelinya untuk Aaliya dengan sebuah batu sambil menangis “Adi, hentikan !”, “Kenapa ibu tidak bilang padaku tentang perasaan Aaliya ? Kalau dia mencintai paman Mihir ? Ibu tahu kan kalau aku mencintainya dan aku ingin melamarnya” ujar Adi kesal sambil menangis “Bagaimana ibu bisa mengatakannya ? Ibu juga baru tahu tadi dirumah sakit, Adi”, “Kalau begitu ibu seharusnya bilang padaku tadi ! Kenapa ibu malah menyuruh aku pergi bareng Aaliya ? Untuk mempermainkan perasaanku ?” Ishita merasa sedih 

“Untuk apa, Adi ? Ibu kira hal itu akan berantakan, saat ini dia sedang trauma dan berteriak terus, ibu kira ibu harus membuatnya keluar dari rumah sakit, dia sudah mulai kehilangan akal sehatnya, ini hanya sesaat saja, Adi” Adi heran “Hanya sesaat ? bukankah ibu tahu kalau Aaliya tergila gila pada paman Mihir ?”, “Ibu juga mencemaskan Mihir, Adi” Ishita mencoba menjelaskan pada Adi “Sudah cukup ! Ibu tidak melakukan hal yang benar padaku, ibu tidak tahu apa yang aku alami !” Adi bergegas pergi dari sana, Ishita semakin sedih dan menangis “Secara tidak sengaja aku telah melukai perasaanmu, Adi” 

Nyonya Bhalla meminta Neelu untuk menyiapkan bekal makanan “Ruhi akan pergi ke rumah sakit, panggil Ishita juga” saat itu Adi masuk ke dalam rumah, Ruhi meminta Adi untuk bersiap siap karena Raman akan berada dirumah sakit sepanjang malam menemani Mihir dan baru pulang besok pagi “Aku tidak akan pergi ! Aku mau pergi ke kantor, siapa yang akan mengurusi pekerjaan nanti ?” nyonya Bhalla menyela 

“Nenek kira kamu mengkhawatirkan Mihir, dia pasti akan baik baik saja, sarapanlah dulu” Adi langsung berteriak “Aku tidak mau sarapan !” Adi lalu pergi dari sana, nyonya Bhalla dan Ruhi merasa heran “Apa yang terjadi pada Adi ?” bathin mereka berdua “Dia mungkin setres berat karena Mihir, jangan cemas, Ruhi ,,, semua orang khawatir pada Mihir” hibur nyonya Bhalla, Ruhi kemudian pergi ke rumah sakit, sementara nyonya Bhalla mencemaskan masalah yang diciptakan oleh Romi 

Dirumah keluarga Iyer, Mihika sedang memasak susu sambil melamun, sehingga susunya keluar tumpah dari pancinya “Mihika, susunya tumpah ke kompor ! Dimana perhatianmu ?” Vandu segera mematikan kompor “Maaf, kakak ,,, aku tidak lihat tadi” Vandu berfikir ini saatnya ngobrol tentang Romi karena Mihika terlihat sangat sedih, 

Sementara itu Raman pulang kerumah dan minta sarapan pagi “Raman, suruh Mihir makan makanan ini sehingga dia bisa mendapatkan energi baru, kamu baru pulang pagi ini kan ? Kamu pasti sangat capek, ayahmu dan ibu yang akan pergi ke rumah sakit” ujar nyonya Bhalla “Ibu perginya nanti sore saja, dokter ahli akan datang nanti, jadi aku harus pergi kesana” ujar Raman sambil meminta yang lainnya untuk ikut sarapan bersamanya “Dimana Adi ?”, “Dia sedang merasa kesal, ayah ,,, mungkin dia sedang ada meeting dikantor” sela Ruhi 

“Kemarin dia juga tidak menemui Mihir, aku akan menelfonnya” Ishita langsung menyela “Raman, jangan telfon dia”, “Kenapa ?” Raman semakin tidak mengerti “Adi pasti akan merasa semakin kesal”, “Tapi Mihir menyayanginya, dia sedang menunggu kedatangan Adi” Ruhi menyahut ucapan Raman “Biarkan kak Adi bekerja dikantor, ayah ,,, paman Mihir pasti akan merasa senang begitu tahu kak Adi yang mengurusi kantor”, “Benar juga, Adi memang sangat bertanggung jawab, ayooo kita makan lalu pergi” pinta Raman, Ishita mulai berfikir keras SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 907 by. Sally Diandra 
Bagikan :
Back To Top