SINOPSIS MOHABBATEIN episode 501 “RAMAN VS TUAN BHALLA” by. Sally Diandra
Salah seorang petinggi LSM perempuan memberikan ucapan selamat pada Shagun untuk keberhasilannya dalam menyelesaikan tugas tugasnya dan menyelamatkan banyak perempuan yang bermasalah, Shagun berterima kasih pada wanita tersebut “Kami harus mengirimkan seseorang ke cabang kantor kami di Delhi, jadi kami ingin agar kamu yang mengambil posisi ini” Shagun merasa senang mendengarnya, dalam hatinya berkata dengan begitu dia bisa dekat dengan anak anaknya, Adi dan Ruhi, Shagun tersenyum tapi kemudian menolak posisi itu “Kamu harus memikirkannya baik baik untuk para perempuan dan anak anak yang ada disana “Tapi aku tidak bisa melakukan hal ini, maafkan aku” ujar Shagun “Aku ingin kamu memikirkannya sekali lagi” ujar wanita tersebut, Shagun lalu berlalu dari sana
Di Delhi, Rinki bangun dari tidurnya dan bertanya ke Mihir “Mihir, kenapa kamu tidak pergi ke kantor ?”, “Sebenarnya ada masalah apa denganmu ? Kita berdua ini berteman, jadi apa masalahmu kali ini ? Semalam kamu pulang ke rumah dalam keadaan mabuk dan pulang terlambat” ujar Mihir, Rinki segera bergegas keluar kamar, namun Mihir mencegahnya “Rinki, aku mohon, jawab pertanyaanku ini”, “Lepaskan tanganku, Mihir !” bentak Rinki “Ada masalah apa denganmu ?”, “Temanku memperolok olok aku, kamu kira semua orang menyukai kamu ? Kamu ini memang lugu ! Kak Raman bilang ke Shamit kalau kamu bekerja untuknya !” ujar Rinki kesal
“Aku memang CEO dan aku memang bekerja untuk Raman”, “Tapi kamu bukan pembantunya ! Dia telah menghina kamu dan kamu tidak peduli ?” Mihir tertegun mendengar ucapan Rinki “Rinki, kenapa kamu berkata hal yang buruk tentang Raman ? Raman itu sudah seperti kakakku sendiri, kamu memang berhak untuk mengatakan semuanya tapi bagiku Raman itu lebih dari sekedar kakak, aku menyayangi dan menghormatinya dan ini merupakan kehormatan bagiku bisa bekerja untuknya” jelas Mihir “Raman kenal siapa kamu, jadi dia memperlakukan kamu seperti itu” Mihir tidak terima dengan ucapan Rinki, mereka berdua pun berdebat satu sama lain tentang Raman
Sementara itu Ashok memberitahu Suraj tentang Rinki dan mereka berencana untuk memanfaatkan Rinki untuk membantunya, saat itu semua orang pulang kerumah dan memuji film yang dibintangi Salman Khan, Ishita lalu menanyakan soal tuan Bhalla dan anak anak, kebetulan Ishita masih menyimpan Rasgullas untuk Rinki, Ishita bergegas menelfonnya, saat itu Rinki datang ke rumah keluarga Bhalla “Untung saja kamu datang, Rinki” ujar Ishita sambil memberikan Rasgullas itu “Berhentilah bersikap baik, kakak ipar !”, “Rinki, ada apa ?” saat itu Simmi, Romi dan Sarika menatap kearah mereka berdua, Simmi menghentikan Rinki dan bertanya ada apa “Kak Ishita adalah pemilik terbaru perusahaan kak Raman sekarang !”, “Omong kosong apa ini ?” sela Romi, saat itu Raman datang dan berkata “Tunggu sebentar !” sahut Raman dan berkata “Memangnya ada apa, Rinki ?”, “Kakak telah memberikan saham perusahaan ke kak Ishita, iya kan ?” ujar Rinki lantang “Memangnya kenapa ? Itu adalah perusahaanku !”, “Tapi Mihir telah bekerja sangat keras dan kamu telah mengesampingkan dia, istrimu itu hanya seorang dokter gigi, dia bukan seorang pebisnis !” ujar Rinki kesal,
Saat itu Mihir datang dan meminta Rinki untuk diam “Aku datang kesini dengan file kak Raman, aku mempunyai hak untuk bertanya pada kak Raman”, “Cukup ya cukup, Rinki ! aku sudah menjelaskannya padamu tadi pagi, ayoo ikut aku !” ujar Mihir “Aku tidak bisa terima ketidakadilan ini, kamu itu lemah tapi aku punya harga diri !”, “Cukup, Rinki !” bentak Mihir “Aku tidak akan pernah menikah dengan Mihir kalau kak Ishita tidak menyuruhnya !”, “Rinki, diam kamu !” bentak Raman kesal kemudian memarahinya “Raman, tenang, tenang, Raman” sela Ishita “Rinki, diamlah saja” sahut Simmi “Ini rumah orangtuaku ! Kak Raman harus menjawabnya”, “Aku yang mengurusi semua keperluan dirumah ini, kamu pergi saja dari sini !” bentak Raman “Lihat, kak Raman mengusir aku keluar karena kak Ishita” Raman langsung mengangkat tangannya hendak menampar Rinki dan tuan Bhalla segera memegang tangan Raman lalu memarahi Raman “Raman, kamu tidak boleh menampar Rinki ! Apakah ini rumahmu ?”, “Ayah, biarkan aku mengurusi dia” sela Raman
“Iyaaa, kak Raman yang mengurusi semua keperluan rumah ini, jadi dia bisa menampar kapan saja, ayah” sahut Rinki “Apa yang Rinki katakan ? Jadi kamu ingin menunjukkan kalau kamu yang mengurusi semua biayanya dan kami semua harus menuruti kamu ?” Raman langsung menyela ucapan tuan Bhalla “Ayah, maksudku itu berbeda, tunjukkan kedewasanmu”, “Jadi maksudmu ayahmu ini belum dewasa ?” Simmi langsung menyela pembicaraan mereka berdua “Kak Raman, jangan bicara dengan ayah seperti itu” Ishita juga ikut menyela “Ayah, cobalah mengerti”, “Ishita, tidak usah ikut campur” Raman langsung menyela “Dia itu istriku !”, “Lalu siapa kami ?” bentak tuan Bhalla, Ishita langsung meminta maaf pada tuan Bhalla “Ishita, Raman akan marah kalau kamu minta maaf”, “Ayah, katakan pada Rinki, aku tidak akan mengatakan apa apa kalau Rinki tidak menyalahkan Ishita tapi aku mempunyai hak untuk membela Ishita” ujar Raman, tuan Bhalla mendebat ucapan Raman
“Kamu menghina aku, Raman ,,, aku tidak akan tinggal disini”, “Kami yang akan pindah !” sela Raman “Kenapa kita harus meninggalkan rumah kita, Raman ?”, “Benar, Ishita ,,, biar kami saja yang pergi !” sahut tuan Bhalla “Tidak, ayah ,,, maksudku rumah kita”, “Tidak ada yang untuk kita” ujar Rinki sambil menangis sambil berkata “Mihir telah memberikan 15 tahunnya untuk perusahaan dan apa yang kak Raman lakukan, dia tidak memberikan saham apapun padanya, sedangkan kamu mempunyai segalanya, kedua orangtuaku juga tidak mendapatkan apa apa”, “Diam kamu, Rinki !” bentak Raman, tuan Bhalla memarahi Raman “Aku tidak bisa terima kalau kamu menyinggung soal mengurus semua biayanya, kalau kamu merasa Simmi dan Romi menyakiti kamu dengan ucapan mereka maka kamu pasti akan mengusir mereka seperti yang kamu lakukan ke Rinki bahkan orangtuamu juga, hebat, Raman ! Selama aku mengurusi semuanya, rumah ini adalah milikku dan seluruh keluarga bisa berkumpul tapi sekarang adalah milikmu, aku telah salah mengira kalau Raman akan bertanggung jawab dan mengurusi seluruh saudaranya, tapi kamu ternyata hanya berpura pura berbuat baik di depan kami” ujar tuan Bhalla kesal
“Kamu bilang sendiri kan kalau rumah ini adalah milikmu, kami ini tidak ada apa apanya bagimu” Ishita menyela tuan Bhalla dan memintanya untuk tidak salah paham “Iyaaa, kami ini memang bodoh, ini semua karena kamu, kak Ishita ,,, kamu adalah pemilik dari rumah ini dan perusahaan kak Raman ketika waktu sulit datang, kak Raman telah mengamankan masa depanmu, kenapa dia tidak berfikir tentang kami ?” tanya Rinki kesal “Bukan seperti itu, Rinki”, “Aku tidak akan menjawab pertanyaan siapapun !” bentak Raman “Hentikan, Raman !” ujar Ishita sambil mengajak Raman ke kamar mereka
Mihir langsung menegur Rinki “Rinki, kamu bahagia sekarang ?” ujar Mihir sambil menggeretnya bersamanya, sementara itu di kamar, Ishita berkata pada Raman “Raman, kenapa kamu marah seperti ini dan bertengkar dengan Rinki ? Kamu memang benar tapi kemarahanmu ini akan membuat semua orang berfikir kalau kamu itu salah”, “Aku telah membuat kamu bertanggung jawab untuk mereka jadi kalau aku meninggal dunia, kamu yang akan menjaga mereka, aku benar benar malu, uang itu telah membutakan Rinki, dia pasti akan membuat masalah dengan Mihir, jadi dimana salahku ? Jika benar benar terjadi padaku, aku sangat takut memikirkannya, Ishita” ujar Raman, Raman kemudian duduk sambil menangis “Tidak akan terjadi apa apa padamu, Raman”, “Ketika aku berada di Mumbai, aku selalu mengirimkan uang untuk ayah tapi Romi yang menghabiskan semuanya, jika aku mengalihkan bisnisku ke Romi, dia pasti tidak akan bisa mengurusinya, aku ini memikirkan semua orang” ujar Raman sedih
“Dihari ketika aku merasa kalau Romi bisa bertanggung jawab, aku pasti akan memberikannya pekerjaan, Simmi juga merasa putus asa, lalu siapa yang akan mengurusi ayah dan ibu ?” Ishita hanya terdiam mendengarkan “Aku tahu bagaimana ayah, dia pasti tidak akan melupakan hal ini secepatnya, seperti orangtua yang memikirkan tentang anaknya, bagaimana kalau seorang anak melakukan tugas orangtua ?” Ishita menangis mendengarnya “Kita berdua akan mengamankan keluarga kita, Raman ,,, aku tidak bisa melakukan semua ini sendirian, berikan waktu pada mereka, tapi semua ini salah” hibur Ishita sambil mencoba menenangkan Raman “Ayah tidak memberikan aku kesempatan untuk bicara”, “Maafkan atas semua yang terjadi, Raman” pinta Ishita “Aku ini memang selalu gila kalau sedang berkata kata dalam keadaan marah, tapi ayah itu sangat tahu aku dengan baik, ayah seharusnya bisa memahami aku” ujar Raman, lalu mereka berdua saling menangis satu sama lain SINOPSIS MOHABBATEIN episode 502 by. Sally Diandra