Sinopsis Ashoka Samrat, episode 328 bagian 2 by. Kusuma Rasmana
Di hutan kecil diluar Pattaliputra, Ashoka berjalan dengan lesu dan kelelahan. Entah kesandung atau apa dia terjatuh dan berteriak. Sementara Kaurwaki yang sedang melangkah menyusuri hutan itu kaget mendengar teriakan yang dikenalinya. "Apa aku bermimpi atau ini nyata?", guman Kaurwaki menoleh ke sana kemari. Dia pun menuju ke arah perkiraan asal teriakan.
Ashoka bangun dengan tertatih ketika mendengar lonceng dari sebuah kuil, dia segera menuju kuil itu yang jalannya menanjak.
Tak jauh dari tempat itu, Yama, sang pembunuh yang dikirim Sushima terus mencari-cari Ashoka. Dia menemukan tetesan darah segar di sebuah batu.
Kaurwaki yang mencari-cari Ashoka segera melihat Ashoka yang berjalan tertatih menuju kuil jatuh tersandung. Kaurwaki bertambah kaget saat sekali lagi melihat Ashoka jatuh dan tergelincir berguling-guling kebawah.
Kaurwaki bergegas kesana dan kaget melihat kondisi Ashoka. "Ashoka, kau baik-baik saja?", tanya Kaurwaki yang melihat luka di kaki Ashoka. Dia menyobek dupattanya untuk membalut luka Ashoka. Ashoka meringis dan berusaha bangun. Ashoka yang baru sadar itu adalah Kaurwaki malah tidak senang melihatnya. Ashoka mengambil ikat kepalanya dan berjalan pergi, tidak lagi menuju kuil. Kaurwaki heran, karena Ashoka tidak peduli kepadanya. "Aku pikir dia masih tidak bisa melupakan penghinaan ayah", gumannya.
Kaurwaki segera mengejar dan berusaha menghentikan Ashoka yang terus melangkah lebar. "Ashoka! tolong dengar apa yang aku katakan", kata Kaurwaki menghentikannya.
Ashoka menyilangkan jarinya di bibir Kaurwaki. "Kau sudah bersumpah. Kau akan mendengarkan apa yang aku katakan", kata Ashoka yang dijawab Kaurwaki dengan anggukan.
Sementara itu, Yama berada di dekat kuil tapi ia tidak menemukan Ashoka disana.
Ashoka menceritakan kepada Kaurwaki semua yang terjadi di Magadha sejak dia meninggalkan Kalingga. "Aku bisa menanggung apapun tapi tidak hinaan terhadap ibuku! Aku tidak dapat memaafkan mereka bahkan juga ayahku".
Kaurwaki kaget saat menyadari tidak jauh dari tempat itu dia melihat ayahnya Jagannatha bersama beberapa prajurit Kalingga sedang berderap di jalan menuju Pattaliputra. Kaurwaki segera menarik lengan Ashoka dan mengajaknya bersembunyi.
Tidak jauh dari tempat itu, Yama masih berlari menyusuri hutan sambil matanya mencari-cari keberadaan calon korbannya.
Di istana Pattaliputra, Dharma berjalan di koridor menuju keluar istana ketika Sushima menghadangnya. "Anda sungguh ingin meninggalkan istana?", tanya Sushima.
Dia mengangguk membenarkan. Charumitra muncul dari belakangnya.
"Kau akhirnya menyadari bahwa tidak akan bisa memenangkan tahta ini. Kau seharusnya menyadari hal itu sejak lama dan itu akan menyelamatkan Ashoka", kata Charumitra.
Mahamatya yang datang, berkata, "Maharani, semua orang membuat kesalahan namun orang yang cerdas akan selalu belajar dari kesalahan mereka".
"Anda dan anak Anda seharusnya tidak tinggal di sini. Kali ini Chanakya tidak berada di sini untuk menyelamatkan kalian berdua!", kali ini Siamak yang berkata dari arah lain. Keempat orang yang hadir mengelilingi Dharma tertawa berderai.
"
Apa yang kalian inginkan?", tanya Dharma sambil memangku bayinya.
Sushima berkata, "Apakah dia terlihat seperti ibu Ashoka yang sangat disanjung begitu tinggi oleh Chanakya? Chanakya berbicara kebaikan Ashoka sampai nafas terakhirnya. Lihat, betapa mudahnya aku melemparkan Ashoka keluar dari istana ini, dari hati ayahnya, dan dari Magadha! Kita seharusnya membiarkan Chanakya hidup untuk melihat hari ini. Dia pasti akan mati seketika saat menyaksikan kejadian hari ini. Jadi kita tidak perlu repot untuk membunuhnya".
Dharma kaget mendengar kata-kata Sushima. "Jadi apa yang dikatakan Ashoka adalah benar?", tanya Dharma. Kembali keempatnya tertawa lebar melihat Dharma yang mendelik.
Sushima membenarkan pertanyaan Dharma. "Bagaimana bisa Ashoka berbohong? Kebaikan dia ini menyebabkan dia jatuh. Kamilah yang membuat dia terlihat buruk sepanjang waktu. Aku, ibuku, Mahamatya, Helena dan Siamak melakukan semua ini bersama-sama. Kami semua membunuh Chanakya bersama-sama. Dan itu menyenangkan bagi kami semua!"
Siamak berkata,
"Tapi masih kurang menyenangkan karena Chanakya tidak disini"
Sushima bertanya kepada Dharma, "Apa yang akan Anda lakukan sekarang, setelah mengetahui kebenaran?"
Charumitra ikut berbicara, "Benar, inilah kelemahan putramu, Cintanya kepada ibu, kesetiaan kepada Chanakya, dan amarahnya. Helena memamfaatkan dengan baik untuk melawan Ashoka. Dia tahu Ashoka akan menyakiti Sushima. Dan itulah yang terjadi".
Dharma berpikir, "Ashoka mendapatkan hukuman besar bahkan setelah melakukan hal yang benar"
Dharma berkata, "Kalian telah mendapatkan apa yang kalian inginkan. Haknya, tahta, dan semuaya! Dia telah diusir. Jadi, biarkan aku pergi dari sini. Aku berjanji pada kalian, kami tidak akan pernah datang mengganggu kalian lagi".
Sushima berkata, "Anda tidak usah khawatir tentang Ashoka lagi, Yama akan membunuh Ashoka hari ini juga". Kembali keempatnya tertawa.
Dharma kaget dan menangis, "Kumohon jangan bunuh putraku demi tahta, kau sudah mendapatkannya".
Dharma memohon pada Charumitra, "Kau adalah seorang ibu maka Kau pasti mengerti. Aku tidak akan pernah kembali kesini dan juga Ashoka".
Charumitra memegang Dharma dengan kasar dan menegaskan dia agar mengingat itu. "Jangan coba-coba datang kembali ke Pattaliputra!", kata Charumitra ketus.
Dharma setuju, "Biarkan aku pergi sekarang. Putraku membutuhkanku".
Sushima berkata, "Belas kasih hanya pantas bagi dewa, dan bukan raksasa yang kejam!". Sushima dengan kakinya mendorong Dharma hingga dia jatuh dan bayinya terpelanting ke udara.
Namun sungguh ajaib, Dharma berhasil menyelamatkan diri dan bayinya tanpa mengalami luka apapun. Dharma pergi dari tempat itu sambil menangis, Diiringi tatapan keempat orang culas itu yang terus tertawa senang.
CUPLIKAN : Ashoka berkata, "Aku akan kembali kepada ibuku, adikku, dan untuk memenuhi visi guruku yaitu bersatunya tanah India", dia berjalan menyusuri tanah bebatuan. Putaran waktu berubah cepat, Ashoka dewasa ditampilkan, mula-mula hanya berupa bayangan siluet, lalu muncul sosoknya yang perkasa.
Sinopsis Ashoka Samrat, episode 329 by. Kusuma Rasmana