SINOPSIS MOHABBATEIN episode 402 “SHAGUN MEMANFAATKAN RUHI” by. Sally Diandra
Shagun sangat marah dan berkata “Apakah Raman mengira kalau aku akan memohon padanya ? Raman dan Ishita yang akan membungkuk didepanku nanti ! dia telah mencegah pihak sponsor, lalu bagaimana aku bisa mengurusi Ruhi ?” ujar Shagun kesal “Apa yang Raman lakukan itu benar, berapa pengeluaran yang kamu habiskan ? Aku mengurusi semuanya jadi lebih baik gunakan kendaraan umum saja !”, “Apakah kamu sudah kehilangan akal ?” Shagun semakin kesal “Kenapa ? Rinki saja berangkat ke kampus dengan bajaj, aku yang akan mengantar Ruhi sekolah, hidup dengan kenyataan yang ada” Shagun langsung pergi meninggalkan Mihir, begitu Shagun pergi, Mihir berkata “Aku tahu kenapa Raman melakukan hal ini dan aku merasa senang karenanya” Rinki yang saat itu juga ada disana hanya bisa tertegun menatap ke arah Mihir
Raman dan Ishita akhirnya pulang ke rumah, Ishita membawakan oleh oleh mie ayam untuk Simmi dan Romi sambil berkata “Tempat dan makanannya sangat enak”, “Ishita, lebih baik kamu istirahat saja” sela Raman, Ishita kemudian berlalu dari sana, begitu ishita pergi, Simmi mulai buka suara “Ada bagusnya juga Ishita pergi tadi”, “Iyaaa dia kelihatan senang” sela nyonya Bhalla “Dia hanya menunjukkan kalau dirinya senang, untuk menutupi kesedihannya karena Ruhi juga datang kesana tadi bersama Shagun, dia tidak mau mengenali Ishita dengan mengabaikannya begitu saja, aku benar benar merasa tidak berdaya, dia selalu menangis setiap malam memikirkan tentang Ruhi” ujar Raman sedih
“Semuanya akan kembali membaik, Raman”, “Tapi dia juga tidak mau pergi ke kliniknya, bagaimana semuanya akan membaik” sahut Raman menimpali ucapan ibunya “Percayalah pada Dewa, Raman ,,, pergilah dan temani Ishita dan berikan dukungan padanya” Raman menuruti ucapan ibunya dan bergegas pergi dari sana, begitu Raman pergi, Simmi segera berkata ke ibunya “Ibu ini bilang ke kak Raman seakan akan hal ini mudah untuk membuat semuanya membaik”, “Ada sebuah obat untuk semua permasalahan” ujar nyonya Bhalla sambil memberikan kode pada Simmi “Jangan, ibu ! Ishita pasti tidak akan mau”, “Sudah, biar aku nanti yang mengurusinya” ujar nyonya Bhalla
Ashok dan Suraj sedang menengok Mihika di klinik “Dia telah membodohi aku selama beberapa hari ini”, “Aku sudah bilang sama kamu kan kalau dia sangat pintar, dia melakukan hal ini karena kamu memaksanya, sekarang hentikan semuanya karena dokter Aparna bisa memberikan kita sebuah pernyataan yang menentang kita, ayooo kita pulang dan memikirkannya” ujar Suraj menimpali ucapan Ashok yang kelihatan sangat marah “Aku akan menceraikannya !”, “Dia akan mengambil separuh harta kekayaanmu, lihat bagaimana yang dilakukan Shagun pada Raman, kita harus memikirkan sesuatu yang lain” ujar Suraj lagi “Dia telah membuat aku menari, sekarang aku akan menjebaknya, saat saat terburuknya dimulai dari sekarang” ujar Ashok geram
Di rumah keluarga Bhalla, nyonya Bhalla sedang mencampur wine “Jangan ibu, Ishita tidak pernah minum wine sampai sekarang”, “Tapi aku tidak bisa melihat keadaannya seperti ini, Simmi ,,, ketika Adi pergi, aku juga minum” ujar nyonya Bhalla sedih “Bagaimana ibu ini ?”, “Aku ingin mereka melupakan kesedihan mereka untuk sementara waktu, Raman kan sedang pergi meeting, aku akan pergi menemui Ishita” ujar nyonya Bhalla, saat itu didalam kamar Ishita, Ishita sedang teringat pada Ruhi sambil menangis, nyonya Bhalla menemuinya dan memintanya untuk minum obat herbal “Aku biasa meminumnya kalau aku sedang setres berat” ujar nyonya Bhalla sambil membawa sebuah gelas yang isinya sebenarnya campuran wine dengan minuman yang lain
“Apa namanya ini, ibu ?” tanya Ishita heran “Kamu harus menutup hidungmu ketika meminumnya”, “Yaa ampun, ini pasti pahit ya ?” tanya Ishita lagi “Ayooo minumlah”, “Aku tidak mau, ibu ,,, ini sepertinya sangat tidak enak” nyonya Bhalla segera menutup hidung Ishita kemudian menyuruh Ishita meminumnya sambil berkata “Kamu akan merasa membaik nanti, aku akan menidurkanmu” ujar nyonya Bhalla lalu pergi dari sana setelah Ishita tertidur, nyonya Bhalla lalu meminta maaf pada Dewa “Maafkan aku, Dewa ,,, tapi dengan cara ini maka penderitaannya akan sedikit berkurang
Di rumah Mihir, Shagun teringat ucapan Raman sambil meminum winenya “Memangnya siapa Raman dan Mihir yang berani beraninya memberikan ceramah padaku, aku akan hidup dengan caraku sendiri sama seperti standarku sebelumnya” ujar Shagun sambil memperhatikan Ruhi dan berkata lagi “Tidak buruk juga idenya, putriku ,,, jika anak anak bisa berguna untuk orangtuanya, kenapa tidak ? Kita lihat saja berapa uang yang akan dibayarkan oleh Ashok untuk iklan itu” ujar Shagun senang
Keesokan harinya, Ashok membangunkan Mihika “Bagaimana perasaanmu ?” Mihika bangun dengan perasaan bingung “Apa yang terjadi, Ashok ?”, “Kata dokter kamu tidak usah setres” ujar Ashok sambil memegang perut Mihika dan bertanya “Dimana bayinya ?” Mihika tegang, Ashok tersenyum dan bertanya “Kenapa kamu begitu tegang ?” Ashok mulai menyindirnya “Aku tidak suka ini sama sekali, Ashok ! Pergilah kamu dari sini !”, “Lihat ini ! Kebohonganmu telah terungkap ! Kemarin aku membawamu ke rumah sakit untuk mengugurkan bayimu dan ternyata aku malah terkejut karena kamu tidak hamil, bagaimana bisa aku mengurusi ini semua ? Lihat saja” sindir Ashok “Pergi kamu dari sini, Ashok !” bentak Mihika “Kamu telah membuatku seperti orang bodoh !”, “Kamu tidak bisa melakukan apa apa, Ashok !” ujar Mihika lantang
“Aku bisa melakukan apapun ! Siapa yang akan menghentikan aku ? Mantan pacarmu sendiri telah menikah dan Raman adalah pembantuku sekarang sedangkan Ishita sendiri membutuhkan dukungan dari orang lain, siapa yang akan menyelamatkan kamu sekarang, Mihika ?” Mihika menangis sambil mendorong Ashok agar menjauh darinya, Ashok hanya tersenyum “Mihika, semoga kamu lekas sembuh, aku tidak ingin kamu mengatakan kalau aku menyakiti kamu” Mihika melirik ke arah ponselnya dan Ashok segera mencegahnya dengan mengambil ponsel itu “Tidak perlu untuk menelfon siapapun, aku sudah memutus semua sambungan telfon dirumah ini, kamu bilang aku menyiksa kamu dan kamu akan melaporkan aku ke polisi bukan ? Lakukanlah !” ujar Ashok sambil mengunci kamar tersebut dari luar dan berlalu dari sana, Mihika berteriak meminta Ashok untuk membukakan pintu kamarnya sambil menangis,
Saat itu Ashok mendapat telfon dari Shagun “Aku lihat kamu memiskol aku, sorry tadi aku sedang sibuk”, “Kamu memang tidak pernah berubah, Shagun ,,, karena aku tidak menelfon kamu” ujar Ashok kesal “Sungguh ? Telfon ini, sebuah tehnologi yang memberitahu aku mengatakan padamu, aku pikir kita seharusnya bertemu, kita seharusnya membiarkan semuanya berlalu dan bersikap layaknya seorang teman” ujar Shagun dengan alasannya yang masuk akal “Baiklah, kapan kita bertemu ? Datang saja ke kantorku” balas Ashok “Tentu saja” Shagun kemudian menutup telfonnya dan begumam pada dirinya sendiri “Sekarang aku akan menunjukkan pada Raman kalau aku ini mampu bukan tidak berdaya seperti yang dia pikirkan” ujar Shagun senang, sedangkan Ashok juga bergumam pada dirinya sendiri “Mihika telah melakukan banyak sandiwara, aku akan mengajari mereka semua sebuah pelajaran yang tidak pernah mereka lupakan” gumam Ashok kesal
Pagi itu Ishita akhirnya terbangun dan bertanya pada dirinya sendiri “Kenapa kepala pusing sekali ?” kemudian Ishita menelfon Mihir “Mihir, aku ingin mendengar suara Ruhi, aku tahu kalau dia tidak mau bicara denganku, aku hanya ingin dengar suaranya” Mihir menuruti permintaan Ishita dengan mengajak Ruhi ngobrol agar Ishita bisa mendengar suara Ruhi, Ruhi langsung bisa membaca gelagat Mihir “Itu ibu Ishi yang menelfon kan ?” Ruhi langsung mengambil ponsel Mihir dan berkata ke Ishita “Kalau ibu Ishi tidak mau membawa aku pulang ke rumah, kenapa ibu Ishi menelfon aku, aku mohon jangan menelfon aku lagi !” ujar Ruhi lantang, Ishita hanya bisa menangis, saat itu Simmi menemui Ishita dan bertanya “Ishita, kenapa kamu menangis ?”, “Aku baru saja menelfon Ruhi, dia membenciku, Simmi ,,, dia tidak mau bicara denganku” ujar Ishita sedih sambil menangis,
Sementara itu di rumah Mihir “Shagun, biar aku yang mengantar Ruhi kesekolah”, “Hari ini Ruhi tidak masuk ke sekolah, aku ada urusan dengannya” sela Shagun “Kalau begitu biar aku antar kalian berdua”, “Tidak, terima kasih, Mihir ,,, kami akan pakai taxi saja” akhirnya Mihir berlalu meninggalkan mereka, tak lama kemudian Shagun menunjukkan sebuah gaun untuk Ruhi “Bajunya bagus sekali, apakah kita akan pergi ke pesta ?”, “Tidak, tapi kita akan menghadiri pertemuan penting, ayooo bersiaplah” pinta Shagun, Ruhi segera bersiap siap dengan gaun yang diberikan oleh Shagun, Shagun juga memoleskan make up ke wajah Ruhi “Aku tidak suka menggunakan make up”, “Tapi kamu akan terlihat lebih cantik sayang” bujuk Shagun sambil meminta Ruhi untuk mengucapkan sebuah puisi yang dia katakan tadi, tiba tiba Ruhi nyeletuk “Ibu Ishi pasti akan marah kalau melihat semua ini” ujar Ruhi polos SINOPSIS MOHABBATEIN episode 403 by. Sally Diandra