SINOPSIS MOHABBATEIN episode 383 “RAMAN MEMINTA HAK ASUH ADI” by. Sally Diandra
Di rumah keluarga Bhalla, Ishita sedang membaca iklan orang hilang, yang membuatnya adalah Raman yang mencari Sarika “Raman, kenapa kamu melakukan hal ini ?”, “Sarika akan menjadi ibunya anak Romi dan kita bisa segera menikahkan mereka berdua” ujar Raman menimpali ucapan Ishita “Apa ? Dulu kamu menolak untuk menikahkan mereka”, “Ishu, situasinya berbeda untuk saat ini, Romi saat itu tidak bertanggung jawab dan sekarang anak ini akan sangat beruntung karena memiliki nama ayahnya, aku memang pernah mengatakan pada Sarika untuk menggugurkan saja anak itu jika dia mau tapi dia tidak melakukannya, mungkin ini sudah menjadi takdir, sekarang Romi sudah bertanggung jawab setelah apa yang sudah dia lakukan kemarin, aku yakin itu”, “Ini sungguh sangat egois, Raman !” Ishita nampak tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh Raman “Kenapa ?” Raman mencoba membela diri didepan Ishita
Anggota pengacara dari kantor pengacara Pathak datang kerumah mereka dan menunjukka surat resminya “Ishita, percayalah padaku, aku akan menyelesaikan semua masalah" Raman berusaha meyakinkan Ishita
Sementara itu anggota pengacara yang bernama Abhishek juga datang menemui Shagun dan memberikan surat tersebut padanya, Shagun terkejut ketika membaca surat tersebut dan bertanya “Omong kosong apa ini ? Raman ingin mengambil hak asuh Adi semuanya ?”, “Nyonya, kamu bisa berjuang melawan klaimnya ini atau kalau tidak kamu bisa menunggu keputusan pengadilan, tuan Raman merasa kalau kamu tidak bisa membesarkan Adi dengan baik, maka pengadilan yang akan memutuskan” ujar pengacara Shagun kemudian berlalu dari sana, begitu pengacara itu pergi, Shagun sangat marah “Berani beraninya kamu Raman ! Kamu kira kamu bisa merampas Adi dariku seperti kamu merampas Ruhi dulu ? Aku akan memberikan pelajaran padamu, hak asuh Ruhi telah menyatukan kamu dan Ishita dan sekarang lihat bagaimana hak asuh Adi akan memisahkan mereka berdua !” ujar Shagun geram
Di rumah keluarga Bhalla, Ishita meminta ibu mertuanya untuk makan dan minum obat, nyonya Bhalla masih saja menangis dan meminta Ishita untuk makan dulu, saat itu Raman mendapat telfon dari seseorang dan mulai sibuk ngobrol dengannya, nyonya Bhalla langsung menyela begitu Raman sudah selesai menelfon “Ada apa, Raman ?”, “Kami sudah tahu dimana Sarika berada saat ini” nyonya Bhalla sangat senang mendengar kabar dari Raman dan berterima kasih pada Dewa “Ishita, ikutlah denganku nanti, tapi aku ada perlu, dua jam lagi baru kita pergi”, “Kakak, bisakah aku ikut denganmu ?” tanya Romi menimpali ucapan Raman “Tidak ! Aku akan bicara dengannya dulu, Romi” dalam hati Ishita berkata “Aku merasa tidak yakin, apakah ini cara yang benar atau tidak ?” bathin Ishita
Raman kemudian bekerja di kantor, Ashok menemuinya “Akhirnya kamu kembali, aku kira kamu tidak akan datang setelah drama pernikahan Rinki, aku terkesan dengan dedikasimu, Mihir bisa digunakan pada saat yang tepat” Raman tidak menggubris sindiran Ashok dan meminta semua orang yang ada diruangan itu untuk keluar sebentar karena ada urusan yang akan dia bicarakan dengan Ashok, setelah semua orang pergi, Raman berkata “Ashok, kamu memberikan aku pekerjaan karena kapabilitasku, bersikaplah yang sopan di usiamu saat ini dengan perawakkanmu yang tinggi, kamu kira aku merasa tidak berdaya dan bekerja disini ? Aku melakukan apa yang kamu bayar untukku, aku mengerjakan ini semua untuk kebaikkan perusahaanmu, aku tahu semua yang kamu lakukan, semua anak kecil melakukan hal ini, bukan seorang pebisnis, dewasalah, lihat neraca keuangan ini, jika perusahaanmu berjalan seperti ini selama 6 bulan lebih maka kamu akan mencari sebuah pekerjaan” Ashok hanya terdiam mendengar ucapan Raman “Aku mengerjakan pekerjaanku dengan baik, kamu juga bisa belajar kalau tidak panggil saja aku, aku akan menjelaskannya padamu dengan senang hati” Ashok sangat marah mendengarnya
Raman dan Ishita akhirnya berhasil menemui Sarika “Bagaimana kabarmu, Sarika ? Bolehkah kami masuk kedalan untuk bicara denganmu ?” Sarika langsung menyela ucapan Raman “Aku tidak ingin melihat wajah Romi !”, “Sarika, semua kesalahan itu bisa diperbaiki” ujar Raman “Apakah kalian merasa kalau kalian tidak terlambat ?” Ishita langsung menyela ucapan Sarika “Terlambat, Sarika ,,, tapi kami datang kesini untuk meminta maaf padamu, kami tidak mengatakan kalau kamu tidak bisa membesarkan anakmu seorang diri tapi jika kamu mempunyai pasangan hidup dan keluarga maka semuanya akan jadi mudah, apakah kamu tidak bisa memaafkan Romi demi anakmu ?” Sarika mendebat ucapan Ishita “Kamu kira aku tidak tahu kenapa kalian berdua kesini ? Aku ini bukan anak kecil ! Aku tahu tentang masalah medisnya Romi, jadi kalian berdua datang kesini untuk itu bukan ? Bukan untukku ! Tapi untuk anak ini !” Raman dan Ishita kaget mendengar ucapan Sarika
“Aku ini adalah harapan terakhir kalian kan ?! Jadi kalian datang kesini untuk memperhatikan aku, tapi apakah kamu telah memarahi dan menghukum Romi untuk kesalahannya itu ? Tidak kan ?” ujar Sarika lantang “Kalian tidak peduli pada apa yang telah dia lakukan ! Kalian memang mempunyai uang untuk menutup mulut dan meminta melakukan aborsi !” Raman langsung menyela ucapan Sarika “Sarika, saat itu hanya itu pilihannya, aku sudah mengatakan padamu kami akan mendukungmu”, “Tapi namaku telah hancur di masyarakat, Romi tidak peduli akan hal ini !” bentak Sarika kesal “Sarika, pikirkan tentang anakmu”, “Aku tidak mau Romi dekat dekat dengan anakku jadi lebih baik kalian pergi saja dari sini, pergi !” bentak Sarika marah
Shagun sedang bicara dengan pengacaranya “Kasus mereka sangat kuat, nyonya Shagun”, “Tapi aku yang merawat Adi, aku ini ibu kandungnya !” ujar Shagun kesal “Tuan Raman telah menerima semua pengeluaranmu sejak beberapa bulan terakhir dan dia mengklaim kalau dirinya bisa lebih baik merawat Adi karena kamu tidak mempunyai penghasilan yang tetap” penjelasan pengacara Shagun membuatnya terhenyak sesaat “Aku akan membayarmu berapa saja tapi kamu harus bisa memenangkan hak asuh untuk anakku ini !” bentak Shagun cemas
Raman dan Ishita akhirnya pulang kerumah, Ishita mencoba menghibur nyonya Bhalla “Ibu, kita semua ada disini, kita mempunyai Ruhi dan Ananya” sela Simmi “Iyaaa tapi mereka juga akan menikah nanti kalau sudah besar dan pergi dari rumah ini” ujar nyonya Bhalla sedih “Aku tahu kalau Sarika pasti tidak akan setuju, kita punya motif tertentu lalu kita pergi menemuinya” sela tuan Bhalla “Hatinya sudah sangat terluka, aku pernah mengatakan padanya untuk apa menikah kalau tidak ada perasaan cinta dan sekarang tidak ada gunanya untuk mengatakan apapun” nyonya Bhalla menyela ucapan Raman sambil menyalahkan dirinya sendiri, Ishita mencoba menghiburnya “Ishita cobalah bicara dengan Sarika lagi”, “Raman, tadi kan aku sudah bareng kamu, kamu juga tahu kan kalau dia tidak mau mendengarkan aku” ujar Ishita menimpali ucapan Raman “Ishita, cobalah sekali lagi”, “Baiklah, aku akan bicara dengan Romi dulu” ujar Ishita lagi
Ishita mencoba ngobrol dengan Romi dari hati ke hati “Romi, apakah kamu menyukai Sarika ?”, “Aku mencintainya, kami saling menyukai satu sama lain tapi kemudian semuanya menjadi buruk, sekarang tidak sama seperti dulu” ujar Romi lirih “Maksudmu, kamu tidak tertarik lagi dengannya sekarang ?”, “Aku tahu kalau cinta itu tidak dibutuhkan dalam sebuah pernikahan karena semua itu akan terjadi setelah menikah seperti kak Ishita dan kak Raman dan anak ini akan membuat kamu menjadi lebih dekat” jelas Romi “Romi, itu adalah contoh yang keliru sebenarnya, dulu kami memang tidak punya hubungan apapun dan kami juga tidak saling mengkhianati, jadi aku tidak bisa mengerti hubungan yang terjalin antara kamu dan Sarika, hal ini tidak akan berhasil, Romi” jelas Ishita “Aku bingung, tapi aku ingin seorang anak, kak ,,, aku ingin memberikan nama padanya dan membesarkannya, aku ingin menikah, kak” ujar Romi yang merasa tidak berdaya
Ishita kemudian menemui Raman dan berkata “Raman, Romi belum siap !”, “Ishita, pikirkan tentang Romi, aku tahu kalau dia telah melakukan sebuah kesalahan, dia masih muda dan dia juga bingung, Sarika akan memiliki namanya, keluarga dan rumah, apalagi yang dia butuhkan ? Aku ingin kebaikkan untuknya” jelas Raman “Romi tidak bisa melakukan hal yang sama lagi, Raman”, “Semua orang berubah, pikirkan tentang keluarga kita” pinta Raman “Aku tidak bisa bicara dengan Sarika, dia bukan sebuah barang yang bisa digunakan lalu dibuang, Romi memang membutuhkannya jadi kita tidak bisa pergi menemuinya karena kita membutuhkannya”, “Apakah itu sebuah solusi ?” tanya Raman geram
“Tidak ! Ini perbaikkan tercepat !” sahut Ishita “Kamu juga telah melakukan banyak sekali kesalahan, kamu seharusnya mengecek tentang Nikhil dulu karena itu adalah tanggung jawabmu dan ketika dia ternyata melakukan kesalahan lalu kamu meminta pada Mihir karena kamu tahu masa lalunya tanpa bertanya pada siapapun, dan hari ini kamu ingin sebuah pernikahan atas dasar cinta, kenapa bisa begitu ? Apakah kamu memiliki perasaan cinta dalam pernikahan kita ? kamu juga telah merusak kehidupan Rinki, apakah aku mengatakan sesuatu padamu ? tidak kan ? Jadi sekarang kamu harus mendukung aku !” ujar Raman kesal,
Ishita hanya bisa menangis, saat itu Mihir dan Rinki datang kesana dan melihat apa yang terjadi antara Raman dan Ishita, semua orang langsung menyambut kedatangan Mihir dan Rinki, Mihir juga balas menyapa, Ishita segera menyeka airmatanya dan pergi dari sana “Raman, apakah ini semua karena aku ?” tanya Mihir cemas “Bukan !” ujar Raman yang kemudian memberitahu Mihir tentang pertemuannya dengan Pathak, Ishita lalu bertanya tentang hal itu ke Raman “Ini tentang Adi”, “Apakah aku boleh ikut denganmu ?” pinta Ishita “Tidak usah !” Ishita kembali menangis mendengar penolakan Raman SINOPSIS MOHABBATEIN episode 384 by. Sally Diandra