SINOPSIS MOHABBATEIN episode 387 "PERAYAAN HARI HOLI ALA RAMAN & ISHITA" by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 387 "PERAYAAN HARI HOLI  ALA RAMAN & ISHITA" by. Sally Diandra Malam itu Shagun sedang mengemasi barang barang Adi dan menyuruh Adi untuk ikut dengan Raman saja karena sesuai dengan perjanjian Shagun akan mendapatkan uang tunjangan sebesar 4 lakhs setiap bulannya asal hak asuh Adi jatuh ke tangan Raman selamanya “Ibu juga ikut denganku” rengek Adi “Tidak bisa, Adi ,,, ibu tidak bisa tinggal disana, kamu akan tinggal bersama mereka disana, mereka semua menyayangi kamu, ini hanya beberapa hari saja, ibu akan sendirian, ibu pasti akan sangat merindukan kamu” jelas Shagun “Kenapa kamu bingung ?”, “Aku akan meyakinkan ayah dan semua orang yang ada disana, kemudian kita akan tinggal bersama sama lagi” bujuk Adi “Sudahlah, pergilah kesana dan nikmatilah, ibu mencintai kamu, sekarang tidur yaa” pinta Shagun 

Keesokan harinya, Ishita mengucapkan selamat hari holi pada semua orang, keluarga Bhalla saling mengucapkan selamat hari holi satu sama lain, Ruhi datang dan meminta Ishita untuk ikut dengannya merayakan hari holi namun Ishita menolak “Ruhi, jangan main air yaa, nanti kamu kena pilek !”, “Lalu dimana kak Adi ?” tanya Ruhi lagi “Kakakmu sebentar lagi akan datang” sela nyonya Bhalla, tak lama kemudian Mihir dan Rinki datang dan menyapa semua orang sambil mengucapkan selamat hari holi 

Raman meminta mereka untuk saling mengoleskan warna, Mihir dan Rinki kemudian saling mengoleskan warna, sedangkan Raman menaruh banyak sekali warna, mereka kemudian memberikan hadiah untuk Mihir sebagai hadiah hari holi “Aku tidak mau menerimanya” ujar Mihir namun Raman bersikeras agar Mihir menerimanya “Baiklah, ini adalah yang terakhir” ujar Mihir, 

Saat itu Pammi datang dan menyapa mereka, tak lama kemudian mereka semua bergegas turun kebawah untuk bermain holi dengan yang lain, Ishita langsung cemberut begitu melihat Raman, Ishita benar benar kesal sama Raman, karena Raman menyembunyikan sesuatu tentang Adi darinya, Raman kemudian berlalu dari sana menyusul seluruh keluarganya sambil bergumam pada dirinya sendiri “Dia alergi dengan warna, aku akan mengakhirinya hari ini” ujar Raman dengan senyum nakalnya 

Semua orang bermain holi di pelataran parkir apartemen, Ishita kemudian turun dan datang juga kesana tapi tidak mengijinkan siapapun yang ingin mengoleskan warna di wajahnya dan melihat Raman yang wajah dan tubuhnya sudah penuh dengan warna, tiba tiba dari arah belakang Raman mengoleskan warna di pipi Ishita “Raman, aku tidak bermain holi, ini tidak cocok denganku !” ujar Ishita kesal “Kenapa memangnya ? Tahun lalu kamu memainkannnya bukan ?” tanya Raman heran sambil mengoleskan lagi warna di wajah Ishita, Ishita sangat kesal dan membalas perbuatan Raman dengan balik mengoleskan warna ke Raman, Raman segera menggendongnya sambil berjalan ke arah bak air yang besar, Ishita berusaha berontak namun Raman segera melemparkan Ishita ke dalam bak air tersebut sehingga keseluruhan tubuh Ishita basah kuyup, Raman kemudian mengambil air untuk mewarnai Ishita, Ishita juga membalas dengan mengguyur Raman dengan air itu, semua orang tertawa senang melihat tingkah mereka 

Ishita bergegas keluar dari bak air tersebut sambil menggerutu dengan perasaan kesal, Raman hanya tersenyum penuh arti melihat kepergian Ishita menuju ke rumah, sementara itu Mihika sedang menonton video perayaan hari Holi tahun lalu dimana Mihika yang menghandle acara tersebut, Mihika menangis sedih, tak lama kemudian Vandu datang mengunjunginya dan memeluknya erat “Aku datang kesini untuk mengucapkan selamat hari Holi” Mihika sangat senang mendengarnya “Dimana Ashok ?”, “Dia sedang pergi meeting, bagus juga kan ? Aku jadi bisa lebih santai” Vandu tersenyum mendengar ucapan Mihika, Vandu kemudian memberikan hadiah untuk Mihika dan mengoleskan warna diwajahnya, Mihika juga melakukan hal yang sama dengan mengoleleskan warna pada kakak sepupunya ini dan memeluknya sambil menangis sedih 

Sedangkan dirumah keluarga Bhalla, Ishita sangat terganggu karena perbuatan Raman yang telah membuat tubuhnya berwarna dan basah kuyup, Ishita bergegas masuk ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, ternyata showernya tidak bisa mengeluarkan air, hal ini semakin membuatnya kesal “Kenapa showernya tidak nyala ?” ujar Ishita kesal dan tiba tiba Ishita merasakan sebuah pelukkan dari arah belakang, ternyata Raman datang dan langsung memeluknya dari belakang “Lepaskan aku ! Aku tidak ingin bicara denganmu !” Ishita semakin kesal namun Raman juga tetap bersikeras tidak mau melepaskan Ishita “Apakah kamu minum alkohol ?”, “Aku sudah berjanji kan untuk membawa hubungan kita ke langkah berikutnya, ketika permasalahan Adi sudah terselesaikan dan sekarang Adi sudah bersama kita, aku siap untuk mengekspresikan perasaanku padamu, dimana aku belum pernah mengatakannya padamu sampai saat ini” 

Ishita hanya terdiam mendengar ucapan Raman yang masih memeluknya dari belakang “Aku yakin perasaanmu juga sama seperti aku” kemudian Raman memutar handel showernya dan keluar air dari atas sana, mereka berdua berdiri dibawahnya, Raman membalik tubuh Ishita hingga menghadapnya kemudian Raman memegang kedua tangan Ishita erat dan mendekat tubuhnya ke tubuh Ishita hingga Ishita terpojok di dinding kamar mandi, Ishita hanya bisa terdiam dan menikmati suasana romantis ini bersama Raman namun tiba tiba Ishita hendak pergi, Raman segera mencegahnya dengan memegang lengan Ishita, lalu Raman kembali mendekat di belakang Ishita dan menyingkirkan rambut Ishita yang menutupi wajahnya, Ishita memegang tangan Raman dan malu malu berbalik lalu memeluk Raman dengan penuh cinta untuk menghindari tatapan Raman yang menggetarkan hatinya, 

Ishita sudah lama menunggu saat saat seperti ini kemudian Raman menggendongnya, Ishita tersenyum malu malu, bergegas Raman membawa Ishita ke tempat tidur dan membaringkan Ishita disana, kemudian Raman menyentuh wajah Ishita dan membelai wajah Ishita dengan lembut lalu mencium keningnya, Ishita sangat menikmati semua yang dilakukan oleh Raman namun tiba tiba kemesraan mereka berdua terusik dengan datangnya Ruhi yang mengetuk ngetuk pintu kamar mereka dari arah luar, Ruhi berteriak memanggil ibu Ishinya, Raman dan Ishita tersenyum mendengarnya “Ruhi memang persis seperti aku, dia selalu merusak semua pekerjaan” ujar Raman sambil tersenyum manis 

“Iyaaa sayang, ibu Ishi akan datang !” teriak Ishita dari dalam kamar Ketika mereka sudah berdiri di tepi tempat tidur, Raman mencegah Ishita yang mau pergi meninggalkannya demi memenuhi permintaan Ruhi, Ishita tersenyum dann memeluknya erat lalu pergi dari sana, Raman hanya bisa tersenyum sambil berfikir “Aku akan mendapatkan semuanya hari ini, Adi akan datang kerumah ini dan hubungan kami akan kami mulai dengan langkah yang baru” ujar Raman senang 

Setelah pesta perayaan Holi selesai, semua orang sudah berdandan seperti biasa dan sedang menunggu kedatangan Adi dengan penuh semangat, terutama nyonya Bhalla, Raman saat itu mencoba menelfon Shagun namun Shagun tidak mengangkat telfonnya, Raman mulai marah “Kakak, apakah dia akan datang ?” tanya Simmi cemas “Shagun pasti akan datang, dia sudah menandatangani dokumen resmi yang sah dan ini bukan lelucon !” ujar Raman kesal “Tapi kenapa dia belum datang juga ? Coba Raman kamu telfon dia lagi !” pinta nyonya Bhalla yang mulai merasa khawatir, Raman kemudian menelfon hotel dimana Shagun tinggal dan Raman baru tahu kalau Shagun baru saja pergi “Kita sudah meragukan Shagun, lebih baik kita berfikir yang positif tentang dia, dia itu selalu menyiksa pada saat saat terakhir” Ishita mencoba meyakinkan keluarganya, 

Raman kemudian menelfon pengacaranya namun tidak tersambung, tepat pada saat itu Shagun datang bersama Adi dan bertanya “Ada masalah apa memangnya ?” tanya Shagun heran begitu melihat ketegangan di wajah seluruh keluarga Bhalla, seluruh keluarga Bhalla merasa senang begitu melihat kedatangan Adi, nyonya Bhalla langsung melakukan tilak dan aarti sebagai tanda penyambutan atas kedatangan Adi ke rumah mereka, mereka semua menunjukka kasih sayang mereka pada Adi, Adi memeluk seluruh keluarganya satu per satu, Ruhi juga datang kesana dan mengajaknya untuk ikut dengannya karena Ishita dan dirinya menyimpan sebuah kejutan untuk Adi “Terima kasih, Shagun ,,, karena kamu telah membawa Adi kesini”, “Kenapa harus berterima kasih ? Ini adalah kesepakatan yang resmi dan sah” ujar Shagun senang 

“Kesepakatan apa ?” tanya Ishita heran “Raman, apakah kamu tidak mengatakan padanya ?” sindir Shagun sinis “Tidak ada apa apa disana, aku tahu apa yang harus aku katakan dan apa yang tidak” sahut Raman “Itu tidak masalah buatku”, “Apa ini ?” Ishita semakin penasaran “Diam kamu !”, “Jangan bicara seperti itu ke aku, Raman ! Aku ini bukan istrimu !” ujar Shagun menimpali ucapan Raman “Ada apa ini ?” Ishita semakin tidak mengerti “Baiklah, perempuan ini telah menjual Adi padaku, aku harus memberinya uang sebesar 4 lakhs setiap bulannya padanya”, “Heeiii uang apa ? Apakah aku menjual anakku sendiri ?” ujar Shagun kesal “Lalu apa yang kita bahas kemarin dalam pertemuan ?” balas Raman “Ambil suratnya ! Dan semua kebingungan ini akan segera berakhir !” sahut Shagun lagi, Raman bergegas menuju ke kamarnya untuk mengambil kertas tersebut 

Ishita segera menyusulnya dan bertanya pada Raman “Apa yang tertulis didalamnya, Raman ? Hatiku terasa bergetar, bagaimana bisa kamu menandatangani surat itu tanpa membacanya terlebih dulu ?”, “Biar aku mencarinya dulu, Ishu !” Raman menimpali gerutuan Ishita, setelah menemukan surat tersebut, Raman segera mengeceknya dan terkejut, Raman langsung menjatuhkan surat itu, Ishita jadi penasaran dan bingung “Apa yang tertulis, Raman ? Katakan padaku !” tanya Ishita panik, Raman teringat ketika dirinya menandatangani surat itu dan terkejut ketika menyadarinya, Ishita segera membacanya dan juga terkejut sambil menangis histeris dan berteriak “Tidaaaaak !!!!” Ishita langsung memukul Raman dengan kertas itu dan bertanya 

“Apa ini, Raman ?!” bentak Ishita, Raman masih berdiri disana dengan tatapannya yang terkejut “Apa masalahmu ? Kamu telah melakukan kesepakatan yang buruk !” bentak Ishita sambil terus menangis “Aku ,,,” Raman tidak mampu berkata kata “Surat ini kamu kan yang menandatanganinya ? Kamu menandatanganinya tanpa membacanya terlebih dulu ! Kamu selalu saja menyembunyikan sesuatu dari aku dan lihat ! Ini hasilnya !” bentak Ishita kesal sambil terus menangis sedih “Ini tidak mungkin surat yang resmi”, “Aku tidak akan membiarkan semua ini terjadi ! Ini semua adalah salahmu, Raman ! Salahmu !” bentak Ishita menimpali ucapan Raman yang masih shock SINOPSIS MOHABBATEIN episode 388 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top