SINOPSIS MOHABBATEIN episode 433 “RAMAN : I LOVE U ISHI MA” by. Sally Diandra
Episode ini ketika pernikahan Raman & Ishita berjalan 1 tahun 3 bulan
Raman dan Ishita sedang berada di kamar mereka yang dihiasi dengan banyak balon warna merah muda, dirumah mereka yang baru, saat itu kaki Ishita sakit sehingga Ishita hanya bisa duduk di kursi roda, sedangkan Raman duduk ditepi tempat tidur sambil berusaha meyakinkan Ishita “Bagaimana kamu bisa bersikap seperti itu dikontes nanti ?” tanya Ishita heran, Raman kemudian memegang tangan Ishita dan mengucapkan kata kata yang manis untuk Ishita, Ishita tersenyum manis sambil memandang Raman “Kamu tahu, aku bisa mengenali kamu dari detak jantungmu bahkan meskipun dengan mata tertutup, aku bisa mengenali kamu”, “Ucapanmu ini hanya seperti di film film saja” sindir Ishita “Apapun itu, aku begini karena kamu”, “Lalu bagaimana dengan Chole ?” Raman langsung menyahut “Aku mempunyai semua Chole setelah kamu pergi” Raman mulai menggoda Ishita, Ishita tersenyum
“Kalau mau tertawa, tertawalah yang lebar, buka mulutmu” pinta Raman, Ishita langsung memalingkan mukanya sambil menahan tawa “Apakah kamu ini bodoh sejak kecil atau pura pura saja ?”, “Iyaaa aku memang bodoh, ayooo katakan saja” sahut Ishita “Aku akan mengatakan yang sejujurnya, kalau semua kompetisi di dunia ini di satu sisi dan hubungan kita berdua pada sisi yang lain, lalu orang orang Madrasi ,,,” belum juga Raman menyelesaikan kalimatnya, ponselnya berdering, Ishita merasa kesal, Raman langsung mematikan ponselnya “Aku tidak tahu bagaimana caranya mengatakan, aku juga tidak tahu bagaimana caranya mengekspresikannya, ini adalah kesalahanku” ujar Raman sambil memegang tangan Ishita dan membuat Ishita bangun dari kursi rodanya dan berdiri
“Kamu ingin tahu yang sebenarnya kan ?” Raman kemudian berlutut di depan Ishita, Ishita tersenyum dan berkata "Kamu sudah tahu kan ?” Raman kemudian menaruh kaki Ishita yang sakit di atas pangkuannya dan berkata “Aku mencintaimu, ibu Ishi” Ishita kaget “Apa ?” Ishita kembali duduk di kursi rodanya lagi dengan muka yang cemberut karena Raman menyebutnya ibu Ishi bukan Ishita, Raman sendiri juga merasa kesal “Kenapa ini tidak terjadi padaku ? Ruhi sudah menulisnya tadi dan aku juga sudah menghafalnya”, “Baiklah, suruh Ruhi kesini maka dia akan mengatakan aku mencintaimu ibu Ishi” sindir Ishita kesal, Raman langsung menyela “Kamu tahu ,,, kamu telah membuat hidupku menjadi lebih baik, aku telah kehilangan kepercayaan pada cinta tapi kamu yang membuatku menyadari cinta itu lagi” Ishita terharu mendengar ucapan Raman
“Aku mempunyai banyak kebencian dalam hatiku dan kamu yang mengajarkan aku untuk mencintai, aku tidak bisa bicara dengan penuh kasih sayang dengan anakku, tapi kamu yang mengajari aku caranya menghargai orang lain, kamu telah melewati banyak kerikil tajam dengan hidup bersama Raavan Kumar, jika kamu bisa melakukan banyak hal untukku maka jelas saja dia itu manusia, jadi kita akan bicara sekarang” Raman lalu mendekat kearah Ishita dan berkata “Aku telah menuliskan sesuatu untukmu” Ishita tersenyum dan menangis bahagia, Raman menyeka airmata Ishita “Kadang kadang kita harus melakukan sesuatu yang baru, Ishu ,,, seperti mengungkapkan kata aku mencintaimu, aku cinta padamu Ishita Raman Bhalla dan terima kasih ,,, terima kasih karena kamu telah hadir dalam hidupku” Ishita menangis haru dan bahagia mendengar ucapan Raman yang begitu manis dan lembut, Ishita langsung memeluk Raman erat
Sementara itu diluar Mihir dan Rinki yang saat itu sudah menikah memenangkan kontesnya dan keluarga Bhalla bersorak sorai sambil menari nari diiringi musik yang meriah, di dalam kamar, Raman dan Ishita masih berpelukkan dengan mesra dan ponsel Raman kembali berdering “Sekarang kamu bisa mengangkat telfonnya” Raman bergegas mengangkat telfonnya dan berkata “Tidak mungkin ! Aku minta maaf, aku tidak bisa ikut” Raman bergegas menutup telfonnya “Ada apa, Raman ?”, “Telfon dari kantor, salah satu investor kami mengundang kami untuk meeting di Amerika” Ishita tertegun “Kalau begitu pergilah, kalau tidak bagaimana bisa bisnismu akan sukses ? Aku akan baik baik saja disini karena ada banyak orang yang merawatku dan lagi aku juga tidak bisa ikut, aku tidak bisa meninggalkan Ruhi dan Adi, kasihan mereka” Raman tersenyum sambil menatap ke arah Ishita “Aku ingin penghargaan CEO terbaik dan penghargaan perusahaan terbaik harus di kantongi lagi sama kamu”, “Baiklah, dengan syarat yang aku bilang ke kamu hari ini kalau kamu akan melihatku setiap hari ?” Ishita tersenyum dengan godaan Raman “Pulanglah, aku akan menari untukmu nanti” ujar Ishita bijak
Simmi sangat menyukai piala yang didapatkan Mihir dan Rinki “Heiii ,,, kalian mendapatkan paket Kerela juga”, “Akhirnya aku mendapatkan kesempatan karena aku selalu berharap” ujar Mihir, saat itu Ishita datang bersama Raman yang mendorong kursi rodanya “Woow siapa yang menang ?” tanya Ishita dan Raman, mereka langsung menunjukkan piala itu, Adi dan Ruhi bisa melihat kebahagiaan yang terpancar di kedua orangtuanya ini “Ayah pasti telah meyakinkan ibu Ishi” bathin Adi,
Raman lalu memberitahu ke seluruh keluarga kalau dirinya harus pergi ke Amerika, ketika semua orang mau protes, Ishita langsung menyela “Heeiii jangan protes karena ini perjalanan bisnis yang sangat penting buat Raman” bela Ishita “Kalau begitu, kamu harus belanja untuk kami, kak” semua orang mulai mengutarakan permintaan yang lain setelah mendengar ucapan Simmi “Aku ini pergi untuk bekerja bukan liburan” Raman mencoba menolak permintaan seluruh keluarganya, Mihika lalu menghampiri Ishita “Kakak, apakah semuanya baik baik saja ? Bisakah kita pergi sekarang ?”, “Tentu saja !” sahut Ishita
Akhirnya Raman sudah bersiap siap untuk pergi ke Amerika, saat itu Ishita sedang berada di dapur, Raman lalu bertanya pada Ishita tentang daftar belanjaannya sambil berbisik padanya “Pulanglah segera”, “Lalu bagaimana dengan ceramahmu ?” goda Raman dengan senyum nakalnya “Aku akan mengutarakannya di telfon dan aku bisa mengetahui kamu bohong atau tidak, jangan lupa jangan mengkonsumsi gula karena kamu punya diabet”, “Lalu bagaimana dengan kebohonganmu sendiri ? Gulamu juga sangat tinggi kan ?” Ishita kaget “Bagaimana kamu tahu ?”, “Aku mengecek semuanya ketika kamu tidur, baiklah aku tidak akan mengkonsumsi gula dan aku akan memenuhi ketika aku berada dirumah” ujar Raman,
Saat itu Ruhi dan Adi datang ke dapur dan melihat ayah dan ibunya sedang berduaan “Oooh maaf, kami mengganggu” ujar mereka “Tidak apa apa ,,, Adi, Ruhi ,,, kalian harus menjaga ibu Ishi yaa dan kamu Ishu, ketika aku pulang nanti kamu harus sudah bisa berjalan”, “Aku akan menjaga dan memberikan kasih sayangku buat ibu Ishi, ayah” sela Ruhi, Raman lalu menyuruh mereka untuk memanggil Romi, Ruhi dan Adi berlalu dari sana, begitu anak anak pergi, Raman kembali ngobrol dengan Ishita dengan mendekatkan wajahnya ke Ishita namun kembali terusik oleh kehadiran Mihir yang memberikan file untuk Raman, Mihir jadi nggak enak mengusik mereka, Ishita hanya tertawa kecil melihatnya
Ketika Raman sudah siap pergi, Neelu juga memberikan daftar belanjaannya ke Raman, Raman langsung menyahut “Aku akan pergi sekarang sebelum aku dapat daftar belanjaan lagi dari para tetangga” semua orang tertawa, saat itu Ishita masih berada di dapur dengan kursi rodanya, Raman hanya bisa melihat Ishita yang tersenyum melihat kepergiannya dari kejauhan kemudian bergegas berlalu dari sana bersama seluruh keluarga yang mengantarnya hingga ke depan
Mihir sedang mengemasi barang barang Rinki dan bertanya tentang tanggal pemesanan tiket ke Kerela, Rinki mulai berdebat dengan Mihir “Mihir, aku tidak suka ! Aku tidak mau pergi kemanapun sama kamu, aku ambil bagian dari kontes ini karena aku setuju dengan pendapat pengacaraku untuk menunjukkan kalau aku masih mencoba untuk menyelamatkan pernikahanku, aku tidak mau pulang kerumah atau ke Kerela sama kamu” Mihir tertegun “Kamu tidak bisa memenangkan hatiku, kamu selalu saja melukai hatiku”, “Tenang, tenang, Rinki ,,, aku tahu kalau kita harus berusaha untuk hubungan kita ini, aku sedang berusaha melakukan yang terbaik untuk membuat kamu bahagia” hibur Mihir “Semua sandiwara ini telah berakhir, Mihir !” ujar Rinki kesal
Ishita dan Raman sedang ngobrol via telfon “Aku sudah menyimpan makanan buatmu di tas” Ishita tiba tiba menjauhkan ponselnya dari telinganya dan berkata “Raman, jangan berteriak seperti itu, aku tahu kalau kamu tidak bisa makan di pesawat, jadi kamu bisa memakannya sekarang, kamu tahu ,,, akhirnya aku bisa mendapatkan kedamaian setelah aku bertengkar terus denganmu” kemudian telfon mereka berakhir “Oh iyaa, aku lupa tidak mengatakan padanya untuk mengecek boarding pass nya tapi nanti pasti dia akan berteriak lagi” ujar Ishita sambil memeluk pakaian Raman dan berkata “Bagaimana aku bisa tanpamu dalam beberapa hari ? kamu sudah mengatakan begitu banyak hal padaku, ucapan I love u dariku jadi tertunda, tapi aku akan mengutarakannya nanti” gumam Ishita sambil memeluk baju Raman dengan penuh cinta SINOPSIS MOHABBATEIN episode “RAMAN : I LOVE U ISHI MA” by. Sally Diandra