SINOPSIS MOHABBATEIN episode 268 “RAMAN CURIGA” by. Sally Diandra
Ishita datang ke dapur, nyonya Bhalla meminta Ishita untuk minum milkshake “Ibu, aku ada pekerjaan”, “Ruhi, sudah pergi sama kakeknya” nyonya Bhalla menimpali ucapan Ishita “Aku sedang menyiapkan bekal makanan untuk Raman, karena dia marah dan tidak mau makan sekarang” ujar Ishita, kemudian mereka berdua ngobrol panjang lebar “Seorang perempuan seharusnya bisa membela dirinya sendiri untuk meningkatkan rasa percaya dirinya, bu” saat itu Mihir datang dan langsung setuju dengan pendapat Ishita, kemudian ketika Ishita pergi ke rumah Amma, Ishita titip pesan pada ibu mertuanya untuk menemani tukang AC terlebih dulu kalau dia sudah datang nanti, saat itu Raman sudah siap hendak berangkat kerja ke kantor sambil memikirkan Ishita dan Mani, Mihir menemuinya dan bertanya “Raman, apakah kamu bekerja sepanjang malam ? Karena aku lihat matamu nampak bengkak” Raman langsung bertanya pada Mihir untuk mengecek angka angkanya dilaptop
“Apakah ini hari terakhir untuk penyerahannya ?” Mihir langsung mengangguk mengiyakan pertanyaan Raman
“Mihir, ada satu masalah”, “Tidak, Raman ,,, semuanya baik baik saja” sahut Mihir “Ini masalahnya temanku, dia punya masalah dengan istrinya, dia merasa kalau istrinya itu berbohong padanya dan dia juga menduga kalau istrinya berselingkuh, aku tidak tahu apa yang harus aku katakan padanya ?” ujar Raman polos “Semua hal ini juga sedang terjadi saat ini, bahkan temanku juga mengatakan hal yang semacam ini padaku, kenapa hal ini bisa terjadi ?” tanya Mihir heran “Aku hanya ingin tahu apa yang seharusnya aku katakan pdanya ? Apakah aku harus mengatakan padanya kalau semua perempuan itu sama ?” Mihir menggeleng “Jangan karena itu artinya semua laki laki itu sama, kamu seharusnya mengatakan padanya dengan memberikan contoh dirimu sendiri” Raman tertegun
“Di satu sisi ada Shagun yang telah menghancurkan hatimu dan memenuhi kepahitan dalam hidupmu tapi di sisi lain ada Ishita, yang peduli pada hatimu dan melakukan banyak hal untuk kamu dan Ruhi, kadang kadang aku merasa kalau Ishita ini benar benar ibu kandungnya Ruhi” ujar Mihir sambil tersenyum “Shagun memang kakak kandungku tapi ketika dia meninggalkan kamu, aku mulai tidak percaya pada perempuan tapi Ishita tidak seperti itu, dia tidak akan pernah menghancurkan hatimu, dia sangat mencintai kamu” Raman hanya terdiam “Berikan contoh tentang Shagun dan pertemukan dia dengan Ishita, jelaskan padanya kalau tidak semua perempuan itu sama seperti Ishita, Ishita adalah seorang perempuan yang sangat menyenangkan dan pribadi yang sejati” puji Mihir tulus
“Kadang kadang seorang laki laki merasa ragu pada pasangannya, kita harus membicarakannya untuk menghilangkan keragu keraguan itu, kalau kita tidak bicara maka perasaan curiga itu akan semakin berkembang” Raman mengangguk “Kamu benar, Mihir ,,, jika aku ,,, maksudku jika temanku bicara dengan istrinya maka semua kesalahpahaman ini akan sirna”, “Sayangnya laki laki tidak suka bicara” sahut Mihir “Iyaaa tapi kita harus bicara” sela Raman, saat itu nyonya Bhalla memanggil mereka untuk sarapan pagi, Mihir bergegas berlalu dari sana, Raman tersenyum dan berkata pada dirinya sendiri “Dia benar, jika aku membicarakan hal ini dengan Ishita dan menjernihkan semua keragu raguanku maka semuanya akan baik baik saja” gumam Raman
Mani sedang menemui Sarika dan melihat Sarika sedang menangis karena penyakit ibunya sangat serius, saat itu seluruh tetangga Sarika juga ada disana menemaninya, sedangkan ibunya Sarika tergeletak tidak berdaya diatas tempat tidur, Mani mencoba bicara dengan salah satu tetangga Sarika bertanya tentang apa yang terjadi di rumah Sarika, kemudian Mani masuk ke dalam rumah Sarika “Sarika, apakah kamu sudah menelfon dokter ?”, “Aku sudah menelfonnya 1 jam yang lalu tapi tidak ada seorangpun yang datang” ujar Sarika sambil menangis, Mani mencoba menolong Sarika,
Akhirnya tak lama kemudian seorang dokter datang dan mengecek kondisi ibunya, Mani mencoba bicara dengan dokter dan baru tahu kalau ibunya Sarika menderita sakit jantung dimana jantungnya ada lubangnya dan tidak bisa melakukan pengobatan karena permasalahan keuangan, kemudian Mani menelfon dokter yang lain dan memintanya untuk terbang ke Delhi untuk kasus darurat “Waah, kamu saat itu ada di Delhi ? Bagus itu ! Aku akan segera bertemu denganmu” kemudian Mani menutup telfonnya, Mani memberitahu Sarika untuk tidak usah khawatir karena Mani yang akan mengurusi semuanya “Bawa semua berkas berkas medis ibumu dan kita pergi sekarang” Sarika hanya bisa mengangguk dan menangis
Dirumah keluarga Bhalla, Ishita sedang bicara dengan tukang AC agar memperbaiki AC-nya dengan baik dikamarnya, lalu bicara dengan Mani via telfon, Mani memberitahu Ishita soal ibunya Sarika, Ishita sangat berterima kasih padanya, nyonya Bhalla saat itu menemui Ishita dan memamerkan padanya buku buku untuk dokter gigi “Memangnya ada apa dengan AC-nya, Ishita ?”, “Aku tidak tahu, bu ,,, waktu Raman bangun tadi, bantalnya basah, aku kira mungkin AC-nya bocor” jelas Ishita “Nyonya, tidak ada kebocoran disini” ujar tukang AC “Lalu bagaimana bisa bantalnya Raman basah ?” bathin Ishita heran “Ishita, mungkin saja ada air yang jatuh” sela nyonya Bhalla “Baiklah, tolong nanti ibu bilang sama Raman ya karena dia bekerja sangat keras” nyonya Bhalla teringat kejadian yang lampau ketika Raman biasanya menangis sepanjang malam hingga membuat bantalnya basah, nyonya Bhalla jadi menangis begitu mengingatnya
Mani sedang membawa ibunya Sarika ke rumah sakit, Sarika sangat berterima kasih padanya “Aku adalah Abhimanyu Raghav, temannya dokter Ishita, sebenarnya aku datang menemui kamu untuk membicarakan sesuatu”, “Anda sudah sangat membantu aku” Mani menggeleng “Ini bukan apa apa”, “Aku bisa memahami anda” sahut Sarika “Tapi saat ini bukan waktu yang tepat untuk membahas tentang kasus tersebut”, “Kalau begitu anda bisa meninggalkan aku sekarang dan aku terima kasih untuk bantuannya, nanti aku akan mengembalikan uangnya secepat mungkin” Mani langsung menyela “Sarika, ini bukan soal uang dan bantuan, aku mendukung sebuah kepercayaan dan aku ingin membantu kamu” Sarika tertegun “Ini tentang Ashok Khanna, dia itu seorang pebisnis yang cerdas, dia telah memprovokasi kamu demi keuntungannya sendiri”, “Semua orang memang egois, baiklah, kamu juga datang padaku dengan sebuah motif” sindir Sarika
“Aku tahu kalau Romi telah menyakiti kamu, Raman juga tidak mendukung dia tapi Ishita ingin membantu kamu jadi aku datang kesini untuk bicara denganmu, aku mempunyai sebuah solusi, jika Romi mengatakan padamu untuk menikah dengannya, apakah kamu mau menikah dengannya ? Aku tahu kalau dia tidak mencintai kamu” ujar Mani penuh harap “Aku tidak ingin menikah dengan orang yang tidak mencintai aku, tapi ini tentang bayi ini, ini bukan masalahku sendiri, ini tanggung jawab kami” ujar Sarika kesal “Iyaaa, ini adalah solusiku, aku akan bicara dengan Romi dan dia juga akan memberikan nama untuk bayimu, kamu bisa berpisah dengannya kemudian dan menemukan seorang laki laki yang mencintai kamu”, “Tapi Romi pasti tidak akan setuju” sahut Sarika pesimistis “Jika kamu setuju, aku akan meyakinkan dia, katakan padaku apa jawabanmu ? Setuju atau tidak ?” tanya Mani penuh harap
Mani sedang menemui Romi di sebuah restoran dan mengutarakan apa yang diinginkan oleh Sarika “Ini adalah masalahku sendiri”, “Tapi tidak ada seorangpun yang bisa menyelamatkan kamu keluar dari kasus ini, aku membantu kamu karena Ishita sangat khawatir padamu, aku tahu kalau kamu tidak ingin menikahi Sarika tapi kamu tidak bisa menghukum dirinya” Romi hanya terdiam “Kamu telah berbohong padanya dan menjalin hubungan dengannya, dia sendiri juga tidak ingin bersama dirimu, dia hanya ingin sebuah nama untuk anaknya, apakah dia tidak pantas untuk hal ini ?”, “Apa yang bisa aku lakukan ?” tanya Romi kemudian
“Aku yang akan mengurus semuanya, telfon Sarika dan minta maaflah padanya, lalu katakan padanya kalau kamu akan mendukung dia dan memberikan nama untuk anaknya dan juga akan bertanggung jawab pada anaknya hingga usianya 18 tahun” Romi hanya terdiam “Tidak usah khawatir sama siapapun karena Ishita akan mengurusi orang orang dirumah, kamu juga bisa masuk ke perusahaanku dan mendapatkan pekerjaan disana, kalau Raman sampai memecat kamu, tapi jangan lari dari tanggung jawab, aku akan membuat kontrak kerja denganmu selama 3 tahun, aku ini lebih suka formalitas dalam berbisnis daripada kakakmu itu, jadi bagaimana pendapatmu ? Apakah kamu setuju ? Kamu harus mengambil keputusan yang tepat, Romi” jelas Mani
Raman pulang ke rumah, nyonya Bhalla melihat kearah Raman dan berkata dalam hati “Aku akan bertanya padanya hari ini, kenapa dia menangis lagi ?” nyonya Bhalla dan meminta Raman untuk duduk disampingnya “Raman, Ishita bilang ke ibu kalau kamu pulang telat semalam” Raman terlihat sedang mencari cari Ishita dengan perasaan gelisah “Kamu ini kelihatan sangat gelisah, ada masalah apa ?”, “Tidak ada apa apa, bu” ujar Raman sambil berjalan kemudian berdiri di balkon dan kembali mencari cari Ishita dibawah lalu bertanya soal Ruhi “Dia lagi pergi les karate sama Ishita”, “Aku akan menjemputnya, tadi Ishita bilang ke aku untuk menjemput Ruhi” kemudian Raman berlalu dari sana, begitu Raman pergi, nyonya Bhalla berdoa pada Mata Rani untuk Raman “Mungkin saat ini dia sedang sangat khawatir memikirkan Romi tapi dia tidak ingin menunjukkannya padaku” bathin nyonya Bhalla
Saat itu Ishita bertemu dengan Mani ditempat les karate Ruhi, kebetulan ruangan tersebut sepi, hanya ada mereka berdua, Ishita merasa senang setelah mendapat kabar dari Mani kalau Romi setuju untuk menikah dengan Sarika dan Sarika juga siap untuk menikah “Sekarang Ashok tidak bisa menjebak Raman jadi tidak akan ada kasus apa apa, selamat nyonya Ishita, istri kepala para pengusaha se Asia, Raman Bhalla” Ishita sangat senang mendengarnya “Kamu ini memang orang yang terbaik, Mani ,,, hanya kamu yang bisa melakukan semua ini, aku benar benar mencintai kamu, Mani” ujar Ishita sambil memeluk Mani erat, Mani pun membalas pelukkan Ishita namun tanpa mereka sadari rupanya saat itu Raman sudah berada disana dan melihat kemesraan mereka berdua,
Raman terperangah dan benar benar tidak percaya, saat itu Mani mencoba menggoda Ishita tanpa menyadari keberadaan Raman disana “Ishu, kalau kamu benar benar mencintai aku, maka tinggalkan saja Raman dan menikahlah denganku” Ishita membalas godaan Mani “Iyaaa, kamu memang penolongku, aku seharusnya meninggalkan suamiku dan Ruhi ikut denganku, kamu memang segalanya untukku, kamu adalah pahlawanku” Raman kaget mendengar pembicaraan mereka berdua, Raman menangis dan berjalan mundur perlahan lahan sambil memikirkan ucapan mereka barusan SINOPSIS MOHABBATEIN episode 269 “RAMAN CURIGA” by. Sally Diandra