SINOPSIS MAHAPUTRA episode 294 (13 Oktober 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 294 (13 Oktober 2014) by. Sally Diandra Di kerajaan Mewar, Dhaman Singh, orang kepercayaan Ratu Bhatyani mencoba menentang Fatta “Dia tidak tahu kalau Bijolia itu bukan lagi daerah bagian dari Mewar, dia benar benar telah menantang Maharana Udai Singh dihadapannya saat ini !” Fatta juga menolak untuk menganggap Raja Udai Singh sebagai rajanya “Bagaimana bisa kita menerima dia sebagai raja kita ketika dia tidak pernah menginjakkan kakiknya di Bijolia selama beberapa tahun ini ? Aku datang kesini hanya untuk mengatakan apakah Mewar bisa melindungi Bijolia ? Atau hanya kami sendiri yang cukup mampu melindunginya” sindir Fatta “Dhaman Singh tangkap anak itu ! Karena dia telah berbicara seperti layaknya seorang pengkhianat !” bentak Ratu Bhatyani lantang namun Rawat Ji menyarankan pada mereka untuk mendengarkan perkataan Fatta terlebih dulu “Memangnga apa yang salah dengan Bijolia selama ini ?” tanya Rawat Ji heran, Ratu Bhatyani berusaha meracuni pikiran Raja Udai Sing, Raja Udai Singh pun menuruti semua perkataan Ratu Bhatyani, Rawat Ji kaget dan benar benar tidak percaya ketika melihat Raja Udai Singh yang telah berubah “Aku memang seharusnya tidak datang kesini jika aku tahu kalau semua orang disini ternyata tuli !” Raja Udai Singh langsung membentak Fatta dengan keras, Raja Udai Sing marah dan kehilangan kesabarannya “Aku seharusnya mendengarkan ucapan Maharani Bhatyani, prajurit tangkap anak itu !” Fatta segera mendorong Dhaman Singh hingga jatuh terjengkang kemudian Fatta segera berlari meninggalkan tempat itu, Raja Udai Singh yang masih kesal dan marah segera menyuruh prajuritnya untuk mengejar dan menangkap Fatta 

Sementara itu di ruangan tabib, tabib istana sedang mengobati luka di tangan Chand “Anggap saja kalau kamu mendapatkan luka ini dalam sebuah medan pertempuran, kamu telah benar benar memenangkannya, bagaimana kamu bisa sangat berani seperti itu, Chand ?” Pratap berusaha menghibur adik tirinya ini “Aku tidak bisa menghentikan diriku sendiri ketika aku melihat kakak dalam masalah” Pratap terharu mendengar ucapan Chand, kemudian Pratap menyuruh pelayannya untuk mengajak Chand kembali ke kamarnya agar bisa beristirahat sementara waktu, tak lama kemudian Chand dan para pelayanpun pergi, kemudian giliran Pratap yang diobati oleh tabib istana, 

Pada saat yang bersamaan Fatta mencoba mempermainkan para prajurit itu, Fatta teringat akan kata kata Ajabde kalau dirinya harus mengirimkan pesan pada Ajadbe melalui seekor burung merpati “Tanda ini akan mengatakan pada kita apa yang harus kita lakukan setelah ini” ujar Ajabde saat itu, Fatta segera memberikan kode untuk memanggil burung merpati, burung merpati itu pun terbang mendekat kearahnya, Fatta segera mengikatkan seutas tali berwarna merah dikakinya dan menerbangkannya kembali, saat itu prajurit Mewar sudah sampai di dekatnya, Fatta terus berusaha untuk mempermainkan para prajurit itu, mereka berteriak saling bersahutan satu sama lain “Tangkap pengkhianat itu ! Tangkap dia ! Tangkap cepat ! Jangan sampai lari !” saat itu Pratap yang masih di ruangan tabib mendengar teriakan para prajurit, Pratap mencoba mendengarkannya dan waspada, kemudian Pratap segera pergi untuk melihat apa yang terjadi diluar sana 

Di dalam istana, Ratu Bhatyani langsung menegur Dhaman Singh karena telah membiarkan laki laki dari Bijolia itu mendekat ke arah Raja Udai Singh “Aku sudah memberikan kamu tugas untuk mengawasi mereka ! Itulah mengapa aku membayar kamu !” Dhaman Singh meminta maaf atas keteledorannya “Aku telah membangun sebuah dinding yang tidak mungkin di tembus antara Bijolia dan Rana Ji selama bertahun tahun ini, tidak ada pesan apapun yang boleh sampai di Rana Ji dan bantuan yang sama untuk Bijolia, apakah kamu ingin kerja kerasku ini menjadi sia sia belaka ? Aku tidak akan membiarkannya !” bentak Ratu Bhatyani sengit, Dhaman Singh berjanji untuk membunuh laki laki secepat mungkin 

Fatta telah sampai di kandang kuda, dia mencoba memegang tali kekang salah satu kuda yang ada disana, namun kuda itu menolak Fatta sambil meringkik ketakutan, Fatta terus berusaha untuk menenangkan kuda itu “Kamu tahu, aku harus sampai Bijolia secepat mungkin atau kalau tidak kakakku akan sampai disini menolong aku ! Tolong ,,, aku mohon bantulah aku, teman ,,, ikutlah denganku” Fatta mencoba untuk mendorong kuda itu tapi tetap saja gagal, tiba tiba seseorang memegang bahu Fatta dan berkata “Mereka ini kuda kuda milik Chittor, mereka tidak akan menuruti ucapan manis siapapun” Fatta langsung berbalik dan melihat kearah orang dibelakangnya yang ternyata Pratap (namun Fatta tidak tahu kalau itu adalah Pratap “Itu artinya kuda kuda Chittor ini juga tuli sama seperti orang orang di Chittor” ujar Fatta “Mereka telah mendapat pengkhianat mereka, sebelumnya kamu sangat sombong sekali” Fatta tidak keberatan di panggil sebagai seorang pengkhianat “Katakan padaku apa maksudmu dan tujuanmu ?” tanya Pratap heran “Aku tidak akan menjawab pertanyaan seorang tukang kuda seperti kamu” namun Pratap kembali mengulangi pertanyaannya “Jawab pertanyaanku atau aku akan memanggil prajurit yang akan menangkap kamu” Fatta akhirnya setuju untuk menjawab pertanyaan Pratap dan mulai menceritakan semuanya “Kenyataannya adalah setiap nyawa yang tinggal di Bijolia merasa kecewa dengan Mewar yang telah mengabaikan mereka” Pratap merasa bingung dan sedih 

Di kerajaan Bijolia, Saubhagyawati sedang membantu Ajabde berdandan “Ajabde, bagaimana kalau pangeran Pratap tiba tiba datang kesini sekarang dan meminta maaf padamu untuk semua kesalahannya selama ini, apa yang akan kamu katakan padanya ?” Ajabde nampak termenung “Aku akan menyuruhnya untuk pergi, aku tidak tahu seperti apa dia sekarang ini, aku akan mengira kalau dia itu orang asing bagiku” kemudian mereka berdua tertawa bersama sama, tiba tiba mereka berdua melihat seekor merpati di pinggir jendela kamarnya, Ajabde tahu kalau Fatta pasti sedang dalam masalah, Ajabde terkejut ketika menyadari kalau Pratap telah menolak menolong mereka, Pratap memutuskan untuk perg ke Chittor, 

Pada saat yang bersamaan Fatta masih ngobrol dengan Pratap di kandang kuda “Hari ini musuh musuh kami sedang mengawasi perbatasan kami, apakah kami tidak boleh berharap sebuah bantuan dari Mewar dalam kasus ini ? Aku mungkin orang yang tolo dengan mengatakan semuanya ini padamu, seharusnya aku benar benar melarikan diri dari tempat ini”, “Kalau begitu pergilah dari sini ! Jika tidak kamu akan ditangkap !” namun Fatta menolak perintah Pratap “Kakakku tidak akan mengampuni aku jika terjadi sesuatu padamu gara gara aku” Pratap langsung menatap kearahnya dan berkata “Dalam hal ini, katakan pada kakakmu kalau tidak ada seorangpun yang bisa menyentuh aku disini, pergilah sekarang !” Fatta akhirnya menuruti ucapan Pratap dan segera berlari keluar dari Chittor, tepat pada saat itu Dhaman Singh sampai di kandang kuda bersama anak buahnya namun Pratap mencegahnya “Biarkan dia pergi dari sini !” Dhaman Singh berusaha untuk mengatakan sesuatu yang melawan Pratap namun dia tidak\ bisa melawan Pratap begitu saja 

Di dalam kamarnya, Raja Udai Singh merasa hatinya terluka karena insiden yang terjadi hari ini, sambil berkaca di depan cermin riasnya, Raja Udai Singh berkata “Bijolia selalu menyakiti perasaanku, dengan melihat anak itu (Fatta) aku jadi teringat hari dimana ketika aku pergi untuk melihat sahabat terbaikku untuk terakhir kalinya” Raja Udai Singh teringat ucapan Ratu Hansa Bai pada saat pemakaman Rao Mamrak Ji, kata kata Ratu Hansa Baik terus menerus menghantuinya dan menyakiti perasaannya, tiba tiba Ratu Bhatyani muncul dan berkata “Rana Ji, ada baiknya kamu melupakan masa lalu itu, aku merasa sedih karena harus mengatakannya padamu kalau Pratap telah berbuat suatu kesalahan hari ini, apa perlunya dia menyuruh orang itu melarikan diri ? Seseorang seharusnya lebih keras pada pengkhianat dan menghukumnya, kejahatannya ini tidak akan diampuni hanya karena dia itu dari Bijolia, seorang pengkhianat tetap seorang pengkhianat selamanya” ujar Ratu Bhatyani kesal, tiba tiba Pratap muncul di depan mereka “Pangeran Pratap, apa yang ingin kamu buktikan dengan membantu seorang pengkhianat ? Apakah kamu tidak tahu kalau Bijolia dan Mewar sudah terpisah sekarang ? Mengapa kamu melakukan hal itu ?” ujar Raja Udai Singh kesal 

Pada saat yang bersamaan Ajabde sudah menyiapkan segalanya untuk meninggalkan Bijolia, Ajabde berpakaian seperti seorang laki laki lengkap dengan sorban putih dikepalanya, Ratu Hansa Bai memperingati Ajabde dengan menentang idenya pergi ke Chittor “Kamu akan dihina disana sekali lagi, Ajabde ! Kita akan menemukan Fatta yang dalam keadaan seperti kita, kamu tidak perlu pergi kesana !” pinta Ratu Hansa Bai “Ini tentang Bijolia, ibu ,,, mereka telah benar benar menyerang kehormatan kita dengan menyerang laki laki yang kita kirimkan kesana dengan sebuah pesan untuk membantu Bijolia” Ajabde berusaha membuat ibunya mengerti “Kamu telah kehilangan segalanya karena Chittor, ibumu ini menjadi seorang janda juga karena Chittor, apakah kamu masih mengharapkan bantuan dari Raja Chittor ? Apa yang akan kamu katakan ? Kamu hanya dikatakan sebagai menantu perempuan Chittor yang memohon didepan mereka demi seorang laki laki biasa dari Bijolia, Fatta sendiri tidak mendukung kamu dalam hal ini !” ujar Ratu Hansa Bai kesal 

Saat itu, di kerajaan Mewar, Pratap tahu kalau ayahnya marah pada Fatta karena dia telah menyebut daerah Bijolia “Ayah telah menyebutnya sebagai seorang pengkhianat untuk setiap alasan yang sama” Raja Udai Singh tidak setuju dengan ucapan Pratap “Beraninya kamu berkata seperti itu, Pratap !” Pratap kemudian mengutarakan niatnya kalau dirinya ingin pergi ke Bijolia dan mencari tahu permasalahan yang terjadi disana, Ratu Bhatyani nampak khawatir, Raja Udai Singh baru saja hendak mengatakan iya namun Ratu Bhatyani mencegahnya dengan memegang tangan suaminya itu “Baiklah, Pratap ,,, ayah akan memikirkan permasalahan ini terlebih dulu” kemudian Pratap berlalu dari hadapan mereka, Raja Udai Singh juga menyusul meninggalkan Ratu Bhatyani, dalam hati Ratu Bhatyani memikirkan sebuah cara untuk mencegah kepergian Pratap atau permainannya akan berakhir sampai disini 

Pada saat yang bersamaan, Ajabde menolak untuk pergi ke Chittor sebagai menantu perempuan “Aku pergi ke Chittor bukan sebagai menantu perempuan Chittor tapi sebagai anak perempuan dari Mewar, Bijolia masih dalam bagian Mewar, aku mungkin telah di coret sebagai menantu perempuan mereka tapi aku bisa menggunakan hak kewarganegaraanku untuk rakyat Bijolia untuk membantu mereka keluar dari permasalahan ini !” Ratu Hansa Bai tahu kalau dirinya tidak bisa berbuat apa apa karena Ajabde telah berniat melakukan hal ini SINOPSIS MAHAPUTRA episode 295 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top