SINOPSIS MAHAPUTRA episode 293 part. 1 (10 Oktober 2014) by. Sally Diandra
Di kerajaan Bijolia, Ajabde menyuruh pelayannya untuk meyakinkan rakyat Bijolia kalau mereka semua akan mendapatkan semua yang mereka butuhkan untuk kepentingan pertanian “Aku telah memanggil seseorang untuk membawakan petasan untuk acara Ravan Dahan, dia seharusnyanya sudah datang saat ini, bawa dia ke tempat pemujaan segera begitu dia datang” ujar Ajabde pada pelayannya sambil berjalan di koridor istana bersama ibunya “Ajabde, kamu seharusnya makan manisan dulu sebelum bertemu dengan saudaramu, apakah kamu yakin kalau Patta adalah orang yang tepat yang akan dikirimkan ke Mewar ? Ibu pikir, rasanya akan jauh lebih tepat kalau kita benar benar memisahkan diri dari Chittor, bukankah begitu seharusnya, Ajabde ?” ujar Ratu Hansa cemas “Ibu, seharusnya ibu tidak meragukan Patta”, “Tapi kamu tahu kan, bagaimana ayah Patta meninggal di medan perang ketika bertarung bersama sama dengan Maharana Udai Singh, Mewar pasti telah melupakan semuanya setelah hubungan kita terputus dengan mereka, Mewar pasti telah benar benar lupa pada pengorbanan yang telah dibuat oleh ayah Patta dan masih banyak lagi prajurit yang lain, keluarga mereka merindukan kebutuhan dasar untuk kehidupan mereka, apakah Patta akan mau pergi ke Chittor setelah dia menghadapi semua ini ? Apakah dia mau pergi ke tempat Maharana Udai Singh untuk mengantarkan pesanmu itu ?” tanya Ratu Hansa Bai cemas
Di kerajaan Mewar, Chand merasa sangat terkesan ketika melihat Pratap bisa menyatukan lagi kalung mutiaranya “Apakah ibumu mengajari kamu hal ini, kak ?” Pratap menggelengkan kepalanya “Kepergiannya membuat aku harus bisa belajar tentang hal ini”, “Kalau aku selalu merasa ketakutan kalau ngobrol dengan Rani Ma, itulah sebabnya aku tidak pernah bisa belajar apapun darinya” ujar Chand sedih, Chand merasa nyaman bisa ngobrol dengan kakak tirinya ini “Kamu sangat beruntung, kak ,,, karena Rani Ma - mu tidak bersamamu” Pratap langsung memberikan nasehat pada Chand “Rani Ma adalah seorang ibu yang terbaik di dunia ini, kamu seharusnya tidak perlu takut padanya, kenapa kamu harus takut pada seseorang ketika pangeran Pratapa adalah kakakmu ? Jadi rasanya tidak cocok kalau kamu merasa ketakutan pada seseorang, bersikaplah seperti gadis pada umumnya” tiba tiba Ratu Veer Bai muncul di depan mereka dan mengundang mereka untuk datang diacara Ravan Dahan, Pratap dan Chand sangat antusias sekali
Sementara itu di kerajaan Bijolia, dihalaman istana, tandu Ajabde sudah siap, Ajabde tahu kalau Patta agak sensitif “Itulah mengapa nanti aku akan mengikatkan Rakhi ditangannya, dia pasti akan menghargai aku dan dia akan membawa pesanku ke Chittor dengan baik jika aku memintanya untuk melakukan hal itu” Ajabde mencoba memberikan penjelasan pada Ratu Hansa Bai, Ratu Hansa Bai hendak mencegah keputusan Ajabde “Ibu tidak bisa melakukannya hari ini, Ajabde ,,, ibu hanya mengkhawatirkan tentang kehormatanmu, ibu berharap para penguasa Chittor tidak menyakiti kamu lagi kali ini” ujar Ratu Hansa Bai cemas “Karena bisa saja semua pesan kita tidak pernah sampai di Raja Udai Singh sama sekali, memang benar dia bisa berbuat seperti itu meskipun setelah semua pesanmu dikirimkan padanya, dia bisa jadi akan memilih untuk mengabaikan kita atau bahkan tidak membiarkan hal itu sampai terdengar ke telinga pangeran Pratap” Ajabde bisa memahami kekhawatiran ibunya “Kita tidak melukai kehormatan mereka, ibu ,,, tapi kita telah melukai hati dan perasaan mereka” Ajabde teringat pada kata kata kasar yang di ucapkan oleh Pratap dulu pada pertemuan terakhir mereka, Ratu Hansa Bai bisa mengerti perasaan anaknya, kemudian Ajabde berlalu meninggalkannya, Ajabde pergi menuju ke tandunya dan duduk di dalam tandu, Ratu Hansa Bai berdoa pada Dewa untuk memberikan keadilan untuk Ajabde
Sementara itu di tengah kota Bijolia, kedatangan Ajabde ke rumah Patta, rupanya langsung diberitahukan pada Patta oleh salah seorang tetangganya, Patta kaget karena Ajabde datang ke rumahnya dan sesampainya di rumah Patta, Ajabde merasa risih melihat rumah Patta sangat kotor dan berantakan, Ajabde mulai merapikannya satu per satu dibantu oleh para pelayannya, tepat pada saat itu Patta datang menemui Ajabde, Ajabde yang kesal dengan dirinya langsung menegur Patta untuk kesalahan yang sama yaitu rumahnya tidak bersih Ajabde memukul Patta dengan tongkat kayu, Patta langsung lari menyelamatkan dirinya, kemudian Ajabde memerintahkan Patta untuk tinggal di kamar yang berada di luar istananya bersama ibu kandung Patta, namun Patta malah mengatakan kalau dirinya baru saja menjaga perbatasan Bijolia dari para penyerang, Ajabde tahu kalau Patta pasti baru saja bertarung dengan pasukan Afghanistan “Kamu memang sengaja melakukannya bukan ? Dan ingin bertarung dengan mereka, iya kan ?” Patta kaget kalau ternyata Ajadbe tahu tujuannya “Aku memang sudah mengetahui sebelumnya, apa perlunya mengambil resiko untuk hal yang seperti itu ? Kamu tahu kan kalau kamu tidak bisa mendengar siapapun yang mengejekmu dan kamu langsung marah, tenang dan bersabarlah” ujar Ajabde
“Aku telah melakukan semuanya dengan sangat hati hati, pasukan Afghanistan itu tidak bisa memasuki wilayah kita, kak ! Aku telah menghajar mereka cukup keras sehingga mereka lari tunggang langgang untuk menyelamatkan diri mereka sendiri, aku fikir aku sedang melakukan sebuah latihan” ujar Patta bangga “Kalau begitu aku punya latihan yang lain untukmu, Patta” Patta penasaran dengan ucapan Ajabde “Pergilah ke Chittor !” Patta kaget “Aku ingin kamu mengirimkan pesanku ke Chittor” Patta bertanya tanya apakah Ajabde mengirimkan pesannya ke Chittor untuk mengharapkan Gauna-nya, Ajabde tidak suka dengan gurauan Patta “Aku serius, Patta !”, “Aku tidak mau ! Aku tidak mau melangkahkan kakiku kesana dimana kakakku sendiri tidak dihargai disana ! Dimana semua pengorbanan kita telah sia sia belaka !” ujar Patta lantang
Di kerajaan Mewar, semua persiapan menyambut acara Ravan Dahan telah dilakukan di benteng Chittor, semua rakyat Mewar mengelu elukan nama Pratap, Pratap datang kehadapan mereka bersama adiknya, Chand dan Chakrapani, seluruh anggota keluarga kerajaan tersenyum senang melihatnya, terutama Raja Udai Singh,
Sementara itu di kerajaan Bijolia, Ajabde masih berusaha untuk membujuk Patta agar mau menyampaikan pesannya ke Chittor “Patta, tanah air itu sama seperti ibu untuk setiap orang, bagaimana kita bisa memikirkan untuk membagi bagi ibu kita sampai kebagian yang terkecil ? Jika kita melakukan hal itu maka tanah air kita akan benar benar menjadi milik orang lain yang telah menunggu setiap kesempatan yang ada di setiap perbatasan kita, apa yang akan terjadi besok ketika seluruh pasukan Afghanistan akan kembali menyerang kita, Patta ? Kita harus bersama sama, inilah alasannya kenapa aku ingin mengirimkan kamu ke Chittor dengan membawa pesanku” Patta sebenarnya juga ingin tahu dimana Pratap berada selama ini “Apa yang telah dia lakukan dengan pesan pesan kita sebelumnya, kak ? Apakah kita tetap akan mengirimkan pesan itu padanya ?” ujar Patta kesal
“Aku tidak begitu yakin kalau pangeran Pratap benar benar menerima pesan pesan kita dulu, kita tidak tahu apa apa dengan hanya berdiri disini, inilah alasannya, Patta ,,, aku ingin kamu menemuinya secara pribadi, aku masih sangat yakin kalau pangeran Pratap akan selalu siap untuk tanah airnya !” ujar Ajabde mantap, akhirnya Patta setuju untuk pergi ke Chittor demi Ajabde “Baiklah, aku akan kesana tapi aku tidak ingin kakak ikut bersamaku !” Ajabde tersenyum “Aku akan selalu berada didalam hatimu, Patta ,,, harapan terbaikku, perasaanku dan instruksiku akan pergi bersama kamu” namun Patta tidak ingin instruksi apapun “Patta, aku ingin agar kamu lebih sabar kali ini karena tidak semuanya bisa dilakukan dengan caramu sendiri” Patta hanya mengangguk menyetujui perintah Ajabde SINOPSIS MAHAPUTRA episode 293 part. 2 (10 Oktober 2014) by. Sally Diandra