SINOPSIS BEINTEHAA episode 173 (26 Agustus 2014) by. Sally Diandra
Di makam tuan Usman, Zain sedang duduk di sebelah makam tuan Usman sambil teringat akan kata kata Aaliya “Kalau ayah percaya padaku kalau aku tidak bersalah maka suatu hari nanti, dimakamnya akan tumbuh sebuah bunga” dan saat ini ketika Zain sedang berkunjung ke makam tuan Usman, Zain melihat ada sebuah bunga yang tumbuh dan mekar mewangi di makam Usman “Apakah kamu tahu, ayah ,,, kalau kamu telah membawanya dalam kehidupanku hingga hari ini ? Selama ini aku tidak bahagia, ayah ,,, aku telah mencoba yang terbaik, ayah ,,, aku telah berusaha untuk menyingkirkan dia dari pikiranku namun dia tetap saja keras kepala, kemudian ketika aku ingin mempertahankannya dalam kehidupanku, dia juga dengan keras kepalanya pergi meninggalkan aku dan sekarang ini satu tahun sudah berlalu, aku telah memenangkan dia dan kehilangan dia juga, ayah ,,, sekarang, dia telah memutuskan untuk tidak menemui aku, tapi aku tahu dimanapun dia, dia pasti akan selalu mengingat aku, aku yakin dia masih mencintai aku hingga hari ini, aku berjanji padamu ayah, aku akan mendapatkannya kembali bagaimanapun caranya” ujar Zain sambil berlinangan airmata menahan sedihnya
Di kota Hyderabad, sebuah kota yang terletak di bagian tenggara negara Pakistan, di sebuah warung makan, nampak seorang gadis sedang ngobrol dengan temannya yang datang terlambat “Kamu telat lagi ! Nyonya besar bisa sangat marah ! Dia pasti tidak akan melepaskan kamu” ujar si gadis “Nyonya besar memang tidak pernah membiarkan siapa saja dalam keadaan apapun, meskipun aku datang terlambat atau tepat pada waktunya, nyonya besar selalu saja mencari kesalahan sehingga dia bisa menegur aku dengan kerasnya” ujar si pria “Rasanya aku ini menerima gaji hanya untuk ditegur saja oleh dia, aku belum pernah melihat seorang wanita semacam dia” tak lama salah seorang pria yang lain ikut bergabung bersama mereka dan berkata “Penyihir itu bahkan tidak membiarkan siapapun yang boleh masuk ke dalam dapurnya”, “Dimana dia ?” mereka bertiga langsung berbalik dan melihat ke arah seorang perempuan yang sedang memandangi foto Usman Abdullah yang tertempel di dinding warung makannya “Itu dia yang sedang melihat foto mendiang tuan Usman Abdullah, dia itu pemilik sebuah hotel di Mumbai, dia fikir dengan melihat fotonya maka dia bisa menjadi seperti tuan Usman Abdullah ?” wanita itu yang ternyata Aaliya langsung menuju ke dapurnya dan mempersiapkan roti dan memotong sayuran dengan sangat cepat, semua orang terkesan melihatnya, ketika Aaliya sedang memasak tiba tiba seorang pelayan yang lain berteriak “Nyonya, orang ini tidak mau membayar !” Aaliya langsung berbalik dengan wajah kesal,
Aaliya segera menghampiri orang itu dan berkata “Hentikan ! Kenapa kamu tidak mau membayar ?” ujar Aaliya lantang “Aku ini rajanya kota Hyderabad jadi aku tidak mau membayar !” ujar pria itu santai sambil terus menikmati makanan di piringnya, Aaliya segera mencengkram tangannya dan berkata “Jika kamu adalah Rajanya kota Hyderabad maka aku adalah Ratunya warung makan ini dan aku ingin kamu memohon padaku jika kamu ingin makanan gratis dan aku akan melempar kamu keluar dari sini !” ujar Aaliya sambil mengusir keluar laki laki itu, kemudian Aaliya menyuruh pelayannya untuk membersihkan meja dan konsentrasi pada pekerjaan mereka kembali “Sudah kembali bekerja sekarang !” bentak Aaliya kesal
Di Mumbai, di kantor Barkath Royale, Zain sedang memperhatikan foto pernikahannya dengan Aaliya, Zain menangis sedih dan mengucapkan selamat hari jadi ke foto Aaliya “Happy anniversary Malika - e - Zain” tepat pada saat itu sekretaris Zain memasuki ruang kerjanya dan memberikan sebuah berkas proyek padanya “Panggil arsitek kita malam ini !” perintah Zain “Tuan Zain, biasanya semua proyek kita, dinamai dengan nama Barkath, kenapa yang satu ini namanya MKB ?” tanya sekretarisnya penasaran, Zain teringat ketika dirinya memanggil Aaliya dengan sebutan Mamu Ki Bhanji (keponakan kesayangan) “Nama itu sangat dekat dengan hatiku” ujar Zain penuh haru,
Pada saat yang bersamaan di warung makan Aaliya di Hyderabad, para pelayan sedang bergurau tentang Aaliya ketika Aaliya sedang tidak berada di warung makannya, mereka menyebut Aaliya sebagai Dhabe Ki Chudail, namun ternyata Aaliya mendengarnya dan Aaliya segera menegur mereka “Apakah kalian dibayar untuk buang buang waktu saja dengan ngegosip seperti ini ? Bukankah kalian seharusnya bekerja sekarang ?” semua orang terkejut melihat Aaliya “Rafiq ! Selama ini kamu bekerja di bagian kasir dan kamu selalu mengambil uang lebih dari pelanggan yang datang, mulai sekarang kamu berganti posisi dengan Bilqis, Bilqis kamu yang dibagian kasir, sedang Rafiq kamu yang dibagian cuci piring !” Rafiq tadinya menolak perintah Aaliya namun akhirnya setuju juga
Di Mumbai, di kantor Barkath Royale, Bilal, saudara sepupu Zain dan Fahad, menemui Fahad dikantornya “Kak Fahad, apakah kamu yakin tentang penggunaan nama MKB untuk hotel kalian yang baru ?’ tanya Bilal “Itu adalah keputusan Zain”, “Kak Fahad, kamu ini pintar dan seharusnya kamu melakukan hal ini sejak lama” tiba tiba Zain muncul dan bertanya “Apa yang seharusnya dilakukan sejak lama, Bilal ?” Bilal kaget begitu melihat Zain “Ooh Zain, kami hanya sedang ngobrol biasa saja” kemudian Zain menunjukkan proyek hotelnya itu ke Fahad “Bagaimana menurutmu, kak ?”, “Ini adalah proyek kamu dan seharusnya kamu lebih yang lebih tahu tentang hal ini” ujar Fahad kalem “Baiklah, pendapatmu bagus juga, kak !” ujar Zain kemudian berlalu dari ruangan Fahad, sepeninggal Zain, Bilal berusaha untuk meracuni pikiran Fahad kembali namun Fahad tidak mempedulikannya, malah pergi keluar ruangannnya “Ibuku memang seorang yang jenius, kami berdua akan menjadi pemilik semua harta benda ini segera !” ujar Bilal senang
Di rumah Barkath Villa, Nafisa yang sedang masak di dapur, mencoba menelfon Fahad dan bertanya soal Zain “Dia itu masih sama, Nafisa”, “Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan Zain dan Aaliya” ujar Nafisa “Lalu bagaimana dengan janjimu dengan dokter, kamu harus pergi kesana bukan ?”, “Aku tidak bisa pergi karena aku harus menjemput anak anak sekolah” ujar Nafisa “Tapi pertemuanmu dengan dokter yang terakhir kali ini sangat penting karena luka di wajah kamu itu sudah hampir hilang sama sekali” Fahad nampak cemas memikirkan istri pertamanya itu “Tapi saat ini Shaziya sedang sibuk, jadi aku yang harus menjemput anak anak” dalam hati Nafisa berkata “Aaliya pasti tidak akan memaafkan aku tapi aku harus bisa menjadi seperti Aaliya, menjadi seorang pribadi yang baik” bathin Nafisa dalam hati
Sementara itu Surayya dan Shaziya sedang berjalan di koridor rumah sambil membicarakan tentang Nafisa, salah seorang pelayan sedang membawa susu sambil melewati mereka “Heiii ! Mau dibawa kemana susu itu ?” bentak Shaziya lantang “Ini buat Begum Sahiba, nyonya” Surayya dan Shaziya terkejut mendengar ucapan pelayan itu “Bukankah Begum Sahiba itu adalah mami, nyonya Surayya ?” tanya Shaziya penasaran “Dia ada di dalam, nyonya” ujar pelayan itu lagi kemudian berlalu meninggalkan mereka, pada saat yang bersamaan saat itu Zarina, adik Surayya sedang memperhatikan kursi besar yang biasanya di duduki oleh Usman di ruang kerjanya, Zarina membayangkan dirinya memiliki semua kekayaan Surayya kemudian duduk di kursi tersebut sambil memikirkan langkah selanjutnya sambil tersenyum sinis, tepat pada saat itu pelayan tersebut datang dan memberikan susu yang dibawanya tadi pada Zarina, Surayya dan Shaziya terkejut ketika melihat pelayannya memberikan susu pada Zarina dan memanggilnya dengan sebutan Begum Sahiba (nyonya besar),
Sekilas Zarina melihat Surayya dan Shaziya berdiri didepannya dengan pandangan bertanya tanya, Zarina segera menegur pelayan tadi “Bisa bisanya kamu memanggil aku dengan sebutan Begum Sahiba ? Kamu tahu kan kalau Begum Sahiba itu adalah kakakku nyonya Surayya !” pelayan tadi hanya diam saja, kemudian Zarina mulai bersandiwara didepan Surayya dan Shaziya “Iya kan, kak Surayya ? Aku disini kan hanya tamu, benar kan ?”, “Kamu ini adalah adikku, Zarina” Shaziya nampak tidak suka dan melihat ada yang tidak beres dengan bibinya ini “Kak Surayya, kata Bilal saat ini Zain sedang sibuk dengan proyek MKB nya” Surayya tidak suka dengan ucapan Zarina “Aku benci MKB !” ujar Surayya kesal,
Di lain sisi Zain masih terus berusaha menelfon kantor pengacara dimana dulu Rehan pernah bekerja disana dan bertanya tentang keluarga Ghulam, tapi sayang hasilnya tetap nihil, Zain tidak mendapatkan info apapun tentang mereka, pada saat yang bersamaan saat itu Rehan dan kedua anaknya Zara dan Kabir mendatangi warung makan Aaliya dan memanggil ibu kearah Aaliya “Ibuuuuu !” Aaliya menoleh dan tersenyum kearah mereka berdua
SINOPSIS BEINTEHAA episode 174 by. Sally Diandra