SINOPSIS BEINTEHAA episode 162 (11 Agustus 2014)

SINOPSIS BEINTEHAA episode 162 (11 Agustus 2014) by. Sally Diandra Di kantor Barkath Royale, Aaliya memasuki ruang meeting dimana seluruh pemegang saham telah hadir disana, termasuk Surayya dan seluruh keluarganya, Aaliya saat itu datang bersama Rehan, kemudian Aaliya memberitahu pada semua orang yang hadir disana kalau dirinya siap menerima 51% saham sebagai mahar penikahannya dulu, Shaziya sangat muak mendengarnya dan mulai berkata dengan kata kata yang keras ke arah Aaliya “Aku yakin kedua orangtua kamu telah merencanakan ini semua dan meminta kamu untuk menerima mahar kamu itu !” Aaliya tidak menggubris ucapan Shaziya, Aaliya segera menanda tangani sebuah surat, kemudian Surayya memberikan applause pada Aaliya dengan bertepuk tangan beberapa kali seraya berkata “Aku tidak terkejut dengan keputusan kamu” Aaliya juga berusaha tenang didepan semua orang “Jika ada seseorang yang ingin bertanya padaku, aku berada di ruang kantor tuan Usman” ujar Aaliya kemudian berlalu meninggalkan mereka, Zain dan seluruh keluarganya menatap kepergian Aaliya dengan tatapan marah yang tertahan 

Aaliya memasuki ruang kantor Usman dan berjanji pada Usman kalau dirinya tidak akan membuat pamannya kecewa, sementara itu Surayya sedang ngobrol dengan Zain “Zain, kamu harus bisa menghadapi Aaliya, gara gara perempuan itu, suamiku meninggal duani ! Dan aku akan selalu menggunakan pakaian saree berwarna hitam seperti ini !” ujar Surayya sengit “Aku tidak akan membiarkan Aaliya menghancurkan impian ayah, ibu !” tak lama kemudian Rehan memberikan sebuah file dokumen dimana Zain harus menanda tanganinya “Zain, mulai hari ini Aaliya akan bekerja bersama kamu” Zain tertegun mendengar ucapan Rehan “Aku tidak membutuhkan siapapun saat ini dan aku juga tidak akan membiarkan siapapun yang mencampuri urusanku ! Selamat malam, Rehan” ujar Zain kemudian berlalu meninggalkan Rehan 

Di rumah Rehan, ketika Aaliya pulang ke rumah tersebut, Aaliya melihat Zara, anak Rehan sedang menangis tersedu sedu “Zara, kenapa kamu menangis ?” adik Zara yang bernama Kabir segera menimpali pertanyaan Aaliya “Temannya menyebutnya gila, mereka mengganggu aku karena aku adalah saudaranya orang gila, tante Aaliya” Aaliya merasa iba dengan kedua anak Rehan ini “Mereka mengganggu aku dengan mengata ngatai ibuku, aku tidak terima jadi aku tantang dia berkelahi dan mereka menyebutku sebagai orang gila, tante” ujar Zara sambil menangis “Zara, saat ini ibumu sedang memperhatikan kita, jadi seharusnya kamu bisa menjaga sikapmu demi ibumu” ujar Aaliya 

Keesokan harinya, Zain dan Fahad sudah sampai di hotel Barkath Royale, saat itu Aaliya juga sudah sampai disana, Aaliya mengucapkan selamat pagi pada Fahad, Fahad sedikit terganggu namun membalas juga salam Aaliya, ketika Fahad hendak pergi, Aaliya segera memanggilnya “Kak Fahad, aku tahu kalau kak Fahad marah padaku, tapi saat ini aku membawa rakhi untukmu” ujar Aaliya sambil menunjukkan tali rakhi yang dibawanya, sejenak Fahad melihatnya namun sedetika kemudian Fahad segera berlalu dari hadapan Aaliya tanpa bicara sepatah katapun, Aaliya teringat kenangannya dulu ketika Fahad menyebutnya sebagai adiknya dan hadiah dari Tuhan 

Aaliya memasuki ruang kantor tuan Usman dan berdoa untuknya, ketika Aaliya berbalik, dilihatnya Zain sedang berdiri dibelakangnya, kemudian Zain menunjukkan kursi Aaliya yang berada di samping kursi Zain “Ini kursimu ! Dan jangan mendekat ke kursiku !” ujar Zain sengit “Kenapa kamu berfikiran seperti itu, Zain ?” Zain tersenyum sinis “Aku hanya tidak ingin kamu merusak kedamaian keluargaku setelah apa yang telah kamu lakukan, jadi aku bisa berfikiran macam macam” ujar Zain santai sambil duduk di kursi empuknya dan mulai bekerja, Aaliya juga duduk di kursi yang telah disediakan untuknya dan mulai bekerja, Aaliya sengaja mengeluarkan foto pernikahan mereka berdua bersama Usman yang diletakkannya di meja kerjanya, tak lama kemudian manager hotel menemui mereka sambil membawa sebuah file yang berisi prosposal bisnis dan bermaksud hendak menyerahkannya pada Zain tapi Aaliya dengan sigap mengambilnya terlebih dulu, 

Zain segera menegur si manager hotel untuk tidak membawa salinan proposal tersebut kepadanya dan memintanya untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama, karena tidak enak hati, Aaliya kemudian memberikan file itu ke Zain dan meminta Zain untuk membacanya namun Zain menolak dan meminta pada manager hotel untuk membawakannya salinan proposal tersebut “Setelah itu siapakan ruangan untuk meeting di ruang konferensi” manager segera menuruti perintah Zain, dalam hati Zain berkata “Apapun yang Aaliya rencanakan, aku akan menghancurkannya !” saat itu Aaliya juga berkata dalam hati “Ini dia kebiasaan Zain yang lama yaitu memfitnah orang lain, aku akan menghancurkan rencananya di ruang konferensi nanti !” bathin Aaliya 

Sementara itu Fahad telah sampai dirumahnya terlebih dulu “Fahad, kenapa kamu pulang cepat seperti ini ?” tanya Shaziya heran “Aku merasa perasaanku hampa, karena aku bekerja tanpa ayah di kantor, aku benar benar merindukan ayah” ujar Fahad sedih “Aku tidak tahu bagaimana Zain bisa bekerja bersama Aaliya di ruang kantor ayah” Shaziya mencoba menimpali ucapan suaminya itu “Aku lihat ,,, Aaliya sangat menikmati pekerjaannya sekarang, bagaimana kalau kamu juga menceraikan aku !” Fahad merasa heran dengan ucapan istrinya “Ayahku tidak menyimpan uang apapun untuk kamu !” Shaziya merasa kesal dan berkata “Dari dulu ayahmu tidak membiarkan aku bekerja ! Jadi kamu harus menyimpan sesuatu untukku, Fahad !” Shaziya semakin kesal dengan suaminya ini dan berkata dalam hati “Suatu saat nanti aku juga akan minta cerai darinya bagaimanapun caranya !”  SINOPSIS BEINTEHAA episode 163 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top