SINOPSIS BEINTEHAA episode 161 (08 Agustus 2014) by. Sally Diandra
Di rumah Barkath Villa, Zain mengabarkan pada Surayya dan seluruh keluarga kalau ayahnya, tuan Usman telah memberikan Aaliya saham sebesar 51% namun tidak hanya untuk hotel Barkath Royale tapi juga untuk keseluruhan group Barkath termasuk rumah yang mereka tinggali sekarang, seluruh keluarga tercengang tidak percaya “Usman memang sangat dermawan, tapi aku yakin kalau Shabana atau Aaliya pasti telah menjebak Usman !” namun Aaliya merasa dirinya tidak tahu apa apa tentang hal ini, Shaziya mulai melancarkan sandiwaranya “Aku yakin kalau Aaliya ini berbohong, mami ! Dia hanya menginginkan uang itu !” Aaliya benar benar merasa kesal dengan tuduhan yang selalu negatif pada dirinya “Aku tidak menginginkan uang apapun, kak Shaziya ! Dan aku juga ingin melupakan 51% saham yang aku dapatkan sebagai mahar !” ujar Aaliya kesal dan segera pergi meninggalkan ruangan itu dengan perasaan tidak menentu, tepat pada saat itu diruang tengah tiba tiba Aaliya seperti melihat pamannya, dengan sinar yang cukup terang, tuan Usman mengajaknya berbicara “Aaliya, seharusnya kamu tidak kehilangan kepercayaan dalam dirimu” ujar arwah Usman yang kemudian tiba tiba menghilang
Aaliya keluar dari rumah Barkath Villa sambil menangis tersedu sedu, dari kejauhan Rehan melihatnya dan berusaha untuk menghiburnya “Zain telah melakukan sebuah kesalahan dengan menjadi sangat emosi seperti itu dan kamu juga telah melakukan kesalahan yang lain” ujar Rehan “Aku tidak membutuhkan mahar itu, Rehan !” ujar Aaliya sambil menangis “Aaliya, apakah kamu tidak pernah berfikir, mengapa tuan Usman memberikan sahamnya padamu sebanyak 51% ? Aku memang tidak pernah bertemu dengan tuan Usman sama sekali, tapi aku bisa membayangkan bagaimana cara berfikirnya, dia selalu membuat sebuah keputusan yang sangat serius, lebih baik kamu pikirkan baik baik dan beritahu aku” Aaliya teringat kata kata Usman agar dirinya tidak kehilangan kepercayaannya “Dengan berada di dalam perusahaannya, maka kamu bisa mencari tahu siapa yang berada di belakang ini semua” ujar Rehan penuh semangat “Kalau sudah tidak ada hubungan apa apa lagi maka apa gunanya semua ini !” Aaliya merasa putus asa “Tapi kamu harus melakukan hal ini, paling tidak untuk tuan Usman, Aaliya ,,, dan buktikan pada mereka kalau keputusan tuan Usman membawa kamu masuk ke rumahnya itu tidak salah, tuan Usman tidak keliru !” Aaliya hanya terdiam mendengarkan ucapan Rehan “Aku akan menunggu kamu di mobil” ujar Rehan kemudian
Di dalam rumah Barkath Villa, Surayya dan seluruh keluarga masih tidak percaya dengan surat wasiat yang dibuat oleh Usman “Zain, ibu tidak tahu kenapa ayahmu memberikan saham 51% untuk Aaliya ? Aaliya pasti telah menjebaknya !” ujar Surayya sengit “Aku juga tidak tahu, ibu ,,, kenapa ayah melakukan hal itu ? Tapi group Barkath adalah impian ayah selama ini, jadi dia tidak akan mungkin membiarkan Aaliya menghancurkannya !” ujar Zain geram
Aaliya sedang makan malam bersama dokter Habeeb dan Rehan, dokter Habeeb bisa melihat kalau Aaliya sedang termenung memikirkan sesuatu dan Aaliya juga tidak menyentuh makanannya sama sekali “Aaliya, apakah kamu tidak ingin makan malam ini ?” tanya dokter Habeeb cemas “Rasanya ada sesuatu yang kurang enak pada makanannya” ujar Aaliya canggung “Iyaa, rasanya memang tidak enak” Aaliya kemudian membenarkan ucapan dokter Habeeb “Ayah, kenapa ayah harus berbohong, padahal makanannya enak enak saja” bisik Rehan lirih “Ayah cuma ingin membuat Aaliya tidak cemas lagi, paling tidak untuk sementara waktu, kita seharusnya segera membantunya keluar dari permasalahan ini, Rehan” Rehan menyetujui ucapan ayahnya
Di rumah Barkath Villa, Surayya masih ngobrol dengan anak anaknya “Fahad, ibu masih saja bingung dan tidak mengerti kenapa ayahmu memberikan 51% saham itu” tiba tiba Shaziya menyela pembicaraan mereka dan berkata “Mami, paman temanku mempunyai kedudukan tertinggi di kepolisian dan mereka bisa mencari tahu siapa yang mengajukan keluhan tentang mami atas nama Aaliya” Nafisa sangat khawatir mendengarnya, langsung menimpali ucapan Shaziya “Siapapun bisa melakukan hal itu tapi tanda tangannya itu adalah asli tanda tangan Aaliya, jadi kamu seharusnya tidak membahas tentang Aaliya dan mengganggu mami, Shaziya” Surayya tidak menggubris ucapan kedua menantunya ini “Fahad, lebih baik kita pergi ke hotel saja dan melihat apa keputusan yang diambil oleh Aaliya” ujar Surayya sengit
Pagi itu Aaliya sudah sampai di hotel Barkath Royale bersama dengan Rehan, semua orang pemegang saham telah duduk disana menanti kedatangannya, termasuk kedua menantu Surayya, Shaziya dan Nafisa, mereka semua menanti apa keputusan Aaliya tentang saham yang diterimanya dari tuan Usman sebagai mahar pernikahannya dengan Zain, Aaliya menatap semua orang yang hadir disana dan berkata “Aku sudah siap untuk menerima 51% saham sebagai mahar” Surayya dan semua anak buahnya terkejut mendengarnya SINOPSIS BEINTEHAA episode 162 by. Sally Diandra