SINOPSIS BEINTEHAA episode 158 (05 Agustus 2014) by. Sally Diandra
Di tempat pemakaman tuan Usman, Zain akhirnya menalak Aaliya sebanyak 3 kali “Zain, bagaimana bisa kamu menceraikan Aaliya ?” Ghulam tidak mengerti dengan apa yang telah dilakukan menantunya ini, Rehan langsung menghampiri Zain dan berkata “Zain, pikirlan lagi dengan ucapanmu barusan karena pemakaman tuan Usman baru saja selesai” Zain menatap Rehan dengan tatapan tajam dibawah siraman air hujan “Ucapanku telah final, Rehan !” semua orang tertegun “Tuan Zain, anda harus mengulanginya selama tiga bulan untuk memenuhi formalitas perceraiannya” Maulvi Saheb menyela pembicaraan mereka “Rehan, kalau begitu mulai proses perceraiannya besok !” ujar Zain mantap kemudian berlalu dari sana, kakak Zain, Fahad hanya bisa terbengong melihat adiknya seperti itu, sedangkan Aaliya menatap ke arah makam Usman dengan perasaan sedih sambil menghampiri makam tersebut dan menaburkan tanah yang telah di genggamnya sedari tadi, kemudian Aaliya terkulai lemas dipinggir makam Usman sambil menangis tersedu sedu sementara Ghulam berusaha untuk menenangkannya, Rehan dan dokter Habeeb hanya bisa prihatin dengan apa yang dialami oleh Aaliya, Aaliya terus menangis tersedu sedu sambil memanggil nama Allah SWT
Di rumah Barkath Villa, suasana berkabung masih terasa disana, Surayya yang mengenakan baju sareenya yang serba hitam memasuki kamarnya dan membayangkan Usman sedang duduk diatas kursi rodanya, kemudian Surayya duduk di kursi roda itu dan teringat ketika Usman memuji kecantikannya dan kenangan terindah mereka berdua, kemudian Surayya teringat ketika Usman berada di kursi roda itu ketika polisi datang dan menangkap dirinya dan Zain karena kasus kekerasan dalam rumah tangga, kemudian kematian Usman dan semua orang membawanya untuk dimakamkan, dari pintu kamar Zain bisa melihat kemarahan yang terpendam dalam hati ibunya sambil memutar mutar kursi roda itu kesana kemari, Zain segera menghentikan ibunya “Ibu, hentikan !” Surayya segera berhenti memutar kursi rodanya dan berkata “Ibu sekarang sudah tidak berdaya dan ini semua gara gara Aaliya ! Ayahmu telah memberikan kehormatan yang terlalu berlebihan yang pantas dia dapatkan tapi dia menghancurkan reputasi ayahmu dan seluruh keluarga ini ! Ini adalah kesalahanku dengan mengijinkan kamu menikahinya dan sekarang kita harus bisa menghadapi semua kehancuran ini !” ujar Surayya geram
Pada saat yang bersamaan Ghulam, Rehan dan Rizwan membawa Aaliya ke hotel “Ghulam, apakah kak Usman sudah dimakamkan ?” Ghulam menganggukkan kepalanya “Iya, kak Usman sudah dimakamkam dan Zain telah menceraikan anak kita didepan semua orang” Shabana tertegun mendengarnya, di lain sisi Zain memberitahu ke ibunya kalau dirinya telah menyingkirkan Aaliya dari rumahnya dan kehidupannya mulai sekarang “Kalau kamu melakukan hal itu sejak dulu, mungkin ayahmu masih hidup sampai sekarang, Zain !” ujar Surayya sengit, sementara itu di tempat Aaliya, Shabana mulai menangis tersedu sedu begitu mendengar ucapan suaminya, Shabana mencoba memegang Aaliya untuk memberikan dukungannya untuk anaknya itu seraya berkata “Ibu, akan mencoba untuk berbicara dengan Zain dan kak Surayya, ibu akan menjelaskan semuanya pada mereka” Aaliya hanya menganggukkan kepalanya “Aaliya, kamu harus percaya sama ibu dan ayah kamu” Rehan yang sedari tadi terdiam, mulai angkat bicara “Kamu juga harus bicara dengan Zain, Aaliya ,,, ini demi tuan Usman, Zain mungkin saat ini sedang hilang kendali dalam situasi yang buruk seperti ini, bahkan kamu mungkin juga mengalami hal serupa, arwah tuan Usman akan sangat menderita bila melihat kalian berdua seperti ini” ujar Rehan memberikan semangat
Di rumah Barkath Villa, Zain memasuki kamarnya dan melihat foto foto Aaliya dan segala perabotan Bhopalnya yang memang sengaja diletakkan di kamarnya, sambil meluapkan segala amarahnya, Zain mengobrak abrik kamarnya, semua barang barang Aaliya dilemparnya begitu saja ke lantai, begitu pula foto foto manis kenangan mereka berdua juga di hempaskannya dengan keras sambil teringat ketika dirinya dan ibu kandungnya ditangkap oleh polisi dan polisi menyiksa mereka berdua agar buka mulut soal Aaliya, juga ketika ayahnya meninggal dunia, Zain benar benar sangat murka hingga merusak semuanya yang ada di dalam kamarnya kecuali foto mereka berdua ketika menikah dulu yang bersama Usman, Zain menangis sambil memandangi foto Usman dan memohon agar Usman kembali lagi ke sisinya “Ketika aku bertemu dengan Aaliya nanti, aku akan bertanya kenapa dia begitu tega berbuat seperti ini pada kami !” ujar Zain dengan nada marahnya
Malam harinya, Surayya memperhatikan meja makan yang biasa mereka gunakan untuk makan bersama sama dengan Usman, Surayya teringat ketika Usman selalu begitu menikmati makanan buatannya, tak lama kemudian kedua anak anak Surayya, menantu dan cucu ikut bergabung bersama Surayya untuk menikmati makan malam “Ayoo, sekarang kita mulai makan” pinta Surayya pada seluruh keluarganya “Aku tidak begitu lapar, ibu” sela Zain “Setiap orang yang ada didalam keluarga kita sedang bersedih karena kematian ayah, kakek, dan suami, tuan Usman tapi ibu yakin kalau saat ini ayah kita ingin melihat kita hidup normal dan kembali menjalani kehidupan dengan bahagia” ujar Surayya lagi, kemudian mereka semua memulai menikmati makan malam mereka bersama sama, selang beberapa menit kemudian salah satu pelayan menghampiri mereka dan mengabarkan kalau Aaliya datang bersama kedua orangtuanya dan ingin bertemu dengan mereka, Surayya tidak suka mendengar hal itu, sementara anggota keluarga lainnya hanya bisa terdiam, sedangkan Zain teringat kalau dirinya ingin bertanya pada Aaliya, Zain segera berdiri dan meninggalkan piringnya yang masih berisi makanan lalu menuju ke depan menemui Aaliya disana, Aaliya tersenyum ketika melihat Zain yang mengerutkan dahi dan berjalan menuju kearahnya
SINOPSIS BEINTEHAA episode 159 by. Sally Diandra