SINOPSIS MAHAPUTRA episode 278 part. 2 (16 September 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 278 part. 2 (16 September 2014) by. Sally Diandra Di kerajaan Mewar, Ratu Veer Bai sedang berdandan dibantu oleh salah seorang pelayan “Maharana Udai Singh benar-benar beruntung memiliki anda, Rani Veer Bai ,,, aku yakin nanti beliau tidak akan bisa mengalihkan pandangannya darimu” Ratu Veer Bai hanya tersenyum dan tersipu malu begitu mendengar ucapan pelayannya sambil berkata “Tapi Vinayak puja ini untuk pangeran Pratap” tak lama kemudian Ratu Veer Bai keluar dari kamarnya sambil teringat akan kata-kata pelayannya tadi yang terus bergema di kepalanya, Ratu Veer Bai teringat ketika Raja Udai Singh memeluk Ratu Jaiwanta, Ratu Veer Bai berusaha melupakan pujian pelayannya tiba tiba tanpa disadarinya Raja Udai Singh datang kearahnya dari lain sisi tanpa memperhatikan Ratu Veer Bai sehingga mereka berduapun bertabrakan, Raja Udai Singh segera memegangnya sehingga istri mudanya itu tidak jatuh dan mereka berdua saling memandang satu sama lain dengan mesra, ketika mereka berdua berbalik untuk pergi rupanya beberapa perhiasan mereka saling tersangkut satu sama lain, 

Raja Udai Sigh sibuk melepaskannya sementara Ratu Veer Bai memandanginya dengan mesra, kemudian mereka berdua saling menatap, Raja Udai Singh memegang bahu Ratu Veer Bai sambil membalas tatapannya, dari kejauhan tiba tiba Ratu Jaiwanta muncul dan melihat kebersamaan mereka berdua, Ratu Jaiwanta berusaha mundur, namun hatinya terluka tapi Ratu Jaiwanta menutupi perasaannya, tiba tiba Ratu Jaiwanta pura pura terbatuk batuk ketika mereka berdua semakin dekat hingga nyaris berciuman, Raja Udai Singh dan Ratu Veer Bai sama sama kaget begitu mendengar suara batu batuk Ratu Jaiwanta dan mulai salah tingkah sambil melepas perhiasannya yang melekat di pakaian Ratu Veer Bai, kemudian mereka bersama sama menuju ke Vinayak puja 

Sementara itu Ratu Bhatyani sedang menangis di kamarnya karena kakaknya telah pergi meninggalkannya dan tidak lagi mempercayai dirinya, Ratu Bhatyani juga khawatir atas peringatan dari kakaknya, dari balik pantulan cermin Ratu Bhatyani melihat Jagmal sedang bermain main dengan pedang emas yang dicuri oleh Ratu Uma Devi, kakaknya, Ratu Bhatyani segera bangun dan menghampiri anak semata wayangnya itu, dilihatnya pedang emas tersebut sambil teringat kata-kata Ajabde ketika Ajabde menyalahkan dirinya atas segala permasalahan yang ada bersama dengan Ratu Uma Devi, Ratu Bhatyani bersumpah untuk membunuh Ajabde dengan pedang tersebut. 

Saat itu Ajabde memanggil Phool untuk membantunya memakai kalung, namun tiba tiba dia terkejut ketika melihat Ratu Bhatyani berdiri dibelakangnya “Siapa yang akan membantumu, Ajabde ?” Ajabde segera memanggil Phool karena merasa cemas dan takut “Tidak ada yang akan mendengar suaramu di sini karena tidak ada siapapun di sini kecuali kita berdua” ujar Bhatyani sambil mengeluarkan pedang emas itu, Ajabde terkejut begitu melihatnya“Kamu ingin memakai kalung emas kan ? Akan tetapi pedang emas ini juga berat, aku pikir kamu harus memakai ini dulu” Ratu Bhatyani kemudian menyerang Ajabde dan Ajabde pun menjerit, ternyata semua itu hanya khayalan Ratu Bhatyani semata, 

Pada saat yang bersamaan Pratap memanggil ibu tirinya itu, Ratu Bhatyani segera menyembunyikan pedang tersebut di bawah selimut dan berpura pura bersikap baik di depan Pratap. Pratap merasa kalau Ratu Bhatyani merasa sangat khawatir, Ratu Bhatyani berpura pura terluka hatinya atas apa yang dikatakan oleh Ajabde “ibu tidak bisa mengerti apa yang telah ibu perbuat sehingga Ajabde mencurigai ibu sedemikian rupa” Pratap juga merasakan hal yang sama dengan ibu tirinya ini tapi Pratap meminta agar Ratu Bhatyani untuk melupakannya “Aku tidak tahu mengapa dia mengatakan hal semacam itu tapi ibu bisa mempercayai aku dan caraku menghormati ibu, mari kita ke melakukan Vinayak puja, ibu tahu kan kalau pemujaan itu tidak bisa dimulai tanpa dirimu” Ratu Bhatyani menyetujui permintaan Pratap “Baiklah, ibu akan menyusul segera kesana nanti” ujar Ratu Bhatyani sambil tersenyum sedih 

Di istana Senthi, Phool membantu Ajabde berdandan tapi dilihatnya Ajabde nampak sedang merenung dan sedih, Ajabde sedang memikirkan tentang bagaimana Pratap sangat marah padanya ketika dia menuduh Choti Ma didepan semua orang, ketika Phool mencoba menanyakan, Ajabde mengatakan kalau dirinya hanya melamun, Phool mencoba mencari tahu “Apakah kamu masih berpikir tentang apa yang dikatakan pangeran Pratap tadi ?” Ajabde sedih karena dia telah menyakiti hati Pratap “Kamu tahu kan, Phool ,,, dia berteriak padaku untuk menyembunyikan rasa sakitnya itu” ujar Ajabde sambil memangis “Kamu jangan terlalu sensitif, Ajabde ... karena bagaimanapun juga Choti Ma itu juga telah banyak menghina orang tuamu, kamu tidak melakukan kesalahan dengan mengatakan sesuatu tapi ini adalah sebagai balasannya, jangan menyalahkan diri sendiri, aku yakin pangeran Pratap cukup cerdas untuk tidak membawa hal ini ke dalam hatinya dan tidak akan marah pdamu” Phool mencoba menghibur Ajabde “Aku ingin meminta maaf padanya, Phool” namun Phool khawatir “Apakah kamu akan lagi pergi ke istana Mewar dengan menutup diri dengan selimut seperti tadi ?” Ajabde tersenyum dan menggelengkan kepalanya “Aku akan melakukan itu setiap kali aku mendapatkan kesempatan bersama dirinya” Phool merasa lega dan setuju, kemudian meminta Ajabde untuk memilih anting anting yang cocok yang akan dikenakannya 

Di kerajaan Mewar, Pratap sedang melakukan puja, pendeta menjelaskan kalau Pratap semakin dekat dengan acara pernikahannya, semua orang yang hadir disana tersenyum sementara Raja Udai Singh mulai menggodanya, kemudian mereka melakukan pemujaan pada Dewa Ganesha untuk menandai akhir dari puja, Raja Udai Singh dan Ratu Jaiwanta melakukan aarti yang pertama kali sementara pendeta mengucapkan mantra mantra doa, kemudian disusul aarti yang kedua antara Raja Udai Singh dengan Ratu Bhatyani, namun Ratu Bhatyani nampak sedih dan menangis ketika melakukan aarti tersebut bahkan tidak mempedulikan ucapan pendeta yang meminta Ratu Bhatyani berhenti dan digantikan oleh Ratu Veer Bai, namun Ratu Bhatyani terus menerus melakukan aarti tersebutm semua orang tertegun dengan sikapnya 

“Rani Ma, coba ibu ulangi lagi untuk memanggil Choti Ma” pinta Pratap sambil memperhatikan Ratu Bhatyani heran “Dia itu mendengar semuanya, Pratap” ujar Ratu Jaiwanta kesal, kemudian Ratu Jaiwanta mencoba memanggil Ratu Bhatyani agar berganti tempat dengan Ratu Veer Bai, namun tetap tidak digubrisnya hingga akhirnya Raja Udai Singh yang memintanya untuk berganti tempat, baru Ratu Bhatyani berhenti “Sekarang saatnya kamu mundur dan membiarkan Rani Beer Bai maju ke kedepan, Rani Bhatyani” Ratu Bhatyani hanya mengangguk sedih, kemudian Ratu Veer Bai maju kedepan dan berdiri bersisian disebelah Raja Udai Singh, mereka berdua saling memandang satu sama lain saat melakukan aarti, dari tempatnya berdiri Ratu Jaiwanta mengamati perilaku mereka berdua, setelah semuanya selesai, semua orang meninggalkan ruangan pemujaan tersebut, Ratu Jaiwanta berbisik pada pendeta “Pendeta, aku ingin membicarakan sesuatu denganmu” pendeta hanya mengangguk 

Di tempat Jalal, Jalal akhirnya berhasil bertemu dengan Mahmood Shah, Mahmood Shan memuji Jalal dan pasukannya, dia juga siap dengan pasukannya, Jalal tidak ingin beristirahat terlebih dahulu seperti yang disarankan oleh Mahmood Shah “Aku akan beristirahat setelah membunuh Pratap ! Kami akan berangkat ke Chittor besok pagi !” ujar Jalal lantang 

Calon pengantin perempuan dan calon pengantin laki laki akhirnya bersiap siap berdandan untuk acara pernikahan mereka di istana mereka masing masing, Pratap dibantu berdandan oleh kedua ibunya, Ratu Jaiwanta dan Ratu Veer Bai sedangkan Ajabde di bantu oleh Ratu Hansa Bai dan Phool, ibu kedua mempelai merasa kalau Dewa Wishnu dan Dewi Lakshmi telah memberikan restu pada Pratap dan Ajabde secara nyata, 

Ketika sudah bersiap siap berangkat, Pratap ingin ketiga ibunya bersama sama menemani dirinya dalam acara pernikahannya ini “Pratap, kita ini adalah orang Rajput dan sesuai dengan tradisi kita, kami para ibu akan tetap tinggal di istana untuk menyambut pasanga pengantin baru” Pratap sebenarnya tidak suka dengan beberapa tradisi yang berlaku di negerinya tapi bagaimanapun juga dia harus mematuhinya “Itu tidak menjadi masalah, Pratap ,,, ayoo sekarang mintalah restu pada ketiga ibumu sehingga kita bisa segera pergi”pinta Raja Udai Singh “Rana Ji, kenapa harus terburu buru, ini kan saatnya acara vidaai untuk Pratap” ujar Ratu Jaiwanta sambil tersenyum malu malu, sementara Pratap merasa penasaran dengan acara vidaai tersebut “Bagaimana itu, Rani Ma ? Aku pikir aku akan pergi kemudian melangsungkan acara pernikahan dan kembali segera kerumah”mereka semua tersenyum menatap kearah Pratap bahkan ayahnya juga mengerti apa artinya itu, 

Kemudian Ratu Veer Bai menjelaskan pada Pratap “Pangeran, setelah menikah nanti, kamu akan pulang kerumah dengan istrimu, kamu sekarang tidak hanya seorang anak tapi juga seorang suami, kamu sudah tidak sendirian lagi tapi ada Ajabde yang ada disampingmu” Raja Udai Singh sangat senang dengan penjelasan Ratu Veer Bai, Raja Udai Singh langsung memujinya didepan semua orang, sementara Ratu Bhatyani tidak suka ketika melihat Ratu Veer Bai yang tersipu malu karena pujian Raja Udai Singh “Pratap tidak akan melupakannya begitu saja, aku masih ibunya dan akan selalu begitu” ujar Ratu Bhatyani kemudian menyuruh mereka untuk tidak menunda keberangkatan mereka karena sudah hampir waktunya Mahurat, Raja Udai Singh kemudian menyuruh Pratap keluar dulu, dia akan menyusulnya nanti 

Pada saat yang bersamaan Rawat ji sedang memberikan instruksi pada para prajuritnya untuk tetap waspada sepanjang waktu karena hari ini adalah hari yang sangat penting bagi Pratap, kemudian prajuritpun bubar dan Raja Udai Singh menemui Rawat Ji sambil bertanya apakah keamanan telah di jaga dengan baik ? Rawat ji meyakinkannya tentang hal itu. Tak lama kemudian, Ratu Jaiwanta melakukan aarti untuk Pratap, Pratap merasa malu bercampur bahagia, semua rakyat Chittor memberi pujian untuk Pratap dan Raja Udai Singh, semua orang sangat bahagia menyambut pernikahan Pratap, bahkan Pratap sangat kagum melihat semua ini, Raja Udai Singh juga merasakan kegembiraan rakyatnya menyambut acara pernikahan anaknya “Kamu tahu, Pratap ,,, rakyat Chittor sangat bahagia menyambut pernikahanmu sama seperti ketika dulu mereka menyambut kelahiranmu” Pratap sangat terkesan, musik dan tarianpun mulai dimainkan, semua wanita nampak sangat senang melihatnya, tak lama kemudian rombongan Pratap mulai menunggangi kuda mereka masing masing dan pergi ke istana Senthi 

Dari atas balkon, Ratu Bhatyani melihat kegembiran ini dengan perasaan marah dan kesal sambil berkata “Kamu tahu, Pratap ,,, kamu bisa saja merayakan pesta pernikahanmu ini sebanyak yang kamu inginkan tapi aku akan akan mengubah hari ini menjadi hari yang paling menyedihkan buatmu !” ujar Ratu Bhatyani sinis 

Sementara itu di istana Senthi, Phool sedang memeriksa semua perlengkapan yang harus dikenakan oleh Ajabde pada acara pernikahannya “Tenang ,,, tenang, Phool ,,, semuanya ada dalam kendalimu, semua akan terjadi sesuai dengan apa yang kamu inginkan” Phool merasa seolah-olah dia kehilangan sesuatu, Ajabde menyarankannya untuk bernapas dalam-dalam untuk melepaskan stres dan ketegangan yang menyelimuti dirinya, Phool mengangguk, Saubhagyawati yang menemani mereka tersenyum melihat ini, Ajabde benar benar stres, Phool mengira kalau Ajabde mungkin khawatir tentang perhiasan atau sesuatu tapi Ajabde khawatir tentang masalah Ratu Bhatyani “Aku ingin tahu apakah dia masih marah padaku ?” Phool menggodanya “Bisa jadi, mungkin bisa iya atau mungkin juga bisa tidak” Ajabde bingung dengan ucapan Phool 

Iring iringan pengantin (Baraat) sedang berjalan menuju ke istana Senthi dimana keluarga Ajabde berkumpul disana, tiba tiba di tengah perjalanan pasukan Bheel menghentikan iring iringan Pratap “Pangeran Pratap, berhenti ! Kamu tidak bisa melewati daerah ini !” semua orang melihat ke arah mereka kebingungan SINOPSIS MAHAPUTRA episode 279 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top