SINOPSIS MAHAPUTRA episode 252 (31 July 2014) by. Vany Desky Ratu
Hansa sedang mengawasi kegiatan Pelayan didapur. Ajabde pun datang
menghampiri ibunya. Ajabde meminta izin pada ibunya, Dia ingin pergi ke
tempat temannya.. Hansa Bai mengatakan kepadanya utk memeriksa dulu
apakah makanan telah dimasak dgn baik atau tdak. & Ratu Hansa juga
mengatakan pada Ajabde kalau Pangeran Pratap belum makan apa-apa,
mendengar itu Ajabde terlihat khawatir dgn Pangeran Pratap.
Mereka
berdua ingin tahu apakah Pangeran Pratap merasa baik atau tdak. Ajabde
ingin membuat khichdi utk Pangeran Pratap. Hansa Bai tersenyum melihat
Ajabde sedang sibuk dgn pelayanannya utk mempersiapkan makanan. &
kini diruangan makan, semua pria sudah duduk utk menyantap makanan
mereka. Pangeran Pratap memuji aroma khichdi tersebut. Saat itulah Ratu
Hansa Bai ingin mengatakan pada Pangeran Pratap kalau kitchdi itu buatan
Ajabde, namun Ajabde langsung menghentikan ibunya agar tdak mengatakan
kepada Pangeran Pratap bahwa ia telah membuat khichdi tersebut.
Hansa
Bai berbisik pada Ajabde, "Kau harus makan juga." Ucap Hansa Bai pada
putrinya itu, tapi Ajabde langsung membantah karena ia akan makan besok
setelah puja saja. Pangeran Pratap mendengarnya & tdak jadi melahap
makanannya. Hansa Bai mengatakan kepada Uday Singh tentang putrinya yg
keras kepala. Uday Singh mengatakan, "Dia sangat mirip dgn Ratu
Jaywanta." Ucap Raja Uday yg tersenyum menceritakan kemiripan antara
Ajabde & Ratu Jaywanta, sedangkan Pangeran Pratap hanya terdiam
mendengar ucapan Ayahnya. Di Mewar, Ratu Jaywanta sedang melakukan
pemujaan. Saat itulah Ratu Bathiyani datang menghampirinya.
Ratu
Bathiyani mengatakan kalau ia ingin makan bersama dgn dia hari ini,
kemudian Ratu Bathiyani memerintahkan pada pelayannya utk meletakkan
makanan itu diatas meja yg ada didekat mereka. Kembali ke Bijolia,
dimana Mamrak ji masih berada diruang makan bersama Pangeran Pratap
& Raja Uday. "Pangeran Pangeran Pratap, kenapa kau tdak makan?"
Tanya Mamrat Ji pada Pangeran Pratap. Pangeran Pratap menjawab kalau ia
tdak merasa seperti makan. "Aku akan makan nanti saja." Uday Singh &
semua yg lain terkejut mendengarnya. "Kau memuji makanan beberapa waktu
lalu & sekarang kau mengatakan Anda tdak lapar?" Tanya Raja Uday
dgn heranya pada Pangeran Pratap. Sejenak Pangeran Pratap menghela
nafasnya & mengatakan pada Ayahnya, "ya Bajirat, jika makanan yg
baik harus dipuji tetapi harus juga dalam keadaan lapar." Jawab Pangeran
Pratap yg berusaha tersenyum dihadapan semua orang. & Ajabde
langsung memotong pembicaraanya, "orang harus makan pada saat mereka
seharusnya utk makan." Pangeran Pratap hanya diam mendengar ucapan
Ajabde.
Mamrak
ji langsung mengatakan pada Ajabde kalau khichdi mungkin membosankan,
& mamrat ji terlihat tdak senang kepadanya. Pangeran Pratap langsung
membantah ucapan Mamrat Ji, Tdak..tdak Mamrat ji, saya suka khichdi
tapi saat ini saya merasa tdak lapar." Semuanya terdiam mendengar ucapan
Pangeran Pratap, & Uday Singh terlihat memikirkan sesuatu.
Dimewar,
Ratu Bathiyani memberitahu alasanya pada Ratu Jaywanta mengapa dia
melakukan semua ini. "Kakak & saya berbagi ikatan pahit tapi kita
berpikir sama pada satu masalah utk kesejahteraan Rana ji & kemajuan
Mewar ini. Aku pikir, aku harus datang pada kakak, & ingin
berbicara dgn kakak tentang hal yg sama. Aku tahu kau ingin Pangeran
Pratap menikah dgn Ajabde. Mengapa kau terjebak pada permasalahan ini?
Kau tahu itu bisa membawa konsekuensi negatif utk Mewar di masa yg akan
datang." Ucap Ratu Bathiyani pada Ratu Jaywanta, namun Ratu Jaywanta
tdak tertarik mendengarkan apa-apa tentang Ajabde. Jaywanta menjawab
kalau ia telah melakukannya di masa lalu. "mengapa kau mengatakan itu
padaku? Ratu Bathiyani menjawab pertama ia ingin Jaywanta mendengarkan
ucapanya & kemudian barulah dia mengambil keputusan apapun setelah
itu.
Ratu
Jaywanta setuju utk mendengarkanya. & Ratu Bathiyani mulai menghasut
Jaywanta pada Mamrak ji. "Mamrat Ji sedang mencoba utk menghidupkan
kembali ikatan lama / perasaan antara Ajabde & Pangeran Pratap.
Inilah sebabnya mengapa Mamrat Ji menyuruh Pangeran Pratap & Rana ji
utk datang keBijolia. Kenapa BIjolia lebih nyaman dari pada Mewar? Ini
semua tentang keuntungan Bijolia, kita tdak boleh membiarkan ini. Apakah
Mewar akan mampu mempertahankan namanya jika kita tdak menjaga
persahabatan dgn Marwar. Siapa yg lebih bermanfaat bagi kita - Bijolia
atau Marwar?" Ratu Bathiyani berusaha mengingatkan Ratu Jaywanta.
"Marwar sangat kuat. Jika Pangeran Pratap menikah dgn Phool kemudian
Mewar kita akan terlindung dari musuh apapun utk selamanya. Kakak juga
tahu bahwa kedua kerajaan sekarang telah berteman & begitu juga
Phool & Pangeran Pratap. Ini adalah waktu yg tepat utk mendorong
Pangeran Pratap utk memilih Phool & bukan Ajabde." Ucap Ratu
Bathiyani yg masih mencoba menghasut Ratu Jaywanta.
Setelah
Ratu Bathiyani pergi, Ratu Jaywanta tampak memikirkan ucapan Ratu
Bathiyani. Sedangkan Dibijolia, Uday Singh terlihat mengikuti Pangeran
Pratap dari belakang. Pangeran Pratap mengendap2 ke dapur & melihat2
dalam wadah makanan. Hingga akhirnya Pangeran Pratap berhasil menemukan
makanan & mengisi dua piring dgn makanan yg berbeda. Uday Singh
terus mengawasinya dari tempat persembunyiannya. Pangeran Pratap menutup
piringnya dgn daun, setelah itu ia segera pergi meninggalkan dapur.
Sedangkan Uday Singh terus mengikutinya dari kejauhan.
Saat
ini terlihat Ajabde sedang berdiri dibalkon kamarnya sambil menatap
langit2 malam. Dia merasa sedih memikirkan Pangeran Pratap yg tdak makan
apa-apa. Saat itulah Pangeran Pratap datang ke sana & meletakan
piring yg berisi makanan itu di atas meja. Ajabde masih belum menyadari
kehadiran Pangeran Pratap karena ia masih menatap kearah luar dari
balkon. Namun Ajabde terkejut mendengar suara Pangeran Pratap yg
memanggilnya. Ajabde segera menghampiri Pangeran Pratap, & Dia
memarahi Pangeran Pratap karena tdak makan makanan yg dimasak olehnya.
Pangeran Pratap pun menyuruh Ajabde utk melihat apa yg sudah ia bawakan,
Ajabde bertanya-tanya tentang dua piring yg ada diatas meja itu. Dgn
semangat Pangeran Pratap langsung membuka penutup piring itu, "satu
utkmu & satu utk diriku sendiri." Ucap Pangeran Pratap pada Ajabde.
Namun
Ajabde langsung menolaknya, "aku tdak bisa makan, Pangeran Pratap."
Pangeran Pratap tampak kecewa mendengar, "Baiklah aku juga tdak akan
makan." Tutur Pangeran Pratap pada Ajabde sambil berdiri dari duduknya,
Pangeran Pratap hendak melangkah keluar dari kamar Ajabde, namun
langkahnya terhenti saat ia sudah berdiri dihadapan Ajabde. "Aku,
Pangeran Pratap Singh. Aku juga dapat mengontrol rasa laparku." Ucap
Pangeran Pratap, ia ingin melangkah pergi meninggalkan Ajabde, namun
Ajabde mencoba menghentikannya agar makan sesuatu. Namun Pangeran Pratap
langsung mengatakan pada Ajabde, "kita secara tdak langsung sudah
menyakiti dewa dgn menahan lapar pada diri sendiri. Apakah baik utk
menyakiti dewa? Kau mengganggu Nya dgn tetap menahan rasa laparmu hingga
sekarang." Mendengar Ucapan Pangeran Pratap seperti itu, Ajabde mulai
tertawa & membuat Pangeran Pratap heran memandang Ajabde yg tertawa.
Ajabde berusaha menahan tawanya & memuji Pangeran Pratap, ia merasa
terkesan dgn logika atau ucapan Pangeran Pratap.
Pangeran
Pratap menatap heran dgn tingkah Ajabde, & Ajabde menyuruh Pangeran
Pratap utk makan bersama. Pangeran Pratap tetap diam, Mereka berdua
akhirnya duduk utk makan. Ajabde masih asik berbicara dgn senyumanya,
namun Ajabde langsung terdiam ketika Pangeran Pratap menatapnya dgn
tajam. Pangeran Pratap mulai makan, namun saat makanan itu sudah masuk
kedalam mulutnya, Pangeran Pratap segera meminum air yg ada didekatnya.
Pangeran Pratap melirik kearah Ajabde, "Ajabde, cobalah makan yg ini."
Ucap Pangeran Pratap sambil menunjuk makanan yg sama ia makan tadi.
Ajabde menuruti ucapan Pangeran Pratap & mulai memakannya, saat
itulah Ajabde merasa kepedasan & Pangeran Pratap tampak meliriknya.
Ajabde masih merasa kepedasan & mengatakan kepada Pangeran Pratap
utk tdak makan itu lagi. Pangeran Pratap segera menyuruh Ajabde utk
minum. & saat Ajabde sedang minum utk menghilangkan rasa Pedasnya,
Pangeran Pratap langsung tertawa melihatnya & mengejek Ajabde. Dari
balik tirai, Uday Singh tersenyum melihat keduanya.
Di Mughal,
seorang Prajurit mengumumkan kedatangan Rukaiyya Begum. Ratu Hamida, ibu Jalal &
Mahamanga terlihat menyambut Rukaiyya di rumah barunya. Rukaiyya Bi
melihat sekeliling utk menemui keberadaan Jalal. Ibu Jalal mengerti
maksud dari tatapan Rukaiyya, "Apa kau mencari Jalal? Aku akan membuatmu
segera bertemu dgnya setelah kesibukannya selesai, saat ini dia sedang
melakukan beberapa pekerjaan." Ucap Ibu Jalal pada Rukaiyya, &
Rukaiyya Bi berjanji utk tdak menimbulkan hambatan dalam pekerjaan
Jalal. "Aku akan pergi & menemuinya dimanapun dia berada." Tutur
Rukaiyya, Ibu Jalal langsung membawanya utk menemui Jalal yg berada
diruangannya. Setelah
mereka pergi, Mahamanga tdak terlihat terlalu bahagia dgn kedatangan
Rukaiyya. Kembali kebijolia, dimana Ajabde terus berbicara dgn Pangeran
Pratap, sementara Pangeran Pratap merasa mengantuk. Dia akhirnya jatuh
tertidur diatas kasur. & Ajabde terdiam ketika ia melihat Pangeran
Pratap seperti itu.
Ajabde
langsung menghampiri Pangeran Pratap, sedangkan Raja Uday yg masih
mengintip memutuskan utk pergi dari sana. Ajabde mulai meluruskan kaki
Pangeran Pratap ketempat tidur dgn baik & menyelimuti Pangeran
Pratap. Ajabde beralih keposisi lain utk menyesuaikan kepala Pangeran
Pratap di atas bantal, namun kepala Pangeran Pratap malah menindih
tangannya. Ajabde terjebak sekarang. Ajabde mencoba utk membebaskan
tangannya tapi tdak bisa karena dapat mempengaruhi tidur Pangeran Pratap
yg sedang tertidur nyenyak. Tiba tiba seekor
kelabang terlihat mendekati ke arah tempat tidur. Kelabang itu naik di
atas tempat tidur, & menggigit punggung Ajabde. Ajabde merintih
kesakitan akibat gigitan dari kelabang tersebut, tapi dia tdak bisa
berbuat apa-apa karena tangannya berada di bawah kepala Pangeran Pratap.
Ajabde semakin merintih kesakitan, & keringat mulai bercucuran
diwajahnya. SINOPSIS MAHAPUTRA episode 253