SINOPSIS RUHI TERSAYANG episode 30 (13 January 2014) by. Sally Diandra
Ketika mereka berada di luar mall, di halaman mall, Mihika nampak bingung ketika melihat Raman dan Ishita bersama sama, sebelum Mihika bicara macam macam, Ishita segera mengenalkan klien Raman pada adik sepupunya itu, kemudian mereka makan siang bersama sama, klien Raman memesan makanan untuk semua orang tapi Ishita memesan makanan special yang tanpa minyak untuk Ruhi, klien Raman memuji Raman dan Ishita “Tuan Raman ini sangat peduli pada keluarga meskipun melakukan banyak pekerjaan, bahkan masih sempat meluangkan waktunya untuk keluar bersama keluarganya” puji klien Raman, Ishita juga menambahkan pujian itu dan berkata “Hari ini saja, Raman bangun lebih dulu sebelum yang lain bangun, dia sangat tahu setiap hal sekecil mungkin tentang Ruhi dan ketika mau menuju ke sini tadi, dia mendorong mobil kami yang mogok sendirian” ujar Ishita sambil sesekali melirik ke arah Raman, sementara Raman merasa malu dan menyembunyikan wajahnya, sedangkan Mihika benar benar bingung dengan semua sandiwara ini, apalagi ketika klien Raman memanggil Ishita dengan sebutan nyonya Bhalla, Mihika benar benar terkejut “Ada apa nona ? Apa yang terjadi ?” rupanya klien Raman melihat raut muka kaget di wajah Mihika “Tidak, tidak apa apa, makanannya sangat enak, tuan ,,, hmmm yummmy” ujar Mihika, Shweta juga memuji Raman didepan suaminya kalau Raman itu pria pecinta keluarga,
Ishita segera mendekat ke arah Raman dan berbisik padanya “Sepertinya mereka tidak terlihat seperti hendak menginterogasi ?”, “Tidak usah membahas tentang hal itu, Ishita” ujar Raman cemas “Itu harus, Raman ,,, tapi aku tidak ingin membicarakannya” bisik Ishita, Shweta bertanya pada Mihika apakah dia sudah menikah atau belum, Ishita yang menjawab semua pertanyaan Shweta, Shweta juga bertanya pada Ishita, apakah mereka saling mencintai ketika menikah antara Raman dan dirinya, kali ini Mihika yang menjawab semua pertanyaan Shweta, kemudian Shweta mengatakan pada Mihika kalau ada beberapa laki laki Punjabi yang baik di London “Aku tidak suka dengan pria Punjabi, nyonya Shweta ,,, karena aku yakin kalau aku akan menemukan pria Tamilian yang baik dan lucu untuk diriku sendiri” ujar Mihika, saat itu Raman dan Mihir sudah mulai bosan dengan pembicaraan mereka “Sepertinya Mihika mempunyai masa lalu yang buruk” ujar Shweta “Tidak ada yang buruk, nyonya Shweta ,,, itu hanya soal lingkungan saja, baik itu baik atau buruk” Mihir setuju dengan ucapan Raman
Setelah selesai makan siang, Mihir memberikan mobilnya ke klien Raman untuk jalan jalan, sepeninggal mereka, Mihir bertanya tentang mobil Raman, Raman langsung menunjuk mobil Ishita, akhirnya mereka berlima masuk ke dalam mobil tersebut, ketika di dalam mobil, Mihika sangat marah pada Raman dan Mihir karena mereka telah menghina keluarga Ishita, kapanpun mereka inginkan, kemudian mereka menggunakannya kapanpun yang mereka mau “Mihika, aku mohon ,,, jangan katakan apapun kalau kamu tidak mengetahui segalanya” Mihir mencoba menjelaskan pada Mihika namun Mihika tidak bisa diam, dia terus nyerocos menyalahkan Mihir dan Raman “Ishita, bisakah kamu menghentikan mobilmu ini ?” pinta Mihir dengan sopan, rupanya Mihir hendak mengambil mobilnya, Ishita memintanya untuk bersama mereka, namun Mihir tidak mau karena sudah jengah dengan ucapan Mihika
Di tempat tuan Bhalla, tuan Bhalla dan tuan Iyyer sedang ngobrol satu sama lain, tuan Bhalla mendesak tuan Iyyer mengajukan sekretaris seperti yang terjadi sebelumnya tapi tuan Iyyer segera pergi, tak lama kemudian Ishita dan Raman sampai di tempat tinggal mereka, Mihika segera meninggalkan mereka menuju rumahnya, Raman membawa semua barang barang yang di belinya dan Ishita menggandeng Ruhi bersamanya, tuan Bhalla dan tuan Iyyer juga ada disana melihat semuanya dari kejauhan, Ishita menawarkan bantuan pada Raman tapi Raman menolaknya, Raman tidak masalah membawa semua barang barang itu, Ishita kemudian mengatakan padanya kalau Ruhi akan tinggal bersamanya karena dia sangat kelelahan sekarang, Raman tidak masalah dengan hal itu “Oh iya, Ishita, tadi ada mainan Ruhi di dalam kantong celanaku, kalau kamu tidak keberatan, bisakah kamu mengambilnya ?” tanpa pikir panjang Ishita segera mengambil benda itu dari dalam kantong celana Raman kemudian menaruhnya di dalam tasnya “Ishita, jika Ruhi membutuhkan mainan yang lain atau benda apapun, dia bisa mengatakannya padaku” kemudian mereka bertiga memasuki apartemen mereka,
Tak lama kemudian Shagun datang untuk menjemput Ruhi, Simmi melihatnya dari balkon, Simmi segera mengabarkannya pada ibunya Raman “Nyonya Bhallla, Shagun datang ! Jangan ampuni dia, nyoanya” Simmi meracuni pikiran nyonya Bhalla karena kemarin Shagun telah menghina mereka dan hari Shagun datang ke tempat mereka, Simmi dan nyonya Bhalla segera mencegah Shagun di depan rumah Ishita, nyonya Bhalla mulai mencerahami Shagun ketika dia mengetahui kalau Ruhi tidak bersamanya sejak semalam, tiba tiba Raman datang dan meminta mereka untuk masuk kedalam rumah dan Raman akan menerangkan pada semuanya, keduanya Ishita dan Raman saling memandang satu sama lain sambil memasuki rumah mereka masing masing.
Shagun segera ngobrol dengan Ishita, Shagun meminta maaf pada Ishita karena telah memberikan banyak permasalahan padanya “Tidak apa apa dan ini juga bukan salah Amma (pelayan Ruhi) karena saat itu Ruhi terus menerus menangis” ujar Ishita “Apakah kamu pulang terlambat dari pesta semalam, sehingga tidak bisa bangun ketika Ruhi menangis ?” Shagun salah tingkah kemudian berbohong pada Ishita “Aku sedang tidak enak badan hari ini dan Ashok memberikan aku pil tidur semalam, jadi aku tidak bisa bangun ?” tepat pada saat itu Ruhi menghampiri mereka dengan senyum manis di bibirnya namun senyum itu segera menghilang begitu dilihat Shagun ada disana, Ruhi langsung berbalik masuk ke dalam, melihat ulah anaknya yang seperti itu Shagun pun bersandiwara dengan pura pura menangis dan meminta saran dari Ishita “Apa yang harus aku lakukan agar Ruhi bisa dekat denganku ? Aku ini kan baru saja menjadi seorang ibu baginya” ujar Shagun sambil menangis “Jika Ruhi kembali pada Raman maka mereka akan mengatakan padanya untuk menjauhiku, sementara aku tidak bisa hidup tanpa Ruhi” Ishita meminta Shagun untuk tenang dan sabar, kemudian Ishita berbalik dan berjalan ke dalam menemui Ruhi untuk berbicara dengannya,
Sementara itu di dalam kamar, Ruhi sedang menangis, Ishita merasa iba padanya karena anak sekecil itu harus menderita kasus persidangan perceraian antara Raman dan Shagun, bagaimanapun juga Shagun adalah ibunya Ruhi dan sidang juga menginginkan Ruhi tinggal bersama Shagun, jadi Ishita harus bisa menjelaskan hal ini pada Ruhi, Ishita menghampiri Ruhi dan duduk di sebelahnya “Tante Ishita, aku tidak mau pergi dengan mama !” Ruhi langsung merajuk “Ruhi, mamamu sangat merindukanmu”, “Ruhi juga sangat merindukan nenek, papa, tante Ishita dan Muthu” Ishita tersenyum “Kami semua juga sangat merindukan kamu, sayang ,,, tapi kamu tahu kan kalau mamamu mencari cari kamu selama ini”, “Kenapa aku harus pergi, tante ?” tanya Ruhi polos “Karena semua anak anak tinggal dengan ibunya di rumah mereka, sayang”, “Itu bukan rumahku, tante” Ruhi masih terus merajuk “Rumah mama itu artinya rumah Ruhi juga, Ruhi bisa menelfon tante kapan saja kalau Ruhi ingin bertemu dengan tante dan tante pasti akan datang dan kita juga bisa ngobrol di telfon setiap hari seperti biasa, bagaimana ?” Ruhi menatap Ishita dengan tatapan yang polos “Aku sayang sekali sama tante”, “Tante juga sangat sayang sama Ruhi” balas Ishita sambil memeluknya erat
Akhirnya Ishita berhasil membujuk Ruhi untuk kembali ke Shagun, Ishita menggandeng Ruhi keluar dari kamar dan berkata “Mulai sekarang Ruhi jangan suka menangis lagi yaa ,,, dan tunjukkan pada mama apa yang kita beli hari ini” Ruhi mengangguk mengiyakan ucapan Ishita,
Pada saat yang bersamaan Mihika datang dan sangat terkejut ketika melihat Ruhi akan pergi “Tante Ishita, aku pasti akan kangen sekali sama, tante” Ishita segera memeluknya dan berkata “Tante juga akan sangat kangen sama Ruhi, kita tidak boleh mengucapkan selamat tinggal sambil menangis, kita akan mengucapkan selamat tinggal dengan perasaan bahagia ya” Ruhi mengangguk kemudian Shagun menggandeng tangan Ruhi namun Ruhi tidak mau melepaskan tangan Ishita, keduanya saling memandang satu sama lain lama kelamaan Ruhi melepaskan tangan Ishita dengan tatapan sedih kemudian Shagun meninggalkan rumah Ishita bersama Ruhi, sepeninggal mereka, Mihika langsung bertanya pada Ishita “Kak, kenapa kamu biarkan Ruhi pergi dengannya ?”, “Bagaimanapun juga Shagun adalah ibunya Ruhi” ujar Ishita “Tapi kamu tahu kan, kak ... dalam kasus ini situasinya berbeda” ujar Mihika heran “Aku tidak tahu apa apa, Mihika” ujar Ishita yang sebenarnya juga sangat menderita dan sedih, Ishita tidak bisa melakukan apa apa karena dia tidak punya hak atas Ruhi. SINOPSIS RUHI SAYANG episode 31 by. Sally Diandra