SINOPSIS MAHAPUTRA episode 203 (07 Mei 2014) by. Sally Diandra
Di pasar, Pratap berusaha menghampiri Jalal dengan senyumnya yang mengembang, Pratap ingin mengulang kembali kenangannya bersama Jalal, Gohar yang melihatnya dari kejauhan merasa heran, Gohar mencoba menghentikan Pratap agar tidak mendekati Jalal, Gohar menghampiri seorang anak kecil yang sedang memakan jalebi, kemudian dengan sengaja Gohar menyenggol jalebi yang dimakan oleh anak itu sehingga jalebi itupun jatuh ke tanah, anak kecil itu langsung menangis tersedu sesdu, Pratap yang saat itu hendak ke Jalal langsung menengok ke belakang dan melihat ke arah suara anak kecil yang sedang menangis, Pratap menghampiri anak kecil itu yang menangis karena jalebinya terjatuh, ibunya juga menghampirinya kemudian Pratap mengajak anak kecil itu untuk membeli jalebi lagi, rupanya tangisan anak kecil itu juga mengalihkan perhatian Jalal sehingga Jalal melihat Pratap yang sedang berjalan ke arah penjual jalebi, Jalal marah sambil mengeluarkan pedangnya, Bhairam Khan kembali mencegah Jalal untuk menemui Pratap secara face to face
Di desa, prajurit Bijolia dan Raja Mamrat Ji sudah sampai di desa ayah mertua Chakrapani “Lepaskan anak itu !” bentak Raja Mamrat Ji pada pasukan Afghanistan, di pasar Jalal marah ketika melihat Pratap “Aku akan membunuh Pratap, Baba Khan ! Dia fikir aku ini temannya maka dengan cara ini aku akan membunuhnya” ujar Jalal kesal dan marah “Tidak ! Tidak Yang Mulia, Pratap akan membunuh kamu !” Bhairam Khan menceritakan pada Jalal bagaimana Pratap membunuh musuh musuhnya “Aku adalah Yang Mulia Raja Jalalludin Muhammad, aku sangat berani dan aku tidak akan menyembunyikan diriku sendiri !” ujar Jalal sambil berbalik hendak mendekat ke arah Pratap berada, dalam perjalanan menuju ke tempat Pratap, Jalal teringat pada ucapannya Maham Anga, ibu asuhnya.
Tiba tiba semua orang berlari larian dan berjalan menuju ke arah Pratap, semua orang berlari lari kesana kemari sambil mengikuti seekor sapi yang berlari larian di tengah pasar, Pratap merasa heran dengan keramaian yang terjadi tiba tiba di pasar, Pratap melihat Laksmi sapi piaran Ajabde “Laksmi ? Mengapa dia ada disini ?” Pratap melihat ada dupatta Ajabde yang terikat di leher Laksmi, Pratap bisa mengetahui kalau ada keadaan genting yang disampaikan oleh Ajabde, Pratap bergegas pergi dari sana dengan menunggangi kudanya, Jalal hanya bisa tertegun ketika melihat Pratap pergi begitu saja “Kenapa Pratap langsung pergi cepat cepat begitu melihat sapi ini ?” Jalal merasa penasaran dengan keberadaan Laksmi “Yang Mulia, sapi ini adalah sapi piaraan anak perempuan Raja Bijolia” ujar Gohar
Di kerajaan Mewar, Raja Udai Singh dan Ratu Jaiwanta merasa senang karena mempersiapkan pernikahan untuk Pratap, anak sulung mereka “Pratap akan segera menikah, Ratu Jaiwanta” Ratu Jaiwanta tersenyum senang “Kita akan mencari seorang pengantin perempuan untuk Pratap, Rana Ji” sementara itu prajurit Mahmud Shah mulai bertarung dengan prajurit Raja Mamrat Ji, Raja Mamrat Ji terluka, sedangkan di kerajaan Bijolia, Ratu Hansa Bai merasa khawatir memikirkan suaminya, Raja Mamrat Ji “Ayah pasti akan baik baik saja, ibu” ujar Ajabde, Ratu Hansa Bai merasa heran dan cemas “Bagaimana bisa, Ajabde ?”, “Karena aku telah mengirimkan sebuah pesan untuk pangeran Pratap” Ajabde mencoba menenangkan ibunya
Sementara itu di desa tempat Raja Mamrat Ji bertarung dengan pasukan Afghanistan, Mahmud Shah mengejek Raja Mamrat Ji yang kalah oleh pasukannya “Apa yang akan pangeran Pratapmu katakan pada kami ? Jika seseorang akan memasuki tanah kami maka kami akan memotong tangannya, iya kan !” ujar Mahmud Shah sambil tertawa terbahak bahak kemudian Mahmud Shah dan pasukannya yang tersisa menuju ke benteng kerajaan Bijolia, semua orang merasa khawatir dengan pasukan Afghanistan.
Sepeninggal pasukan Afghanistan, Chakrapani yang tersungkur lemas ditanah dengan kondisi babak belur tersenyum senang, salah satu orang kepercayaan Mahmud Shah yang tertinggal disana merasa heran “Kenapa kamu tersenyum ?” Chakrapani semakin tersenyum senang “Sekarang kamu akan mendapatkan hasilnya dengan menyerang Mewar” ujar Chakrapani sambil mendengar derap kuda Pratap yang menghampiri ke arahnya, orang kepercayaan Mahmud Shah terkejut begitu melihat kedatangan Pratap yang langsung membunuh para prajurit Afghanistan dari atas kudanya, Pratap segera turun dari kudanya dan mengecek kondisi Raja Mamrat Ji dan Chakrapani “Pangeran, aku minta maaf, karena saat ini pasukan Afghanistan sedang bergerak menuju kerajaan Bijolia” ujar Chakrapani, Pratap sangat marah mendengarnya, tanpa menunggu lama Pratap langsung membunuh menteri Mahmud Shah tersebut
Pada saat yang sama, Mahmud Shah dan para prajuritnya telah sampai di depan gerbang utama kerajaan Bijolia, dengan mudah prajurit Bijolia mampu di lumpuhkan oleh pasukan Afghanistan, Mahmud Shah merasa senang karena akhirnya bisa menduduki kerajaan Bijolia, namun belum juga Mahmud Shah memasuki gerbang utama tersebut tiba tiba dari arah belakang Pratap datang dan langsung memotong kaki Mahmud Shah dengan pedangnya, Mahmud Shah jatuh terkapar di tanah, Mahmud Shah meminta maaf di depan Pratap sambil menangis dengan mengatupkan kedua tangannya didepan dada dalam posisinya terbaring lemah ditanah, Pratap mengampuninya dan menyuruh pasukan Afghanistan agar membawa Mahmud Shah pergi dari sana
Di tenda Jalal, Jalal marah karena tidak bisa membunuh Pratap, padahal Pratap sudah sangat dekat sekali dengan dirinya “Cukup sudah buatku ! Aku hanya ingin membunuh Pratap ! Aku telah menghabiskan banyak uang koin emas hanya untuk menghabisi Pratap !” Gohar hanya bisa diam saja mendengarkan amukan Jalal padanya, tak lama kemudian salah seorang prajuritnya mengabarkan pada Jalal kalau Pratap telah menghajar Mahmud Shah “Kalau begitu kita harus segera pergi dari sini, Yang Mulia” ujar Bhairam Khan, namun Jalal menolak “Aku kesini untuk membawa putri Phool bersamaku, aku tidak mau meninggalkan tempat ini !” bentak Jalal lantang SINOPSIS MAHAPUTRA episode 204 by. Sally Diandra