SINOPSIS MAHAPUTRA episode 202 (06 Mei 2014) by. Sally Diandra
Di sebuah pasar masih di daerah kekuasaan kerajaan Bijolia, nampak Pratap dan Jalal berada pada satu tempat yang sama, saat itu ketika Pratap dan teman temannya sedang berjalan jalan di dalam pasar, Pratap merasa ada yang mengikutinya di belakang, Pratap mencoba menengok kesana kemari namun tidak menemukan apa apa, tanpa sepengetahuan Pratap, Gohar masih terus membuntuti Pratap dan bermaksud hendak membunuhnya setelah semua rencananya gagal ketika mereka berdua bersama sama berada di istana “Benidas, rasanya ada yang tidak beres disini !” Pratap mulai merasa curiga dengan keadaan di sekelilingnya
Sementara itu para prajurit Afghanistan mendatangi sebuah desa dimana orang tua Shobagyawati tinggal disana, pasukan Mahmud Shah itu membuat kekacauan disana dengan membunuh dan mengusir orang orang desa tersebut
Sementara itu para prajurit Afghanistan mendatangi sebuah desa dimana orang tua Shobagyawati tinggal disana, pasukan Mahmud Shah itu membuat kekacauan disana dengan membunuh dan mengusir orang orang desa tersebut
Di pasar, prajurit Jalal mulai mendirikan tenda untuk beristirahat untuk Jalal dan Bhairam Khan, salah satu prajurit mengibarkan bendera Mughal namun langsung di cegah oleh Bhairam Khan “Beraninya kamu mengibarkan bendera ini ? Apakah kamu tidak tahu kalau ada seseorang yang melihat bendera ini maka mereka akan membunuh kita semua ! Mengerti kamu ? Masukkan bendera ini ke dalam ! Cepat !” akhirnya bendera itu tidak jadi di kibarkan “Aku sangat bersemangat dan tertarik untuk mengambil alih Mewar !” ujar Jalal, tanpa sepengetahuan Jalal, ternyata Pratap melihat Jalal dan tendanya, Pratap teringat pada kenangan manis mereka berdua
Sementara itu pasangan pengantin baru yang baru saja menikah, Chakrapani dan Shobagyawati nampak pulang ke desa Shobagyawati menggunakan gerobak sapi, sesampainya di desa ternyata desa itu telah sepi yang ada hanya para prajuit Mahmud Shah, mereka rupanya sengaja menjebak Chakrapani, Chakrapani mencoba melawan serangan prajurit Mahmud Shah sambil berteriak pada istrinya
untuk pergi dari sini, Shobagyawati merasa bingung dan gelisah akhirnya dia berbalik menuruti ucapan Chakrapani, berlari menuju ke kerajaan Bijolia sambil berteriak memanggil manggil nama Pratap
Di kerajaan Bijolia, Ajabde di antar oleh ibunya untuk menghadap ke hadapan ayahnya yang saat itu sedang menimang nimang adik bayi Ajabe dengan senyum sumringah di wajahnya, awalnya Ajabde ragu ragu hendak menemui ayahnya namun ibunya menguatkan Ajabde untuk menceritakan pada ayahnya kenapa dia meminta Pratap pergi, Raja Mamrat Ji merasa tidak suka dengan kehadiran Ajabde dan belum juga Ajabde menyampaikan maksud kedatangannya, dari arah luar istana, Ajabde mendengar dari arah luar istana ada suara yang memanggil manggil Pratap “Pangeran Pratap ! Pangeran Pratap ! Pangeran Pratap !” Ajabde dan Raja Mamrat Ji merasa heran, Ajabde mengenal suara itu suara Shobagyawati temannya, Ajabde segera melihat dari balik jendela dan dilihatnya Shobagyawati sedang berlari lari seperti orang yang ketakutan, bergegas Ajabde segera menghentikan Shobagyawati yang masih terus berlari “Shobagyawati, ada apa ?”, “Putri Ajabde, maafkan aku tapi dimana pangeran Pratap ? Dimana pangeran Pratap ?” Shobagyawati nampak cemas dan ketakutan yang amat sangat sambil menceritakan situasi yang terjadi di desanya, Raja Mamrat Ji hanya mendengarkan saja di belakang Ajabde “Shobagyawati, pangeran Pratap sudah tidak ada di Bijolia, dia sudah pulang ke Mewar” Shobagyawati panik begitu mendengar ucapan Ajabde dan langsung jatuh pingsan tidak sadarkan diri, Raja Mamrat Ji segera meminta prajuritnya untuk berkumpul sekarang juga
Di ruang pribadi raja, Raja Mamrat Ji sedang memberikan pengarahan pada para prajuritnya kalau mereka akan berperang melawan pasukan Mahmud Shah, orang orang Afghanistan, Ajabde memasuki ruangan itu seraya berkata “Ayah, kita bisa memanggil pangeran Pratap dengan surat ini” ujar Ajabde sambil memberikan selembar surat pada ayahnya namun Raja Mamrat Ji menolaknya “Tidak ada seorangpun yang bisa mengirimkan surat ini ke pangeran Pratap” ujar Raja Mamrat Ji kesal sambil menyobek nyobek surat yang di buat oleh Ajabde, kemudian berlalu dari sana di ikuti oleh para prajuritnya, Ajabde merasa sedih melihat situasi yang terjadi saat ini, tiba tiba Ajabde teringat pada Laksmi sapi piarannya “Aku punya ide, Laksmi, dia pasti bisa memberikan pesan ini ke pangeran Pratap !” Ajabde segera menghampiri Laksmi dan memintanya agar menemui Pratap, Ajabde mengikatkan dupattanya di leher Laksmi kemudian melepas tali yang mengikat leher Laksmi dan menyuruh Laksmi pergi mencari Pratap dimanapun dia berada
Di pasar, teman teman Pratap ingin membeli Jalebi (makanan ringan yang dijual di pasar) “Pangeran Pratap, aku ingin membeli jalebi, apakah kamu juga mau membelinya ?”, “Tidak, tidak ,,, aku tidak mau membelinya” kedua teman Pratap nampak sedih “Ayolah, pangeran ,,, aku mohon, ayoo kita beli makanan itu”, “Baiklah” akhirnya mereka bertiga menghampiri penjual jalebi tersebut, saat itu Gohar masih terus mengikuti Pratap di belakang
Di tenda Jalal, Jalal saat itu juga sedang mencicipi jalebi “Sekarang aku ingin pergi untuk membeli makanan ini sendiri dan mencicipinya” ujar Jalal kemudian berlalu keluar tendanya, sedangkan Pratap yang sedang menuju ke penjual jalebi kembali merasa ada orang yang mengikutinya di belakangnya, Pratap segera berbalik ke belakang namun Gohar kembali bersembunyi, tepat pada saat itu ketika Gohar sedang menghindar dari tatapan Pratap, Gohar hampir saja menabrak Jalal dan Bhairam Khan yang juga sedang berjalan jalan di pasar “Yang Mulia, maafkan aku ,,, aku kesini mengikuti Pratap dan dia telah sampai disini, di pasar ini” ujar Gohar, Jalal marah dan geram mendengar ucapan Gohar “Yang Mulia, lebih baik kita kembali ke tenda kita saja” Bhairam Khan langsung menggeret lengan Jalal “Aku tidak takut dengan Pratap, Khan Baba (panggilan Jalal ke Bhairam Khan) ! Aku ingin mencicipi jalebi !” Jalal bersikeras hendak menuju ke tempat Pratap namun Bhairam Khan terus mencegahnya
Di desa, Chakrapani akhirnya bisa di lumpuhkan oleh para prajurit Afghanistan, Chakrapani menjadi bual bualan para prajurit itu, Chakrapani di lempar ke sana kemari, tubuh Chakrapani lemas dan tidak memberikan perlawanan apapun, para prajurit Afghanistan merasa senang, apalagi ketika Chakrapani jatuh terkulai lemas di tanah, mereka tertawa terbahak bahak melihat Chakrapani yang sudah tidak berdaya, kemudian mereka menginjak injak tubuh Chakrapani, tak lama Mahmud Shah datang menghampiri para prajuritnya, salah satu orang kepercayaan Mahmud Shah mengabarkan kalau Chakrapani adalah teman Pratap, tak lama kemudian ayah mertua Chakrapani menghampiri Chakrapani bermaksud hendak menolongnya namun para prajurit Afghanistan itu malah menghajar ayah mertua Chakrapani dan Chakrapani hingga babak belur
Di kerajaan Bijolia, Shobagyawati terbangun dari pingsannya sambil berteriak ketakutan, Ajabde, Ratu Hansa Bai dan Phool berusaha menenangkan Shobagyawati “Lalu siapa yang akan menyelamatkan kita dari prajurit Afghanistan itu, Ajabde ,,, mereka datang dengan pasukan yang sangat besar” Shobagyawati semakin ketakutan “Shobagyawati, berdoalah pada Dewa”
Di kerajaan Bijolia, Shobagyawati terbangun dari pingsannya sambil berteriak ketakutan, Ajabde, Ratu Hansa Bai dan Phool berusaha menenangkan Shobagyawati “Lalu siapa yang akan menyelamatkan kita dari prajurit Afghanistan itu, Ajabde ,,, mereka datang dengan pasukan yang sangat besar” Shobagyawati semakin ketakutan “Shobagyawati, berdoalah pada Dewa”
Di pasar, ketika Pratap sedang melihat ke sekelilingnya, tiba tiba Pratap melihat Jalal sedang ngobrol dengan seseorang yang sebenarnya itu adalah Bhairam Khan yang berdiri membelakangi Pratap, Jalal dan Bhairam Khan sedang membahas tentang kehadiran Pratap di pasar itu, sementara Pratap merasa senang karena bisa ketemu dengan Jalal, teman lamanya yang dulu bertemu di kuil Meera Bai, dengan perasaan senang karena akan bertemu dengan teman lama, Pratap segera menghampiri Jalal dengan senyumnya yang mengembang di wajahnya, dari kejauhan Gohar yang melihat Pratap menghampiri Jalal merasa kebingungan dan heran, sedangkan Jalal masih terus berdebat dengan Bhairam Khan SINOPSIS MAHAPUTRA episode 203 by. Sally Diandra