SINOPSIS MOHABBATEIN episode 164 by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 164 by. Sally Diandra Dirumah Ashok, Adi sangat senang dan sangat menikmati pelajarannya dengan Bala, Bala mengajarinya dengan baik, saat itu salah satu pelayan datang dan meminta Adi untuk mencoba pakaiannya “Ibumu tadi minta agar kamu mencoba baju baju ini dulu, Adi”, “Aku nggak mau, bilang sama ibu agar tidak menggangguku dulu” ujar Adi kesal “Adi, coba saja, tidak apa apa, aku akan menunggumu” bujuk Bala “Tapi ini baju, dimana ibu ? Katakan padanya untuk mengganti baju ini !” bentak Adi, saat itu Shravan menelfon Bala, mereka berdua ngobrol dengan penuh cinta, Adi mendengar pembicaraan mereka dan merasa merindukan ayahnya sendiri, Raman 

“Ayah sudah lama sekali tidak berenang denganmu, ayah sangat kangen sama kamu, kenapa kamu meninggalkan ayah begitu saja dan langsung pergi ? Ya sudah nanti ayah pasti akan datang” Adi jadi berfikir begitu mendengar pembicaraan mereka berdua “Ada apa, Aditya ? Apakah kamu baik baik saja ?” Adi mengangguk “Apakah kamu selalu berenang bersama anakmu, pak ?” Bala mengangguk sambil tersenyum “Iyaa, kami berenang, kami bermain sepak bola dan kriket, sangat menyenangkan sebuah hubungan yang terjalin antara ayah dan putranya, dia itu bukan saja anakku tapi juga sahabat terbaikku, dia baru saja pergi selama 10 hari tapi aku sangat merindukannya” Bala melihat Adi sedang memikirkan sesuatu, kemudian mereka kembali belajar 

Vandu akhirnya datang ke rumah keluarga Iyer dan sangat senang begitu bisa melihat Shravan setelah beberapa hari Shravan pergi ke kemah musim panas, saat itu dokter kandungannya menelfon dirinya “Selamat nyonya Vandu, kamu saat ini sedang hamil 3 bulan” Vandu kaget, sementara itu Mihir sedang ngobrol dengan Raman, mereka sedang membicarakan pertandingan sepak bola dunia FIFA 2014, Romi datang dan bergabung dengan mereka dan membahas tentang siapa yang akan menang untuk tahun ini “Romi, bagaimana kamu punya waktu untuk menonton pertandingan ini ?”, “Kakak, aku kan bekerja sepanjang waktu” bela Romi, Raman kemudian taruhan sama Mihir kalau yang menang adalah Brazil, 

Saat itu Romi mendapat telfon dari temannya yang bernama Sharad “Romi, hari ini adalah hari pernikahanku”, “Selamat, akhirnya kamu bersama Tina kan ?” sahut Romi “Bukan dengan Tina, aku butuh bantuanmu, Romi ,,, kami melakukan pernikahan diam diam, datanglah ke kantor registrasi”, “Apa yang kamu katakan ?” Romi bingung “Kamu tidak tahu karena kamu sudah lama tidak ketemu denganku, aku mohon datanglah ,,, temui dia dijalan CP dan bawa dia kesini, dia akan mengenakan gaun yang berwarna kuning” ujar Sharad, sementara itu Mihir memberitahu Raman kalau dirinya akan pulang lebih awal hari ini “Baiklah, katakan padaku, apakah kamu mau pergi dengan Mihika ? Pergilah dan temui dia” Mihir lalu pergi meninggalkan Raman, dalam hati Romi menggerutu “Kak Raman tidak mengijinkan aku menonton pertandingan dan lihat dia malah mengijinkan Mihir menemui pacarnya” bathin Romi, tak lama kemudian dilihatnya Raman tidak ada diruangannya “Kebetulan kak Raman dan Mihir tidak ada dikantor, maka aku akan pergi juga” ujar Romi senang 

Pammi dan tetangga lainnya datang berkunjung kerumah nyonya Bhalla untuk pergi berbelanja, nyonya Bhalla juga sudah siap, mereka menyarankan untuk mengajak Amma juga “Nyonya Iyer sedang pergi bersama suaminya ke tempat fisioterapi” ujar nyonya Bhalla, saat itu Vandu dan Mihika baru sampai disana dan bertemu dengan nyonya Bhalla “Aku mau pergi dulu”, “Ibu, bagaimana aku bisa mengurusi anak anak ini semuanya ?” tanya Simmi cemas “Aku yang akan mengurusinya, Simmi ,,, tidak usah khawatir” sela Mihika, 

Saat itu Mihir datang dan meminta Mihika untuk bersiap siap “Mihir, aku harus mengurusi anak anak dulu, kamu harus setuju denganku kalau kamu ingin kita pergi kencan special berdua”, “Baiklah” akhirnya Mihir pasrah dan semua orang meminta Mihir untuk mengurusi anak anak mereka bersama sama “Iyaaa, iyaa, aku bisa”, “Jadi kami semua akan pergi bersama sama, saatnya berbelanja” sahut Mihika dan semua orang meminta Mihir untuk menjaga anak anak mereka, lalu mereka pergi berbelanja, Mihir cuma bisa memegangi keningnya saja Sarika mendapat telfon dari Ishita “Sarika, kamu pergi ke kantor kan ? nanti orang kita yang akan menjemput kamu” ujar Ishita, 

Sementara itu Mihir tidak bisa mengurusi anak anak yang bandel itu, karena mereka saling bertengkar, berkelahi satu sama lain “Tolong, tolong, aku mohon, hentikan” anak anak itu tetap tidak mau mendengarkan ucapan Mihir “Ya sudah, lakukan apapun yang kalian inginkan ! Aku tidak bisa mengendalikan mereka, Ya Tuhan ,,, siapa yang akan menyelamatkan aku dari situasi seperti ini ? Hanya ada satu orang disana” ujar Mihir pasrah, Sarika akhirnya sudah sampai di jalan, Sarika juga mengenakan baju berwarna kuning, saat itu Romi juga datang ke tempat yang didatangi oleh Sarika, mereka saling terkejut satu sama lain dan terjadi kesalah pahaman diantara mereka “Ayooo, kita pergi, sudah hampir terlambat, apakah kamu tahu dimana tempatnya ?”, “Aku tahu tempatnya, ikutlah denganku” ajak Romi, mereka berdua pun pergi 

Sesaat kemudian mobil putih bernomer 322 lewat disana, dan Raman akhirnya sampai juga dirumah, Mihir langsung memeluknya “Tunggu disini, aku akan datang lagi nanti”, “Heeiii, Mihir ,,, aku menunda meeting hanya untuk kamu, katakan padaku” Mihir segera berlalu dari sana, Raman sangat pusing melihat ulah anak anak ini, Raman kemudian mengangkat Ruhi dan Shravan lalu meminta mereka berhenti, Raman memarahi mereka semua dan menyuruh mereka masuk ke dalam kamar, mereka semua ketakutan melihat Raman dan mereka pergi secara diam diam ke dalam kamar, Mihir kemudian mengirimkan sms ke Raman “Raman, maafkan aku, aku harus pergi, aku tidak bisa mengurusi anak anak itu, aku tidak bisa menonton pertandingan bola dunia, kamu bisa memukulku nanti daripada harus mengurusi anak anak, aku tidak sanggup” Raman benar benar kesal 

Tak lama kemudian Ishita menelfon Raman “Bagaimana kabarmu ? Dimana Mihir ?”, “Dia sedang pergi” ujar Raman kesal “Jadi dia pergi begitu saja dan meninggalkan anak anak disana ? Baiklah, aku akan pulang kerumah, kamu pasti tidak bisa mengurusi mereka kan ?” sindir Ishita “Kenapa tidak ? Aku bisa”, “Kamu tahu, kami para wanita, pergi berbelanja untuk menghilangkan rasa setres karena mereka” ujar Ishita “Aku bisa mengurusinya dengan baik” Raman berpura pura seolah olah bisa mengurusi anak anak dengan baik “Bagaimana dengan Ananya ?”, “Dia sedang tidur saat ini” ujar Raman “Baiklah, berikan dia susu kalau dia bangun nanti, botol susunya biasanya ada disebelahnya” kemudian telfon mereka pun berakhir, dilihatnya anak anak sedang bermain main dengan Ananya, 

Raman merasa cemas “Heiii dia ini bukan bola, dia ini adiknya Ruhi” Raman segera mengambil Ananya dari anak anak itu, mereka semua tertawa melihat kepanikan Raman, kemudian Raman membuat susu untuk Ananya “Ayah, Shravan membuat masalah denganku !”, “Ruhi, kamu juga membuat masalah dengannya kan ?” balas Raman “Baiklah !” Ruhi kemudian kembali ke kamar, tak lama kemudian Raman melihat anak anak lagi “Apalah ini rambutnya Shravan ? Ruhiiii, apa yang kamu lakukan ?”, “Tadi ayah bilang aku juga bisa membuat masalah dengan Shravan” Raman panik “Kapan ayah mengatakan seperti itu ?” saat itu Shravan menangis sambil berkata “Ruhi memotong rambutku” Raman berusaha membujuknya untuk berhenti menangis dan tidak menceritakan pada siapa siapa “Aku janji, aku akan memotong rambut Ruhi” ujar Shravan kesal 

Sementara itu Romi membawa Sarika ke Sharad “Kantor Registrasi ?” tanya Sarika heran, Romi menemui Sharad yang terlihat bahagia “Dimana dia, Romi ?”, “Lihat dia, dialah satu satunya” Sharad kaget “Kamu sudah sinting apa ? Bukan dia orangnya ! Aku tidak akan menikahinya !” bentak Sharad “Romi, kamu itu telah membawa gadis yang salah !”, “Apa ? Kamu bilang jalan CP kan, gaun berwarna kuning” tanya Romi heran “Tapi bukan dia, pacarku mungkin saat ini sedang menunggu aku sambil berfikir, bisa saja dia jadi berubah pikiran !” ujar Sharad “Dokter Ishita yang mengirimkan aku kesini” ujar Sarika bingung, Romi meminta maaf pada Sarika “Kami akan melakukan sesuatu untukmu, jangan cemas” ujar Romi, sementara itu gadis yang bernama Nidhi yang akan dinikahi Sharad datang sendirian kesana, Romi langsung memegang kedua telinganya dan meminta maaf ke Sarika “Tolong jangan katakan hal ini pada kak Ishita karena dia pasti akan mengatakannya ke kak Raman dan kak Raman akan memukulku nanti”, “Pergilah dan nikmati saja pesta pernikahannya, aku akan pergi” ujar Sarika kemudian berlalu dari sana 


Di rumah keluarga Bhalla, Raman menceritakan sebuah dongeng untuk anak anak “Kami sudah pernah mendengarnya, paman ,,, ceritakan saja yang lain”, “Baiklah” lalu Raman mengganti ceritanya, lagi lagi anak anak sudah pernah mendengarnya, Raman berusaha keras untuk mengurusi mereka, anak laki laki dan anak perempuan saling berkelahi satu sama lain sambil melempar bantal, tak lama kemudian para wanita pulang ke rumah, Ishita langsung menangkap bantal yang mengarah padanya dan dilihatnya rumah mereka berantakan, anak anak itu langsung menunjukkan sikap yang polos “Ini sebenarnya ,,,” Raman berusaha memberi alasan tapi tiba tiba Ananya pipis “Simmi, anakmu pipis ini, ambil dia” Simmi segera mengambil Ananya, Pammi juga mengajak pulang anak anak yang lain, Ishita tertawa geli, sedangkan Raman nampak sangat kelelahan setelah melaksanakan tugas berat tersebut SINOPSIS MOHABBATEIN episode 165 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top