SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 860 “PEREMPUAN DIBALIK PENCULIKAN ISHITA” by. Sally Diandra
Mani meminta Ruhi untuk memberikan kesempatan pada dirinya sendiri, Ruhi segera pergi dari sana, Ishita tersenyum haru, Mani melihat kehadiran Ishita “Ishu ,,,” Ishita kemudian menghampiri Mani “Bagaimana aku harus mengucapkan terima kasih padamu, Mani ,,, selama ini kami tidak bisa menjelaskan pada Ruhi hal yang sederhana seperti itu tapi kamu menjelaskannya dengan begitu mudah, Ruhi sangat menyayangi Pihu, ini yang membuat mudah bagimu, kamu telah menyatukan keluargaku, Mani ,,, terima kasih”, “Kamu tidak perlu berterima kasih padaku, Ishu ,,, aku hanya menunjukkan padanya sebuah pandangan baru, dia telah siap tinggal disini” sahut Mani “Semuanya sudah berakhir dan aku juga seharusnya pergi dari sini, aku datang kesini untuk menyatukan Ruhi dengan keluarganya” ujar Ishita
Raman memberitahu Mihir kalau dirinya telah memberitahu polisi, polisi datang kesana, inspektur polisi bertanya ke Raman “Siapa penculiknya ? Apakah kamu tahu tentang dia ?”, “Dia itu pengacaraku sendiri, Anil” sahut Raman “Apa kamu punya buktinya”, “Kamu akan mendapatkan semua jawabannya, pak polisi” Raman merasa yakin “Apa kamu yakin dengan rencanamu sendiri, tuan Raman ?” Raman mengangguk mantap mengiyakan “Raman, kenapa Anil akan memberikan bukti kejahatannya ?”, “Anil lupa tentang sekolahnya dimana dia belajar, aku telah begitu percaya padanya” Mani menyela ucapan Raman
Mani masih ngobrol dengan Ishita “Kamu benar, Ishu ,,, kamu harus segera meninggalkan rumah ini sekarang juga karena pekerjaanmu sudah selesai”, “Kenapa harus sekarang ?” tanya Ishita heran “Karena semua orang sudah tertidur dan tidak ada seorangpun yang bisa menghentikan kamu, kalau kamu tetap tinggal disini, maka hal itu akan tidak adil bagi Shagun, ayooo ikut denganku” pinta Mani “Aku tahu hal ini pasti akan sangat sulit bagimu kalau kamu tinggal lebih lama lagi disini, ayooo ikut denganku, aku akan membantu kamu berkemas kemas” sahut Mani
Raman dan Mihir akhirnya sampai di sebuah pub “Aku rasa Anil tidak akan datang sekarang, kita harus berpencar, kalau tidak dia pasti akan mencurigai kita” sahut Raman, saat itu Ishita dan Mani sedang berkemas kemas “Aayyooo Ishita, ikutlah denganku” tiba tiba Ishita berhenti dan memandangi foto keluarganya, Mani meminta Ishita untuk cepat namun Ishita malah menangis sambil berjalan ke arah pintu depan “Ayooo Ishu, ikutlah denganku”, “Aku harus pergi tapi aku tidak mempunyai keberanian, Mani” ujar Ishita sambil menangis “Kenapa ? Apa yang terjadi ? Kamu ingin meninggalkan rumah ini bukan ? Kenapa kamu butuh waktu lagi ? Kalau ada yang datang, maka hal itu akan menjadi masalah” ujar Mani, rupanya Ishita tetap tidak menginjakkan kakinya keluar rumah “Ada apa, Ishu ? Kamu tidak mau keluar dan kamu bicara tentang meninggalkan rumah ini ? Bagaimana bisa kamu berfikir kalau kamu mau pergi ke Australia, siapa yang kamu khianati ? Dirimu sendiri ? Aku kenal kamu melebihi diriku sendiri, kamu bilang ke sahabatmu kalau tugasmu telah selesai dan kamu akan pergi, tapi jiwamu tetap ada disini, kamu menyayangi Raman dan anak anak, jangan lakukan kesalahan ini, Ishu ,,, kamu telah mendapatkan semuanya kembali, jangan sampai kamu kehilangan lagi” Ishita hanya bisa menangis,
Saat itu Adi datang dan melihat mereka “Ibu Ishi, apa ibu akan pergi ? Apa ibu pikir tugas ibu sudah berakhir karena Ruhi telah pulang kerumah ? Lalu bagaimana dengan aku ? Aku memang bukan anak kandungmu tapi aku membutuhkanmu, jangan tinggalkan aku, Ibu Ishi”, “Maafkan aku, Adi” sahut Ishita “Sudah cukup ! Aku tahu sekarang kalau ibu Ishi memang tidak mencintai aku” Ishita tertegun “Apa kamu gila ? Aku minta maaf, kamu tahu kan betapa aku menyayangi kamu” Ishita langsung memeluk Adi dan mereka berdua menangis bersama, Mani juga ikut menangis melihat mereka berdua “Adi, aku tidak akan pergi kemana mana”, “Aku rasa kita harus pergi, Ishu” sela Mani
“Mani, aku ,,,”, “Jangan khawatir, Ishu ,,, ini bukan perpisahan terakhir, aku sudah memutuskan untuk pindah ke India saja ketika kamu tinggal bersama Raman, kamu pasti akan bertengkar dengannya, jadi kamu pasti membutuhkan sahabatmu ini untuk mengeluh tentang dia, jadi aku akan tetap berada disini” Ishita tersenyum mendengar penjelasan Mani sambil memegang tangan Mani “Aku harus mengurus Aaliya sebagai seorang ayah yang bertanggung jawab, saat ini dia sedang keluar rumah” Mani kemudian berlalu dari sana, Adi meminta pada Ishita untuk tidak pernah meninggalkan mereka, Ishita lalu memeluknya
Aaliya sedang berada di pub yang sama dimana Mihir dan Raman berada disana, Mihir melihat Aaliya sedang minum di pub itu, Mihir mengira kalau pacar Aaliya pasti akan mengurusnya kalau dia mabuk berat, saat itu Mihir melihat seorang pria membubuhkan sesuatu ke dalam gelas Aaliya, Mihir bergegas menemui Aaliya dan memberitahu Aaliya kalau pria yang bersamanya itu membubuhkan sesuatu ke dalam minumannya “Aku tidak mabuk, ini bukan seperti itu, paman”, “Aku melihat kamu meminumnya, Aaliya” Mihir langsung memarahi pria itu “Paman, aku memang minum obat dengan air” Mihir langsung mengeceknya “Ini ,,,”, “Iyaa, itu adalah air” saat itu seorang gadis datang menghampiri mereka dan berkata “Varun ini adalah pacarku” ujarnya sambil mencium pacarnya itu “Bagaimana bisa kamu menciumnya didepan semua orang ?”, “Kenapa paman ini sangat kuno ?” ujar Aaliya
“Maaf, Mihir memang kuno” sela Raman sambil membawa Mihir bersamanya “Apa yang kamu lakukan ?”, “Aku hanya membantunya saja” saat itu mereka melihat Anil, Raman segera menemui Anil “Ani, kamu disini juga rupanya, sungguh sangat mengejutkan, lihat wajahmu jadi pucat begitu seperti mayat” ejek Raman “Aku sedang menunggu istriku”, “Kamu telah memilih sebuah tempat yang bagus, silahkan bersenang senang” Raman kemudian berlalu dari sana, tak lama kemudian Mihir memberitahu Raman kalau Anil telah meninggalkan tempat itu “Bagaimana kita bisa menangkapnya ?”, “Jangan khawatir, dia pasti akan memberikan alasan kenapa dia datang kesini” Raman merasa optimis
Sementara itu Anil merasa heran “Apa yang Raman lakukan disini ?” Anil kemudian menelfon Ismail, sedangkan Raman juga mendapat telfon dan meminta inspektur polisi untuk datang kesana, saat itu Raman sedang menjawab telfonnya, Anil merasa heran “Dimana kamu, Ismail ?” Raman lalu meminta Anil untuk berbalik dan melihat wajahnya, Anil berbalik dan terkejut ketika dilihatnya Raman telah berdiri didepannya, Raman langsung menamparnya dengan keras
“Jadi kamu ini bossnya Ismail ? Urus dia Mihir” inspektur lalu bertanya padanya “Kalian tidak bisa menanyai aku tanpa ada jaminan” inspektur polisi langsung menampar Anil dan menahannya “Jangan khawatir tuan, Raman ,,, kami pasti akan menginterogasinya” ujar polisi “Aku benar benar tidak percaya kalau Anil yang melakukan ini semua”, “Aku hanya ingin tahu siapa yang menyuruhnya melakukan hal ini” sahut Raman
Vandu meminta Mihika untuk membuat kopi “Kamu ini yang paling muda makanya aku meminta kamu untuk membuatnya” ujar Vandu sambil mengajak Ishita untuk ikutan “Kak Ishita itu sedang memikirkan kak Raman, kak”, “Ishita dan Raman memang diciptakan untuk satu sama lain, kalian berdua telah melakukan hal hal yang gila untuk satu sama lain dan sekarang Ruhi telah kembali, tidak ada seorangpun yang bisa menghentikan kamu dan Raman bersatu”, “Tapi bagaimana dengan Pihu ? Raman adalah ayahnya dan Shagun adalah mamanya, Shagun telah memberikan banyak hal untuk keluarga ini, ini sungguh sangat membingungkan, bagaimana kiga akan menyelesaikan permasalahan ini ?”
Saat itu Ishita mendapat telfon dari Raman dan berkata “Terima kasih yaa Dewa” kemudian Ishita memberitahu Mihika dan Vandu kalau Anil telah di tahan, Ishita mendapat telfon yang lain “Baiklah, aku akan datang” Ishita lalu memberitahu saudaranya kalau istrinya Ismail yang bernama Sakina datang ke rumahnya dan ingin bicara sesuatu yang sangat penting
Di kantor polisi, polisi sedang menghajar Anil habis habisan, Raman dan Mihir hanya bisa memperhatikan dari kejauhan “Aku hanya melakukan semua ini ! Aku hanya mengikuti instruksinya !”, “Siapa orang itu ?” bentak polisi, saat itu Sakina memberitahu Ishita agar tidak memasukkan suaminya ke dalam penjara ”Jangan khawatir, nanti aku akan bilang ke Raman”, “Suamiku bilang kalau ada seorang perempuan yang berada di balik penculikkanmu itu” Ishita kaget “Apa ? Aku tidak mengerti, bagaimana bisa dia itu seorang perempuan ?”SINOPSIS MOHABBATEIN episode 861 by. Sally Diandra