SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 822 “SHAGUN MERASA TERANCAM” by. Sally Diandra
Dirumah keluarga Bhalla, Ishita lalu masuk ke kamar Raman, dilihatnya dekorasi di kamar itu masih sama seperti tujuh tahun yang lalu ketika Ishita meninggalkan rumah itu, Ishita jadi teringat akan kenangan indahnya dengan Raman, sesaat Ishita menangis, Shagun masuk ke sana dan menatap ke arah Ishita “Ishita, aku datang kesini untuk mengosongkan lemari, kamu pasti butuh cukup ruang untuk menaruh barang barangmu” Ishita menggeleng “Tidak perlu, Shagun ,,, aku datang kesini bukan untuk membuat aku jadi menetap disini, ini hanya membutuhkan beberapa hari saja”
Saat itu Raman masuk juga ke kamar dan berkata “Ishita, masukan barang barangmu ke dalam lemari, tidak perlu ditaruh di dalam koper terus” Shagun segera berlalu dari sana meninggalkan mereka berdua “Ishita, Shagun dan aku tinggal bersama hanya untuk Pihu saja”, “Raman, tidak usah menjelaskan semuanya” pinta Ishita “Kamu bisa menata kamar ini seperti sebelumnya, kamu juga bisa tidur di tas tempat tidur” Ishita mengangguk mengiyakan
Tak lama kemudian Niddhi datang ke rumah keluarga Bhalla sambil berteriak memanggil Raman “Raman Bhalla !” semua orang kaget dan datang ke ruang tamu dimana Niddhi berada “Keluar kamu, Niddhi !” bentak Raman kesal, Niddhi melihat ke arah Ishita yang ternyata sudah ada disana “Oooh jadi kamu masuk ke rumah ini lagi ? Apa perlunya masuk ke rumah ini ?” ejek Niddhi sinis
“Aku baru tahu kalau bu hakim memberikan kalian waktu 30 hari untuk memenangkan hati Ruhi, iya kan ?”, “Pergi kamu dari sini, Niddhi !” sela Raman marah “Kendalikan amarahmu, Raman ,,, aku punya kesepakatan, jika kamu ingin aku memberikan kesepakatan ini maka aku ingin sejumlah uang 15 crores dari kamu !” semua orang yang ada disana terkejut dan tidak percaya begitu mendengar ucapan Niddhi
“Tarik kembali kasus ini, maka aku akan mengembalikan Ruhi”, “Tidak perlu untuk omong kosong seperti ini, kami akan berusaha sendiri untuk mendapatkan putri kami kembali !” sela Ishita “Hentikan sandiwaramu ini, Ishita ,,, di hari kamu kalah nanti maka harimu akan berakhir, kalau kamu mengira Ruhi akan datang ke rumah ini, kamu salah besar ! Ruhi sudah tahu yang sebenarnya, berikan saja uangnya padaku, dengan begitu aku bisa pergi dari kehidupan Ruhi, kalau tidak dia tidak akan mau menerima siapapun dari keluarga Bhalla, putuskan hal itu dan katakan padaku nanti !” Niddhi kemudian segera berlalu dari sana
Raman mulai memikirkan permintaan Niddhi “Raman, apakah kamu sedang memikirkan tentang kesepakatan yang diminta Niddhi tadi ? Dia itu penipu, tidak usah pikirkan hal ini” Raman langsung menyalahkan Ishita lagi dan berkata “Aku yang akan memutuskan tentang Ruhi !”, “Raman benar, kita harus memberikan uang itu dan mengambil Ruhi, kita akan mengambil keputusan ini, kita ini kan orang tua Ruhi yang sebenarnya, maafkan aku, aku tidak bermaksud seperti itu” sela Shagun “Aku tahu kalau Ruhi sangat berarti untuk Ishita tapi ini sudah 7 tahun, kehidupan Ruhi sendiri banyak mengalami masalah, Niddhi juga akan kehilangan Ruhaan dan uangnya, jadi kita harus berhati hati dan kita harus melakukan ,,,” Raman menyela ucapan Shagun
“Apa yang Niddhi inginkan, kita akan memberikan uangnya dan mengembalikan kembali putriku ke rumah ini, aku tidak akan bertanya pada siapapun !” para sesepuh tertegun dan menatap ke arah Raman, rupanya saat itu Niddhi belum pergi, dia mendengar semua pembicaraan ini dan bergegas berlalu dari sana, sementara Ishita merasa bimbang “Niddhi itu sangat pintar, Raman bisa saja terjebak karenanya” bathin Ishita
Raman sedang membuat sebuah surat resmi bareng pengacaranya, Mihir juga ada disana dan berkata “Raman, rasanya tidak mungkin kita bisa menyediakan uang sebanyak itu” Raman langsung menyela ucapan Mihir “Aku hanya ingin putriku kembali, Mihir” rupanya Raman menjual obligasinya, saat itu Ishita datang kesana “Raman, cobalah untuk mengerti, dengan begini kita harus menjual perusahaan kita”, “Aku kira putriku sudah meninggal 7 tahun yang lalu, sekarang aku bisa menyiapkan apapun untuk mengembalikannya kembali, aku bisa menggadaikan kekayaanku, Mihir !” Ishita terpana sambil menatap kearah Raman,
Kemudian Ishita memberikan minuman teh untuk mereka “Aku sedang menyiapkan uangnya, aku tidak ingin mendengar apapun”, “Kita bisa meminta bantuan keuangan pada Mani” sela Ishita “Ada masalah apa denganmu, Ishita ? Kamu tahu tentang Mani kan ? Dulu aku mau membeli perusahaannya, jangan marah dulu, Ruhi adalah putriku, biar aku yang mengurusnya” Mihir memberikan kode ke Ishita, akhirnya Ishita pun pergi meninggalkan mereka
Malam harinya, nyonya dan tuan Bhalla sedang membacakan cerita tentang Khrisna untuk Pihu “Aku tahu semuanya” Pihu kemudian bercerita tentang Yashoda yang bukan ibu kandung Khrisna tapi dia sangat menyayangi Dewa Khrisna, lalu ketika Pihu hendak menemui Raman, mereka mencegah Pihu untuk menemui Raman “Pihu, ayahmu sedang bekerja sangat keras saat ini untuk mengembalikan Ruhi kembali kesini, tidurlah bareng kakek dan nenek” kemudian nyonya Bhalla meminta Pihu untuk menyikat giginya terlebih dulu, Pihu pun bergegas ke kamar mandi
Ishita sedang ngobrol dengan Neelu “Neelu, biar aku saja yang membawa susu ini untuk ibu”, “Tapi kamu kan juga sangat capek, nyonya Ishita ,,, biar aku saja” namun Ishita bersikeras dan menyuruh Neelu membersihkan dapur saja, saat itu nyonya Bhalla ke dapur, mau mengambil air putih dan berkata “Ishita, apa kamu ini sudah gila ?”, “Ada apa, ibu ? Aku hanya mau membawakan susu ini untuk ibu, aku akan membawakan air putih juga, sudah kembalilah ke kamar dan istirahatlah” pinta Ishita
“Ishita, aku bisa melihat dari wajamu, apa yang sedang kamu pikirkan, nak ? Kita ini masih sama, kalau ada sesuatu yang mengganjal hatimu, ceritakan saja padaku, nanti biar aku yang bilang ke Raman” Ishita menggeleng “Tidak, ibu ,,, aku masih bisa mengatasinya”, “Ishita, dulu kamu menikah demi Ruhi, kenapa kamu tidak masuk saja ke kamar Raman demi Ruhi juga ? Kalian berdua ini seharusnya terlihat normal dan biasa biasa saja, aku tahu kalau hal ini tidak mudah, tapi harimau betinaku pasti akan melakukan hal ini” sahut nyonya Bhalla
Ishita akhirnya masuk ke kamar Raman dan berfikir untuk segera ganti baju dan tidur sebelum Raman masuk ke dalam kamar, Ishita kemudian ganti baju dan tidur di sofa sama seperti dulu ketika baru menikah dengan Raman, tak lama kemudian Raman masuk ke dalam kamar dan dilihatnya Ishita sudah tertidur, tiba tiba pinggangnya sakit lagi, Raman pun terduduk menahan sakit, saat itu Ishita melirik ke arahnya, Raman lalu mematikan lampu dan mulai beristirahat sambil menonton pertandingan cricket di televisi, Ishita merasa terganggu oleh suaranya
“Raman, bisakah volume tivinya dikecilkan ? Apakah kebiasaanmu menonton tivi di malam hari tidak hilang juga ?”, “Tidak bisa hilang, karena ada seseorang yang meninggalkan aku tujuh tahun yang lalu” balas Raman “Ketika aku sendirian dan menangis selama berjam jam di kamar ini, tivi dan pertandingan cricket inilah yang menemaniku, ketika aku tidak mempunyai seorang teman dan tidak mempunyai siapapun untuk berbagi duka, merekalah yang ada untukku, aku jadi suka dengan kebiasaanku ini” Ishita terharu
“Maafkan aku, Raman”, “Jangan buang percuma permintaan maafmu itu, aku tidak peduli, aku hanya ingin putriku kembali, kita melakukan hal ini untuk Ruhi, jangan berharap apapun, ketika semuanya hancur, hal itu sangat menyakitkan, selamat malam” kedua bola mata mereka berdua sama sama berkaca kaca, kemudian Ishitapun tertidur
Keesokan harinya, Shagun hendak membangunkan Pihu, tapi Pihu tidak ada, dicari carinya Pihu dan dilihatnya Ishita sedang mengajari Pihu membuat makanan dosa, Shagun teringat pada ucapan Ishita, kemudian Shagun meminta Pihu ikut dengannya dan bersiap siap berangkat sekolah “Mama, aku sedang belajar membuat dosa sama bibi Ishita”, “Sudah, Shagun ,,, biar Pihu disini dulu, aku ada disini, dia tidak akan terkena kompor panas” pinta Ishita, saat itu Mihika datang dan memberikan makanan stick untuk membuat sambar, Pihu terlihat begitu terikat dengan Ishita, Shagun merasa posisinya tidak aman dirumah itu SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 823 by. Sally Diandra
Saat itu Raman masuk juga ke kamar dan berkata “Ishita, masukan barang barangmu ke dalam lemari, tidak perlu ditaruh di dalam koper terus” Shagun segera berlalu dari sana meninggalkan mereka berdua “Ishita, Shagun dan aku tinggal bersama hanya untuk Pihu saja”, “Raman, tidak usah menjelaskan semuanya” pinta Ishita “Kamu bisa menata kamar ini seperti sebelumnya, kamu juga bisa tidur di tas tempat tidur” Ishita mengangguk mengiyakan
Tak lama kemudian Niddhi datang ke rumah keluarga Bhalla sambil berteriak memanggil Raman “Raman Bhalla !” semua orang kaget dan datang ke ruang tamu dimana Niddhi berada “Keluar kamu, Niddhi !” bentak Raman kesal, Niddhi melihat ke arah Ishita yang ternyata sudah ada disana “Oooh jadi kamu masuk ke rumah ini lagi ? Apa perlunya masuk ke rumah ini ?” ejek Niddhi sinis
“Aku baru tahu kalau bu hakim memberikan kalian waktu 30 hari untuk memenangkan hati Ruhi, iya kan ?”, “Pergi kamu dari sini, Niddhi !” sela Raman marah “Kendalikan amarahmu, Raman ,,, aku punya kesepakatan, jika kamu ingin aku memberikan kesepakatan ini maka aku ingin sejumlah uang 15 crores dari kamu !” semua orang yang ada disana terkejut dan tidak percaya begitu mendengar ucapan Niddhi
“Tarik kembali kasus ini, maka aku akan mengembalikan Ruhi”, “Tidak perlu untuk omong kosong seperti ini, kami akan berusaha sendiri untuk mendapatkan putri kami kembali !” sela Ishita “Hentikan sandiwaramu ini, Ishita ,,, di hari kamu kalah nanti maka harimu akan berakhir, kalau kamu mengira Ruhi akan datang ke rumah ini, kamu salah besar ! Ruhi sudah tahu yang sebenarnya, berikan saja uangnya padaku, dengan begitu aku bisa pergi dari kehidupan Ruhi, kalau tidak dia tidak akan mau menerima siapapun dari keluarga Bhalla, putuskan hal itu dan katakan padaku nanti !” Niddhi kemudian segera berlalu dari sana
Raman mulai memikirkan permintaan Niddhi “Raman, apakah kamu sedang memikirkan tentang kesepakatan yang diminta Niddhi tadi ? Dia itu penipu, tidak usah pikirkan hal ini” Raman langsung menyalahkan Ishita lagi dan berkata “Aku yang akan memutuskan tentang Ruhi !”, “Raman benar, kita harus memberikan uang itu dan mengambil Ruhi, kita akan mengambil keputusan ini, kita ini kan orang tua Ruhi yang sebenarnya, maafkan aku, aku tidak bermaksud seperti itu” sela Shagun “Aku tahu kalau Ruhi sangat berarti untuk Ishita tapi ini sudah 7 tahun, kehidupan Ruhi sendiri banyak mengalami masalah, Niddhi juga akan kehilangan Ruhaan dan uangnya, jadi kita harus berhati hati dan kita harus melakukan ,,,” Raman menyela ucapan Shagun
“Apa yang Niddhi inginkan, kita akan memberikan uangnya dan mengembalikan kembali putriku ke rumah ini, aku tidak akan bertanya pada siapapun !” para sesepuh tertegun dan menatap ke arah Raman, rupanya saat itu Niddhi belum pergi, dia mendengar semua pembicaraan ini dan bergegas berlalu dari sana, sementara Ishita merasa bimbang “Niddhi itu sangat pintar, Raman bisa saja terjebak karenanya” bathin Ishita
Raman sedang membuat sebuah surat resmi bareng pengacaranya, Mihir juga ada disana dan berkata “Raman, rasanya tidak mungkin kita bisa menyediakan uang sebanyak itu” Raman langsung menyela ucapan Mihir “Aku hanya ingin putriku kembali, Mihir” rupanya Raman menjual obligasinya, saat itu Ishita datang kesana “Raman, cobalah untuk mengerti, dengan begini kita harus menjual perusahaan kita”, “Aku kira putriku sudah meninggal 7 tahun yang lalu, sekarang aku bisa menyiapkan apapun untuk mengembalikannya kembali, aku bisa menggadaikan kekayaanku, Mihir !” Ishita terpana sambil menatap kearah Raman,
Kemudian Ishita memberikan minuman teh untuk mereka “Aku sedang menyiapkan uangnya, aku tidak ingin mendengar apapun”, “Kita bisa meminta bantuan keuangan pada Mani” sela Ishita “Ada masalah apa denganmu, Ishita ? Kamu tahu tentang Mani kan ? Dulu aku mau membeli perusahaannya, jangan marah dulu, Ruhi adalah putriku, biar aku yang mengurusnya” Mihir memberikan kode ke Ishita, akhirnya Ishita pun pergi meninggalkan mereka
Malam harinya, nyonya dan tuan Bhalla sedang membacakan cerita tentang Khrisna untuk Pihu “Aku tahu semuanya” Pihu kemudian bercerita tentang Yashoda yang bukan ibu kandung Khrisna tapi dia sangat menyayangi Dewa Khrisna, lalu ketika Pihu hendak menemui Raman, mereka mencegah Pihu untuk menemui Raman “Pihu, ayahmu sedang bekerja sangat keras saat ini untuk mengembalikan Ruhi kembali kesini, tidurlah bareng kakek dan nenek” kemudian nyonya Bhalla meminta Pihu untuk menyikat giginya terlebih dulu, Pihu pun bergegas ke kamar mandi
Ishita sedang ngobrol dengan Neelu “Neelu, biar aku saja yang membawa susu ini untuk ibu”, “Tapi kamu kan juga sangat capek, nyonya Ishita ,,, biar aku saja” namun Ishita bersikeras dan menyuruh Neelu membersihkan dapur saja, saat itu nyonya Bhalla ke dapur, mau mengambil air putih dan berkata “Ishita, apa kamu ini sudah gila ?”, “Ada apa, ibu ? Aku hanya mau membawakan susu ini untuk ibu, aku akan membawakan air putih juga, sudah kembalilah ke kamar dan istirahatlah” pinta Ishita
“Ishita, aku bisa melihat dari wajamu, apa yang sedang kamu pikirkan, nak ? Kita ini masih sama, kalau ada sesuatu yang mengganjal hatimu, ceritakan saja padaku, nanti biar aku yang bilang ke Raman” Ishita menggeleng “Tidak, ibu ,,, aku masih bisa mengatasinya”, “Ishita, dulu kamu menikah demi Ruhi, kenapa kamu tidak masuk saja ke kamar Raman demi Ruhi juga ? Kalian berdua ini seharusnya terlihat normal dan biasa biasa saja, aku tahu kalau hal ini tidak mudah, tapi harimau betinaku pasti akan melakukan hal ini” sahut nyonya Bhalla
Ishita akhirnya masuk ke kamar Raman dan berfikir untuk segera ganti baju dan tidur sebelum Raman masuk ke dalam kamar, Ishita kemudian ganti baju dan tidur di sofa sama seperti dulu ketika baru menikah dengan Raman, tak lama kemudian Raman masuk ke dalam kamar dan dilihatnya Ishita sudah tertidur, tiba tiba pinggangnya sakit lagi, Raman pun terduduk menahan sakit, saat itu Ishita melirik ke arahnya, Raman lalu mematikan lampu dan mulai beristirahat sambil menonton pertandingan cricket di televisi, Ishita merasa terganggu oleh suaranya
“Raman, bisakah volume tivinya dikecilkan ? Apakah kebiasaanmu menonton tivi di malam hari tidak hilang juga ?”, “Tidak bisa hilang, karena ada seseorang yang meninggalkan aku tujuh tahun yang lalu” balas Raman “Ketika aku sendirian dan menangis selama berjam jam di kamar ini, tivi dan pertandingan cricket inilah yang menemaniku, ketika aku tidak mempunyai seorang teman dan tidak mempunyai siapapun untuk berbagi duka, merekalah yang ada untukku, aku jadi suka dengan kebiasaanku ini” Ishita terharu
“Maafkan aku, Raman”, “Jangan buang percuma permintaan maafmu itu, aku tidak peduli, aku hanya ingin putriku kembali, kita melakukan hal ini untuk Ruhi, jangan berharap apapun, ketika semuanya hancur, hal itu sangat menyakitkan, selamat malam” kedua bola mata mereka berdua sama sama berkaca kaca, kemudian Ishitapun tertidur
Keesokan harinya, Shagun hendak membangunkan Pihu, tapi Pihu tidak ada, dicari carinya Pihu dan dilihatnya Ishita sedang mengajari Pihu membuat makanan dosa, Shagun teringat pada ucapan Ishita, kemudian Shagun meminta Pihu ikut dengannya dan bersiap siap berangkat sekolah “Mama, aku sedang belajar membuat dosa sama bibi Ishita”, “Sudah, Shagun ,,, biar Pihu disini dulu, aku ada disini, dia tidak akan terkena kompor panas” pinta Ishita, saat itu Mihika datang dan memberikan makanan stick untuk membuat sambar, Pihu terlihat begitu terikat dengan Ishita, Shagun merasa posisinya tidak aman dirumah itu SINOPSIS MOHABBATEIN SEASON 2 episode 823 by. Sally Diandra