SINOPSIS MOHABBATEIN episode 506 “KELUARGA RAMAN PINDAH” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 506 “KELUARGA RAMAN PINDAH” by. Sally Diandra Ishita mengembalikan seluruh pakaian bekas milik Vandu “Ada masalah apa, Ishu ? Apakah Sarika menolak untuk menggunakannya ?”, “Tidak ada apa apa, kak ,,, dia sudah punya banyak baju bayi dan baju baju ini akan percuma saja tidak dipakai” ujar Ishita “Ya sudah makan dulu”, “Kakak, aku harus pergi ke klinik” Ishita berusaha menolak namun Vandu bersikeras, Bala lalu berkata pada Ishita “Ishu, kenapa Romi begitu marah seperti itu tadi ? Ada masalah apa ?”, “Aku juga tidak tahu, kak ,,, kenapa saudaranya Raman bereaksi seperti itu” ujar Ishita “Ya sudah makanlah dulu” pinta Bala, 

Sementara itu Rinki bertanya pada Mihir “Mihir, apa kejutannya ?”, “Rinki, aku akan pergi ke Amerika selama 1 bulan dan kamu boleh melakukan belanja apa saja” ujar Mihir senang “Apakah kamu mendapatkan pekerjaan baru disana ?” tanya Rinki “Tidak lagi, Rinki ! Aku pergi ke Amerika untuk presentasi kembali proyek baru kami lagi, aku benar benar sangat bersemangat sekali, Rinki ,,, kamu pasti tidak bisa mengerti”, “Apakah kak Raman yang mengirimmu kesana ? Jauh dari perusahaanmu, kak Raman memang terlalu berlebihan !” ujar Rinki kesal “Apakah kamu sudah gila ? Siapa yang sudah mempengaruhi kamu dengan pikiran negatif tentang Raman dan Ishita ? Biarkan aku mendapatkan apa yang aku inginkan, kamu akan mendapatkan semuanya” hibur Mihir 

“Setelah melihat semua ini, kamu masih saja menghormati orang itu !” bentak Rinki, saat itu Raman datang ke sana dan mendengar pembicaraan mereka, Rinki lalu pergi meninggalkan Mihir, Mihir merasa tidak enak dengan Raman “Raman, aku benar benar minta maaf untuk siakapnya”, Tidak apa apa, Mihir ,,, aku kenal Rinki, aku tidak peduli apa yang dipikirkannya, dia pasti akan mengerti, coba kamu cek file ini” ujar Raman kemudian berlalu dari sana, Mihir bergumam pada dirinya sendiri “Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Rinki ? Aku akan memesan sebuah tempat untuk membuatnya diam” gumam Mihir 

Dirumah keluarga Bhalla, Vinni datang kesana untuk menemui Adi lalu menghampiri Rohit, Adi dan Vinni duduk di dekat Rohit sambil bermain main, tiba tiba Rohit menangis keras, Sarika datang kesana dan merasa khawatir “Ada apa ? Kenapa Rohit menangis begitu keras ?” tanya Sarika sambil melihat ada bekas merah ditangan Rohit “Bibi Sarika, maafkan aku, ini terjadi karena kesalahanku” ujar Adi menyesal, saat itu Raman pulang dan melihat Sarika sedang memarahi Adi, Sarika langsung menampar Adi, Adi kaget, Vinni juga hanya bisa menatapnya, Raman langsung bertanya “Sarika, ada apa ini ?”, “Apakah kamu tidak tahu apa yang dia lakukan pada anakku ?” tanya Sarika kesal, 

Simmi segera mengajak Adi dan Vinni pergi dari sana “Sebuah cakaran ada ditangan Rohit”, “Lalu apakah gara gara ini kamu menampar Adi ? Perbaiki caramu, Sarika” Romi kebetulan datang dan mulai bertengkar dengan Raman, Sarika menangis dan meminta Romi untuk tidak bertengkar karena Raman tidak ingin dirinya menjadi bagian dalam keluarga Bhalla “Kak Raman tidak pernah menyukai aku”, “Apa yang terjadi padamu ?” tanya Raman “Apakah aku berbohong ? Ini benar ! Kak Raman dulu menawari aku uang untuk membuat aku pergi menjauh dari Romi” Raman tertegun dengan ucapan Sarika “Tapi situasinya berbeda sekarang, Sarika !”, “Sudah, Sarika ,,, tidak usah menangis, Sarika dan Rohit adalah keluargaku, aku akan berjuang untuk keluargaku kalau kak Raman melakukan hal yang sama, kenapa semua orang menangis karena kak Raman ?” sela Romi 

“Karena tidak ada seorangpun yang menyadari kesalahan mereka !” tuan Bhalla menyela pembicaraan mereka “Ada masalah apa lagi sekarang ?”, “Tanyakan saja pada kak Raman, ayah” sahut Romi “Ayah ,,, “ tuan Bhalla langsung menghentikan ucapan Raman dan berkata “Kamu harus bicara dengan sopan pada Sarika, Raman”, “Baiklah, jika Sarika adalah menantu dirumah ini maka Ishita bukan menantu karena aku ini bukan anakmu, buatlah rumah ini menjadi damai, aku akan meninggalkan rumah ini, aku sudah mendengar banyak hal dari semua orang, Ishita bisa tinggal disini tapi aku tidak !” Ishita segera mengejar Raman, sementara Ruhi hanya bisa menangis menatap ke arah ayahnya yang pergi dari sana 

Vandu dan Bala meminta pada Appa untuk bicara dengan Raman sekali saja “Ayah, Raman pasti akan mendengarkan ayah” Appa mengangguk, Raman sedang mengemasi barang barangnya “Raman, aku akan meminta maaf pada semua orang”, “Ayah tidak mau mendengarkan aku, Ishita ,,, apa yang telah Sarika lakukan untuk kita sehingga ayah malah mendukungnya ? Ayah telah mengabaikan aku dan kamu, aku tidak akan tinggal disini, ini bukan keluargaku” ujar Raman, Adi menghampiri Raman sambil menangis dan berkata “Ayah, aku tidak sengaja menyakiti Rohit tadi, aku akan meminta maaf pada bibi Sarika, jangan pergi ayah”, “Adi, ini bukan karena kamu, pertengkaran kecil kadang terjadi disebuah rumah, semuanya akan baik baik saja” hibur Ishita 

“Apakah kita akan pergi ke suatu tempat ?”, “Adi, pergi ke kamarmu dan kemasi barang barangmu, minta adikmu, Ruhi untuk mengemasi barang barangnya, lalu kita pergi” ujar Raman “Raman, kalau kita meninggalkan rumah ini, Adi pasti akan merasa bersalah”, “Biarkan saja dia melihat kenyataan yang sebenarnya tentang keluarga ini, aku membawanya kesini untuk mendapatkan kasih sayang dari semua orang, cinta kita cukup untuk anak anak kita, kamu bisa tinggal disini kalau kamu mau, tapi kami akan pergi” Ishita menangis mendengar ucapan Raman yang ketus 

Akhirnya Raman, Ishita dan anak anak sudah siap dengan tas mereka, semua orang memperhatikan mereka, Simmi meminta ayahnya untuk mencegah kepergian Raman sambil menangis “Aku tidak memintanya untuk pergi meninggalkan rumah, dia pergi atas keinginannya sendiri, kenapa aku harus mencegahnya ?” tanya tuan Bhalla, Sarika juga meminta Romi untuk mencegah kepergian Raman sekeluarga “Romi, ini adalah kesalahanku, aku tadi telah menampar Adi” ujar Sarika, namun Romi juga tidak peduli “Aku juga tidak memintanya pergi, jangan katakan padaku, Sarika” ujar Romi, 

Saat itu Ishita dan anak anak menangis, Raman memimpin di depan, Simmi menghadangnya “Simmi, minggir !” ujar Raman, Appa datang kesana dan menghentikan mereka “Raman, aku tidak akan menjelaskan atau mengatakan apapun, ini sudah sangat malam, kemana kamu akan pergi bersama Ishita dan anak anak ? Datanglah kerumah kami, kamu bisa pindah nanti” pinta Appa “Ayah benar, Raman ,,, aku setuju denganmu tapi kita tinggal dulu dirumah ayah demi anak anak” sahut Ishita, akhirnya Raman setuju dan mereka lalu pindah ke rumah keluarga Iyer 

Neelu meminta Simmi untuk makan, tapi Simmi menolaknya sambil menangis, Neelu lalu meminta Romi untuk makan, Romi juga menolaknya, Neelu lalu menghampiri ke tuan Bhalla dan dia pun tidak menanggapi pertanyaan Neelu, Neelu mengira tuan Bhalla sudah tertidur ternyata tuan Bhalla sedang menangis sambil berkata “Rumah kita telah hancur”, “Tuan, tidak ada seorangpun dirumah ini yang mau makan, apa yang terjadi pada mereka ?” ujar Neelu, Ishita memanggil Neelu, Ishita ngobrol dengan Neelu “Neelu, jangan lupa berikan obat untuk ayah mertua yaa”, “Nyonya, tidak ada seorangpun dirumah ini yang mau makan, nyonya kembalilah kerumah” ujar Neelu “Neelu, aku tidak bisa bicara dengan tuan Raman saat ini, bilang saja sama nyonya Simmi untuk membuatkan susu untuk ayah, cobalah agar semua orang minum susu paling tidak, kalau mereka tidak mau makan” ujar Ishita, Neelu pun pergi, 

Ishita bergumam pada dirinya sendiri “Apa yang terjadi pada mereka ?” gumam Ishita Mihika sedang membawa anak anak masuk ke kamar, Ishita melihat Raman sedang bersedih “Laptopku tidak bisa bekerja” ujar Raman sedih, Ishita lalu menancapkan chargernya dan bertanya “Apakah kamu merindukan semua orang ?”, “Untuk apa aku merindukan mereka ? Apa artinya mereka untukku” ujar Raman sambil memegang tangan Ishita dan berkata “Ketika Shagun meninggalkan aku, aku sangat hancur dan aku menjadi baik kembali karena keluargaku masih bersamaku” ujar Raman yang membagikan kesedihannya dengan Ishita, Ishita memeluknya erat “Aku akan selalu bersamamu, Raman” ujar Ishita SINOPSIS MOHABBATEIN episode 507 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top