SINOPSIS MOHABBATEIN episode 462 “MULAI ADA TITIK TERANG” by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 462 “MULAI ADA TITIK TERANG” by. Sally Diandra Saat itu kedua bola mata Ishita berkaca kaca ketika melihat nyonya dan tuan Bhalla yang sedang menunjukkan kasih sayangnya pada Simmi dan mendoakan kebahagiaan Simmi, akhirnya hari pernikahan Simmi dan Subbu pun tiba, nyonya Bhalla menyiapkan semuanya, Ishita melihat semua orang nampak sibuk melakukan tugas mereka dalam mempersiapkan pernikahan ini dan mereka juga sangat bahagia, Ishita sedang memikirkan sesuatu karena dalam keluarganya hanya dirinya yang tidak yakin tentang Subbu “Aku tidak tahu, apakah pikiranku ini salah atau tidak ?” bathin Ishita sambil berdoa pada Dewa agar dirinya bisa ikut ambil bagian dalam kebahagiaan keluarganya, tiba tiba Ishita mendapat telfon dari seseorang “Kamu ? Bagaimana ,,, baik, bagaimana kalau kita bertemu sekarang ? Baiklah, aku akan datang” ujar Ishita, setelah menutup telfonnya, Ishita lalu bergumam “Bagaimana aku akan pergi sekarang ?” ujar Ishita cemas, 

Dilihatnya Raman ada disana, Ishita kemudian berkata “Raman, kalung rangkaian bunga ini salah”, “Itu tidak apa apa, Ishita ,,, tidak jadi masalah” ujar Raman “Raman, kamu tahu kan bagaimana ibunya Subbu, jika dia mengatakan sesuatu, maka itu tidak akan baik, aku akan membeli kalung rangkaian bunga yang lain, kalian langsung ke pengadilan saja, biar aku yang mengurusnya” ujar Ishita dan bergegas pergi dari sana 

Tak lama kemudian Ishita bertemu dengan ibunya Subbu “Bibi, kenapa bibi memanggil aku kesini ?”, “Ishita, aku mendengar pembicaraan kamu dengan Bala dan Vandu, aku tahu kalau hatimu itu sangat bersih dan kamu juga tidak mampu menyakiti orang lain” Ishita tertegun dengan ucapan ibunya Subbu “Kamu bertanya padaku tentang Subbu kan ? Subbu tidak mengatakan padaku tentang depresi Laksmi dan juga tentang terapinya di dokter psikiater, kenapa dia tidak mempercayai siapapun ? Kenapa dia tidak percaya diri dan mengatakannya padaku ? Aku kehilangan anakku dan hari ini kehidupan barunya akan segera dimulai, aku tidak ingin menjadi beban, lalu aku mencoba mencari informasi tentang apa yang terjadi padanya di London”, ”Apakah bibi tidak berfikir kalau hal ini sudah sangat terlambat ?” ibunya Bala menggeleng “Tidak, Ishita ,,, kita tidak tahu apa yang ada didalam hati Subbu, kenapa dia berbohong ? Kenapa dia sangat bersemangat sekali untuk menikah ?” ujar ibunya Bala, 

Saat itu Bala menelfon “Ibu sedang ada di kuil, pemujaan sudah selesai, ibu akan segera kesana” ujar ibunya Bala kemudian setelah selesai menelfon dengan anaknya, ibunya Bala memberitahu semua informasi secara detail pada Ishita tentang Subbu dan Laksmi waktu di London, masih ada waktu satu jam, segera cari tahu tentang hal ini, Ishita ,,, jangan katakan pada Subbu dan Bala kalau aku bertemu denganmu, terima kasih” ibunya Bala kemudian pergi meninggalkan Ishita yang semakin bertanya tanya, ketika ibunya Bala sudah pergi, Ishita mulai berfikir “Bagaimana caranya mendapatkan informasi ini ? Shaila Bua tinggal disana, aku bisa menghubunginya” gumam Ishita 

Saat itu semua orang sudah sampai di pengadilan, Raman memberitahu semua orang kalau Ishita sedang pergi membeli kalung rangkaian bunga “Tapi ibuku sedang istirahat dirumah, karena tekanan darahnya tinggi” sela Bala, sementara itu Rinki dan Subbu mulai menyindir Subbu seperti biasa, tiba tiba Subbu menghentikan mereka dan berkata “Pernikahan ini tidak bisa terjadi” semua orang tertegun mendengar ucapan Subbu “Apakah semuanya baik baik saja, Subbu ?”, “Sampai berkas berkas ini ditandatangani” Raman segera mengecek berkas yang dimaksud Subbu dan menatap kearahnya, tuan Bhalla merasa heran “Ada apa ?” Raman lalu meminta ayahnya untuk membaca “Bacalah, ayah” pinta Raman sambil memberikan berkas tersebut dan tersenyum lalu berkata “Subbu ingin mengadopsi Ananya dulu, baru kemudian menikahi Simmi” semua tersenyum bahagia mendengarnya “Aku adalah ayahnya Ananya dulu baru kemudian suaminya Simmi”, “Ya sudah, ayooo Simmi cepat tandatangani berkasnya” sela nyonya Bhalla yang sudah tidak sabaran ingin melihat putrinya ini menikah, Simmi kemudian menandatangani berkas tersebut 

Ditempat Ishita, Ishita sedang menelfon Shaila Bua “Saat ini mereka sudah membawa Simmi ke pengadilan untuk menikah hari ini”, “Apakah ibu mertuamu tidak memberitahu kamu ?” tanya Shaila “Mereka sedang sibuk menerima para tamu”, “Baiklah” sahut Shaila, Ishita lalu menceritakan tentang temannya dan memberikan informasi detail soal Subbu, ternyata Shaila kenal dengan Subbu dan Shaila baru tahu kalau Subbu akan menikah dengan Simmi, Shaila mulai panik dan meminta Ishita untuk menghentikan pernikahan mereka bagaimanapun caranya “Pernikahan ini tidak boleh terjadi, Ishita !”, “Apakah kamu kenal dengan Subbu ?” Ishita semakin penasaran 

“Laki laki ini tidak baik untuk Simmi, aku akan datang besok ke India dengan visa darurat, aku akan mengatakan pada semua orang dan mengungkap siapa mereka sebenarnya, dia itu laki laki yang berbahaya, dia adalah seorang penipu besar !” Ishita terkejut mendengar ucapan Shaila dan segera mengakhiri telfonnya, kemudian Ishita bergumam pada dirinya sendiri “Aku sudah merasakan kalau ada sesuatu yang tidak beres dengan Subbu, aku harus menghentikan pernikahan mereka” gumam Ishita cemas 

Di pengadilan, Subbu melirik ke arah Simmi dan teringat pada Laksmi yang sedang menangis, mereka semua sedang menunggu kedatangan Ishita, nyonya Bhalla mencoba menelfon Ishita, saat itu Ishita sedang dalam perjalanan dan ban mobilnya bocor, Raman juga menelfonnya “Ishita, kamu dimana ? Semua orang sudah menunggu kamu disini !” ujar Raman kesal “Raman, kali ini kamu harus setuju dengan apa yang aku katakan, jika kamu percaya padaku, jangan biarkan pernikahan ini terjadi, saat ini aku tidak bisa menjelaskannya tapi kamu harus menunggu aku” ujar Ishita, kemudian Ishita segera mencegat bajaj yang lewat, Raman merasa heran dan bergumam sendiri “Ishita tidak akan mengatakan hal seperti ini tanpa alasan yang kuat, pasti ada alasannya” gumam Raman, 

Subbu dan Simmi sedang menunggu giliran mereka untuk menikah di catatan sipil, saat itu Sujata menerima telfon dari seseorang dan bergegas pergi ke luar, Bala meminta pada seluruh keluarganya untuk berfoto bersama, sementara Sujata sangat kaget begitu mendengar kabar dari temannya itu dan berkata “Terima kasih untuk telfonnya” kemudian Sujata memanggil Subbu dan memintanya keluar sebentar, Raman juga sedang menunggu Ishita diluar, Bala menghampirinya “Raman, ayooo masuk ke dalam, dimana Ishita ?”, “Sebentar lagi dia akan datang” ujar Raman kemudian Raman memotret keluarganya dan bertanya pada Simmi “Simmi, dimana Subbu ?”, “Dia sedang keluar, kak” ujar Simmi Diluar, Sujata memberitahu Subbu kalau temannya yang di London menelfonnya dan memberitahu padanya kalau Shaila dan Ishita telah mengetahui tentang mereka “Aku tidak akan membiarkan mereka merusak rencanaku”, “Ayooo segera lakukan, Subbu ,,, segera nikahilah Simmi” ujar Sujata “Aku akan melakukan sesuatu” sahut Subbu geram, 

Saat itu Ishita sedang terjebak macet di jalan, Subbu menyuap salah satu OB untuk mendapatkan nomer antrian yang paling cepat, agar tidak usah menunggu lama, Ishita kembali dalam perjalanan, Raman sendiri sedang memperhatikan seluruh keluarganya dan teringat pada ucapan Ishita, saat itu giliran Simmi dan Subbu yang dipanggil, Raman langsung menyela “Tunggu, 15 menit lagi kan jam 11” Bala menimpali “Raman, ini kantor pemerintah, waktu terbaiknya adalah ketika giliranmu dipanggil” namun Raman kembali mencegah mereka “Raman, apa yang terjadi ?” tanya Bala heran “Ishita hampir sampai disini, dia membawa kalung rangkaian bunga ala Tamil, lebih baik kita tunggu saja dia” pinta Raman 

“Raman, kita bisa melakukan ritualnya nanti, tanda tangan mereka diperlukan saat ini, lalu kita akan saling menukarkan kalung bunga itu ketika Ishita datang” Simmi lalu menyela ucapan Sujata “Ini bukan tentang kalung bunga tapi Ishita seharusnya berada disini bersama kita” ujar Simmi, akhirnya nyonya Bhalla dan Simmi setuju untuk menunggu Ishita tapi Sujata kembali menyela “Tapi kita seharusnya tidak terlambat bukan ?” Subbu juga menyela “Iyaaa memang kita seharusnya tidak terlambat” ujar Subbu sambil mengambil dokumen itu untuk ditanda tangani SINOPSIS MOHABBATEIN episode 463 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top