SINOPSIS MOHABBATEIN episode 241 by. Sally Diandra “RAMAN YANG BIJAK”

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 241 by. Sally Diandra “RAMAN YANG BIJAK” Semua orang akhirnya pulang ke rumah dengan perasaan sedih, Raman menemui keluarga Iyer, Raman mencoba menjelaskan pada Amma, Soumya dan Appa “Raman, bagaimana ini bisa terjadi ? Sepertinya semua hal buruk terjadi pada Mihir, hatinya pasti sangat sedih” ujar Amma “Selama ini dia menyimpan rasa marah ini didalam hatinya yang tidak pernah dia keluarkan”, “Tapi kepercayaan Ishita dan Mihika semakin kuat, kamu dan Mihir selalu siap melakukan apa saja satu sama lain” Amma menimpali ucapan Raman “Dia itu teman yang sangat setia, kamu sangat beruntung, Raman”, “Apakah kalian tidak mempunyai masalah dengan hubungan ini ?” Soumya langsung menyela “Tidak, Raman ,,, kenapa kamu berfikiran seperti itu ?”, “Shagun memang telah menciptakan sebuah masalah besar dan kami merasa kami seharusnya pulang saja karena itu adalah masalah keluarganya Mihir, Mihir pasti akan merasa tidak nyaman kalau kami berada disana” sahut Appa 

“Mihika sangat beruntung karena Mihir telah meninggalkan hubungan yang salah demi etikanya”, “Iyaa, Raman ,,, Mihir itu menantu kami” Amma menimpali ucapan Soumya, Raman terharu mendengarnya “Terima kasih, ayah, ibu dan bibi” ujar Raman haru, saat itu keluarga Bhala juga ikut bergabung dengan mereka, nyonya Bhalla memuji Amma karena Amma telah membuktikan kalau dirinya itu memang punya hati “Jadi pernikahan Mihika dan Mihir akan menggunakan gaya Tamil” ujar Amma senang, Mihir datang juga kesana dan mendengar pembicaraan mereka, Mihir merasa sedih dan bergegas pergi ke rumah keluarga Bhalla, Ishita berusaha mengejar Mihir, sedangkan Soumya memberitahu mereka kalau upacara tilaknya diadakan bersama keluarga saja karena tamu tamu sudah pada pergi semua “Aku juga masih meminta pendeta untuk tetap disini, ayoo kita lakukan” sela Romi 

Di rumah keluarga Bhalla, Ishita mencoba ngobrol dengan Mihir di balkon rumah “Ishita, aku tidak bisa memaafkan Shagun, dia telah mengkhianati Raman dan aku juga, dulu dia sering pergi menemui Ashok dan aku yang biasanya melindunginya, demi dia, aku juga mengkhianati Raman dan awalnya aku tidak tahu, waktu itu usiaku baru 16 tahun ketika Raman menikah dengan Shagun dan ayahku sudah meninggal, Raman menganggap aku sebagai adiknya dengan kasih sayang yang berlimpah, aku merasa aku mendapatkan seorang kakak laki laki sekaligus ayah, dia menyekolahkan aku dan mengirim aku ke luar negeri seperti layaknya seorang ayah lakukan pada anaknya, padahal saat itu dia tidak mempunyai apa apa tapi dia menghabiskan semua uangnya untukku, Shagun dan ibuku” Ishita hanya terdiam mendengarkan cerita Mihir 

“Raman juga yang mendorong ibuku untuk belajar memasak dan menerbitkan buku masakannya setelah dia mahir tapi Shagun meninggalkan Raman demi Ashok, dan aku berterima kasih pada Tuhan karena kamu hadir dalam hidup Raman” Ishita terharu mendengarnya “Mihir, bagaimanapun juga kamu harus bisa memaafkan Shagun karena Raman sudah merubah kehidupannya saat ini dan kamu masih saja disini, jika kalian berdua bersatu kembali, mungkin kasih sayang diantara kalian tidak sama seperti dulu, tapi paling tidak kebencian dan perasaan sakit didalam dada bisa lenyap secara perlahan” hibur Ishita, saat itu Mihika memanggil Ishita untuk pulang kerumah sebentar “Okee, aku akan segera datang !” ujar Ishita sambil berbalik ke arah belakang dan dilihatnya Raman sedang berdiri disana mendengar semua pembicaraannya dengan Mihir barusan, Ishita bergegas pergi dari sana 

Raman segera menghampiri Mihir yang masih berdiri di atas balkon dengan perasaan sedih “Mihir, kamu baik baik saja ?” Mihir mengangguk “Mihir, apa yang Ishita katakan tadi memang benar, rasanya baik juga untuk membuat semuanya kembali membaik, sampai kapan kita akan menghancurkan masa depan kita hanya karena masa lalu kita”, “Shagun ingin menikah dengan Ashok” sela Mihir “Apa masalahnya ?”, “Aku tidak bisa melakukan hal ini, Raman ,,, dia akan menikah dengan Ashok yang selalu menyakiti kamu” Raman mengangguk “Mihir, aku percaya dengan takdir, apa yang akan terjadi adalah takdirku, aku bahagia hari ini, lihat aku ,,, aku sudah menikah, aku mempunyai istri dan anak anak, biarkan dia bebas dari rasa kebencianmu, lupakanlah semuanya, rasa kebencian kita tidak bisa mengelak kalau dia adalah ibu dari anak anakku” Mihir hanya terdiam mendengar semua ucapan Raman 

“Shagun adalah ibu dari anak anakku, jangan sebut dia dengan nama nama yang buruk karena hal ini akan berimbas pada anak anakku dan kehidupanku, pikirkanlah itu, dia bermasalah dengan kehidupannya sendiri dan melampiaskan semua rasa frustasinya pada kita, dia ingin menghentikan pernikahanmu untuk membuat dirinya sendiri bisa menikah dengan Ashok, aku mohon ,,, akhiri masalah ini, kamu akan memulai membangun sebuah keluarga, aku sudah memulainya dan Shagun juga mempunyai hak juga, kamu harus memberikan haknya maka dia akan memberikan hak pada kita untuk hidup dengan damai, aku mohon, Mihir ,,, demi aku, berikan haknya pada Shagun” Mihir menggeleng “Tidak, tidak, Raman”, “Aku tahu kalau ini adalah keputusan yang sangat sulit tapi aku tahu kalau kamu sangat menyayangi aku dan tidak akan menyetujuinya, terima kasih” Mihir dan Raman menangis dan saling berpelukkan satu sama lain 

Tanpa mereka sadari ternyata Ishita mendengar pembicaraan mereka, Ishita tersenyum penuh haru “Aku sangat menghormati Raman, dia bukan lagi Ravan Kumar, dia juga bukan Ramannya Shagun tapi Ramanku sekarang” bathin Ishita sambil tersenyum senang, saat itu Raman berbalik ke belakang dan melihat Ishita berdiri disana sambil tersenyum kearahnya, Raman berbalik lagi ke arah Mihir “Mihir, berhentilah menangis, jika kamu terus menerus menangis, nanti apa yang akan dilakukan oleh Mihika ?” tanya Raman sambil tersenyum 

“Kalian sudah selesai ? Ayoo kemarilah, upacara tilaknya akan segera dilakukan dan aku juga akan melakukan semua ritualnya karena aku ini kakaknya Mihir” ujar Ishita “Apakah kamu tidak akan menyuruh orang lain menjadi kakaknya Mihir ?” sindir Raman sambil tersenyum Akhirnya upacara tilak untuk Mihika dan Mihir telah selesai dilakukan dengan perasaan penuh bahagia bersama keluarga besar mereka, Mihika dan Mihir saling berpegangan tangan, sedangkan Raman dan Ishita saling menatap satu sama lain, Raman merasa bingung “Ada apa ?” Ishita menggeleng dan memberikan kode tidak ada apa apa dengan perasaan canggung sambil tersenyum SINOPSIS MOHABBATEIN episode 242 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top